PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DI TK MURNI KUSUMA Ni Kadek Sarnyani 1, Drs I Nyoman Wirya, M.Pd 2, Didith Pramunditya Ambara, S.Psi.,M.A 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: anikmarzella91@gmail.com 1, wiryanyoman@gmail.com 2, didithambara@gmail.com 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dengan penerapan metode pemberian tugas berbantuan media balok pada anak kelompok B semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 TK Murni Kusuma Bengkala. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang di laksanakan dalam siklus. Subjek penelitian adalah 18 orang anak TK pada kelompok B semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Data penelitian tentang kemampuan kognitif dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrument berupa lembar format percakapan. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistic deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan kognitif siswa kelompok B TK Murni Kusuma Bengkala setelah diterapkan metode pemberian tugas melalui kegiatan bermain balok sebesar 23,50%. Ini terlihat dari peningkatan rata-rata presentase kemampuan kognitif anak pada siklus 1 adalah 54,11% yang berada pada kategori rendah dan rata-rata persen kemampuan kognitif anak pada siklus 2 sebesar 83,67% yang berada pada kategori tinggi. Jadi penerapan metode pemberian tugas berbantuan media balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak Kelompok B semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 di TK Murni Kusuma Bengkala. Kata-kata kunci: metode pemberian tugas, media balok, kemampuan kognitif Abstract This study aimed to determine the increase in cognitive development with the application of media-assisted method of duty beams on the students in group B in the second semester in academic year 2014/2015 at TK Murni Kusuma Bengkala. This research was classroom action research conducted in two cycles. The subjects were 18 students in group B in the second semester in academic year 2014/2015. Data collected research on cognitive abilities by the method of observation with an instrument in the form of sheet conversation. Data format were analysed using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis method. Results of the data analysis shows that the increase students cognitive abilities of group B TK Murni Kusuma Bengkala after applied the method of administration tasks through play activities amounted to 23,50%. This can be seend from the average percentage increase in cognitive student at cycle 1 was 54,11% which was at the low category and average cognitive abilities of student in cycle 2 at 83,67% at the high category. So the application of the method of assignmet of the medium beam aided can increase cognitive ability of children in group B, the second semester of the academic year 2014/2015 TK Murni Kusuma Bengkala. Key words: method of assignmet, medium beam, cognitive ability
PENDAHULUAN Anak dalam tumbuh kembangnya, melalui alam sekitar akan memperoleh bermacam-macam pengetahuan tentang lingkungannya baik yang terkait dengan mahluk hidup misalnya manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan dan mahluk tidak hidup misalnya bumi, matahari bulan dan bintang, rumah,sekolah dan lain sebagainya. Selain itu anak usia Taman Kanak-kanak memiliki rasa ingin tahu terhadap lingkungannya selanjutnya Taman Kanakkanak disingkat TK. Hal ini terlihat dengan adanya pertanyaan yang sering diajukan misalnya mengapa terjadi hujan, mengapa terjadi banjir. Anak adalah individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karena itu, upaya-upaya pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar dan bermai (learning through games). Hal ini karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, melalui bermain anak memperoleh kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaannya dan anak bisa berkreasi. Usia dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia dini sebagai usia penting bagi pengembangan intelegensi permanen dirinya. Mereka juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi.usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, Yang akan menentukan kemampuan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa tepat untuk meletakkan dasar nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik anak, kognitif, bahasa, dan sosial emosional kemandirian anak. Sehingga pengembangan seluruh potensi anak usia dini sesuai dengan hak anak sebagaimana diatur dalam UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan diskriminasi. Salah satu implementasi dari uraian diatas, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pembelajaran dalam rangka pengembangan pribadinya, sesuai dengan minat dan bakatnya. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat PAUD. PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan kemampuan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.paud adalah yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan kemampuan fisik ( koordinasi motorik halus dan motorik kasarnya ), kecerdasan (daya dan prilaku serta agama ), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan anak dan tahaptahap kemampuan yang dilalui oleh anak usia dini. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan kemampuan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-kanak untuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan anak usia dini (early child education/paud) sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, danbertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Pendidikan anak usia dini tidak harus selalu
