datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

SKRIPSI. Oleh : SITI NURAINI

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya. Kualitas pendidikan akan menggambarkan kualitas SDM (sumber

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran yang

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

KARAKTERISTIK BERPIKIR GEOMETRI SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA TINGKAT ANALISIS KELAS VII DAN VIII SMP NEGERI 1 BONDOWOSO TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Deslyn Everina Simatupang, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. dengan kurikulum baru, alokasi waktu yang dirasa masih kurang, dan adanya jarak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

LAMPIRAN 1: JADWAL PENELITIAN

intelegensi siswa. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan siswa yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN. atau hanya gambaran pikiran. Makna dari penjelasan tersebut adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan kajian untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana prosesproses

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. 1. Pengertian Pemahaman Konsep Matematis

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK

PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PROSES BERFIKIR VAN HIELE

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Dari data hasil tes soal dapat diketahui siswa yang memiliki keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SEGITIGA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. formal yang mumi, matematika adalah sains yang memanipulasi simbol,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

REPRESENTASI MATEMATIS SISWA TUNANETRA DALAM MEMAHAMI KONSEP SEGITIGA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun ilmu-ilmu yang lain.

Pendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa...

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK PADA MATERI POKOK GEOMETRI DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA. Oleh : Novila Rahmad Basuki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MELALUI MEDIA WINGEOM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki manusia menjadikan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DENGAN TEORI VAN HIELE

BAB V PEMBAHASAN. komunikasi matematis peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan,

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM BELAJAR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI BELAJAR VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah perlu dipelajari siswa.

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 39 Semarang pada materi bangun ruang sisi datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut: 1. Distribusi level berpikir geometris Van Hiele peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 39 Semarang pada materi bangun ruang sisi datar adalah 13% atau empat peserta didik yang berada pada level 0 (visualisasi), 29% atau sembilan peserta didik yang mencapai level 1 (analisis) dan 58% atau 18 peserta didik yang sudah mencapai level 2 (abstraksi/deduksi informal), dan tidak ada peserta didik yang mencapai level 3 (deduksi) dan level 4 (rigor). Mayoritas pemahaman geometri peserta didik SMP Negeri 39 Semarang berdasarkan level perkembangan berpikir geometri Van Hiele berada pada level sedang yaitu level 2 (abstraksi/deduksi informal). 2. Deskripsi kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 39 Semarang pada materi bangun ruang sisi datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut: 142

a. Peserta didik pada level berpikir geometris visualisasi dalam kemampuan komunikasi matematisnya terbagi pada kemampuan tinggi dan rendah, yang berarti jika peserta didik dengan level visualisai belum tentu mempunyai kemampuan komunikasi yang rendah. Hal ini terbukti dari tes kemampuan tulis maupun hasil wawancara dengan subjek. Peserta didik pada level visualisasi dengan kemampuan komunikasi matematis yang tinggi mampu mencapai semua indikator kemampuan komunikasi matematis yang menjadi acuan dengan baik. Peserta didik mampu memahami dan mengungkapkan gagasan matematis yang disajikan dalam tulisan atau lisan; menggunakan pendekatan bahasa informasi matematis; menggunakan representasi matematika (rumus, diagram, tabel, grafik, model) untuk menyatakan b. Sedangkan peserta didik pada level berpikir geometris visualisasi dengan kemampuan komunikasi matematis yang rendah, belum mampu memahami dan mengungkapkan gagasan matematis yang disajikan dalam tulisan atau lisan. Kurang mampu dalam menggunakan pendekatan bahasa informasi matematis; menggunakan representasi matematika 143

