LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.343/MENHUT-II/2004 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2004 KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN PT. ANDALAS LESTARI PERMAI KETENTUAN I. TUJUAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman bertujuan untuk : 1. Meningkatkan produktifitas lahan dan kualitas lingkungan hidup. 2. Menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah dan devisa. 3. Memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman melaksanakan kegiatankegiatan yang meliputi penanaman, pemeliharaan, pemungutan, pengolahan dan pemasaran sesuai dengan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan azas manfaat, azas kelestarian hutan, dan azas pemegang izin. KETENTUAN II. PELAKSANAAN PT..ANDALAS LESTARI PERMAI sebagai pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman yang untuk selanjutnya disebut PEMEGANG IZIN melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman pada areal kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut : A. BIDANG
- 2 - A. BIDANG PERENCANAAN 1. Potret Udara/Landsat, Inventarisasi Hutan dan Pengaturan Tata Ruang Hutan Tanaman a. Potret Udara atau Citra Landsat PEMEGANG IZIN diwajibkan menyerahkan kepada Departemen Kehutanan selambatlambatnya dalam waktu 18.(delapan belas) bulan setelah diterbitkannya Keputusan Menteri Kehutanan tentang Pemberian IUPHHK pada Hutan Tanaman : 1) Potret udara skala 1 : 20.000 atau Citra Landsat TM Band 542 skala 1 : 50.000 yang meliputi seluruh areal kerjanya. 2) Indeks potret udara di atas drafting film skala 1 : 250.000 atau lebih besar (apabila tersedia potret udara). 3) Hasil penafsiran potret udara atau citra landsat berupa : a) Buku laporan hasil penafsiran. b) Peta vegetasi skala 1 : 25.000 dan peta vegetasi kompilasi (gabungan) skala 1 : 50.000 1 : 100.000 yang diberi warna sesuai keadaan hutannya. c) Peta garis bentuk skala 1 : 25.000 (apabila tersedia potret udara). d) Peta kelas lereng skala 1 : 50.000 1 : 100.000 (apabila tersedia potret udara). b. Inventarisasi Hutan 1) PEMEGANG IZIN wajib melaksanakan inventarisasi hutan yang meliputi parameterparameter lingkungan di dalam dan sekitar wilayah kerjanya untuk memperoleh data/informasi yang akurat dan terbaru mengenai keadaan lahan, flora dan fauna, serta sosial budaya masyarakat di dalam dan di sekitarnya. 2) Dalam
- 3-2) Dalam melaksanakan inventarisasi hutan PEMEGANG IZIN harus berpedoman pada ketentuan yang berlaku. 2. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman a. PEMEGANG IZIN wajib membuat dan menyampaikan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (RK-UPHHKHT), Rencana Kerja Lima Tahun Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (RKL-UPHHKHT) dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (RKT- UPHHKHT), untuk dinilai dan disahkan oleh Departemen Kehutanan. b. RK-UPHHKHT diserahkan kepada Departemen Kehutanan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya Keputusan ini. c. RKL-UPHHKHT diserahkan kepada Departemen Kehutanan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak RK-UPHHKHT disahkan, untuk dinilai dan disahkan. d. RKT-UPHHKHT diserahkan kepada Dinas Kehutanan setempat selambat-lambatnya bulan Nopember sebelum dimulainya tahun anggaran berjalan, untuk dinilai dan disahkan. 3. Penataan Hutan PEMEGANG IZIN wajib mengelola seluruh areal kerjanya dan membentuk unit-unit kelestarian pengusahaan hutan/kelas PEMEGANG IZIN berdasarkan RK-UPHHKHT. B. BIDANG PEMBINAAN 1. Persemaian a. PEMEGANG IZIN harus menyediakan benih dan bibit melalui persemaian yang baik pada areal hutan tanaman, dimana saat penanaman selalu tersedia bibit dengan jumlah cukup, tepat waktu dan berkualitas tinggi. b. PEMEGANG