mengeluarkan biaya mahal atau melalui suatu wadah tertentu, melainkan pendidikan anak usia dini dapat dimulai di rumah atau dalam keluarga. Kemampuan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitasnya di masa depan. Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan formal yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar. Pada usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak untuk menerima berbagai upaya kemampuan seluruh potensi anak. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa, akan mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang. Karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangkan berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repiblik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 bahwa tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi lingkup kemampuan nilai agama dan moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa, serta sosial emosional kemandirian. Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan. PAUD mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Kemampuan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap kemampuan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Dengan demikian sudah sangat memungkinkan untuk para guru khususnya guru TK agar lebih berkreatif dalam mengkemas suatu kegiatan mengingat kemampuan dasar, serta dalam pembentukan perilaku sangat penting dikaitkan dengan perembangan kemampuan anak. Dimana kegiatan yang disampaikan oleh guru untuk anak-anak diharapkan agar dilaksanakan secara kreatif dan inovatif (sesuatu yang menarik). Berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan peneliti menemukan rendahnya kemampuan kognitif anak khususnya pada anak kelompok B di TK Murni Kusuma Bengkala. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi pada tanggal 9 Maret 2015 terhadap 18 orang siswa, 14 diantaranya masih kebingungan pada saat diberikan tugas yang berkaitan dengan hal-hal yang membantu peningkatan kemampuan kognitifnya. Diantaranya pada kegiatan mengenal perbedaan balok berdasarkan bentuk, mengelompokan balok menurut bentuk dan memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari tiga pola berurutan.meskipun telah dijelaskan oleh pendidik, namun masih banyak siswa yang kebingungan dalam mengelompokan balok dengan benda yang lainnya.dari data-data tersebut dapat dikatakan kemampuan kognitif anak kelompok B di TK Murni Kusuma Bengkala masih kurang memuaskan sehingga perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas kelompok B di TK Murni Kusuma Bengkala pada tanggal 9 Maret 2015, bahwa hambatan yang sering ditemui ataupun dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran bermain balok adalah sulitnya menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran serta kurangnya media yang dapat menunjang dalam kegiatan pembelajaran. Walaupun kegiatan pembelajaran sudah dijelaskan sama guru tapi banyak anak yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga kemampuan anak masih kurang memuaskan, dimana dari 18 orang siswa 14 orang diantaranya mendapatkan nilai kurang
memuaskan (*), dari kata-kata tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan kemampuan kognitif anak pada kelompok B di TK Murni Kusuma Bengkala perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil temuan, maka berdasarkan hal tersebut perlu mengadakan diskusi dengan pengelola dan guru-guru di TK Murni Kusuma Bengkala Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng guna meningkatkan kemampuan Kognitif anak dapat dengan menerapkan metode dan media yang tepat. Dalam hal ini kemampuan kemampuan kognitif anak dapat dilihat pada kegiatan bermain balok dengan bermain balok anak bisa mengenal ukuran berdasarkan bentuk, mengelompokkan sesuai bentuknya, memperkirakan urutan berikutnya, serta mengenal perbedaan balok, mengenal warna. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu mengadakan suatu penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media balok untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B semester II tahun 2015 di TK Murni Kusuma Bengkala. Dengan memakai media balok yang menarik yang berwarna-warni. METODE Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015, penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B, di TK Murni Kusuma Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, dalam kegiatan pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah anak TK sebanyak 12 siswa dengan rincian tujuh siswa laki-laki dan lima siswa perempuan pada kelompok B semester ll di TK Murni Kusuma Bengkala Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK) Menurut Agung (2010:2) menyatakan PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua siklus, tetapi tidak menutup kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target penelitian. Akhir siklus l ditandai dengan pelaksanaan kegiatan bermain balok dengan alat dan bahan dari daun pisang, begitupun siklus ll dan siklus selanjutnya bila belum memenuhi hasil yang di inginkan dan belum memenuhi target penelitian. Adapun rencana dari penelitian tindakan kelas ini adalah: Gambar 2. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( Susyanto,2007) Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan 2 metode yaitu metode observasi dan metode wawancara. Dalam menganalisis data ini digunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. metode analisis statistik adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus statistic deskriptif seperti frekwensi, grafik poligon, angka ratarata (Mean), median (Me) dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum. Metode analisis deskritif ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi perkembangan kognitif anak Taman Kanakkanak dengan kegiatan bermain balok. Penghitungan dilakukan dengan cara mengkonversikan angka hasil rata-rata dibagi dengan skor maksimal ideal dikalikan seratus ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.
