BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmad Wahyudi, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam Pasal 2 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 TH. 2003) dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan acuan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran setiap satuan pendidikan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, perubahan dan penyempurnaan kurikulum sudah beberapa kali dilakukan. Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat, diharapkan sasaran dan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara optimal. Pada tahun ajaran 2014/2015, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional menetapkan Kurikulum 2013 pada setiap jenjang pendidikan. Dengan diberlakukannya 1

2 Kurikulum 2013, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kurikulum 2013 sebenarnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum terdahulu yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penataan pada kurikulum 2013 dilakukan sebagai amanah dari UU No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional dan peraturan presiden N0. 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional. Pengembangan kurikulum 2013 mengacu kepada 8 Standar Pendidikan Nasional (SNP) yang mengalami perubahan pada 4 standar pendidikan yakni standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian. Secara umum, standar isi mencakup karakteristik kurikulum, struktur kurikulum, dan kerangka dasar kurikulum 2013. Sedangkan, standar proses berhubungan dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua strategi utama, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Penerapan kurikulum 2013 diimplementasikan adanya penambahan jam pelajaran, hal tersebut sebagai akibat dari adanya perubahan proses pembelajaran yang semula dari siswa diberi tahu menjadi siswa yang mencari tahu. Selain itu, akan merubah pula proses penialaian yang semula berbasis output menjadi berbasis proses dan output (KEMDIKBUD). Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Hal itu sejalan dengan amanat UU no.20 tahun 2003 sebagai mana tersurat dalam penjelasan pasal 35:

3 kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar yang telah disepakati. Kurikulum merupakan pedoman dalam proses pelaksanaan pembelajaran, kurikulum tidak akan bermakna, jika tidak diterapkan dalam pembelajaran dan sebaliknya, pembelajaran tidak akan efektif jika tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan (Sanjaya, 2008). Hal ini berarti bahwa pembelajaran yang efektif dari segi proses dan hasil harus didasarkan pada acuan berupa kurikulum yang tepat. Seiring diberlakukannya Kurikulum 2013 di setiap jenjang pendidikan, maka pelaksanaan pembelajaran di sekolah harus sesuai dengan Kurikulum 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Dengan kata lain, pembelajaran harus mendorong siswa untuk aktif sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merancang pembelajarannya, termasuk pada pembelajaran geografi. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran geografi dikelompokkan pada rumpun Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial sehingga kajiannya lebih diarahkan pada sudut pandang keberadaan dan aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh dinamika alam fisik. Sebagai kurikulum yang berbasis kompetensi, mata pelajaran Geografi ditetapkan memiliki empat buah Kompetensi Inti (KI) yaitu kompetensi aspek

4 menghayati dan mengamalkan ajaran agama, kompetensi aspek afektif, kompetensi aspek kognitif, dan kompetensi aspek psikomotor. Pada aspek kognitif dan psikomotor, mata pelajaran geografi akan membekali peserta didik untuk mampu menganalisis keterkaitan antara dua atau lebih faktor atau variabel, menentukan underlying concept/theory geografi, mengevaluasi, dan mencipta gagasan yang bersifat original terkait dengan objek kajian geografi. Pada aspek afektif diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik untuk bersikap, bertindak cerdas, arif, dan bertanggungjawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi, ekologis, dan kebencanaan. Selanjutnya setelah keseluruhan proses pembelajaran dilalui, peserta didik diharapkan mampu mencapai Kompetensi Inti menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Dengan diterapkannya Kurikulum 2013 dalam pembelajaran geografi, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang mampu membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi baik dari segi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, guru mempunyai peran yang sangat penting. Menurut Mulyasa (2013), baik buruknya suatu kurikulum bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam menjabarkan dan merealisasikan kurikulum. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan. Menurut Bloom pengetahuan memiliki 6 tingkatan yakni : tahu, memahami, menerapkan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tingkat pengetahuan guru tentang kurikulum 2013 perlu diketahui dan dikembangkan karena Guru merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas. Gurulah yang paling tahu mengenai tingkat

