book Dharma From Movie
Judul Penghimpun Penerjemah Penata Dharma From Movie Yin Natadhitā Handaka Vijjānanda Intan Dhitādhīvarā Penerbit Ehipassiko Foundation 085888503388 BB 237DE149 ehipassikofoundation@gmail.com www.ehipassiko.net Hak Cipta 2016 Ehipassiko Foundation Anda boleh mengunduh, mencetak, menyalin, dan membagi buku ini selama tidak dijual.
Masalahnya bukanlah masalahnya. Masalahnya adalah sikapmu terhadap masalahnya.
Selalulah biarkan nuranimu menjadi pemandumu.
Hanya karena seseorang tersandung dan kehilangan arah, bukan berarti mereka tersesat selamanya.
Latih dirimu untuk melepas segala sesuatu yang kau takut-kehilangan.
Hidup itu bagai sekotak cokelat. Kau tak pernah tahu apa yang akan kau dapat.
Memang, masa lalu bisa menyakitkan. Namun kau bisa lari darinya, atau belajar darinya.
Dengan kekuatan yang besar datanglah tanggung jawab yang besar.
Kamu tidak bisa menjalani hidupmu untuk selalu menyenangkan orang lain. Pilihan harus ada padamu.
Apa yang kau lakukan sekaranglah yang membuat perbedaan.
Air selalu berubah, selalu mengalir. Tapi manusia, kurasa, tak sanggup hidup seperti itu.
Mengapa kita jatuh, Tuan? Supaya kita bisa belajar berdiri sendiri.
Hal yang utama adalah: perhatikan. Perhatikan setiap hal, setiap hal yang kau lihat.
Memberi dan tak harap kembali, itulah yang ada dalam hati yang mencinta.
Hakuna Matata! Jangan khawatir!
Bukan sekarat yang perlu kamu takuti, melainkan tidak pernah hidup sedari awal.
Jangan menilai sesuatu dari tampilannya.
Kehidupan bergerak cukup cepat. Jika kau tak sesekali berhenti dan melihat sekitar, kau bisa gagal melihatnya.
Aku hanya berani ketika aku harus berani. Menjadi berani itu bukan berarti kamu mencari-cari masalah.
Kehidupan tidak memberi kita tujuan. Kitalah yang memberi tujuan pada kehidupan.
Perbuatan tidak akan jadi kurang hebat karena perbuatan itu tidak disanjung.
Alam adalah tentang keseimbangan. Semua di dunia ada dalam pasangan: yin dan yang, benar dan salah, laki-laki dan perempuan. Tanpa sakit, apa ada nikmat?
Satu-satunya hal yang pasti mengenai kehidupan adalah ketidakpastiannya.
Kepintaran adalah keistimewaan, dan perlu digunakan untuk kebaikan yang lebih besar.
Selama kita hidup, kita harus tetap jujur pada kita sendiri.
Setiap cerita punya akhir, namun dalam kehidupan, setiap akhir hanyalah sebuah awal yang baru.
Kau mengendalikan nasibmu. Kau tak butuh keajaiban untuk itu. Dan tidak ada jalan pintas ajaib untuk pemecahan masalahmu.
Dengarkan aku baik-baik, kawan: membunuh tidak akan membawa kedamaian untukmu.
Cemas itu seperti kursi goyang. Cemas memberimu sesuatu untuk dilakukan, tapi tidak membawamu ke mana-mana.
Setiap orang akan mati, tapi tidak setiap orang benar-benar hidup.
Jika kau berpusat pada apa yang telah kau lewatkan, kau tak akan pernah bisa melihat apa yang terbentang di depan.
Tak jadi soal siapa aku yang di balik ini, tapi apa yang kulakukanlah yang menunjukkan siapa aku ini.
Perbedaan kebiasaan dan bahasa sama sekali tak masalah jika tujuan kita sama dan hati kita terbuka.
Hanya jika kau menemukan kedamaian dalam dirimu, kau akan menemukan hubungan sejati dengan orang lain.
Sedikit pertimbangan, sedikit pemikiran untuk orang lain, membuat segala perbedaan.
Hidup adalah kereta api. Jika kau tak bergerak, kau tak hidup. Tapi akan tiba waktunya kau harus berhenti berlari dari segala sesuatu dan kau harus mulai berlari menuju sesuatu.
Kamu adalah masalahmu dan kamu jugalah solusinya.
Tolong, jangan cemas-cemas amat. Karena pada akhirnya tak seorang pun dari kita yang lama-lama amat di bumi ini.
Pahlawan sejati tidak ditara dari ukuran kekuatannya, tetapi dari kekuatan hatinya.
Aku percaya bahwa ada sosok pahlawan di dalam kita semua, yang membuat kita tetap jujur, memberi kita kekuatan, membuat kita mulia, dan akhirnya memperkenankan kita untuk mati dengan rasa bangga.
Semua momen itu akan lenyap dalam waktu bagaikan cucuran dalam hujan.