BAB. II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Ningtyastuti, 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model dimana para siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

Bab 2 Tinjauan Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian istilah scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB II STRATEGU GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya pengembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

Transkripsi:

7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:23) menyatakan bahwa: Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan. Sedangkan menurut Winkel (2004:48) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah : Segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan yaitu prestasi belajar. Menurut Sardiman (2003:100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah : Aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Semakin banyak aktivitas siswa dalam pembelajaran akan menghasilkan proses pembelajaran yang lebih baik pula. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan indikator adanya keinginan siswa untuk belajar baik secara fisik maupun mental spiritual. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah semua bentuk kegiatan. Sedangkan aktivitas belajar merupakan semua bentuk

8 kegiatan siswa dalam proses pembelajaran baik secara fisik maupun mental spiritual. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Jenis-jenis aktivitas belajar dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu : a. Visual activites, misalnya: membaca, memperhatikan, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. b. Oral activites, seperti: mengatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi dan sebagainya. c. Listening activites, seperti: mendengarkan uraian, percakapan, pidato, diskusi, musik dan sebagainya. d Writing aktivites, seperti: menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin pelajaran dan sebagainya. e. Drawing activites. Seperti: membuat grafik, menggambar, membuat diagram, membuat peta dan sebagainya. f. Emosional activites, seperti: mempunyai minat, merasa bosan, gembira, sedih dan sebagainya. g. Mental activites, seperti: memecahkan masalah, mengingat, menanggapi, menganalisa, mengambil keputusan, melihat hubungan dan sebagainya. h. Motor activites, seperti: membuat percobaan, membuat bangun ruang/model, berkebun, beternak, membuat desain dan sebagainya. (Sardiman, 2003:100) Berdasarkan jenis aktivitas belajar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah keseluruhan bentuk

9 keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar IPA dengan media realia dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II di SDN I Way Kandis Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. 2.2 Hasil Belajar 2.2.1 Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses aktif, artinya orang yang belajar itu ikut serta dalam proses itu. Orang yang belajar mempelajari apa yang sedang dilakukan, apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan. Ia memberikan reaksi atau tanggapan terhadap apa yang terjadi sewaktu berlangsungnya proses belajar. Jika tidak ada tanggapan, maka hasil belajar tidak ada (Hutabarat, 1999:12). Sedangkan menurut Hamalik (2001:28) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri anak didik. Menurut Winkel (2004: 109,110) bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan internal (capability) siswa yang telah menjadi milik pribadi dan memungkinkan siswa melakukan sesuatu atau memperoleh prestasi tertentu. Sedangkan menurut Dimyati, dkk. (2002:20), hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Lebih lanjut Dimyati dan Mudjiono (dalam indra, 2009) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental

10 yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, bagaimana guru dapat menyampaikan pembelajaran dengan maksimal dan baik secara aktif, inovatif, kreatif, afektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga akan tercapai tujuan belajar yang diharapkan. Berdasarkan pengertian hasil belajar yang dikemukakan diatas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai atau diperoleh siswa melalui usaha atau pikiran dalam suatu kegiatan atau usaha terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga timbul perubahan pada dirinya. 2.2.2 Golongan Hasil Belajar Ada empat golongan hasil belajar, yaitu : a. Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi, fakta, gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar dan konsep lainnya. b. Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis, memproduksi, mencipta, mengatur, membuat, generalisasi, berfikir rasional dan menyesuaikan. c. kebiasaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan, perilaku dan keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan. d. Sikap, yaitu dalam bentuk apresiasi, minat, pertimbangan dan selera. (Hutabarat, 1999:12).

11 Berdasarkan kutipan diatas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa bukan hanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan saja melainkan juga dalam bentuk kemampuan, kebiasaan dan sikap. Adapun belajar yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas II di SDN I Way Kandis Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013 2014. 2.3 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Iskandar, 1996:2). Menurut Sutrisno (2007:19) secara ringkas dapat dikatakan IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta penggunaan prosedur yang benar (True), dan dijelaskan dalam penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Mata pelajaran IPA berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan dan kesadaran teknologi dalam kaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas II SD menuntut agar guru dapat menguasai bahan pelajaran, metode pembelajaran serta media yang tepat.

