FAKTOR-FAKTOR IBU YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) Factors Affecting The Mother Of The Evant Low Birth Weight Babies (LBW) Dhiah Dwi Kusumawati 1* Rochany Septiyaningsih 2 Kania 3 1,2,3 STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223 * dhiahdwi@gmail.com ABSTRAK BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Penyebab kejadian BBLR karena karakteristik ibu adalah usia, paritas, dan komplikasi kehamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor ibu yang mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan Cross Sectional. Populasi adalah semua ibu yang melahirkan di RSUD Cilacap Tahun 2014. Sampel berdasarkan pendekatan Purposive Sampling sehingga diperoleh sampel sejumlah 178 orang. Uji korelasi menggunakan Chi Suare dan analisis multivariate dengan regresi logistic. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor usia ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 (p = 0,177 < = 0,05). Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor paritas ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 (p = 0,550 < = 0,05). Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara faktor komplikasi kehamilan ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 (p = 0,012 < = 0,05). Kata kunci : BBLR, usia, paritas, komplikasi kehamilan ABSTRACT LBW is a newborn baby whose weight at birth of less than 2500 grams. The cause of LBW included in the characteristics of the mother's age, parity, and complications of pregnancies. The purpose of this study to determine the factors that influence maternal LBW in hospitals Cilacap 2014. This type of research is descriptive correlative with cross sectional design. The population is all women giving birth in hospitals Cilacap 2014. Samples on purposive sampling approach in order to obtain a sample of 178 people. Correlation test used Chi Suare and multivariate analysis with logistic regression. Chi-square test results showed no significant correlation between maternal age factor with LBW in hospitals Cilacap 2014 (p = 0.177 < = 0.05). Chi-square test results showed no significant correlation between maternal parity factor with LBW in hospitals Cilacap 2014 (p = 0,550 < = 0.05). Chi-square test results showed no significant correlation between maternal complications of pregnancy factors with LBW in hospitals Cilacap 2014 (p = 0,012 < = 0.05). Keywords: low birth weight, age, parity, pregnancy complications Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016 8
PENDAHULUAN tertinggi adalah Kabupaten Banjarnegara Salah satu indikator yang memberikan sebesar 18,16/1.000 kelahiran hidup, gambaran pada keadaan kesehatan sedangkan terendah adalah Kota Surakarta masyarakat adalah angka kematian bayi sebesar 5,33/1.000 kelahiran hidup, (AKB) dan juga angka kematian menjadi sedangkan di Kabupaten Cilacap sebesar indikator pertama dalam menentukan derajat 11,48/1.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan anak, karena merupakan cerminan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2012). dari status kesehatan anak saat ini (Pardede, Persentase BBLR tertinggi terdapat di Lubis & Hiswani, 2014). Di Indonesia provinsi Sulawesi Tengah (16,8%) dan morbiditas dan mortalitas bayi masih tinggi terendah di Sumatera Utara (7,2%). Angka Kematian Bayi Baru Lahir mencapai Sedangkan untuk provinsi Jawa tengah 2/3 dari total AKB (Dep kes 2010). persentase BBLR adalah sebesar 9,7% (Profil Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di Kesehatan Indonesia 2013). Penyebab utama tingginya AKB adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Bayi yang terlahir dengan BBLR berisiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi tahun 2007. Perhatian terhadap upaya yang berat badan lahirnya diatas 2500 gram. penurunan AKN (0-28 hari) menjadi penting BBLR dapat berakibat jangka panjang karena kematian neonatal memberi terhadap tumbuh kembang anak dan kontribusi terhadap 56% kematian bayi (Profil Kesehatan Indonesia 2013). memiliki risiko penyakit jantung dan diabetes di masa yang akan datang (Trihardiani 2011). Angka kematian bayi (AKB) di BBLR adalah bayi baru lahir yang Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar berat badannya pada saat kelahiran kurang 10,75/1.000 kelahiran hidup, meningkat bila dari 2500 gram (Pantiawati, 2010) dan dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar (IDAI, 2008) menegaskan bahwa BBLR 10,34/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang usia (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000 gestasi.klasifikasi BBLR menurut kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa (Proverawatidan Ismawati, 2010) yaitu Tengah tahun 2012 sudah cukup baik karena :menurut harapan hidupnya ( BBLR, BBLSR, telah melampaui target. Angka kematian bayi BBLER), menurut masa gestasinya Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016 9
