EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, kepribadian, moral, pembentukan watak untuk. jenjang pendidikan yang selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah dan bukan cara menghafal konsep

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DENGAN ALAT PERAGA MATEMATIKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam paradigma baru saat ini pelajaran PKn memusatkan perhatian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENINGKATAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE MONTESSORI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KONSEP KLASIFIKASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT DENGAN STRATEGI STAD

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. biologi di sekolah. Oleh karena itu, para guru harus berusaha untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VINA WIJAYANTI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Tingkat keberhasilan dalam pendidikan sendiri sangat ditentukan

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. manusia lebih bisa cepat mengerti dan siap akan menghadapi perubahan.

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah. Matematika merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan penuh kecermatan dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan

Kata Kunci: model pembelajaran, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Kubus dan balok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Annie Resmisari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

I. PENDAHULUAN. dimulai dari penguasaan materi sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dirancang dan disajikan. Dengan dilaksanakannya Kurikulum

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran. Numbered Heads Together (NHT) dengan Student Teams Achievement

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: RATNA HERAWATI A

BAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE MULTILEVEL PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 12 Kebakkramat)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan dan dipraktekkan. Idealnya pelajaran produktif khususnya pada

Oleh : SUBIARTI A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan mampu membentuk individu-individu yang. pendidikan masih rendah terutama pada pendidikan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dini Octavia, 2013

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk

WILLY MONARINDRA A

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF DENGAN MENDAYAGUNAKAN ALAT PERAGA GUNA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar. Keterampilan sosial menjadi salah satu faktor yang dikembangkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

Oleh : Muhamad Toyib K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lapangan selama ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION ) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUKOHARJO Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S 1 Pendidikan Matematika Oleh : RIA KUMALA SARI A 410050131 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Dasar sebagai jenjang pendidikan pertama dalam sistem sekolah di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca-tulis-hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Pengetahuan dasar dan keterampilan tentang bangun ruang kubus dan balok beserta unsur-unsurnya yang dipelajari dalam pelajaran matematika tidak terlepas dari ciri-ciri objek matematika secara khusus yaitu abstrak, berpola pikir deduktif dan konsisten. Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, maka tugas berat ini berada ditangan guru sebagai pelaksana pendidikan di lapangan. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam belajar matematika siswa harus aktif dan ini akan terpenuhi di dalam suatu laboratorium. Laboratorium mini merupakan model kegiatan praktikum dengan peralatan sederhana yang dapat dilakukan di dalam kelas. Kegiatan laboratorium mini dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, karena siswa terlibat langsung dalam membangun pengetahuannya melalui kegiatan fisik (peragaan). Dengan demikian dalam kegiatan laboratorium mini siswa dituntut harus mampu memperagakan alat dalam mengkonstruksi konsep dan prinsip yang dipelajari. Mengingat kemampuan siswa yang heterogen, maka tidak tertutup kemungkinan ada siswa yang tidak mampu melaksanakan kegiatan laboratorium mini dengan baik. Memahami hal ini maka metode laboratorium mini dipandang lebih tepat jika dipadukan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif. Ada bebarapa tipe

pembelajaran kooperatif yang dikenal saat ini, salah satu diantaranya adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembaran kegiatan yang akan dikerjakan siswa secara bersama-sama, saling membantu dan berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan/ menuntaskan materi atau tugas yang diberikan kepadanya. Karena pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah yang paling sederhana dari pembelajaran kooperatif tipe yang lain dan tidak berbeda jauh dengan pembelajaran yang selama ini diterima siswa, maka dalam penelitian ini penulis memilih pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berpijak dari uraian tersebut itulah yang melatarbelakangi perlunya dicobakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, khususnya pada mata pelajaran matematika ditinjau dari kemandirian belajarnya. Uraian di atas menggambarkan bahwa perlu dikembangkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan laboratorium mini pokok bahasan kubus dan balok kelas VIII SMP. B. Identifikasi Masalah berikut: Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai 1. Model pembelajaran yang kita pakai selama ini masih bersifat konvensional dan cenderung monoton.

2. Kurangnya kemampuan guru untuk menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. 3. Kemandirian belajar siswa rendah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 4. Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang merangsang anak untuk meningkatkan kerja sama dalam kelompok. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak luas jangkauannya maka permasalahan penelitian ini dibatasi pada: 1. Materi yang dibahas hanya mencakup materi kubus dan balok kelas VIII SMP. 2. Pembelajaran kooperatif tipe STAD pada penelitian ini menggunakan laboratorium mini. 3. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2008/ 2009. D. Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan konvensional terhadap prestasi belajar matematika siswa? 2. Apakah terdapat pengaruh kemandirian siswa terhadap prestasi belajar matematika?

3. Apakah terdapat interaksi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan konvensional terhadap prestasi belajar matematika siswa. 2. Pengaruh kemandirian siswa terhadap prestasi belajar matematika. 3. Interaksi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa a. Siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran matematika materi Geometri. b. Dapat membangkitkan gairah dan semangat belajar siswa sehingga pembelajaran pembelajaran matematika materi Geometri lebih menunjukkan keberhasilannnya. 2. Bagi guru a. Kegiatan memilih atau merancang media pembelajaran yang tepat dan inovatif akan lebih meningkatkan kreativitas guru.

b. Guru akan lebih tertantang untuk bisa berkreasi dan berinovasi sendiri dalam membuat media-media pembelajaran alternatif-inovatif. 3. Bagi lembaga pendidikan/ sekolah Penelitian ini akan bisa memberikan satu kontribusi yang cukup berarti apabila disosialisasikan dan dikembangkan di kalangan guru. Bentuk sosialisasi tersebut misalnya pelatihan-pelatihan media pembelajaran, simposium-simposium guru, workshop multimedia, dan sebagainya.