- 4 - b. PEMEGANG IZIN harus membuat persemaian menetap (permanen) pada satu lokasi atau lebih. Memiliki suatu organisasi yang mapan dengan personil pelaksana tetap dan memungkinkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Persemaian dapat digunakan selama jangka waktu rotasi tanaman serta dapat mendukung produksi bibit dalam jumlah besar untuk pemenuhan kebutuhan penanaman dengan skala yang luas dan berkesinambungan. c. PEMEGANG IZIN dapat menyiapkan benih dan bibit dengan cara bekerjasama dengan Pemerintah melalui Pusat Persemaian Permanen yang letaknya tersebar di seluruh Indonesia. Atau PEMEGANG IZIN dapat mengadakan benih unggul dari yang berlabel dan atau benih yang berasal dari pohon plus. d. PEMEGANG IZIN dalam awal kegiatan dari pembuatan persemaian harus mempertimbangkan perencanaan yang mantap, meliputi : 2. Penanaman 1) Pemilihan atau penentuan lokasi persemaian harus mempertimbangkan : sumber air, sumber media, kondisi tempat, sarana jalan, luas persemaian, luas penanaman dan lainlainnya. 2) Penataan ruang persemaian dalam areal Hutan Tanaman harus dapat menciptakan kegiatan yang efisien dan efektif serta secara langsung akan ikut menentukan kualitas bibit yang dihasilkan. a. PEMEGANG IZIN harus melaksanakan sistem silvikultur Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB). b. Jatah
- 5 - b. Jatah penanaman ditetapkan sesuai dengan RK- UPHHKHT yang dibuat PEMEGANG IZIN setelah disahkan oleh Departemen Kehutanan, dikelola dengan sistem silvikultur THPB yang ditetapkan, dengan mempertimbangkan kemampuan serta realisasi PEMEGANG IZIN dalam melaksanakan pembuatan tanaman, pemungutan tahun sebelumnya, sistem silvikultur THPB sesuai dengan tujuan PEMEGANG IZIN, jenis tanaman pokok, rotasi tebangan, potensi (standing stock) dan pertumbuhan volumenya (riap/growth). c. Pembangunan tanaman pada hutan tanaman didahulukan pada areal kosong dan/atau semak belukar. d. PEMEGANG IZIN harus melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman dengan mempergunakan cara-cara penanaman (pemasangan ajir, jarak tanam, ukuran lobang tanaman) sesuai dengan keadaan wilayah kerjanya serta tidak meninggalkan azas manfaat, kelestarian dan lingkungan. e. Semua kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman dilaksanakan dengan cara yang tidak mengakibatkan adanya pemborosan dan kerugian-kerugian sumber daya alam. f. PEMEGANG IZIN tidak dibenarkan menebang jenis kayu yang dilindungi tanpa izin khusus yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan. g. PEMEGANG IZIN tidak dibenarkan membuka lahan (land clearing) melampui jatah penanaman, pemungutan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) pada hutan tanaman. h. PEMEGANG IZIN dilarang melaksanakan kegiatan pembangunan hutan tanaman dengan membuka lahan (land clearing) di luar areal yang telah ditetapkan di dalam RKT-UPHHKHT yang telah disahkan. i. PEMEGANG
- 6 - i. PEMEGANG IZIN dilarang melaksanakan kegiatan penebangan hutan tanaman dengan membuka lahan (land clearing) dengan cara dibakar. j. PEMEGANG IZIN dilarang melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman di luar areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanamannya. 3. Pemeliharaan a. PEMEGANG IZIN harus melaksanakan pemeliharaan tanaman dengan cara penerapan atau tindakan sistem silvikultur untuk menstimulasikan pertumbuhan tanaman dengan menentukan tempat tumbuh dan ruang tumbuh yang optimal, mencegah serangan hama dan penyakit. b. PEMEGANG IZIN wajib melaksanakan pemeliharaan tanaman pada tahun berjalan/tahun ke 1 (satu) dengan cara penyulaman, penyiangan, pendangiran pencegahan hama penyakit, tahun ke.2 (dua), tahun ke 3 (tiga) dengan kegiatan penyiangan, pendangiran, pencegahan hama penyakit dan pemeliharaan selanjutnya dengan jenis kegiatan disesuaikan dengan jenis tanaman sesuai ketentuan yang berlaku. C. BIDANG PEMANFAATAN 1. Pemanenan atau Penebangan Hutan Kayu a. Kegiatan pemanenan atau penebangan hasil hutan kayu dilaksanakan dengan cara yang tidak mengakibatkan adanya pemborosan dan kerugian-kerugian sumber daya alam. b. PEMEGANG IZIN tidak dibenarkan melakukan kegiatan pemanenan atau penebangan hasil hutan kayu pada areal dengan tujuan konservasi/lindung. c. PEMEGANG