12 Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari keadaan alam yang mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungan sekitarnya, dalam hal ini lingkungan hidup baik manusia, hewan, tumbuhan. 2.4. Pengertian Media Pembelajaran Media adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi atau pesan. Sebagaimana dikemukakan oleh Azhar Arsyad (2013:4) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Gagne, dkk dalam Azhar (2013:4) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Berdasarkan pendapat diatas, media adalah sebagai alat dalam menyampaikan informasi atau pesan. Sedangkan media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan materi pelajaran terhadap siswa dalam proses pembelajaran supaya menghasilkan hasil belajar secara maksimal. Media dikelompokkan dalam beberapa kelompok, menurut Asra (2008:5.8) secara umum media dikelompokkan menjadi antara lain:

13 a. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok visual misalnya foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflit, buklet, torso, film bisu, model 3 dimensi seperti diorama, makeup. b. Media audio adalah media yang hanya dapat didengar saja seperti kaset audio, radio, MP3 Player, ipod. c. Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, misalnya film bersuara, video, televisi, sound slide. d. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis, dan film. Multimedia sering diidentikkan dengan komputer, internet dan pembelajaran berbasis komputer (CBI). e. Media Realia yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan. Misalnya tumbuhan, batuan, binatang, insectarium, herbarium, air, sawah. Berdasarkan pendapat di atas, media dapat di kelompokkan menjadi 5, yaitu media visual, media audio, media audio visual, multimedia dan media realia. Dalam penelitian ini, menggunakan media realia untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar IPA di kelas II semester I SD Negeri I Way Kandis Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

14 2.4.1 Pengertian Media Realia. Media realia adalah media pembelajaran yang menggunakan benda nyata dalam proses pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan Asra (2008:5) media realia yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan. Sanjaya (2012:14) menyatakan bahwa; media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar atau biasa disebut benda yang sebenarnya. Menurut Endriani, Ani (2011) menyatakan bahwa media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media realia adalah benda nyata baik masih hidup maupun sudah diawetkan sebagai alat yang digunakan guru dalam pembelajaran supaya anak didik lebih aktif dan kreatif dalam memahami materi pembelajaran 2.4.2 Kelebihan dan kekurangan Media Realia Media realia mempunyai kelebihan seperti media pembelajaran yang lainnya. Menurut Ayie (2013) bahwa media realia mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu; 2.4.2.1 Kelebihan media realia a. Dapat menumbuhkan interaksi langsung antara anak dengan benda nyata b. Dapat membantu proses belajar anak menjadi lebih aktif pada saat mengamati, menangani, dan memanipulasi

15 c. Media realia dapat menanamkan konsep dasar yang bersifat abstrak menjadi benar, konkrit, dan realistis d. Lebih membangkitkan motivasi untuk belajar 2.4.2.2 akekurangan media realia a. Ukurannya ada yang sebagian bentuknya terlalu besar untuk anak dan terlalu kecil sehingga menyulitkan anak untuk memahami media tersebut. b. Harga media realia mahal. c. Pemeliharaan media realia harus diperhatikan. 2.4.3 Langkah-langkah Pembelajaran Dengan Media Realia Sebagaimana dikemukakan bahwa langkah-langkah dalam media pembelajar realia adalah sebagai berikut: Pengimplementasian realia sebagai media untuk mengajar menulis teks prosedur akan efektif apabila mengikuti langkahlangkah sebagai berikut; pertama, aktifkan pengetahuan dasar siswa tentang topik yang akan dipelajari. Kedua, tunjukkan kepada siswa realia yang akan menjadi topik pembelajaran. Ketiga, tanyakan kepada siswa tentang realia yang akan menjadi topik pembelajaran. Keempat, berikan pada siswa kosa kata tentang realia yang menjadi topik pembelajaran. Kelima, sediakan dan bahas sebuah contoh teks prosedur. Keenam, suruh siswa untuk menulis draf tentang prosedur pengoprasian realia. Ketujuh, suruh siswa untuk melaksanakan penilaiansejawat. Kedelapan, berikan bimbingan secara intensif kepada siswa ketika mereka menemukan kesulitan dalam menyelesaukan latihan. Yang terakhir, suruh siswa untuk merevisi draf mereka yang difokuskan pada isi, susunan, penilaian kata, dan struktur kalimat berdasarkan masukan yang diberikan oleh teman dan guru. (Darojat, Muhamad.2011).

16 Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menggunakan langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan media realia dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Mengaktifkan pengetahuan dasar siswa tentang topik yang akan dipelajari dengan media realia. b. Menunjukkan kepada siswa realia yang akan menjadi topik pembelajaran. c. Menanyakan kepada siswa tentang realia yang akan menjadi topik pembelajaran. d. Memberikan pada siswa kosa kata tentang realia yang menjadi topik pembelajaran (manfaat dan pertumbuhan hewan dan tanaman yang ada disekitar sekolah dan tempat tinggal). e. Membimbing siswa ketika mengalami kesulitan dalam memahami manfaat dan pertumbuhan media realia. f. Membimbing siswa ketika siswa menemukan kesulitan dalam menyelesaikan latihan dalam kelompok belajar. g. Memberikan evaluasi kepada siswa tentang media realia yang dibahas dalam proses pembelajaran.untuk mengetahui tingkat keberhasilan hasil belajar siswa. h. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan media realia sebagai penekanan terhadap hasil pembelajaran.

17 2.5 Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan bahwa hipotesis tindakan penelitian ini adalah Apabila dalam belajar IPA menggunakan media realia di kelas II SD Negeri I Way Kandis maka aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.