5 perkembangan, karakter, dan potensi peserta didik. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memiliki pengetahuan tentang Kurikulum 2013 dengan baik yakni tahu, memahami, serta menerapkan proses pembelajaran dan penilaian sesuai dengan isi kurikulum 2013, sehingga pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kurikulum 2013 sebagai suatu konsep baru tidaklah mudah diterapkan secara universal dan instant. Pada saat Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) sudah mulai berjalan dengan lancar, muncul peraturan baru dari pemerintah pusat tentang pembaharuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memperkenalkan kurikulum 2013 yakni dengan mengadakan sosialisasi serta pelatihan tentang kurikulum 2013 untuk guru-guru yang dipimpin oleh narasumber ahli dibidang kurikulum. Hal ini dilakukan agar tujuan dalam kurikulum 2013 berjalan sesuai dengan tuntutan yang diharapkan dalam kurikulum 2013. Pada saat sosialisasi dan pelatihan tentang kurikulum 2013 sedang berlangsung muncul peraturan pemerintah untuk menetapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2014/2015. Berbagai permasalahan dan kendala masih dihadapi oleh sekolah terutama guru, Dari hasil wawancara dengan guru geografi SMA Dikota Binjai lambatnya proses sosialisasi dalam diberlakukannya kurikulum 2013 serta desakan dari pemerintah untuk menetapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2014/2015 mengakibatkan guru kurang memahami isi dan tuntutan kurikulum dengan baik. Para guru berpendapat bahwa belum memahami secara maksimal isi kurikulum 2013. Padahal dalam kurikulum 2013 guru dituntut menggunakan pendekatan ilmiah (saintific approach) dalam proses belajar mengajar serta membuat dan mengembangkan instrument penilaian pembelajaran yang

6 memuat 4 (empat) muatan Kompetensi Inti (Aspek Spritual, Aspek Sikap Sosial, Aspek Pengetahuan/kognitif dan Aspek keterampilan/psikomotorik). Penerapan kurikulum 2013 juga terkendala persoalan sarana dan prasana yang masih terbatas. Departemen Pendidikan Nasional menargetkan pada tahun ajaran 2014/2015 semua sekolah telah melaksanakan Kurikulum 2013 secara menyeluruh termasuk SMA di kota binjai. Penulis ingin meneliti sejauh mana pengetahuan guru geografi di SMA sekota binjai tentang Kurikulum 2013 pada pembelajaran geografi. Karena guru merupakan salah satu kunci sukses penentu keberhasilan kurikulum 2013. Maka peneliti mengambil judul Analisis Tingkat Pengetahuan Guru Geografi Tentang Kurikulum 2013 Di Sma Sekota Binjai. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat diketahui pengetahuan guru geografi di SMA sekota binjai tentang kurikulum 2013 yang mencakup aspek konsep, proses pembelajaran dan penilaian dalam kurikulum 2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat, dapat di identifikasikan beberapa masalah antara lain: 1) Sosialisasi kurikulum 2013 yang belum optimal dilakukan pemerintah. 2) Karena belum optimalnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah mengakibatkan kurangnya tingkat pengetahuan guru tentang kurikulum 2013. 3) Guru belum memahami kurikulum 2013 dengan baik Padahal dalam kurikulum 2013 guru dituntut menggunakan pendekatan ilmiah (saintific approach) dalam proses belajar mengajar serta menggunakan penilaian otentik 4). Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kurikulum 2013 masih terbatas.

7 C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan guru geografi tentang kurikulum 2013 yang meliputi tiga aspek yakni: konsep kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian dalam kurikulum 2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas maka dikemukakan inti permasalahan penelitian yaitu, bagaimana tingkat pengetahuan guru geografi tentang kurikulum 2013 di SMA sekota Binjai? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk. Mengetahui tingkat pengetahuan guru geografi tentang kurikulum 2013 di SMA sekota Binjai. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Menambah wawasan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai kajian dan penerapan kurikulum dalam pembelajaran yang dapat dijadikan bekal bagi peneliti selaku calon tenaga pendidik.

8 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran demi tercapainya keberhasilan pembelajaran di waktu yang akan datang. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum 2013 demi kemajuan sekolah yang bersangkutan serta menjadi sumber informasi dalam upaya peningkatan mutu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah.