WALi <OTA MOJOKERTO PERATURA1 WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENT ANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2011 ' I TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG. 1. Tujuan kebijakan akuntansi piutang adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi piutang dan informasi relevan lainnya.

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PIUTANG PEMERINTAH DAERAH

BAB VI KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 11 AKUNTANSI PIUTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENT ANG

PEDOMAN PENYISIHAN PIUTANG DAN PENYISIHAN DANA BERGULIR PADA PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENT ANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LATAR BELAKANG. PSAP 01 paragraf 43 antara lain menetapkan bahwa Neraca sekurangkurangnya mencantumkan antara lain

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR TAHUN TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DANA BERGULIR PEMERINTAH KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENT ANG ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN UMUM BAGI APARAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 28/PMK.05/2010 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENT ANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PMK.06/2014 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BUPATI POLEWALI MANDAR

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENT ANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN PIUTANG

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 WALIKOTA MOJOKERTO,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

STANDAR HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

-3- BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN RETRIBUSI DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010 NOMOR 5

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016

2017, No tentang Kebijakan Akuntansi Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak atas Informasi Cuaca untuk Penerbangan pada Badan Meteorologi, Klima

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUN

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2011

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI TERMINAL

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

2016, No c. bahwa dalam rangka perbaikan kondisi keuangan Perusahaan Daerah Air Minum sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu meningkatkan e

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN, PERATURAN WALIKOTA KOTA BANJARMASIN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 201/PMK.06/2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 27 TAHUN 2012 TENT ANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA MOJOKERTO TAHUN 2013

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.70,2010

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENEMPATAN UANG DAERAH PADA BANK UMUM PEMERINTAH DALAM BENTUK DEPOSITO BERJANGKA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENT ANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 48 TAHUN 2012 TENT ANG MEKANISME PENGELOLAAN KAS NON ANGGARAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2015

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PEMERINTAH KOTA PADANG

WALIKOTA MOJOKERTO. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 43 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 768 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Piutang Negara

SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK.06/2005

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN UNTUK PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN JALAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 2 TAHUN 2013

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2011 TENT ANG

Transkripsi:

WALi <OTA MOJOKERTO PERATURA1 WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG KEGIJAKAN AKUNTANSI DAERAH WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang Mengingat bahwa dalam rangka penyempurnaan materi Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 15 Tahun 2011 tentang Kebijakan Akuntansi Daerah, maka perlu dilakukan Perubahan atas Peraturan Walikota Dimaksud yang dituangkan dalam suatu Peraturan Walikota Mojokerto. 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kata Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/ Jawa Tengah I Jawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551) ; 2. Undang-Undong Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Len.baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang No111or 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 4. Undanq-Undanq Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan an.ara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

2 5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3242) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem lnformasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200t:i Nornor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia I ornor 4576); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4573) ; 11. Peraturan Pcmerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Mili;, Kegara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609); 12. Peraturan Pernerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pcmcrintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pernerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tanun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737) ; 13. Peraturan fjonierintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan f 'emerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nemer 5165);

3 15. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jegara ; 16. Peraturan Menter i Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Penqelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Pr-raturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pcrubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nemer 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 17. Peraturan Menter: Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah ; 18. Peraturan Daerah Kata Mojokerto Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Per.qelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dcng r1 f -eraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pcrubahan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentanq Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Oaerah ; 19. Peraturan L:,erDh Kata Mojokerto Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan P 11 er.nlahan Daerah Kata Mojokerto ; 20. Peratura, vvalil.ota Mojokerto Nomor 15 Tahun 2011 tentang Kebijakan Akuntansi Daerah. MEMUTUSKAN: Menetapkan PERUBAHAN Al ; S F'ERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 15 TAHUN 2011 -. un ANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAERAH Pasal I Peraturan Walikota Mojakerto Nomar 15 Tahun 2011 tentang Kebijakan Akuntansi Daerah diubah sebagai berikut : Lampiran B.IX Peraturan Walikota Mojokerto, Kebijakan Akuntansi No. 09, Akuntansi Aset. Diantara Nomor urut 37 dan 38 ditambahkan 7 (tujuh) Sub Judul baru dengan 9 (sembilan) Namor Urut baru didalamnya yai u: 37A, 378, 37C, 370, 37E, 37F, 37G, 37H, dan 371 sehingga berbunyi sebaqai berikut :