- 7 - c. PEMEGANG IZIN tidak dibenarkan melakukan kegiatan pemanenan atau penebangan hasil hutan kayu melampui jatah pemanenan atau penebangan yang telah ditetapkan dalam RK, RKL, dan RKT pada hutan tanaman. d. PEMEGANG IZIN tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi lindung di areal kawasan lindung. 2. Pengolahan Hasil PEMEGANG IZIN wajib berperan serta dalam penyediaan bahan baku bagi industri pengolahan dan menjadi Bapak Angkat bagi industri pendukung/terkait. D. BIDANG INVESTASI, KETENAGAKERJAAN, DAN PERALATAN 1. Investasi PEMEGANG IZIN wajib melaporkan pelaksanaan kegiatan investasi setiap tahun dalam bentuk isian yang telah ditentukan dan laporan kuangan akhir tahun yang diaudit oleh Akuntan Publik dengan berpedoman kepada Pedoman Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 32 sesuai Keputusan Menteri Kehutanan No. 581/Kpts-II/1994 tanggal 16 Desember 1994 kepada Departemen Kehutanan selambat-lambatnya pada akhir semester pertama tahun berikutnya. 2. Ketenagakerjaan a. PEMEGANG IZIN diwajibkan mempekerjakan tenaga teknis dan tenaga ahli lainnya sesuai kebutuhan. b. PEMEGANG IZIN diwajibkan untuk mempekerjakan tenaga-tenaga ahli kehutanan yang memenuhi persyaratan di bidang perencanaan hutan, silvikultur, dan pengelolaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. PEMEGANG
- 8 - c. PEMEGANG IZIN diwajibkan menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga kerja Indonesia sesuai kebutuhan, disamping itu PEMEGANG IZIN diwajibkan mengikutsertakan tenaga kerja pada setiap pendidikan dan latihan yang dilakukan oleh Pemerintah sepanjang menyangkut bidang kegiatannya. d. Pada setiap terjadinya pemutusan hubungan kerja, karyawan harus diperlakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Peralatan a. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan di areal kerjanya, PEMEGANG IZIN diwajibkan untuk membuat rencana pengadaan/pemanfaatan dan laporan realisasi tentang jenis, jumlah serta keadaan per jenis alat berat yang ada di lapangan kepada Departemen Kehutanan. b. Setiap pemindahan peralatan yang digunakan ke tempat lain di luar areal kerjanya perlu mendapatkan persetujuan dari Departemen Kehutanan. c. Setiap peralatan yang tidak dipergunakan lagi dan direncanakan untuk dihapuskan agar dibuat Berita Acara sebagai penghapusan peralatan. E. BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN PELESTARIAN ALAM 1. Perlindungan Hutan Untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan hutan PEMEGANG IZIN wajib : a. Mencegah adanya penebangan pohon tanpa izin. b. Menyediakan sarana dan prasarana pengamanan hutan. c. Ikut aktif melaksanakan pencegahan, pemadaman, dan penanggulangan kebakaran hutan di sekitar areal kerjanya. d. PEMEGANG
- 9 - d. PEMEGANG IZIN wajib mencegah dan menghindarkan terjadinya tindak pelanggaran oleh karyawan atau pihak lain yang menyebabkan kerusakan hutan atau lahan hutan dalam areal kerjanya, antara lain : penggarapan dan atau penggunaan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah dan perambahan lahan hutan, pencegahan perburuan satwa liar dan atau satwa yang dilindungi. e. PEMEGANG IZIN wajib melaksanakan terselenggaranya fungsi lindung dari kawasan lindung dan areal kelerengan curam. f. PEMEGANG IZIN segera melaporkan setiap terjadi gangguan keamanan hutan dan atau kerusakan akibat bencana, hama dan atau penyakit terhadap tegakan di areal kerjanya kepada pihak yang berwajib. 2. Pelestarian Alam a. Perlindungan Flora PEMEGANG IZIN tidak dibenarkan menebang pohon-pohon dan memungut tumbuhan lain yang ditetapkan sebagai jenis yang dilindungi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. b. Perlindungan Satwa 1) PEMEGANG IZIN wajib mencegah terjadinya perburuan terhadap satwa liar baik yang dilindungi maupun satwa liar di areal kerjanya kecuali dengan izin. 2) PEMEGANG IZIN perlu menyediakan fasilitas koridor untuk pergerakan satwa. c. Perlindungan Obyek-obyek Bernilai Ilmiah dan Budaya 1) PEMEGANG IZIN harus mencegah terjadinya kerusakan terhadap obyek-obyek yang bernilai ilmiah dan atau budaya yang terdapat di areal kerjanya. 2) PEMEGANG
