I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

1. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai peningkatan dan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

TINJAUAN PUSTAKA. emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri diikuti oleh kenaikan harga barang-barang dan jasa yang lain di

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. turunnya daya beli masyarakat tetapi juga karena tingginya inflasi.

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. secara parsial jumlah nominal deposito ib hasanah di PT. Bank BNI Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

I. PENDAHULUAN. Permintaan pinjaman bank atau kredit di Indonesia senantiasa mengalami

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri menyebabkan perubahan tata perekonomian dalam negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan bank tersebut dimana dalam penilaian kesehatannya, Bank

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, tidak

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... HALAMAN MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut SK Menkeu RI No.791 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Lembaga keuangan terdiri dari dua macam yaitu bank dan non bank, bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi, dimana bank berperan dalam kebijakan moneter, sumber dana dan transaksi pembayaran. Bank sebagai lembaga keuangan depositor menghimpun dana secara langsung dari masyarakat, dalam bentuk simpanan (deposits) yaitu giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), dan deposito berjangka (time deposit). Lembaga keuangan bank yang memiliki peran terbesar dalam dana pihak ketiga adalah bank umum, karena sumber dana bank umum lebih besar dibandingkan bank perkreditan rakyat. Sumber dana dari lembaga keuangan bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendapatan lebih, tentu akan memiliki tabungan karena pendapatanya tidak habis dikonsumsi. Sementara masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam pendapatan, akan sulit menyisihkan uangnya untuk ditabung. Menurut Muchtolifah (2007), peran pemerintah dalam pemerataan pendapat masyarakat sangat penting, karena dengan

2 peningkatan pendapatan akan meningkatkan pola konsumsi masyarakat dan juga jumlah tabungan pada bank umum. Menurut model Solow, seberapa banyak negara menabung dan investasi adalah determinan penting dari standar kehidupan pendudukan (Mankiw, 2006). Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari dana pihak ketiga yang memiliki peran dalam pembangunan perekonomian. Dana pihak ketiga di Lampung memiliki peran terbesar adalah tabungan, dan untuk daerah-daerah perekonomian yang maju masyarakat lebih menyukai menaruh di giro atau deposito UU No. 10 Tahun 1998 menjelaskan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat dipersamakan dengan itu (Dendawijaya, 2005). Tabungan berkaitan dengan teori Klasik dan teori Keynes, teori Keynes berpendapat tabungan berhubungan erat dengan pendapatan. Teori Klasik menjelaskan tingkat bunga berfungsi sebagai penyeimbang antara tabungan dan investasi tanpa melihat tingkat pendapatan, sehingga teori ini menggunakan suku bunga di bank sebagai alat penarik nasabah. Menurut Muchtolifah (2007), dalam proses pembentukan modal secara teoritis setiap anggota masyarakat memerlukan modal dalam meningkatkan produksinya. Modal tersebut dihimpun dari tabungan yang diperoleh dari surplus pendapatan setelah dikurangi untuk konsumsi sehari-hari. Perekonomian yang sedang berkembang dapat ditingkatkan melalui, meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pengoptimalan pengelolaan sumber daya alam. Modal dari

3 masyarakat akan berperan besar dalam peningkatan produktifitas dalam negeri, dana tabungan dipengaruhi oleh pendapatan dimana pemerintah yang memiliki peran dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat. Kewenangan yang diberikan pemerintah kepada daerah membuat daerah harus mandiri seperti dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Kebijakan negara dan daerah harus satu arah, walaupun dengan kondisi wilayah Indonesia yang berkepulauan tetap harus satu, sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Wilayah Lampung terletak di Pulau Sumatra, serta jalur penghubung antara Pulau Sumatra dengan Pulau Jawa. Kondisi yang strategis ini dapat digunakan sebagai kekuatan untuk mengembangkan wilayah Lampung. Jumlah dana tabungan pada bank umum di Pulau Sumatra yang memiliki jumlah sumber dana bank terbesar terletak di Provinsi Sumatra Utara, Provinsi Riau selanjutnya Provinsi Lampung. Jumlah tabungan pada bank umum di Lampung merupakan sumber dana terbesar bank, yang dihimpun secara langsung dari masyarakat, dibandingkan antara provinsi-provinsi lain yang berada di Pulau Sumatra, seperti wilayah Provinsi Sumatra Selatan, sumber dana terbesar giro dan deposito sedangkan untuk jumlah tabungan setiap tahunnya rata-rata mengalami penurunan. Menurut Bank Indonesia, kecenderungan meningkatnya BI rate berpengaruh terhadap pertumbuhan dana masyarakat yang terhimpun di perbankan. Peran Bank Indonesia berpengaruh dalam perputaran uang, ketika Bank Indonesia ingin menghimpun uang masyarakat, kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia adalah dengan meningkatkan suku bunga acuan dasar menarik minat