(premature, dismature). Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya kejadian BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) adalah sebagai berikut : Faktor Ibu (usia, paritas dan riwayat penyakit), Faktor Janin (kelainan kromosom, infeksi janin kronik, radiasi, disautonomis familial). Berdasarkan hasil survey pendahuluan, angka kejadianbblr pada bayi di RSUD Cilacap pada tahun 2014 terdapat 360 bayi dengan BBLR dan terjadi kenaikan dari tahun 2013 yang hanya terdapat 360 bayi.melihat fenomena di atas kejadian BBLRdan ditinjau pula dari karakteristik ibu, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor ibu yang mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Cilacap tahun 2014. Pemilihan lokasi di RSUD Cilacap atas dasar pertimbangan bahwa RSUD Cilacap merupakan rumah sakit tipe B, rujukan, serta Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Besar harapan peneliti setelah diketahui faktor-faktor ibu yang mempengaruhi kejadian BBLR, akan membantu dalam penapisan dan pencegahan terhadap terjadinya BBLR. METODE paritas dan komplikasi kehamilan sebagai variabel bebas dan kejadian BBLR sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di RSUD Cilacap. Jumlah sampel 178 ibu. Teknik pemilihan sampel digunakan dalam penelitian ini adalah purposive Sampling. PROSEDUR PENELITIAN Mengambil data di rekam medik RSUD Cilacap dengan bantuan checlist. HASIL A. ANALISIS BIVARIAT Analisis bivariat mencakup analisis hubungan usia, paritas dan komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR. Analisis dalam penelitian ini menggunakan chi square, data diolah dengan menggunakan software SPSS. Analisis bivariat ini merupakan gambaran kasar karena variabel perancunya tidak dikontrol. 1. Hubungan usia dengan kejadian BBLR Tabel 1. Hubungan faktor usia dengan kejadian BBLR Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan Cross Sectional. (Notoatmodjo 2005, 146). Variabel yang diobservasi dalam penelitian ini adalah usia, Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016 10
Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor usia ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p = 0,177 < = 0,05). Berdasarkan nilai OR = 1,58 dapat dinyatakan bahwa usia ibu merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. Ibu hamil pada kelompok usia berisiko 1,58 kali lebih besar mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil pada kelompok tidak berisiko. 2. Hubungan paritas dengan kejadian BBLR Tabel 2. Hubungan faktor paritas dengan kejadian BBLR Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor paritas ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p = 0,550 < = 0,05). Berdasarkan nilai OR = 1,43 dapat dinyatakan bahwa paritas ibu merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. Ibu hamil pada kelompok paritas berisiko 1,43 kali lebih besar mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil pada kelompok tidak berisiko. 3. Hubungan komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR Tabel 3.Hubungan faktor komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara faktor komplikasi kehamilan ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p = 0,012 < = 0,05). Berdasarkan nilai OR = 2,54 dapat dinyatakan bahwa komplikasi kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. Ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan berisiko 2,54 kali lebih besar mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami komplikasi kehamilan. B. ANALISIS MULTIVARIAT Setelah melakukan analisis bivariat, ditentukan variabel yang memiliki nilai p 0,25, yang akan dimasukkan dalam analisis multivariat (Santoso, 2008). Berdasarkan hasil analisis bivariat, variabel yang memiliki nilai p 0,25 adalah faktor usia (p = 0,177), dan faktor komplikasi kehamilan (p = 0,012). Kedua variabel tersebut akan dilakukan uji logistic regression dengan metode backward, sehingga akan diketahui faktor Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016 11