- 10-2) PEMEGANG IZIN wajib segera melaporkan kepada instansi yang terkait apabila menemukan obyek yang bernilai ilmiah dan/atau budaya. d. Pengamanan Kawasan Lindung, Kawasan Pelestarian Alam, dan Kawasan Suaka Alam 1) Untuk pengamanan obyek-obyek tersebut PEMEGANG IZIN wajib membuat daerah penyangga dengan lebar sekurangkurangnya 500 (lima ratus) meter dari batas persekutuan/batas areal kerjanya. 2) Sarana usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman yang diperbolehkan diadakan pada daerah penyangga hanyalah pembuatan jalan angkutan setelah mendapatkan izin Departemen Kehutanan. 3. Upaya-upaya penanggulangan dampak lingkungan harus dilaksanakan sesuai hasil AMDAL yang telah disetujui. 4. Lain lain. Tenaga dan sarana perlindungan hutan dan pelestarian alam lain yang harus disediakan oleh PEMEGANG IZIN, antara lain : a. Tenaga Satpam dalam jumlah yang memadai; b. Pos jaga di jalan masuk areal kerja; c. Rambu-rambu larangan dan peringatan. F. BIDANG PENELITIAN Dalam rangka mencegah, mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul, dan meningkatkan dampak positif dari kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman, PEMEGANG IZIN wajib menyediakan petak permanen (permanen plot) untuk pengamatan pertumbuhan tegakan (kualitas dan kuantitas) dan erosi. KETENTUAN
- 11 - KETENTUAN III. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN A. BIDANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 1. PEMEGANG IZIN wajib memperhatikan atau mengambil langkah-langkah secara maksimal untuk menjamin kesehatan dan keselamatan umum karyawan dan atau orang lain yang berada di dalam areal kerjanya. 2. Dalam hal terjadinya kecelakaan-kecelakaan yang menimpa karyawan PEMEGANG IZIN atau orang lain yang berada di dalam areal kerjanya, maka kepada mereka harus diperlakukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. B. BIDANG PEMBANGUNAN MASYARAKAT. 1. Fasilitas Pembangunan Masyarakat PEMEGANG IZIN diwajibkan membantu Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di dalam dan di sekitar areal kerjanya yang antara lain meliputi : a. Pengadaan tempat-tempat ibadah; b. Pengadaan fasilitas-fasilitas pendidikan; c. Pengadaan fasilitas-fasilitas kesehatan. 2. Kesempatan Kerja PEMEGANG IZIN diwajibkan memberi kesempatan kerja dan pelatihan kepada masyarakat, baik di dalam maupun di sekitar areal kerjanya. 3. Fasilitas Pengobatan a. Pemegang izin harus mendirikan klinik dengan kapasitas minimum 6 (enam) tempat tidur lengkap dengan tenaga medis yang bekerja penuh untuk PEMEGANG IZIN. b. PEMEGANG IZIN harus menyediakan pelayana pengobatan kepada seluruh karyawannya dan anak isterinya. c. Anggota
- 12 - c. Anggota masyarakat setempat walaupun bukan karyawan PEMEGANG IZIN dapat turut menggunakan fasilitas klinik tersebut dengan biaya seringan mungkin. d. PEMEGANG IZIN harus menyediakan pos-pos pertolongan pertama pada tempat-tempat yang diperlukan. 4. PEMEGANG IZIN diwajibkan melaksanakan pembinaan masyarakat yang ada di dalam/sekitar areal kerja IUPHHK pada Hutan Tanaman sesuai ketentuan yang berlaku. 5. PEMEGANG IZIN diwajibkan membina dan mengembangkan Koperasi Karyawan dan atau KUD dan atau Koperasi Primer lainnya yang ada disekitarnya serta wajib memberikan kesmpatan kepada Koperasi tersebut untuk memiliki saham PEMEGANG IZIN, atau kerja sama usaha pada segmen kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman. C. BIDANG FASILITAS TEMPAT TINGGAL KARYAWAN DAN KEGIATAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN 1. Base Camp. Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp, PEMEGANG IZIN harus memenuhi ketentuanketentuan : a. Pembangunan ruang kerja, rumah/barak untuk karyawan harus memenuhi kelayakan ruang tempat yang sehat. b. Penggunaan lahan hutan untuk pembangunan Base Camp harus sesuai dengan kebutuhan. c. Pembangunan Base Camp di areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman lain harus ada persetujuan tertulis dari Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman yang bersangkutan. 2. Tempat Penimbunan Kayu/Hasil IUPHHK pada Hutan Tanaman. Tempat
