BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
FIRE RISK ASSESSMENT HIGH RISE BUILDING

128 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional dan keramaian pembeli serta pedagang didalamnya

STANDARD OPERATING PROCEDURS (SOP) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN SERTA PENYELAMATAN DIRI

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

ANALISIS RISIKO KEBAKARAN DALAM PEMENUHAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga

BAB II STATISTIK KEBAKARAN DIBERBAGAI NEGARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. pusat aktivitas dari penduduk, oleh karena itu kelangsungan dan kelestarian kota

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

Kata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

Tips Mencegah LPG Meledak

gedung bioskop berbeda tingkat kerawanannya dibandingkan dengan perumahan. Jika

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran Pada Fasilitas Hotel

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

IDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bangunan kesehatan diklasifisikan bahaya kebakaran ringan, mengingat bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

EVALUASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PROYEK RUMAH SAKIT ST.BORROMEUS

SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS (PLK)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

WALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

Physical Security and Biometrics. Abdul Aziz

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Subdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK)

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/MEN/98 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN KECELAKAAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB V HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Perusahaan dan Hasil Pembangunan Gedung

BAB II LANDASAN TEORI

PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun dunia industri, dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia dan

MENCERMATI STANDAR PENGAMANAN GEDUNG UNTUK ANTISIPASI BAHAYA KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penyediaan komponen listrik instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

BAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun

Manual Prosedur Safety Health

FAKTOR PENYEBAB KERENTANAN KEBAKARAN BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN MELAYU KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu bencana/musibah yang akibatkan oleh api dan dapat terja mana saja dan kapan saja. Kebakaran yang akibatkan oleh ledakan atau ledakan yang akibatkan oleh kebakaran dapat menimbulkan kerugian harta benda, cidera bahkan kematian. Nyala api berasal dari tiga unsur yaitu bahan bakar (fuel), oksigen (O2), dan panas. Kebakaran terja karena adanya tiga faktor yang menja unsur api.1 Jenis, jumlah dan banyaknya cairan, gas, dan debu yang mudah terbakar dapat menyebabkan ledakan yang parah.2 Kejaan kebakaran Amerika Serikat pada tahun 2010 ada sebanyak 1.331.500 kejaan yang menyebabkan kematian 3.120 jiwa dan kerugian sebanyak 11.593.000.000 dolar.3 Berdasarkan data pada tahun 2015, Indonesia merupakan dalam kelompok ketiga yang frekuensi kebakarannya antara 20-100 ribu kejaan pertahun dengan korban jiwa mencapai 200 hingga 1000 orang.4 Data dari Dinas Kebakaran Kota terdapat 194 kasus kebakaran dari bulan Januari sampai Oktober 2014 yang terbagi atas kebakaran bangunan perumahan sebanyak 68 kasus, bangunan campuran 72 kasus, bangunan industri sebanyak 35 kasus, dan sisanya adalah kebakaran kendaraan dan rumput ilalang.5 Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerentanan kebakaran dalam bangunan yaitu penggunaan instalasi listrik, penggunaan peralatan memasak, penggunaan alat penerangan saat listrik padam (lampu emergensi, genset, lampu teplok, lilin), dan penggunaan obat nyamuk bakar.6 Pemasangan instalasi listrik yang tidak benar seperti penggunaan T-kontak menumpuk, penggunaan peralatan listrik secara terus menerus, penggunaan kabel listrik yang bersambung dengan isolasi, penggunaan kabel listrik atau colokan listrik yang terbakar, kabel listrik terkelupas, situasi atau konsi 1

keberadaan instalasi listrik.7 Penggunaan peralatan masak yang dapat menyebabkan kebakaran, seperti penggunaan kompor minyak yang terlalu lama (berjam-jam bahkan seharian), penggunaan kompor gas yang tidak terawat dan tidak mengganti regulator/ selang kompor gas, dan penggunaan kompor gas yang terlalu lama.6 Komponen keselamatan kebakaran ada empat, yaitu sarana proteksi kebakaran, akses mobil pemadam kebakaran, sarana penyelamatan jiwa, dan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG).8 Berbagai peristiwa kebakaran yang terja dapat sebabkan karena tidak ada atau tidak fungsinya sistem deteksi ni, sistem pemadam kebakaran dan sistem penyelamatan.9 Sumber-sumber pemicu terjanya kebakaran tempat kerja antara lain listrik, sambaran petir, pengelasan (pekerjaan konstruksi), pemakaian bahan dan cairan mudah terbakar, reaksi kimia, percikan atau bunga api, gesekan, dan rokok.10 Penilaian risiko kejaan kebakaran (fire risk assessment) merupakan sebuah penilaian sistematis untuk meninjau kegiatan atau pekerjaan yang lakukan suatu tempat yang dapat menyebabkan nyala api dan membahayakan orang-orang yang ada dalam atau sekitar tempat tersebut. Penilaian risiko pada gedung bertujuan untuk mengidentifikasi risiko kebakaran untuk mengurangi kerugian dari kebakaran dengan sekecil mungkin dan selanjutnya untuk melakukan tindakan pencegahan.11 Kebakaran gedung bertingkat lebih mematikan dan merugikan, selain itu penanganan kebakaran lokasi gedung bertingkat lebih menyulitkan dan berisiko tinggi daripada lokasi-lokasi lain mana bencana kebakaran terja.12 Bencana tersebut bisa terja kapan saja dan tentunya akan menimbulkan banyak kerugian.13 Peristiwa kebakaran yang banyak terja pada gedung bertingkat karenakan rendahnya sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran serta kurangnya prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) lingkungan gedung bertingkat.13 Sesuai dengan Undang-Undang No.2 tahun 2002 tentang bangunan gedung Pasal 17 ayat (1) menyatakan bahwa syarat keselamatan gedung meliputi persyaratan 2

kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.14 Hasil penelitian lain menyatakan bahwa sarana proteksi kebakaran kampus terutama sarana proteksi aktif dan sarana penyelamatan jiwa saat ini masih kurang lengkap dan belum memenuhi standar, sehingga perlunya memenuhi manajemen proteksi kebakaran seperti prosedur tanggap darurat, organisasi proteksi kebakaran, dan sumber daya manusia untuk menunjang kelengkapan dan terstandarnya proteksi kebakaran kampus.15-17 Pada bulan Juni 2016 terja kebakaran Universitas Islam Malang (UNISMA) dengan dugaan sebabkan konsleting listrik melahap gedung yang terdapat buku serta tumpukan kertas dengan kerugian mencapai 250 juta.18 Kampus Universitas Muhammayah (Unimus) secara resmi berri tanggal 4 Agustus 1999. Kampus Unimus bagi menja 5 lokasi, salah satunya yaitu Kampus I Komplek Kampus Terpadu yang berlokasi Jl. Kedungmundu Raya No. 18 yang manfaatkan untuk gedung rektorat, masjid, gedung asrama mahasiswa, gedung Nursing Research Centre (NRC), gedung PKM mahasiswa, sport center, gedung laboratorium terpadu, dan Unimus Mecal Center (UMC). Gedung rektorat memiliki 5 lantai, gedung NRC ada 4 lantai, dan gedung Laboratorium Terpadu ada 4 lantai. Peristiwa kebakaran pernah terja setiap tahunnya gedung kampus I Universitas Muhammayah yaitu pada tahun 2008 sampai 2014 yang penyebabnya yaitu sambaran petir dan konsleting listrik ruang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) lantai 5 gedung Rektorat. Kejaan paling besar terja pada tahun 2008 yang menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah karena server dan komputer mengalami kerusakan. Konsi ruang TIK yang berada lantai 5 memiliki potensi bahaya terkena sambaran petir karena ruang tersebut terdapat banyak komputer dan server. Selain itu, ruang server terletak dekat dengan ruang perpustakaan. Sehingga potensi kebakaran akan lebih tinggi. 3

Keterseaan fasilitas tanggap darurat dapat mempengaruhi konsi gawat darurat jika terja bencana kebakaran yang dapat menyebabkan kefatalan, karena fasilitas tanggap darurat kebakaran merupakan fasilitas dasar untuk menanggulangi suatu bencana kebakaran.19 Berdasarkan hasil observasi ketahui konsi fisik kampus Universitas Muhammayah seperti fasilitas sarana proteksi aktif kebakaran meliputi sprinkler, detektor asap, alarm kebakaran masih belum ada, hidran sudah ada namun tidak memenuhi kapasitas gedung, dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) juga sudah ada namun tidak lengkap (tidak seakan) pada setiap ruangan dan APAR dalam konsi terkunci. Fasilitas sarana penyelamatan seperti tangga darurat tidak ada, letak tangga dan lift pada gedung laboratorium kesehatan berdekatan dan berada tengah-tengah gedung, letak assembly point berada parkiran dan tidak memenuhi jumlah penghuni gedung, petunjuk arah (jalur evakuasi) masih kurang lengkap. Oleh karena itu, betapa perlunya kewaspadaan pencegahan terhadap terjanya kebakaran dan ledakan perlu lebih tingkatkan.1 Latar belakang atas merupakan dasar untuk melakukan penelitian tentang penilaian risiko kebakaran gedung bertingkat Kampus I Universitas Muhammayah sebagai upaya perbaikan atau peningkatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran untuk keselamatan bangunan gedung bertingkat. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah sebagai berikut bagaimana risiko terjanya kebakaran gedung bertingkat Kampus I Universitas Muhammayah? C. Tujuan Penelitan 1. Tujuan Umum Menilai risiko kejaan kebakaran gedung bertingkat Kampus I Universitas Muhammayah 4