4 masyarakat untuk menabung. Suku bunga pada Tahun 2006 sampai 2014 cenderung menurun, tetapi jumlah tabungan pada bank umum meningkat, berbeda pada tahun sebelumnya, ketika suku bunga meningkat maka jumlah tabungan meningkat. Hal ini menjadi alasan mengapa penulis mengambil penelitian dari tahun 2006 dan ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan. Deskripsi tentang perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan pendapatan perkapita Lampung di rangkum dalam Gambar 1. 18 35 JT 16 14 12 10 8 6 4 2 30 25 20 15 10 5 PP 0 0 2006.03 2006.09 2007.03 2007.09 2008.03 2008.09 2009.03 2009.09 2010.03 2010.09 2011.03 2011.09 2012.03 2012.09 2013.03 2013.09 2014.03 2014.09 Sumber: Bank Indonesia, 2006.1-2014.4 Gambar 1. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Pendapatan Perkapita Lampung (Juta). Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa variabel terikat yang digunakan jumlah tabungan pada bank umum di Lampung, dan salah satu variabel bebas yang diteliti yaitu pendapatan perkapita Lampung. Tabungan adalah simpanan yang penarikan dana dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat dipersamakan dengan itu (Dendawijaya, 2005). Dana dihimpun melalui tabungan yang diperoleh

5 dari surplus pendapatan, tabungan yang ditingkatkan terus menerus dapat menjadi modal. Variabel bebas yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendapatan perkapita Lampung. Menurut Muchtolifah (2007), pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara, dimana pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tertentu. Kegiatan penyusunan data pendapatan perkaita merupakan evaluasi dalam bentuk ukuran kuatitatif yang memberikan gambaran masa lalu yang bermanfaat untuk menyusun strategi masa yang akan datang data ekonomi yang bersifat makro di Provinsi Lampung. Penelitian ini menganalisis apakah pendapatan perkapita Lampung menentukan jumlah tabungan, hal ini terbukti pada tahun 2008. Pada saat pendapatan perkapita Lampung periode 2008.I sebesar Rp 9,671 juta jumlah tabungan pada bank umum Rp 5,3 triliun, dan pada periode 2008.II jumlah tabungan pada bank umum meningkat hinga Rp 5,85 triliun pada saat pendapatan perkapita Lampung juga meningkat sebesar Rp 9,671 juta. Periode 2009.IV jumlah tabungan pada bank umum Rp 7,56 triliun pada saat pendapatan perkapita Lampung sebesar Rp12,402 juta dan pada periode 2010.I jumlah tabungan pada bank umum Rp 6,68 triliun jumlah ini menurun tetapi untuk pendapatan perkapita Lampung meningkat sebesar Rp 13,674 juta. Bank Indonesia (2014), melaporkan kinerja perbankan di Provinsi Lampung pada periode triwulan 2014.IV masih tumbuh cukup baik, hal ini tercerminkan dari total aset yang meningkat. Selanjutnya untuk periode 2014.IV jumlah tabungan