determinan yang mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014. Metode backward akan mengeluarkan secara otomatis variabel yang mempunyai asosiasi paling rendah dengan variabel dependen. Tabel 4. Analisis regresi logistik hubungan faktor usia, dan komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR Tabel 4 menunjukkan bahwa secara statistik variabel komplikasi kehamilan (p = 0,014; OR = 0,393) merupakan faktor determinan yang mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014. Kehamilan pada usia muda merupakan faktor risiko hal ini disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin yang memudahkan terjadinya BBLR (Manuaba,1998), sedangkan menurut Wikipedia (2010) pada umur diatas 35 tahun meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra uterin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR, dimana angka kejadian tertinggi BBLR adalah pada wanita yang berusia dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, angka kejadian terendah pada usia 20-35 tahun. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan tidak 1. Hubungan faktor usia dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014. ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR. Hal ini memang tidak Hasil uji chi square menunjukkan sesuai dengan teori Manuaba (1998) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara Wikipedia (2010a) yang mengatakan faktor usia ibu dengan kejadian BBLR di umur dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan salah satu faktor RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p = 0,177 < penyebab BBLR, namun sama dengan = 0,05). Berdasarkan nilai OR = 1,58 dapat penelitian Jayanti Oktrina di RSUD Ulin dinyatakan bahwa usia ibu merupakan banjarmasin tahun 2006. faktor risiko terjadinya BBLR. Ibu hamil pada kelompok usia berisiko 1,58 kali lebih Tidak adanya hubungan antara umur besar mengalami BBLR dibandingkan ibu dengan kejadian BBLR ini juga dengan ibu hamil pada kelompok tidak berisiko. dikarenakan ada faktor-faktor lain yang lebih kuat mempengaruhi terjadinya BBLR Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016 12
seperti paritas, kehamilan ganda, preeklampsia/eklampsia dan ketuban pecah dini. Jadi, kejadian BBLR tidak dipengaruhi oleh umur saja, meskipun ibu dengan umur berisiko namun jika ibu secara teratur memeriksakan kehamilannya ke tempat pelayanan kesehatan, memberikan nutrisi yang cukup bagi janin yang dikandungnya dan tidak memiliki komplikasi pada kehamilannya maka kejadian BBLR dapat dihindarkan. 2. Hubungan faktor paritas dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor paritas ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p = 0,550 < = 0,05). Berdasarkan nilai OR = 1,43 dapat dinyatakan bahwa paritas ibu merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. Ibu hamil pada kelompok paritas berisiko 1,43 kali lebih besar mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil pada kelompok tidak berisiko. Hasil Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada primipara terkait dengan belum siapnya fungsi organ dalam menjaga kehamilan dan menerima kehadiran janin, keterampilan ibu untuk melaksanakan perawatan diri dan bayinya serta faktor psikologis ibu yang masih belum stabil (Rochyati, 2003), Sedangkan menurut Wiknjosastro (2002), ibu yang pernah melahirkan anak empat kali atau lebih karena paritas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terganggunya uterus terutama dalam hal fungsi pembuluh darah. Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus, hal ini akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan yang selanjutnya akan melahirkan bayi dengan BBLR. Hasil penelitian ini sejalan dengan Sistiarani menyatakan tidak ada hubungan antara paritas ibu hamil dengan kejadian bayi BBLR. Banyaknya anak akan mempengaruhi kesehatan ibu dan merupakan faktor terjadinya BBLR, tumbuh kembang bayi lebih lambat, pendidikan anak lebih rendah dan nutrisi kurang. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Liza Salawati (2012) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara paritas (p = 0,085, RP = 5,6) dengan BBLR di RSUDZA Banda Aceh. 3. Hubungan faktor komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016 13
Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara faktor komplikasi kehamilan ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p = 0,012 < = 0,05). Berdasarkan nilai OR = 2,54 dapat dinyatakan bahwa komplikasi kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. Ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan berisiko 2,54 kali lebih besar mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami komplikasi kehamilan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sistiriani C (2008) yang menyatakan bahwa secara statistik nilai p = 0,03, berarti pada α = 5% dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persentase BBLR antara ibu yang mempunyai penyakit selama kehamilan dengan ibu yang tidak mempunyai penyakit selama kehamilan. Analisis faktor risiko penyakit selama hamil didapatkan OR = 2,91 (95% CI:1,1-8,2) artinya ibu yang mengalami penyakit selama kehamilan mempunyai peluang melahirkan BBLR 2,91 kali dibandingkan ibu yang tidak mengalami penyakit selama kehamilan. 4. Faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik variabel komplikasi kehamilan (p = 0,014; OR = 0,393) merupakan faktor determinan yang mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian di RSU Margono tentang BBLR didapatkan bahwa adanya riwayat kehamilan yang berisiko (gangguan/komplikasi selama hamil) mempunyai resiko 16,4 kali lebih besar untuk terjadi BBLR dibandingkan dengan riwayat kehamilan yang tidak beresiko (OR=16,4;95% CI=4,6-59,1).Adanya penyakit selama hamil mempunyai risiko 6kali lebih besaruntuk terjadinya BBLR dibandingkan dengan tidak ada penyakit selama hamil (OR=6; 95% CI=1,9-19,0). KESIMPULAN Faktor ibu yang mempunyai pengaruh dengan BBLR adalah komplikasi kehamilan yang dialami ibu. Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempunyai pengaruh adalah usia dan paritas ibu. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016 14
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada UPT Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Al-Irsyad Al- Islamiyyah Cilacap, RSUD Cilacap atas terselenggara penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi, cetakan 15, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Cunningham 2006, Obstetri Williams (Williams Obstetric), Alih Bahasa Suyono dan Hartono, Edisi 18, EGC, Jakarta. Depkes 2010, Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan Anak, Pusat Promosi Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Depkes 2011, Modul (Buku Panduan Peserta)Manajemen Bayi Berat lahir Rendah untuk Bidan di Desa, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI. IDAI, 2008, Buku Ajar Neonatologi Edisi I Cetakan Pertama, Badan Penerbit IDAI,Jakarta Irawati & Salimar 2014, Status Gizi Ibu Sebelum Hamil Sebagai Prediksi Berat dan Panjang Bayi Lahir di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor: Studi Kohor Prospektif Tumbuh Kembang Anak Tahun 2012 2013, Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2014 Vol. 37 (2), hh. 119-128. Kasim, Surachman dan Rusmandiani, 2008, Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2008, Jurnal kedokteran Maranatha Volume 10 NO 2 Februari 2008, ISSN 1411-9641. Liza Salawati, 2012, Hubungan Usia, Parisitas, dan Pekerjaan Ibu Hamil dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSUDZA Banda Aceh. JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 3 Desember 2012 Maryanti, Sujianti dan Budiarti 2011, Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita, Cetakan I, CV. Trans Info Media, Jakarta. Manuaba 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, Edisi : 2, Jakarta : EGC Merzalia 2012, Determinan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2011, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok. Mochtar 2012, Sinopsis Obstetri, Jilid 1, EGC, Jakarta Notoatmodjo 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi revisi, Rineka Cipta Jakarta. Nurul Fajriyah 2008, Gambaran Kejadian BBLR, Karakteristik Ibu, ANC. dan Karakteristik Bayi pada Bayi dari Ibu Vegetarian Anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira Jakarta Barat Tahun 2003-2008, Skripsi, Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Gizi Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok. Pantiawati,2010, Bayi dengan BBLR, Nuha Medika,Yogyakarta Pardede, Lubis & Hiswani 2013, Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan BeratBadan Lahir Rendah(BBLR) di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012 2013, Artikel, Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Profil Kesehatan Indonesia 2013 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2012 Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016 15
Puspitasari 2010, Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Dr. Soediran Wonogiri, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Sistiarani C. 2008. Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal yang Berisiko terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Universitas Diponegoro. Supranto, 2007, Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global, Edisi ke-2, Salemba Empat, Jakarta. Trihardiani 2011, Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang, Artikel Penelitian, Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Wikipedia. 2010a. Bayi. tersedia dalam website (http://id.wikipedia.org/wiki/bayi) di akses tanggal 26 maret 2016. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016 16