2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan manajemen proteksi kebakaran (terri dari sumber daya manusia, prosedur operasional tanggap darurat kebakaran, organisasi proteksi kebakaran, dan pelatihan dan penkan pemadam kebakaran) Gedung Kampus I Universitas Muhammayah b. Mendeskripsikan sarana penyelamatan jiwa (terri dari jalan keluar, jalur darurat, lampu darurat, pintu kebakaran, pintu keluar) ketika terja kebakaran Gedung Kampus I Universitas Muhammayah c. Mendeskripsikan sarana proteksi kebakaran (APAR, hidran, sprinkler, alarm kebakaran) Gedung Kampus I Universitas Muhammayah d. Mendeskripsikan pencegahan kebakaran (terri dari kebersihan, kerapihan, dan pemanas, penyimpanan bahan mudah terbakar, instalasi peralatan listrik, pembakaran) Gedung Kampus I Universitas Muhammayah e. Mendeskripsikan kinerja petugas dalam pengecekan sarana proteksi kebakaran sebagai upaya pencegahan kebakaran Gedung Kampus I Universitas Muhammayah D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini akan menja masukan bagi pengelola gedung untuk perbaikan serta melengkapi prosedur yang sudah buat terutama dalam upaya pencegahan kebakaran Gedung Bertingkat Kampus I dan menja pedoman untuk pembangunan gedung baru Universitas Muhammayah. 2. Manfaat Teoritis dan Metodologis a. Manfaat Teoritis Penelitian tentang penilaian risiko kebakaran gedung bertingkat masih belum ada Universitas Muhammayah, sehingga 5

penelitian ini harapkan dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan. b. Manfaat Metodologis Penelitian penilaian risiko kebakaran pada gedung bertingkat harapkan dapat kembangkan oleh penelitian selanjutkan sebagai pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada gedung bertingkat Kampus I Universitas Muhammayah. E. Keaslian Penelitian Perbedaan penelitian pada tabel 1.1 menunjukkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain yaitu terletak pada hal yang teliti yaitu penilaian risiko kejaan kebakaran (fire risk assessment) Gedung Bertingkat Kampus I Universitas Muhammayah. 6

Tabel 1.1. Daftar Publikasi yang Menja Rujukan No 1. Peneliti (th) Jarwo Puspito dan Putut Hargiyarto (2009) Judul Jenis Penelitian Kesiapan Teknisi dan Peralatan dalam Upaya Pencegahan Kebakaran Sarana dan Prasarana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Penelitian survey menggunakan statistic deskriptif Variabel Bebas dan Terikat a. b. c. 2. Arif Kurniawan (2014) Gambaran manajemen dan sistem proteksi kebakaran gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta Metode Deskriptif kuantitatif dengan desain stu kasus Profil kemampuan teknisi bengkel/laboratorium FT UNY untuk pencegahan bahaya kebakaran Upaya yang lakukan teknisi bengkel/laboratorium FT UNY dalam memelihara peralatan pencegahan kebakaran Konsi kelayakan peralatan pencegahan kebakaran yang miliki oleh bengkel/laboratorium FT UNY Manajemen dan sistem proteksi kebakaran gedung FKIK Hasil a. b. c. Kesiapan teknisi bengkel/laboratorium FT UNY untuk pencegahan dan pemadaman kebakaran 62% tidak mengusai, 28% sekit menguasai, 8% menguasai dan 1% sangat menguasai Upaya yang lakukan untuk mencegah bahaya kebakaran dengan cara perawatan peralatan kebakaran secara rutin Konsi kelayakan peralatan pencegahan kebakaran yang miliki oleh bengkel/ laboratorium FT UNY 86% tidak pernah cek, 7% cek 1 kali, 2% cek 2 kali, dan 5% cek lebih dari 3 kali Manajemen proteksi kebakaran yang belum semua terpenuhi adalah prosedur tanggap darurat, organisasi proteksi kebakaran, dan sumber daya manusia. Rata-rata proteksi aktif cukup baik artinya terpasang tapi ada beberapa sarana proteksi aktif yang belum terpasang dan ada yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan (74,4%), rata-rata sarana penyelamat jiwa adalah cukup, artinya terpasang tapi ada beberapa sarana penyelamatan jiwa yang belum terpasang dan ada yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan (76,25%) 7

No 3. Peneliti (th) Moch Fathoni Setiawan, An Purnomo, Eko Bu Santoso (2016) Judul Jenis Penelitian Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedunggedung Universitas Negeri Metode Deskriptif kuantitatif dengan desain stu kasus Variabel Bebas dan Terikat a. b. c. Mengetahui konsi tangga darurat pada gedung-gedung Universitas Negeri Mengetahui apakah gedunggedung Universitas Negeri sudah memenuhi syarat sebagai bangunan yang aman dan nyaman untuk gunakan Memberikan pemecahan/ solusi yang dapat berikan dalam peningkatan penggunaan tangga darurat gedung-gedung Universitas Negeri Hasil a. b. Adanya konsi fisik tangga darurat pada gedung-gedung tersebut yang kurang memenuhi syarat Perletakan dan kelengkapan tangga darurat antara lain pintu darurat, tinggi peganggan tangga, pengeras suara, dan lampu penerangan belum memenuhi syarat serta petunjuk arah tangga darurat, jumlah APAR dan hidran belum ada pada gedung-gedung Fakultas Teknik 8