6 pada bank umum mencapai Rp 16,53 triliun dan pendapatan perkapita Lampung Rp 27,502 triliun, dan dari penjelasan gambar, dapat disimpulkan jumlah tabungan pada bank umum dan Pendapatan perkapita Lampung dari periode 2006.I-2014.IV jumlahnya mengalami peningkatan. Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga tabungan pada bank umum. Menurut Wahyuningsih (2002), peningkatan suku bunga akan meningkatkan tabungan dan menurunkan investasi. Peningkatan suku bunga membuat investor meninggalkan investasi dengan tingkat pengembalian tinggi, sehingga pengendalian tingkat suku bunga harus dijaga. Proses ini akan terus berlangsung sampai tingkat bunga keseimbangan tercapai, yaitu tingkat bunga yang menjamin kesimbangan antara tabungan dan investasi. Perubahan laju suku bunga tabungan pada bank umum yang fluktuatif akan berdampak pada jumlah tabungan pada bank umum. Hal ini dikarenakan perubahan suku bunga tabungan pada bank umum yang tinggi akan membuat nasabah tertarik menyimpan uangnya di bank. Dapat disimpulkan bahwa suku bunga tabungan pada bank umum mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan suku bunga tabungan pada bank umum Lampung dirangkum dalam Gambar 2.

7 JT 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 2006.03 2006.09 2007.03 2007.09 2008.03 2008.09 2009.03 2009.09 2010.03 2010.09 2011.03 2011.09 2012.03 2012.09 2013.03 2013.09 2014.03 2014.09 6 5 4 3 SBT 2 1 0 Sumber:Bank Indonesia, 2006.1-2014.4 Gambar 2. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Suku Bunga Tabungan (Persen). Pergerakan jumlah tabungan pada bank umum dan suku bunga tabungan pada bank umum mengalami perubahan setiap bulannya. Periode 2006.I suku bunga tabungan mencarapi 4,90%. Selanjutnya periode tahun 2007 suku bunga tabungan pada bank umum triwulan pertama mengalami penurunan 4,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,38%. Pada 2008.IV mengalami peningkatan yang cukup signifikan mencapai 3,33%, dari data suku bunga tabungan pada bank umum dapat dilihat krisis global tidak mempengaruhi tingkat suku bunga tabungan pada bank umum walaupun membuat perekonomian mengalami guncangan. Menurut teori Klasik suku bunga pada bank umum menentukan jumlah tabungan, hal ini terbukti pada tahun 2010. Saat suku bunga tabungan pada bank umum periode 2010.III sebesar 2,91% jumlah tabungan pada bank umum Rp 7,91 triliun, dan pada periode 2010.IV jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan

8 hinga Rp 9,1 triliun, karena suku bunga tabungan pada bank umum mengalami kenaikan pula sebesar 3,92%. Tetapi pada periode 2011.I teori Klasik tidak terbukti, pada periode 2011.II saat suku bunga tabungan pada bank umum sebesar 2,64% jumlah tabungan Rp 9,36 triliun, dan pada periode 2011.III jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 9,94 triliun, karena suku bunga tabungan pada bank umum meningkat sebesar 2,47%. Penjelasan ini menujukan jumlah tabungan di bank umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh suku bunga tabungan pada bank umum. Pada periode 2006.I sampai dengan 2014.IV tingkat suku bunga tabungan pada bank umum cenderung mengalami penurunan, dan 2013.I suku bunga tabungan pada bank umum mencapai 1,76%. Pada tahun 2014 tingkat suku bunga tabungan pada bank umum cenderung stabil dari periode I-IV yaitu suku bunga tabungan pada bank umum 1,88%. Kondisi ini akan mempengaruhi perilaku nasabah dalam mengalokasikan uang. Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi, meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, berarti kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali jika kenaikan itu meluas pada kenaikan harga barang lainnya (Bank Indonesia, 2012). Sehingga, terjadinya perubahan laju inflasi yang fluktuatif akan berdampak pada jumlah tabungan masyarakat. Kondisi ini dikarenakan laju inflasi yang tinggi menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat menurun akibat nilai dari mata uang berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa laju inflasi mempengaruhi