(rumus, diagram, tabel, grafik, model) untuk menyatakan c. Peserta didik pada level berpikir geometris analisis dalam kemampuan komunikasi matematisnya berada pada kemampuan tinggi, yang berarti peserta didik bisa mencapai semua indikator kemampuan komunikasi matematis yang menjadi acuan dengan baik. Peserta didik mampu memahami dan mengungkapkan gagasan matematis yang disajikan dalam tulisan atau lisan; menggunakan pendekatan bahasa informasi matematis; menggunakan representasi matematika (rumus, diagram, tabel, grafik, model) untuk menyatakan d. Peserta didik pada level berpikir geometris analisis dalam kemampuan komunikasi matematisnya berada pada kemampuan sedang, yang berarti peserta didik kurang mampu memahami dan mengungkapkan gagasan dengan baik dan benar dan menggunakan pendekatan bahasa matematika (notasi, istilah dan lambang) untuk menyatakan informasi matematis. Namun sudah mampu; menggunakan representasi matematika (rumus, diagram, tabel, grafik, model) untuk 144

menyatakan informasi matematis; serta mengubah dan menafsirkan informasi matematis dalam representasi matematika yang e. Peserta didik pada level berpikir geometris analisis dalam kemampuan komunikasi matematisnya berada pada kemampuan rendah, yang berarti peserta didik mampu mengubah dan menafsirkan informasi matematis dalam representasi matematika yang Namun belum mampu memahami dan mengungkapkan gagasan matematis yang disajikan dalam tulisan atau lisan; dan menggunakan representasi matematika (rumus, diagram, tabel, grafik, model) untuk menyatakan informasi matematis; serta kurang mampu menggunakan pendekatan bahasa matematika (notasi, istilah dan lambang) untuk menyatakan informasi matematis. f. Peserta didik pada level berpikir geometris abstraksi atau deduksi informal dalam kemampuan komunikasi matematisnya berada pada kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang berada pada kemampuan komunikasi matematis tinggi, sedang bahkan rendah. Peserta didik pada kemampuan komunikasi matematis tinggi sudah bisa mencapai semua indikator kemampuan komunikasi matematis yang menjadi acuan dengan baik. Peserta didik mampu memahami dan mengungkapkan gagasan matematis yang disajikan dalam tulisan atau lisan; menggunakan pendekatan bahasa 145

informasi matematis; menggunakan representasi matematika (rumus, diagram, tabel, grafik, model) untuk menyatakan g. Peserta didik pada level berpikir geometris abstraksi dengan kemampuan komunikasi matematis sedang kurang mampu menggunakan pendekatan bahasa matematika untuk menyatakan informasi matematis; menggunakan representasi matematika (rumus, diagram, tabel, grafik, model) untuk menyatakan informasi matematis; mengubah dan menafsirkan berbeda; memahami dan mengungkapkan gagasan dengan baik dan benar. h. Peserta didik pada level berpikir geometris abstraksi dengan kemampuan komunikasi matematis rendah belum mampu memahami dan mengungkapkan gagasan dengan baik dan benar. Serta kurang mampu menggunakan pendekatan bahasa matematika untuk menyatakan informasi matematis; menggunakan representasi matematika (rumus, diagram, tabel, grafik, model) untuk menyatakan informasi matematis; serta mengubah dan menafsirkan informasi matematis dalam representasi matematika yang 146

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan kesimpulan di atas maka saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru hendaknya dalam mengajar materi geometri perlu memperhatikan kemampuan yang dimiliki peserta didik berdasarkan perkembangan berpikir geometris Van Hiele agar guru dapat mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didiknya. 2. Bagi peserta didik a. Peserta didik hendaknya tidak menganggap sulit mata pelajaran matematika terutama materi bangun ruang sisi datar. b. Peserta didik hendaknya perlu memahami berbagai rumus matematika sehingga tidak hanya hafal saja namun bisa menerapkannya dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari dan mampu menjelaskan informasi matematis dengan baik kepada orang lain. 3. Bagi peneliti berikutnya atau pihak lain yang ingin menggunakan penelitian ini, sedapat mungkin terlebih dahulu menganalisis kembali agar sesuai penggunaannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran, dan karakteristik peserta didik yang ada pada madrasah atau sekolah tempat perangkat ini akan digunakan. 147