Tabel 1 Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Kemampuan Kognitif Anak Persentase 90-100 80-89 65-79 55-64 0-54 Kriteria Kemampuan Kognitif Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah (Agung, 2012) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Siklus I dilaksanakan mulai tanggal 4 hingga 21 Mei 2015, yakni sebanyak 12 kali pertemuan dengan anak Kelompok B Semester II TK Murni Kusuma Bengkala yang berjumlah 18 orang. Hasil analisis data statistik deskriptif menunjukkan nilai Modus (Mo) = 55,70, Median (Me) = 62,50, dan Mean (M) = 60,00. Jika data tersebut divisualisasikan dalam bentuk grafik polygon maka akan tampak seperti berikut. 5 f 4 3 2 1 0 Axis Title Grafik 47.5 53.5 59.5 65.5 71.5 Grafik Gambar 2. Grafik Kemampuan Kognitif Anak Siklus I Berdasarkan perhitungan M, Me, Mo, dan grafik polygon di atas terlihat M>Me>Mo ((60,00 < 62,50 < 55,70) sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data kemampuan Kognitif anak pada siklus I merupakan kurve juling positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan Kognitif anak kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 di x TK Murni Kusuma Bengkala cenderung rendah. Nilai M% = 60% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima seperti yang terlihat dalam tabel 1, M% berada pada tingkat kriteria 55-64 yang berarti bahwa tingkat kemampuan Kognitif anak kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 di TK Murni Kusuma Bengkala pada siklus I berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dialami. Kendala-kendala tersebut dijadikan bahan refleksi untuk merumuskan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya., Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat penerapan siklus I antara lain : a) Siswa masih bingung dengan model pembelajaran pemberian tugas yang diterapkan oleh peneliti, siswa belum terbiasa diberikan perintah secara mandiri karena di taman kanak-kanak mereka lebih cenderung untuk meniru dengan guru sebagai sumbernya, serta ada beberapa siswa yang bermain saat proses pembelajaran berlangsung. b) Siswa merasa kurang percaya diri untuk bekeda sendiri karena memang terbiasa dengan keadaan dibimbing dan selalu didampingi sehingga membuat mereka merasa tidak mampu melakukannya sendiri. Permasalahan yang timbul pada siklus I, selanjutnya ditindak lanjuti pada siklus II. Beberapa cara yang digunakan seperti, mensosialisasikan kembali metode pemberian tugas yang dilakukan oleh peneliti dengan menyampaikan cara kerja dari pembelajaran yang diterapkan dengan diselingi permainan-permainan yang menarik. Hal ini bertujuan untuk mendorong siswa agar lebih tertarik, tidak bingung dan dapat secara serius fokus pada pembelajaran yang diterapkan, sehingga pada pertemuan berikutnya siswa akan lebih terbiasa dalam mengikuti pembelajaran. Menuntun dan mengarahkan siswa dalam menyimpulkan materi serta memberikan penguatan dan motivasi siswa sehingga siswa merasa lebih percaya diri dan berani mengembangkan potensi serta bakat yang dimiliki. Nilai yang diberikan disesuaikan dengan kemauan dan
ketekunan anak tidak hanya terfokus pada hasil akhir saja. Hasil analisis data siklus II menunjukkan nilai Modus (Mo)= 88,90, Median (Me)= 85,50, dan Mean (M)= 83,50. Jika disajikan ke dalam grafik polygon akan tampak seperti pada gambar 3. 5 f 4 3 2 1 0 Axis Title Grafik 70.5 76.5 82.5 88.5 94.5 Grafik Gambar 3. Grafik Kemampuan Kognitif Anak Siklus II Berdasarkan perhitungan M, Me, Mo, dan grafik polygon di atas terlihat M<Me<Mo (83,50 < 85,50 < 88,90 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data kemampuan Kognitif anak pada siklus II merupakan kurve juling negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan Kognitif anak kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 di TK Murni Kusuma Bengkala cenderung tinggi. Nilai M% = 83,50% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima M% berada pada tingkat kriteria 80-89 yang berarti bahwa tingkat kemampuan Kognitif anak kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 di TK