9 jumlah tabungan pada bank umum. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan inflasi Lampung dirangkum dalam Gambar 3. 18 25 16 14 20 JT 12 10 15 INF 8 6 10 4 2 5 0 0 2006.09 2007.03 2007.09 2008.03 2008.09 2009.09 2010.03 2010.09 2011.03 2012.03 2012.09 2013.03 2013.09 2014.03 Sumber:Bank Indonesia, 2006.1-2014.4 Gambar 3. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Inflasi Lampung (Persen). Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa inflasi mengalami pergerakan di setiap tahunnya dan mengalami penurunan secara umum, berbeda dengan jumlah tabungan pada bank umum yang mengalami kenaikan secara umum dari periode 2006.I-2014.IV. Bank Indonesia (2006), melaporkan tekanan inflasi pada 2006.I sebesar 19,35%, berasal dari perkiraan masyarakat akan harga dimasa akan datang, seperti kebijakan pemerintah yang merecanakan menaikan harga rokok pada 1 April 2006, rencana kenaikan tarif dasar listrik dan akibat kenaikan harga BBM pada periode sebelumnya. Bank Indonesia (2006), melaporkan kebijakan pemerintah di bidang harga komoditas strategis, cukup terjaganya pasokan kebutuhan pokok masyarakat, membaiknya optimisme masyarakat, dan stabilnya

10 pergerakan kurs menjadi faktor yang menyebabkan penurunan tekanan harga selama tahun 2006. Perubahan harga menentukan jumlah tabungan, deflasi menyebabkan kenaikan jumlah tabungan pada bank umum. Pada tahun 2007, jumlah tabungan pada bank umum di Lampung periode 2007.I sebesar Rp 3,86 triliun ketika inflsi Lampung 4,91%, dan pada periode 2007.II jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 4,23 triliun sedangkan inflasi mengalami penurunan sebesa 3,87%. Tetapi pada periode 2008, inflasi menyebabkan kenaikan jumlah tabungan pada bank umum, pada periode 2008.I jumlah tabungan pada bank umum di Lampung sebesar Rp 5,3 triliun ketika inflasi Lampung 9,3%, dan pada periode 2008.II jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hingga Rp 5,85 triliun pada saat inflasi 13,69%. Penjelasan ini menujukan jumlah tabungan di bank umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh inflasi. Gambar 3 menggambarkan inflasi yang mengalami penurunan dari 2006-2014 dan jumlah tabungan pada bank umum yang mengalami kenaikan, inflasi yang berubah-ubah dipengaruhi kondisi perekonomian. Inflasi triwulan 2012.IV mencapai 4,3% lebih besar dibandingkan dengan periode inflasi sebelumnya 4,32%. Periode tahun inflasi triwulan 2013.IV mengalami peningkatan diatas target inflasi sebesar 7,68%. Bank Indonesia (2013), melaporkan inflasi disebabkan oleh kenaikan harga BBM di bulan Juni 2013 dan hari besar keagamaan yang bertepatan pada periode 2013.III. Inflasi pada periode tahun 2014 disebabkan oleh kenaikan pada BBM pada bulan November 2014, dan kenaikan biaya akademik karena ada UKT (Uang Kuliah Tungal) berdasarkan

11 SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2014 tanggal 18 Juli 2014 tentang peraturan biaya pendidikan sesuai dengan kemampuan ekonomi setiap individu (Bank Indonesia, 2014). Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga tabungan pada bank umum. Menurut Wahyuningsih (2002), peningkatan suku bunga akan meningkatkan tabungan dan menurunkan investasi. Peningkatan suku bunga membuat investor meninggalkan investasi dengan tingkat pengembalian tinggi, sehingga pengendalian tingkat suku bunga harus dijaga. Proses ini akan terus berlangsung sampai tingkat bunga keseimbangan tercapai, yaitu tingkat bunga yang menjamin kesimbangan antara tabungan dan investasi. Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah kantor bank umum menurut status kepemilikan. Jumlah kantor bank umum berkaitan dengan kemudahan fasilitas yang ditawarkan pada masyarakat, untuk meraih minat masyarakat pada bank harus dikembangkan jaringan kantor cabang dan cabang pembantu yang cukup luas yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Muchtolifah, 2007). Sehingga, terjadinya perluasan jaringann kantor bank akan berdampak pada jumlah tabungan pada bank umum. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah kantor bank di Lampung maka kesempatan masyarakat untuk menabung semakin banyak dan meningkat. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan jumlah kantor bank umum dirangkum dalam Gambar 4.

