1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan usaha perlu dilakukan agar dapat berjalan dengan baik. Perencanaan merupakan hal penting bagi manajer untuk mengambil suatu keputusan, perencanaan yang dilakukan harus dikaitkan dengan kelemahan dan kelebihan dari perusahaan tersebut. Kelebihan perusahaan memperoleh laba semaksimal mungkin, sedangkan kelemahan perusahaan seperti mengalami penurunan penjualan maka diperbaiki untuk menjadi lebih baik. Analisis yang dilakukan membuat perencanaan dan pengendalian keuangan adalah melakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu. Rasio keuangan yang dapat digunakan oleh manajer untuk merencanakan dan mengendalikan keuangan perusahaan yaitu likuiditas, leverage, aktivitas, dan keuntungan (Bambang Riyanto,1995). Weston dan Copeland (1995), mengelompokkan rasio ke dalam 3 kelompok besar yaitu ukuran kinerja, ukuran efisiensi operasi dan ukuran kebijakan keuangan. Informasi keuangan berguna sebagai dasar prediksi bagi pemakainya apabila memprediksi fenomena ekonomi. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan SAK 1994 disebutkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yaitu investor, karyawan, pemberi pinjaman (kreditur), pemasok (supplier), pelanggan, pemerintah beserta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Laporan
2 keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan dari masing-masing pemakai. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya pemilik. Financial Accounting Standard Board (FASB) menyatakan bahwa tujuan dari ikhtisar keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam penilaian kemampuan manajemen memanfaatkan sumber daya perusahaan, untuk mencapai sasaran utama perusahaan dan proses laba meliputi upaya dan pelaksanaan kerja, yang ditujukan untuk mengembalikan jumlah uang kas maksimum kepada pemiliknya sepanjang waktu. Laba dipandang sebagai alat prediksi yang dapat membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomik yang akan datang. Nilai laba masa lalu yang didasarkan atas nilai historis dan nilai berjalan berguna untuk meramalkan nilai mendatang dari kedua versi laba. Penelitian yang dilakukan oleh Machfoedz (1994) menunjukkan bahwa kekuatan prediksi rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba untuk periode satu tahun lebih tinggi dibandingkan dua tahun dan kekuatan prediksi untuk periode dua tahun ditemukan tidak signifikan. Analisis laporan keuangan di Amerika dan negaranegara maju lainnya dapat dibuktikan dengan melakukan tes atas analisis laporan keuangan berupa rasio keuangan dan fenomena ekonomi (Beaver, 1966; O Connor, 1973; Pinches dan Mingo, 1973; Dambolena dan Khoury, 1980; Ou dan Penman, 1989; Ou, 1990; Penman,1992). Di Indonesia tes atau penelitian seperti ini pernah dilakukan antara lain oleh Machfoedz (1994), Zainudin dan Hartono (1999), Asyik dan Soelistyo (2000). Penelitian ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui
3 manfaat analisis laporan keuangan dan informasi akuntansi pada khususnya. Penelitian ini penting dan diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Suatu perusahaan dapat diketahui apakah perusahaan mendapatkan laba atau pertumbuhan laba dapat dilakukan dengan cara menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan perusahaan. Penelitian tentang manfaat rasio keuangan telah dilakukan antara lain oleh Sinkey (1975), Whalen dan Thomson (1988) dan Zainuddin dan Hartono (1999). Sampel dari penelitian tersebut adalah perusahaan perbankan, maka hasil penelitian tersebut kurang dapat digeneralisir pada perusahaan yang mempunyai karakteristik berbeda dengan perusahaan perbankan. Beaver (1966), menggunakan 30 rasio keuangan untuk mengetahui kebangkrutan perusahaan, selanjutnya O Connor (1973) memprediksi keuntungan saham dengan 10 rasio keuangan. Penelitian oleh Dambolena dan Khoury (1980) meneliti stabilitas rasio dan kebangkrutan dengan 19 rasio keuangan. Ou dan Penman (1989) menggunakan 68 rasio keuangan dalam memprediksi keuntungan saham. Asyik dan Soelistyo (2000) menggunakan 21 rasio keuangan dalam memprediksi laba. Penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti diperoleh gambaran bahwa selain penggunaan rasio keuangan berbeda, hasilnya juga tidak selalu sama sehingga menarik untuk diteliti di pasar modal Indonesia. Hasil penelitian tersebut maka penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuantemuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut kegunaannya dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Penulis mengambil penelitian mengetahui kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi laba.
4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan persoalan yang akan diteliti apakah rasio keuangan dapat digunakan dalam memprediksi laba? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi laba. 1.4 Batasan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ, selain perusahaan keuangan dan perbankan, karena laporan keuangannya berbeda serta memiliki laporan keuangan yang lengkap mulai dari tahun 2000-2004. Sampel data yang digunakan dari tahun 2000-2004 dan data laporan keuangan diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) yang diambil dari Pojok BEJ. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi investor Memberikan informasi untuk mengambil keputusan dalam melakukan jual beli saham di pasar modal, yang bisa dilihat berdasarkan rasio keuangan serta pertumbuhan laba pada suatu perusahaan tersebut.
5 Memberikan informasi di dalam melakukan penanaman modal pada perusahaan yang diinginkan, dengan tujuan untuk mendapat hasil yang sesuai dengan harapannya. 2. Bagi peneliti Menambah ilmu pengetahuan mengenai akuntansi keuangan serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah Menambah wawasan cara melakukan penelitian dalam studi empiris. 3. Bagi perusahaan Memberikan informasi yang berguna dalam menilai kinerja perusahaan dan prospek masa depan usahanya, yang bisa dilihat dengan menggunakan rasio keuangan yang dilihat berdasarkan laba.