- 13 - Tempat penimbunan kayu/hasil Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman harus terpisah dari tempat Base Camp. 3. Bangunan Lainnya. Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan didirikan di dalam areal kerjanya harus mendapatkan izin Departemen Kehutanan. D. BIDANG PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA Perubahan luas areal kerja dimungkinkan dan pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. E. BIDANG HAK-HAK LAIN PEMEGANG IZIN tidak mempunyai hak-hak lain selain yang tercantum di dalam Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman dan kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud adalah meliputi hak-hak atas hasil hutan non kayu, mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan kimia, batu-batu mulia atau setengah mulia dan sumber-sumber alam lainnya. KETENTUAN IV. BIMBINGAN DAN PENGENDALIAN Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan bimbingan dan pengendalian terhadap pelaksanaan semua kegiatan PEMEGANG IZIN baik mengenai pelaksanaan fisik usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman maupun semua administrasi/pembukuan dan surat-menyurat mengenai pengelolaannya. KETENTUAN V. PELANGGARAN/SANKSI 1. Pengertian Pelanggaran Tidak melaksanakan, tidak mentaati dan/atau tidak memenuhi persyaratan/kewajiban sebagaimana tercantum dalam peraturan perundangan yang berlaku dan/atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman beserta dokumen kelengkapannya. 2. Pengenaan
- 14-2. Pengenaan Sanksi Pelanggaran terhadap Ketentuan Keputusan ini dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. KETENTUAN VI. KONSEKUENSI TERHADAP HAPUSNYA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN A. Kewajiban PEMEGANG IZIN setelah Hapusnya Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan Tanaman Dalam hal hapusnya Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman, kepada PEMEGANG IZIN tetap dibebankan kewajiban-kewajiban : 1. Melunasi Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH). 2. Melaksanakan semua ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri dalam rangka hapusnya Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman. B. Pada saat hapusnya Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman karena habis masa berlakunya dan atau perpanjangannya, atau penyerahan kembali sebelum jangka waktu yang diberikan berakhir, atau karena dicabut oleh Menteri Kehutanan, maka : 1. Melunasi seluruh kewajiban finansial serta memenuhi kewajiban-kewajiban lain yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah. 2. Melaksanakan semua ketentuan-ketentuan yang ditetapkan berkaitan dengan berakhirnya izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Barang tidak bergerak (jalan angkutan, jembatan, bendungan air, dermaga, base camp, gudang, perkantoran, rumah kaca, dan sebagainya), dan atau tanaman yang telah dibangun dan atau ditanam dalam areal kerjanya menjadi milik negara. 4. Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah tidak bertanggung jawab atas kewajiban PEMEGANG IZIN terhadap pihak ketiga. 5. Areal
- 15-5. Areal hutan yang dibebani IUPHHK pada hutan tanaman, izin usaha pemanfaatannya kembali kepada negara. 6. Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman diwajibkan menyerahkan semua klise dan bahan-bahan serta peta, gambargambar ukuran tanah dan sebagainya yang bersangkutan dengan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman kepada Departemen Kehutanan dengan tidak menerima ganti rugi. Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi, MENTERI KEHUTANAN, ttd Ir. S U Y O N O NIP. 080035380 MUHAMMAD PRAKOSA VGA/PRO -2/LAMPIRAN.SK-IUPHHK.HT-PT. ANDALAS LESTARI PERMAI