12 JT 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 JK 2006.03 2006.09 2007.03 2007.09 2008.03 2008.09 2009.03 2009.09 2010.03 2010.09 2011.03 2011.09 2012.03 2012.09 2013.03 2013.09 2014.03 2014.09 Sumber: Bank Indonesia, 2006.1-2014.4 Gambar 4. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Jumlah Kantor Bank Umum (Unit). Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa jumlah kantor bank umum dan jumlah tabungan pada bank umum di Lampung selalu mengalami peningkata. Jumlah kantor yang menyebar akan membuat nasabah lebih mudah menyimpan uangnya di bank. Periode 2006.I jumlah kantor pelayanan berjumlah 146 unit, jumlah ini tersebar di seluruh Provinsi Lampung yang terdiri dari kantor pusat 1unit, kantor cabang 39 unit, kantor cabang pembantu 71 unit, dan kantor kas 35 unit. Perubahan jumlah kantor menentukan jumlah tabungan pada bank umum. Pada tahun 2010, jumlah tabungan pada bank umum di Lampung periode 2010.II sebesar Rp 7,38 triliun ketika jumlah kantor di Lampung 246 unit, dan pada periode 2010.III jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 7,91 triliun, dan jumlah kantor mengalami kenaikan sebanyak 475 unit. Tetapi pada periode 2010.III-IV. Pada periode 2010.III jumlah tabungan pada bank umum di Lampung sebesar Rp 7,91 triliun ketika jumlah kantor Lampung 475

13 unit, dan pada periode 2010.IV jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 9,1 triliun pada saat jumlah kantor 441 unit. Periode 2014.IV jumlah kantor bank umum 445 kantor pelayanan terdiri dari kantor pusat 1 unit, kantor cabang 60 unit, kantor cabang pembantu 336 unit, dan kantor kas 48 unit. Jumlah kantor cabang yang bertambah jumlahnya akan mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum, perilaku nasabah akan mempengaruhi jumlah aset di bank, sehinga fasilitas yang baik akan menarik nasabah untuk menyimapan uangnya. Lampung adalah satu provinsi yang terdiri dari beberapa kabupaten dan kota yang terletak di Pulau Sumatera yang sampai saat ini terus melakukan dan meningkatkan kegiatan pembangunan, dengan tujuan mencapai masyarakat Lampung yang hidup sejahtera. Penjelasan dari berbagai dasar latar belakang dan masalah ini, maka variabel bebas yang peneliti ambil adalah pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. Maka, peneliti tertarik untuk mengambil judul Skripsi Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu ketika seorang nasabah ingin berinvestasi pada bank umum yang terletak di Lampung, penting untuk mengetahui bagaimana pergerakan naik turun pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor pada bank umum. Investor harus mengetahui

14 variabel ekonomi yang signifikan mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum, serta bagaimana pengaruh yang diberikan. Beberapa variabel menunjukkan bahwa ada beberapa data yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori dan beberapa penelitian terdahulu terhadap jumlah tabungan pada bank umum. Dengan demikian, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Apakah pendapatan perkapita berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? 2. Apakah suku bunga tabungan berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? 3. Apakah inflasi berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? 4. Apakah jumlah kantor bank umum berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? 5. Apakah pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? C.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan perkapita terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga tabungan terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

15 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah kantor bank umum terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum secara bersama-sama terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di FEB Universitas Lampung. 2. Sebagai informasi dan referensi serta pembanding bagi masyarakat untuk penelitian tabungan. 3. Sebagai masukan serta pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan di bidang ekonomi terutama perbankan. 4. Sebagai sarana dan bahan pembelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