Murni Kusuma Bengkala pada siklus II berada pada kriteria tinggi. Pembahasan Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerepan metode pemberian tugas dan media balok tenyata dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak. Hal ini dapat x dilihat dari analisis mengenai perkembangan kognitif anak dapat diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan basil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata kognitif siswa pada kegiatan bermain balok mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II setelah diterapkannya metode pemberian tugas melalui kegiatan bermain balok. Rata-rata persentase kognitif siswa melalui kegiatan bermain balok pada siklus I adalah 60,00% dan meningkat pada, siklus II menjadi 83.50% sehingga kognitif siswa meningkat sebesar 23,50%. Hasil temuan ini sejalan dengan basil penelitian yang dilakukan oleh Ari (2012) yang telah membuktikan bahwa dengan penerapan metode pemberian tugas bermedia benda asli untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B di TK Murni Kusuma Bengkala.. Persentase kemampuan kognitif anak pada siklus I sebesar 60,00 % yang berada pada kategori rendah, ini disebabkan karena anak-anak belum begitu paham, tentang tugas yang diberikan dalam bermain balok dan media yang digunakan begitu sedikit sehingga perlu penambahan media dalam proses pembelajaran. Hal ini perlu ditingkatkan dengan menciptakan situasi yang menyenangkan, memotivasi anak agar berani melakukan kegiatan bermain balok dan menambah media balok yang menarik, sehingga daya pikir serta kreativitas anak meningkat. Dengan usaha tersebut terbukti pada siklus II kemampuan kognitif anak mengalami peningkatan menjadi 83,50 % yang menunjukkan pada kategori tinggi. Terjadinya peningkatan persentase kemampuan kognitif pada anak didik saat penerapan metode pemberian tugas berbantuan media balok disebabkan oleh rasa ingin tahu anak tentang media balok yang digunakan dalam proses pembelajaran yang mana media balok tersebut berwarnawarni sehingga sangat menarik bagi anak saat melakukan kegiatan. Sesuai dengan pendapat Piaget (Izzaty, 2005:57) "Pemikiran praoperasional ialah awal kemampuan untuk merekontruksi pada tingkat pemikiran apa, yang telah dilakukan di dalam perilaku". Pengembangan kognitif disebut juga dengan
istilah pengembangan daya pikir, yang di mana kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) seseorang. Selain itu, anak juga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan bermain balok, karena dalam bermain balok daya pikir serta imajinasi anak berkembang. Hal tersebut sependapat dengan pendapat Drever (Fawzia Aswin Hadis, 1996:49) disebutkan bahwa "kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan penalaran". Dengan demikian metode pemberian tugas kemampuan kognitif anak meningkat baik dalam mengenal bentuk, ukuran, warna serta konsep bilangan. Keberhasilan dalam penelitian ini sesuai dengan kajian-kajian teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini. Balok memiliki keunikan dan bermakna serta bermanfaat terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi dan berkreasi. Peran itu tidak dapat diberikan oleh kegiatan lain, karena pendidikan seni bermain balok memiliki sifat multi guna pada pemblajaran yang ada di Taman Kanak-Kanak. Oleh karena itu, belajar dan berkarya memiliki suatu kepuasan atas hasil yang dicapainya. Penerapan metode pemberian tugas dilakukan dalam beberapa proses kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak. Melalui kegiatan bermain balok anak akan diberikan tugas sehingga anak dituntut untuk kreatif dan mampu berkreasi untuk menciptakan suatu hasil karya yang baru sesuai dengan idenya dan imajinasinya. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini akan mengenal banyak hal secara mandiri dan bertanggung jawab dengan kegiatannya. Keberhasilan dalam penelitian ini sesuai dengan kajian-kajian. teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini, pemberian tugas merupakan suatu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan kegiatan yang telah disiapkan oleh guru sehingga guru bisa menilai dari hasil karya anak dan anak mampu mandiri dalam mengedakan tugas Penerapan metode pemberian tugas dalam penelitian ini dibantu dengan media balok seperti bentuk-bentuk geometri. Media balok ini akan merangsang ide dan perkembangan anak untuk berkreasi dan memikirkan hal-hal yang baru, sehingga perkembangan kognitif akan akan berkembang sesuai dengan tahap perkembangan anak, anak yang kreatif perkembangan kognitifnya akan berkembang dibandingkan dengan anak yang tidak kreatif. Penelitian yang serupa juga pernah diiakukan oleh Ari (2012) terhadap Anak Kelompok B di TK Jana Ramkes Desa BungkuIan Kabupaten Buleleng Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang memiliki tingkat perkembangan kognitif masih rendah. Tindakan yang diberikan berhasil meningkatkan perkembangan Kognitif anak dari 46,67% pada siklus I menjadi 87,60% pada siklus II. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Santi (2012) yang berjudul Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Alat Peraga Pelepah Pisang Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Kelompok B Semester 11 di Tk. Widya Kumara Bulian Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng Tahun PeIajaran 2011/2012 dari hasil penelitian tersebut peningkatan kemampuan motorik halus siswa pada siklus I adalah 48,89% yang berada pada kategori rendah sedangkan rata-rata persen kemampuan kognitif anak pada siklus II sebesar 85,19% dengan kriteria tinggi maka terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak sebesar 36,30%. Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Supri (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Metode Pemberian Tugas Melalui Kegiatan Bermain Dengan Media Papan Titian untuk Meningkatkan Motorik Kasar Anak di Kelompok B Pada Tk Widya Kumara Graha Desa Bebetin Semester II Tahun PeIajaran 2011/2012. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas sangat relevan dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan melihat hasil rata-rata
persen yang dicapai pada siklus I adalah 48,89% yang berada pada kategori rendah dan meningkat menjadi 97,77% pada siklus II dengan kriteria sangat tinggi. Dari ketiga hasil penelitian yang relevan tersebut membuktikan bahwa penerapan metode pemberian tugas sangat efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak taman kanak-kanak. Pada penelitian yang telah dilakukan di lapangan, terdapat banyak kendala yang dialami peneliti. Seperti anak telihat tidak bersemangat dalam mengerjakan tugas, banyak anak yang terlihat asik bermain, dan ada pula anak yang pemalu dan pendiam. Namun semua kendala yang terjadi tersebut telah dicarikan solusi oleh guru dan juga peneliti untuk merangsang minat anak dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan guru. Diantaranya, guru menjelaskan terlebih dahulu tugas yang akan dikerjakan oleh anak. Dalam hal ini guru akan memberikan contoh terlebih dahulu. Sementara itu dalam pelaksanaannya guru bekerja sama dengan peneliti bersama-sama membimbing anak yang dirasa kurang mampu dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Dengan demikian anak akan merasa diperhatikan oleh gurunya sehingga akan timbul rasa ingin mencoba dan semangat dalam mengerjakan tugas. Guru juga memberikan motivasi berupa pujian kepada anak yang selesai dan mau mengerjakan tugas. Dengan harapan hal ini dapat dijadikan contoh oleh anak lain. Melalui kegiatan itu secara tidak langsung guru telah melatih anak untuk mengerjakan tanggungjawabnya sebagai peserta didik. Melalui motivasi yang diberikan diharapkan dapat merangsang kemampuan kognitif anak dan juga rasa kompetisi yang disertai persaudaraan. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut ini berarti bahwa dengan penerapan metode penugasan melalui kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B semester II TK Murni Kusuma Bengkala. Keberhasilan metode, pemberian tugas melalui kegiatan bermain balok didukung oleh anak mau berusaha untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sedangkan hambatan keberhasilan kegiatan bermain balok kurangnya fasilitas media pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak Pada, Kelompok B semester II TK Murni Kusuma Bengkala tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil evaluasi belajar kemampuan kognitif anak Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode, pemberian tugas berbantuan media balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak tahun ajaran 2014/2015 di TK Murni Kusuma Bengkala. Terdapat peningkatan kognitif siswa kelompok B TK Murni Kusuma Bengkala setelah diterapkan metode pemberian tugas melalui kegiatan bermain balok sebesar 23,50%. Ini terlihat dari peningkatan rata-rata persentase kognitif siswa pada, siklus pada siklus I adalah 54,11% yang berada pada kategori rendah dan rata-rata kemampuan kognitif anak pada, siklus II sebesar 83,67% berada pada kategori tinggi. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan hasil penelitian di atas, dapat diajukan beberapa saran. Disarankan kepada kepala sekolah agar dapat menyediakan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran khususnya dalam pelaksanaan metode pemberian tugas. Kepada para guru agar lebih memperhatikan situasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa betul-betul merasakan suasana yang tenang dalam belajar karena suasana tersebut sangat mendukung dalam proses belajar. Cara yang dapat dilakukan yaitu menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Salah satunya dengan metode pembelajaran pemberian tugas didukung media yang relevan untuk dapat meningkatkan kemampuan kognitif
anak. Disarankan kepada peneliti lain yang hendak mengadakan penelitian lebih lanjut tentang metode pemberian tugas berbantuan media balok untuk PAUD maupun bidang ilmu lainnya, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya serta peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan aspek-aspek lain yang akan diteliti. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2C 10. Bahan Kuliah Statistika Deskriptif. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha. --------, 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha. Ari, Lestari. (2012). "Penerapan Metode Pemberian Tugas Bermedia Benda Asli Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B Di TK Jana Ramkes Desa Bungkulan Kabupaten Buleleng Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012". PTK Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Ganesha. Basuki Wibawa, Farida Mukti.1993. Media Pengajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Th 2009. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD Ditjen PNFI. Depdiknas. 1996. Kurikulum 1994. Jakarta: Badan Litbang Departemen Pendidikan Nasional. Depdikbud, 1998. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depdiknas. 2006. Panduan Pengelolaan Taman Kanak-kanak Jakarta: Badan Litbang Depdiknas. Fawzia Aswin Hadis. 1996. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Gunarti, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta Universitas Terbuka. Izzaty, Eka Rita. 2005. Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jamaris,Martini. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Juwita Dewi, Kenny. 2000. Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Jakarta: CRI Indonesia. Koyan,I Wayan. 2009. Statistik Dasar dan Lanjut (Teknik Analisis Data Kuantitatif). Singaraja: Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Moeslichatoen R,1999. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: PT Rineka Cipta. Roestiyah N.K. 1998. Teknik Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sujiono, Nurani Yuliani, 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta, PT. Indeks.
Sujiono. 2004. Metode Pengembangan Kognitif, Jakarta, Pusat Penertiban Universitas Terbuka Sumantri, Mulyani & Johar Permana. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Wendra. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bandung: Bumi Angkasa. Zaman, Badru. 2008. Media dan Sumber Belajar di TK. Jakarta: Universitas Terbuka