PERATURAN KEPALA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR : 64 TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2017

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2008 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2008

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 34 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 462 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2012

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DEMAK KEPUTUSAN BADAN MUSYAWARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2008 Nomor 1 Seri D.1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun : 2010 Nomor: 6

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2012

NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ACARA MASA PERSIDANGAN III TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

K E P U T U S A N DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR : 10 / SB / 2004 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

K E P U T U S A N DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR : 03/SB/2006

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN WALIKOTA KUPANG NOMOR 17 TAHUN 2015

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendorong peningkatan kinerja Dewan Perwakilan. Rakyat Daerah dan untuk penyesuaian penganggarannya dalam Anggaran

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2009 Nomor 13 Seri A.3

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 01TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 04 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI A NOMOR 2

KEPUTUSAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR : 170/ 04/PIMP/ /2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. Muchamad Ali Safa at

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, serta aspirasi Anggota dalam kerangka representasi rakyat; d.

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2014 PROPINSI JAWA BARAT PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT NOMOR 1 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN DEMAK

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2006 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR : 64 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN RESES PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, maka perlu disusun pedoman pelaksanaan dan pertanggungjawaban reses Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, perlu ditetapkan Peraturan Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Reses Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1546 ); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801 ); sebagaimanan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189); 6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokoler (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5166); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 1

8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5246); 9. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimanan telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5898). 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5104); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6057); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 18. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN KEPALA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT BARAT TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN RESES PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Barat. 2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat. 5. Wakil Gubernur adalah Wakil Gubernur Sumatera Barat. 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 7. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut pimpinan DPRD adalah ketua dan wakilwakil ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat. 8. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut anggota DPRD adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat. 9. Fraksi adalah fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat. 10. Badan Musyawarah adalah Badan Musyawarah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang dibentuk dalam rapat paripurna pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. 11. Komisi adalah komisi-komisi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang dibentuk dalam rapat paripurna pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. 12. Badan Legislasi Daerah adalah Badan Legislasi Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang dbentuk dalam rapat paripurna pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. 13. Badan Anggaran adalah Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang dibentuk dalam rapat paripurna pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. 14. Badan Kehormatan adalah Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang dibentuk dalam rapat paripurna pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. 15. Alat Kelengkapan lainnya adalah alat kelengkapan yang bersifat tidak tetap, yang dibentuk DPRD Provinsi Sumatera Barat dalam rapat paripurna secara khusus sesuai dengan kebutuhan. 16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. 17. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut Sekretariat DPRD adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat. 18. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat. 19. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN RESES Pasal 2 Reses adalah kegiatan setiap anggota DPRD diluar kegiatan persidangan dalam rangka mengunjungi masyarakat yang diwakilinya pada setiap daerah pemilihan, untuk melihat dan mendengarkan secara langsung masukan-masukan dan aspirasi masyarakat terhadap pelaksanaan pemerintahan daerah, pembangunan dan pelayanan publik. Pasal 3 Tujuan dari kegiatan reses adalah untuk menyerap dan menampung aspirasi masyarakat terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik serta menampung masukan masyarakat terkait dengan kebutuhan terhadap pembangunan daerah. Pasal 4 Reses merupakan wujud akuntabilitas pertanggungjawaban moral dan politis setiap anggota DPRD kepada konstituen di daerah pemilihan masing-masing. 3

BAB III JENIS RESES Bagian Kesatu Reses Kelompok Pasal 5 (1) Reses kelompok adalah reses yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua anggota DPRD pada daerah pemilihan yang sama. (2) Kegiatan reses kelompok dilaksanakan di daerah pemilihan kelompok reses. Bagian Kedua Reses Perorangan Pasal 6 (1) Reses perorangan adalah reses yang dilaksanakan secara perorangan oleh semua anggota DPRD. (2) Kegiatan reses perorangan dilaksanakan di daerah pemilihan masing-masing anggota DPRD. BAB IV WAKTU PELAKSANAAN RESES Pasal 7 (1) Reses dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) tahun persidangan DPRD yang dilakukan pada setiap masa persidangan DPRD. (2) Waktu pelaksanaan reses paling lama 6 (enam) hari pada setiap reses yang jadwalnya ditetapkan dalam rapat Badan Musyawarah. (3) Waktu pelaksanaan reses tidak dapat dilaksanakan pada hari libur nasional, libur keagamaan dan hari yang diliburkan oleh Pemerintah. (4) Penjadwalan pelaksanaan reses ditetapkan dalam rapat Badan Musyawarah dengan memperhatikan agenda kegaitan DPRD lainnya. BAB V TATACARA PELAKSANAAN RESES Bagian Kesatu Reses Kelompok Pasal 8 (1) Masing-masing Kelompok Reses mengajukan surat persetujuan untuk pelaksanaan reses kelompok kepada Pimpinan DPRD Provinsi Sumatera Barat dengan melampirkan rencana kerja pelaksanaan reses kelompok. (2) Masing-masing Kelompok Reses menyiapkan administrasi pelaksanaan reses untuk setiap kali pelaksanaan reses. Bagian Kedua Reses Perorangan Pasal 9 (1) Pimpinan Fraksi-Fraksi mengajukan surat persetujuan untuk pelaksanaan reses perorangan anggota Fraksinya kepada Pimpinan DPRD Provinsi Sumatera Barat dengan melampirkan rencana kerja pelaksanaan reses perorangan. (2) Masing-masing anggota DPRD menyiapkan administrasi pelaksanaan reses untuk setiap kali pelaksanaan reses. 4