16 E. Kerangka Pemikiran 5. Pendapatan Perkapita (+) 6. Suku Bunga Tabungan (+) 7. Inflasi (-) Jumlah Tabungan Pada Bank Umum di Lampung Jumlah Kantor Bank Umum (+) Gambar 5. Model Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung. Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mencoba mencari referensi atau acuan dan pembelajaran penelitian-penelitian yang terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Variabel pendapatan perkapita diperoleh dari penelitian Muctolifah (2007), Isnowati (2012). Referensi variabel suku bunga tabungan diperoleh dari penelitian Taufiq (2014). Variabel inflasi diperoleh dari penelitian Isnowati (2012), Muctolifah (2007), dan Hendra (2012). Variabel jumlah kantor bank umum diperoleh dari referensi Muctolifah (2007). Menurut model Solow, seberapa banyak negara menabung dan investasi adalah determinan penting dari standar kehidupan penduduknya (Mankiw, 2006). Dana pihak ketiga yaitu giro, tabungan, deposito berjangka memiliki peran dalam pembangunan negara, sebagai sumber dana. Tabungan merupakan dana yang

17 paling tinggi dibandingkan dengan dana pihak ketiga lainya, oleh sebab itu semakin tinggi tabungan akan dapat mengurangi ketergantuan modal dari luar negeri. Jumlah tabungan di bank umum lebih tinggi dari pada BPR. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan memberikan jasa lalu lintas pembayaran (Kasmir, 2008). Menurut teori ada dua pendapat tentang tabungan yaitu teori Klasik dan teori Keynes. Keynes menjelaskan jumlah tabungan dipengaruhi oleh pendapatan, dan pendapatan perkapita dalam penelitian ini digunakan sebagai proksi dari pendapatan dan digunkan sebagai variabel bebas. Teori Klasik menjelaskan tingkat bunga berfungsi sebagai penyeimbang antara tabungan dan investasi tanpa melihat tingkat pendapatan, sehingga teori ini menggunakan suku bunga tabungan di bank umum sebagai variabel bebas. Perekonomian yang berkembang mengakibatkan nilai uang yang berubah, uang adalah suatu yang mengalir (money as flower concept ), oleh karenanya uang harus dioptimalkan fungsinya, agar menghasilkan profit yang diinginkan dan uang yang terus berputar akan menjaga stabilitas ekonomi, karena uang yang tidak diinvestasikan disektor riil akan berubah nilai uang. Adanya perubahan harga secara umum dapat menyebabkan inflasi atau deflasi, sehingga penelitian ini mengunakan inflasi sebagai variabel bebas dan ingin mengetahui pengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum. Letak yang strategis dan pelayanan yang baik akan membuat nasabah semakin mudah melakukan kegiatan di perbankan, bank yang mampu memberikan fasilitas

18 yang diinginkan nasabah akan membuat nasabah tertarik menjadi investor di bank, sehingga penelitian ini menggunakan variabel jumlah kantor bank umum sebagai variabel bebas. Bank dituntut untuk menciptakan produk-produk yang baru lebih menarik bagi nasabah dan masyarakat (Bank Indonesia, 2006). Setiap bank mempunyai cara untuk menarik nasabah, agar menanamkan modal ke bank, bisa menggunakan media informasi seperti televisi, radio, atau media cetak. Penting membuat nasabah tertarik dan percaya dengan kesehatan perbankan, agar perbankan menjaga liquiditas perbankan. Kondisi satu bank yang tidak sehat, dapat cepat menyebabkan gangguan pada kondisi seluruh bank, oleh sebab itu penting bagi perbankan menjaga kesehatan untuk kesejahteraan bersama. Berdasarkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum serta variabel terikatnya yaitu jumlah tabungan pada bank umum di Lampung masing-masing variabel memiliki pengaruh yang berbeda-beda. F. Hipotesis 1. Diduga pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 2. Diduga tingkat suku bunga tabungan berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 3. Diduga inflasi berpengaruh negatif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

19 4. Diduga jumlah kantor bank umum berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 5. Diduga pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan jumlah kantor bank umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.