BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sebaliknya seseorang dianggap tidak berhasil bila ia

BAB I PENDAHULUAN. Kejayaan Islam dimulai pada masa Rasulullah SAW hingga masa khulafa arrasyidin

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB I PENDAHULUAN. satu ajaran islam yang mengatur pola kesejahteraan dan kemakmuran adalah pemberdayaan

ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Disusun oleh DAVID SATRIA I

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga aspek muamalah, khususnya ekonomi Islam.Al-Quran secara tegas. Allah SWT berfirman dalam al-quran yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB III PENYAJIAN DATA. Profesi Di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru. Adapun tekhnik

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan bagian dari kehidupan manusia, dalam. berdasarkan Al-Quran Al Karimdan As-Sunnah Nabawiyah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Zakat telah ditentukan oleh Allah dengan dalil-dalil syara secara

BAB IV DASAR PENARIKAN DAN PENYALURAN ZAKAT PROFESI DIBERIKAN OLEH BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA BENGKULU DALAM

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. 1 Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan secara mendasar telah menjadi norma yang mengikat dalam

TINGKAT KESADARAN PEGAWAI DALAM MEMBAYAR ZAKAT PROFESI DI LINGKUNGAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PEKANBARU SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

UPAYA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KECAMATAN PANGEAN KABUPATEN KUANTAN SINGING MENGEFEKTIFKAN PENERIMAAN ZAKAT HASIL PERTANIAN SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia yang berperan sebagai khalifah di muka bumi,

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

pemberian semua jasa yang dibutuhkan nasabahnya baik nasabah penyimpan

BAB I. 1. Untuk Mengetahaui Wakaf Produktif Melalui Akad Ijarah Di Masjid Al-Mukhlis Dinoyo Malang. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. antara orang-orang kaya dengan orang-orang miskin adalah mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan,

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB I PENDAHULUAN. aslama yang berarti memelihara, selamat, sentosa, dan berarti pula berserah

FUNGSI INTERMEDIASI RUMAH ZAKAT CABANG PEKANBARU DALAM DISTRIBUSI BEASISWA CERIA BAGI ANAK JUARA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP UANG DALAM SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya di akhirat kelak. memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang memiliki nilai ekonomis

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mahluk manusia baik itu aqidah, ibadah dan muamalah, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

RELASI ZAKAT DAN PAJAK PASCA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

RINGKASAN SKRIPSI A. ABSTRAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

ANALISA PEMIKIRAN YUSUF AL QARDHAWI TENTANG MEMINDAHKAN ZAKAT KE DAERAH LAIN SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat)

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari yang sering kita sebut dengan muamalah. Muamalat secara bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mereka berusaha dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama Allah, merupakan agama yang universal dan. konprehensif.

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB I PENDAHULUAN. dan menganggap penting semua kerja yang produktif. 1 Pada setiap prilaku

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup

STRATEGI RUMAH ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan tersebut berarti akan membawa dirinya kepada kemunduran dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup. maupun bathin dan juga kebahagiaan dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kebutuhan hidupnya, dan yang akan menjamin akan. meliputi bidang aqidah, akhlak dan muamalat. 1

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan atau laba perusahaan. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan. langsung terhadap peningkatan laba perusahaan.

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

الز كاة. وحج البيت. وصىم رمضان. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan kesimpulan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dimana pertumbuhan ekonomi, kemakrnuran dan ketentraman

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu rukun islam. Di dalam Al-Qur an dijelaskan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam adalah sebuah agama yang lengkap dan rahmatah Lil alamin, sebab

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima iyah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis,dan sangat menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci, tumbuh, bertambah, dan berkah. Dengan demikian zakat itu membersihkan (menyucikan) diri seseorang dan hartanya kemudian pahalanya bertambah. Dengan mengeluarkan zakat seseorang telah suci (bersih) dirinya dari penyakit kikir dan tamak. 2 Harta juga telah bersih karena tidak ada lagi hak orang lain pada hartanya itu. Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat103 yang berbunyi: Artinya: ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka. 3 Apabila kita melihat secara lahiriah maka harta berkurang kalau dikeluarkan zakatnya, sementara dalam pandangan Allah tidak demikian karena membawa berkah atau pahalanya yang bertambah. Kadang kehendak Allah 1 Yusuf Qardawi, Terjemah Ibadah Dalam Islam, (Jakarta: Akbar, 2005), cet. Ke- 1 h 316. 2 Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat (Jakatra: PT. Bulan Bintang, 1991), h 29. 3 Khadim Al Haramain Asy Syariifain, Al-Quran dan terjemahnya, (Jakarta: yayasan penyelenggara penterjemah/ pentafsir Al-Quran, 1971), h 279. 1

bertolak belakang dengan kemauan manusia yang dangkal dan tidak mau memahami kehendak Allah SWT. Sekiranya kita menyadari maka harta yang kita miliki sebenarnya merupakan titipan dan amanah dari Allah dan penggunaannyapun harus sesuai dengan ketentuan dari Allah SWT. 4 Orang yang enggan untuk menunaikan zakat akan azab di akhirat kelak, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 34-35 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalanghalangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." 5 Jadi ayat diatas menerangkan bahwasanya Allah SWT memberikan peringatan dan melaknat terhadap orang yang enggan dan tidak mau untuk 4 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak, (Jakarta: Kencana, 2006), cet ke- 1 h 16. 5 M. Said, Tarjamah Al-Quran Al-Karim, (Bandung: PT. Almaarij, 1987), h 147.

mengeluarkan zakat, dan dihari dimana tidak ada pertolongan selain pertolongan dari Allah mereka tersebut akan disiksa dengan siksa yang sangat pedih. Adapun zakat profesi dalam pandangan islam merupakan ijtihat dari ulama kontemporer yang pada awalnya belum dikenal dalam khazana islam bahkan hingga ratusan tahun berikutntya. Kitab- kitab fiqh yang menjadi rujukan ummat inipun tidak mencantumkan bab zakat profesi didalamnya, wacana zakat profesi itu merupakan ijtihad ulama pada masa kini yang berangkat dari ijtihad yang cukup memiliki alasan yang cukup kuat. Salah satunya adalah rasa keadilan. Yang harus diingat bahwa pada zaman Rasulullah SAW telah ada beragam profesi namun penerimaan penghasilannya berbeda dengan berbagai profesi yang ada pada masa sekarang. Zakat profesi adalah zakat atas penghasilan atau pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik yang dilakukan sendiri- sendiri ataupun yang dilakukan bersama- sama. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 267 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik 6 Tujuan disyariatkan zakat profesi memiliki dimensi ganda yaitu membangun kemaslahatan orang membayar zakat itu sendiri serta membangun kemaslahatan orang yang menerima zakat. Untuk mewujudkan tujuan zakat 6 Ibid, Hal. 167.

tersebut perlu dilakukan berbagai upaya antara lain dengan menggali dan memanfaatkan dana zakat melalui pengelolaan yang propesional. Untuk itu diperlukan perngkat hukum atau undang- undang yang dapat dijadikan sebagai acuan pengelolaan zakat. Lembaga amil zakat adalah salah satu organisasi atau lembaga yang berkompeten untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat secara propesional, yang dengan demikian manajemen lembaga amil zakat dituntut untuk menjalankan pengelolaan zakat yang dibayarkan atau disalurkan melalui lembaga tersebut sesuai dengan ketentuan yang berkaku, yaitu sesuai dengan ketentuan Hukum Islam. Dengan demikian hal ini akan berguna untuk melihat sejauh mana masyarakat atau lembaga tertentu memiliki antusiasme untuk peduli dan memahami bahwa zakat memiliki peranan, manfaat serta fungsi yang begitu penting bagi masyarakat Indonesia pada umumnya serta masyarakat kota pekanbaru pada khususnya. 7 Pola pendistriibusian zakat profesi ini bersifat edukatif, produktif dan ekonomis, agar para penerima zakat tersebut pada suatu masa tidak memerlukan lagi bahkan diharapkan bisa menjadi orang yang membayar zakat (muzakki). Pengaturan zakat profesi harus menentukan jaminan yang cukup secara tegas dimana pelaksanaan zakat profesi itu dikelola dengan prudential. Disamping itu pengaturannya harus menentukan secara cukup bahwa setiap zakat profesi yang terkumpul harus dapat di disrtibusikan dengan epektif. 8 1988), h 68. 7 Pedoman Pengelolaaqn Zakat, Badan Amil Zakat Propinsi Riau, 2005,, h 66. 8 Mohammad Daude Ali, system Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf, (Jakarta, UI Press,