BAB VI PEMBIAYAAN RESES Pasal 10 (1) Untuk setiap kali pelaksanaan reses kelompok dan/atau reses perorangan, disediakan belanja penunjang kegiatan reses yang digunakan untuk konsumsi bagi peserta reses, alat tulis kantor, sewa tempat dan uang perjalanan dinas. (2) Besarnya biaya konsumsi, alat tulis kantor dan sewa tempat disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap pelaksanaan reses dengan memperhatikan standar harga yang telah ditetapkan oleh Gubernur Sumatera Barat. (3) Sewa tempat sebagaimana dimaksud ayat (1) termasuk sewa tenda, kursi dan sondsistem. (4) Biaya konsumsi, alat tulis dan sewa tempat sebagaimana dimaksud ayat (1) dibayarkan oleh pemagang kas/bendahara pada pihak ketig yang ditunjuk untuk penyediaannya yang pelaksanaanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (5) Besarnya uang perjalanan dinas bagi Pimpinan dan Anggota DPRD yang melaksanakan reses, disesuaikan dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat tentang Standar Biaya Perjalanan Dinas Dilingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Pasal 11 Biaya yang timbul akibat pelaksanaan reses sebagaimana dimaksud pada Pasal 10, dibayarkan oleh pemegang kas/bendahara Sekretariat DPRD kepada pihak ketiga, sedangkan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan uang perjalanan dinas. BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN RESES Pasal 12 (1) Pada setiap pelaksanaan reses kelompok dan/atau reses perorangan, wajib mendokumentasi, melaporkan hasil pelaksanaan reses dan menyampaikan pertanggungjawaban keuangan paling lama 15 (lima belas) hari sejak reses selesai dilaksanakan. (2) Laporan pelaksanaan reses kelompok dan/atau reses perorangan sebagaimana dimaksud ayat (1), disampaikan pada Rapat Paripurna yang telah diagendakan dalam rapat Badan Musyawarah. (3) Pertanggungjawaban keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1), disampaikan kepada Bagian Keuangan Sekretarat DPRD. Pasal 13 (1) Pertanggungjawaban keuangan pelaksanaan reses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3), dilakukan verifikasi oleh tim verisikasi yang dibentuk oleh Sekretaris DPRD. (2) Apabila pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan kepada tim verifikasi tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka tim verifikasi mengembalikan kepada Kelompok reses/anggota DPRD yang melaksanakan reses untuk dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Pasal 14 Segala biaya yang ditimbulkan dari setiap pelaksanaan reses, dibebankan pada APBD Provinsi Sumatera Barat yang dianggarkan pada DPA Sekretariat DPRD. BAB VIII PENDAMPINGAN DAN FASILITASI RESES Pasal 15 (1) Pada setiap pelaksanaan reses kelompok dan/atau reses perorangan, didampingi/difasilitasi oleh pejabat struktural/staf/sopir dari Sekretariat DPRD. 5

(2) Pendamping reses sebagaimana dimaksud ayat (1) bertugas membantu kelompok reses dan/atau reses perorangan menyiakan administrasi, kesuksesan pelaksanaan reses dan menyiapkan laporan serta pertanggungjawaban keuangan reses. (3) Kepada setiap pendamping reses diberikan uang perjalanan dinas sesuai dengan lamanya pelaksanaan reses. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Diundangkan di Padang pada tanggal 24 Juli 2017 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT, dto ALI ASMAR Ditetapkan di Padang pada tanggal 24 Juli 2017 GUBERNUR SUMATERA BARAT, dto IRWAN PRAYITNO BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 NOMOR : 64 uk sebagai anggota Badan Musayawarah dan Badan Anggaran Sebagai salah satu alternatif penyelesaian untuk memberi posisi kepada kanggota tersebut, maka diusulkan bahwa 5 (lima) anggota DPRD yang akan menduduki Anggota badan Kehormatan adalah ke lima anggota tsb diatas Teknisnya adalah, bahwa keterpilih sebagai anggota Badan kehormatan harus melepaskan kedudukannya sebagai anggota badan Musyawarah dan Badan Anggaran Posisi ke lima orang tersebut akan diberikan kepada fraksi yang lain 6