4 PENYISIHAN PIUTANG 37A. Aset berupa piutang di neraca disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), oleh karena itu nilai piutang harus disesuaikan dengan melakukan penyisihan piutang tidak tertagih. Penyisihan piutang tidak tertagih adalah merupakan cadangan yang harus dibentuk sebesar prosentase tertentu dari akun piutanq berdasarkan umur piutang. Penyisihan piutang yang didasarkan pada umur piutang dibedakan dalam 4(empat) jenis, yaitu: Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet, dengan ketentuan sebacai berikut: a) Lancar : - dalarn masa/jangka waktu SKPD/SKRD, sampai d inqan 1 (satu) tahun; dan - Dalam masa/jangka waktu akad kredit perikatan. b) Kuranq Lancer, lebih dari 1 (satu) tahun s/d 3 (tiga) tahun setelah S'/PrnSKRD/Akad Perikatan jatuh tempo; c) Diragukan, let ih dari 3 (tiga) tahun s/d 5 (lima) tahun setelah SKPD/SKRD//' kad Perikatan jatuh tempo; d) Mace!, lebih dari 5 (lima) tahun setelah SKPD/SKRD/Akad Perikat-in {,tuh tempo. 378. Penyajian ni'ai utang tidak tertagih akan dicantumkan dalam laporan keuanccn pada Catatan atas Laporan Keuangan selama pokok piutanq masih tercantum atau belum dihapuskan sesuai dengan perati.ran yang berlaku. Perhitungan Pcnyisihan Piutang 37C. Besarnya prosentase penyisihan piutang tidak tertagih yang didasark.n pada umur piutang ditetapkan sebagai berikut: a. Piutang l.ancar, nilai penyisihannya ditentukan sebesar 5 % (lima person). b. Piutanq Kurring l.ancar, nilai penyisihannya ditentukan sebesar 10 % (sepul 1h pcrsen). c. Piuta119 Dirnf'' 1hrn, nilai penyisihannya ditentukan sebesar 50 % (limapuluh persen). d. Pluta:,CJ Macer, nilai penyisihannya ditentukan sebesar 100 % (seratus person). Pencatatan Prnyis ih an Piutang 370. Jurnal untuk rr-r-ncatat penyisihan piutang bukan merupakan beban belanja, lj'.c!tt1pi rnerupakan koreksi agar nilai piutang dapat disajikan di neraca sesuai dengan nilai yang diharapkan dapat direalisasi (net realizable va'ue). Penyajian Pcnyisihan 37E. Penyajian penyisihan piutang di neraca merupakan unsur pengurang r:l::iri piutang yang bersangkutan.

5 Pemberhentian Pengakuan 37F. Pemberhentian pengakuan atas piutang dapat dilakukan dengan cara: 1) Pelunasan (menbayar tunai atas piutang) atau melaksanakan sesuatu sehingga tagihan tersebut selesai/lunas; 2) Penghapusbt rku.in (writedown) Penqhapusbuku in piutang merupakan proses dan keputusan akuntansi yang berlaku agar nilai piutang dapat dipertahankan sesuai nilai bcrsih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Pencfiapusbukuan tidak secara otomatis menghapus hak tagih yur idis form ii, oleh karena itu upaya penagihan secara intensif harus tetap dilakukan. Terhadap piutang dihapusbukukan, berarti pengalihan pencatatan dari intrakomptabel rnenjadi ekstra komptabel. Kriteria penqhapusbukuan adalah sebagai berikut: a. Peng :r1jl bukuan harus memberi manfaat yang lebih besar dzir: ad:i kerugian penghapusbukuan. b. Peru ka);'"'.n yang mendalam tentang dampak hukum dari penghapusan pada neraca pemerintah, apabila perlu, sebelum difinalisasi dan diajukan kepada pengambil keputur a 1 penghapusbukuan. c. Penqhr p.isbt kuan berdasarkan Keputusan Walikota yang rnenyatakan hapus tagih perdata dan atau hapus buku. Penqambilan keputusan penghapusbukuan dilakukan berdasrvl.r r. suatu sistem nominasi untuk dihapusbukukan, atas u u: w berjenjang yang bertugas melakukan analisis dan usu'r. 1 penghapusbukuan tersebut. Prosedur penqhar-i.vbukuan piutang berpedoman pada ketentuan perun+a» -:-und.:..ngan yang berlaku. Penghapusan harus dijclas krn dasar pertimbangan penghapusbukuan dan jumlahnya d tlarn catatan atas Laporan Keuangan agar lebih inlormalif. Adapun informasi yang perlu diungkapkan adala'i: - Jen.s f iuta -;g; - '\lama llel.1itur; - Nil.1i p; rtanq; - r Jornor j:111 tanggal keputusan penghapusan piutang. 3) Penghapustagihan (write off) Penqhapustr.cihan dilakukan dengan mempertimbangkan konsekuensi L:1<.on0mik, kemungkinan hilangnya hak tagih dan atau meneri.na tagihan. Penghapustagihan piutang harus berdasarkm -riteria, prosedur dan kebijakan yang menqhasu'ccn :e:.-utusan hapus tagih bagi pemerintah daerah serta hu'«rm c'an ekonomik.