Pengelolaan zakat profesi pada rumah zakat Indonesia kota Pekanbaru tidak dipisahkan dengan jenis zakat yang lainnya, melinkan digabungkan untuk mendapatkan optimalisasi pendayagunaan Formulasi prinsip keadilan dalam pengaturan zakat profesi juga harus melakukan pendekatan pada prinsip pengawasan. Alasan dilakukan pengawasan itu berkaitan dengan upaya menjaga kepercayaan masyarakat atau kalangan profesional. Pemeliharaan kepercayaan masyarakat terhadap zakat profesi penting diupayakan, oleh karena kepercayaan masyarakat merupakan faktor yang sangat krusial dalam pendistribusian zakat profesi. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat dapat dilakukan pengawasan seccara langsung maupun secara berkala terhadap kepatuhan pengelola zakat profesi tersebut. Berkenaan dengan pendistribusian zakat profesi harus menunjukkan jaminan keadilan yang tegas. Disamping itu, setiap kebijakan yang berkenaan dengan zakat profesi harus dapat dilaksanakan secara epektif dan adil. 9 Bertitik tolak dari uraian dan kenyataan yang penulis kemukakan diatas, penulis ingin mengetahui apakah para pihak Rumah Zakat Indonesia kota Pekanbaru telah mengoptimalkan pendistribusian zakat profesi tersebut sesuai dengan ketentuan Hukum Islam atau tidak. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PROFESI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT RUMAH ZAKAT INDONESIA KOTA PEKANBARU DITINJAU MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. 9 www,rumahzakat.org.

B. Batasan Masalah Agar penelitian tepat pada sasaran dan terarah pada yang di inginkan maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, karena keterbatasan penulis baik pikiran, tenaga, dana, maupun keterbatasan waktu, maka permasalahan yang diteliti penulis batasi pada: Pendistribusian zakat Profesi Pada Lembaga Amil Zakat Rumah Zakat Indonesia Kota Pekanbaru Ditinjau Menurut Perspektif Hukum Islam. C. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola pendistribusian zakat profesi pada Rumah Zakat Indonesia Kota Pekanbaru 2. Bagaimana manfaat pendistribusian zakat profesi pada rumah zakat Indonesia Kota Pekanbaru 3. Bagaimana tinjauan Hukum Islam tentanng pola pendistribusian dan manfaat zakat profesi pada Rumah Zakat Indonesia Kota Pekanbaru D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui pola pendistribusian zakat profesi pada Rumah Zakat Indonesia kota pekanbaru b. Untuk mengetahui manfaat peendistribusian zakat profesi pada Rumah Zakat Indonesia kota pekanbaru c. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap permasalahan ini 2. Manfaat penelitian a. Penelitian ini diharapkan sebagai wujud partisipasi penulis dalam khaanah penelitian ilmiah dalam bidang Hukum Islam b. Dapat digunakan sebagai bahan informasi, rujukan dan referensi bagi masyarakat untuk meningkatkan minat dalam menunaikan zakat profesi c. Sebagai salah satu syarat untuk mengajukan proposal skripsi dalam jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau untuk memperoleh gelar sarjana syariah E. Metode Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahannya maka metode penelitia yang digunakan dalah penelitian lapangan. Metode tersebut melalui langkah- langkah sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian

Adapun lokasi penelitian ini yaitu pada Rumah Zakat Indonesia kota Pekanbaru yang terletak di Jl. Tuanku Tambusai No.34 D, Kel. Jadirejo, Kec. Sukajadi Pekanbaru. Alasan dipilihnya Rumah zakat Indonesia Kota Pekanbaruaa sebagai lokasi penelitian, karena Pekanbaru merupakan kota besar dimana jumlah penduduknya cukup banyak dan memiliki potensi dalam pengumpulan zakat serta memudahkan penulis sebagai peneliti dalam meneliti karena dekat dengan tempat dimana penulis tinggal. 2. Subjek dan Objek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah lembaga amil zakat Rumah Zakat Indonesia Pekanbaru Sebagai pengelola dana zakat. Dan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah bagaimana pola pendistribusian zakat profesi pada lembaga lembaga amil zakat Rumah Zakat Indonesia Pekanbaru. 3. Populasi dan sampel Populasi penelitian adalah pengurus lembaga amil zakat rumah zakat Indonesia kota Pekanbaru dan relawan. Sampel yang diambil ditetapkan sebagai purposif sampling, yakni pengambilan sampel yang dilaksanakan atas pertimbangan tujuan penelitian untuk mengetahui aspek Hukum Islam mengenai pendistribusian zakat profesi pada lembaga amil zakat Rumah Zakat Indonesia kota Pekanbaru. 4. Sumber data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini pada dasarnya dapat bibedakan atas 2 (dua) jenis data, yaitu: a. Data primer, yakni data utama yang bersumber dari para responden penelitian lapangan sehubungan dengan permasalahan penelitian tentang tinjauan hukum islam mengenai pendistribusian zakat profesi pada lembaga amil zakat Rumah Zakat Indonesia kota Pekanbaru. b. Data sekunder, yakni data yang bersumber dari pengelolaan kepustakaan guna mendapatkan dukungan teori berupa pendapat ahli yang dinilai relevan dengan penelitian ini. 5. Pengumpulan data a. Field research Field research dilakukan dengan menggunakan tehnik sebagai berikut: Angket yaitu menyebarkan angket yang berisikan pertanyaan yang tertulis mengenai permasalahan yang diteliti dan diajukan kepada responden penelitian Wawancara yaitu penulis mengajukan pertanyan secara langsung kepada responden penelitian mengenai permasalahan yang diteliti. b. Library research Untuk penelitian kepustakaan, dilakukan dengan menelaah literature- literature yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

Data tersebut dipilih dan kemudian dianalisa sesuai dengan permasalahan yang dibahas. 6. Analisa data Adapun metode yang dipakai dalam penulisan ini untuk menganalisis data adalah metode kualitatif yaitu analisis dengan jalan mengklasifikasikan data- data kedalam kategori berdasarkan persamaan yang jelas dari data- data tersebut, kemudian data- data tersebut diuraikan sedemikian rupa dan dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah yang diteliti. 7. Metode Penulisan Adapun teknik yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: a. Deduktif Dengan metode ini penulis memaparkan data- data yang bersifat umum, untuk selanjutnya dianalisa dan disimpulkan menjadi datadata yang bersifat khusus b. Induktif Dengan metode ini penulis memaparkan data- data yang bersifat khusus, untuk selanjutnya dianalisa dan disimpulkan menjadi datadata yang bersifat umum c. Deskriptif Dengan metode ini penulis menganalisa dengan jalan mengumpulkan data dan keterangan dari teori yang telah ada.

F. Sistematika Penulisan Agar terarahnya serta memudahkan dalam pembahasan ini, penulis membaginya kedalam lima bab, dimana masing- masing bab dan sub bab merupakan suatu kesatuan yang berhubungan dengan yang lain. Adapun bentuk sistematika penulisan ini adalah: BAB I : Pendahuluan yang berisikan: latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Gambaran umum tentang Rumah Zakat Indonesia kota pekanbaru yang berisikan, sejarah berdirinya, struktur organisasi, visi dan misi serta program- program rumah zakat Indonesia kota Pekanbaru. BAB III : Membahas tentang zakat dalam Islam, yang terdiri dari Pengertian Zakat, Urgensi Zakat, Sasaran Zakat (mustahik), Serta Zakat Profesi dalam Hukum Islam. BAB IV : Membahas tentang (1) bagaimana pola pendistribusian zakat profesi pada Rumah Zakat Indonesia kota Pekanbaru (2) bagaimana manfaat pendistribusian zakat profesi pada Rumah Zakat Indonesia kota Pekanbaru (3) b agaimana tinjauan Hukum Islam terhadap permasalahan ini. BAB V : Penutup, yang berisikan: kesimpulan dan saran-saran.