6 Kriteria penghapustagihan sebagian atau seluruhnya adalah sebagai berikut : a. Penghapustagihan karena mengingat jasa-jasa pihak berutang kepada negara, untuk menolong pihak berutang dari keterpurukan lebih dalam. b. Penghapustagihan sebagai suatu sikap menyejukkan, membuat citra penagih menjadi lebih baik, memperoleh dukungan moril lebih luas menghadapi tugas masa depan. c. Penghapustagihan sebagai sikap berhenti menagih, menggambarkan situasi tak mungkin terragih melihat kondisi pihak penagih. d. Penghapustagihan untuk restrukturisasi penyehatan utang, misalnya penghapusan denda, tunggakan bunga dikapitalisasi menjadi pokok kredit baru, reskeduling dan penurunan tarif bunga kredit. e. Penghapustagihan setelah cara penagihan gagal atau tidak mungkin diterapkan. f. Penghapustagihan sesuai hukum perdata umum, hukum kepailitan, hukum industri (misalnya lndustri keuangan dunia, industri perbankan), hukum pasar modal, hukum pajak, melakukan benchmarking kebijakan/peraturan write off di negara lain. Penghapustagihan secara hukum sulit atau tidak mungkin dibatalkan, apabila telah diputuskan dan diberlakukan, kecuali cacat hukum. Penghapusbukuan (write off) masuk ekstrakomptabel dengan beberapa sebab misalnya kesalahan administrasi, kondisi misalnya dialihkan kepada pihak lain dengan haircut mungkin akan dicatat kembali menjadi rekening aktif intrakomptabel. 37G. Hapus hak tagih berarti menghapus hak atas piutang dari neraca. Penghapustagihan piutang harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penghapustagihan piutang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara atau Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara atau Daerah, dikenal sebagai penghapusan secara mutlak yaitu penghapusan piutang negara atau daerah dengan menghapus hak tagih. Penghapustagihan diajukan setelah lewat 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan penghapusbukuan.

7 Serdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Walikota berwenang untuk menghapus piutang sampai dengan Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah), sedangkan terhadap piutang diatas Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) kewenangan penghapusan oleh walikota dilaksanakan setelah mendapat persetujuan DPRD. Penerimaan Tunai Atas Piutang yang Telah Dihapusbukukan 37H. Suatu piutang yang telah dihapusbukukan, ternyata di kemudian hari diterima pembayaran/pelunasannya, maka penerimaan tersebut dicatat sebagai penerimaan kas pada periode yang bersangkutan dengan lawan perkiraan penerimaan pendapatan atau pembiayaan tergantung jenis piutang. Restrukturisasi 371. Restrukturisasi adalah upaya perrbaikan yang dilakukan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban yang meliputi pemberian keringanan utang, persetujuan angsuran atau persetujuan penundaan pembayaran. Pasalll Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Serita Daerah Kota Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal 31 Mei 2012 VVALIKOTA. MOJOIKERTO ttd.abdul GANII SOEHARTONO Diundangkan di Mojokerto pada tanggal 31 Mei 2012 S' 'K'R' TA'R'IS DA'E'RAH 'KOTA 'MOJO'KE'RTO ttd llr. SUYITNO. M.Si Pembina Utam Madva :NIP 19580101198503 1 031 SERITA DAERAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2012 NOMOR 29

sannan sesuai dengan as!inya KEPALA BAGIAN HUKUM, ttd PUDJI HARDJONO SH NIP. 19600729198503 1 007