WALi <OTA MOJOKERTO PERATURA1 WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG KEGIJAKAN AKUNTANSI DAERAH WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang Mengingat bahwa dalam rangka penyempurnaan materi Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 15 Tahun 2011 tentang Kebijakan Akuntansi Daerah, maka perlu dilakukan Perubahan atas Peraturan Walikota Dimaksud yang dituangkan dalam suatu Peraturan Walikota Mojokerto. 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kata Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/ Jawa Tengah I Jawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551) ; 2. Undang-Undong Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Len.baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang No111or 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 4. Undanq-Undanq Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan an.ara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;
2 5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3242) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem lnformasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200t:i Nornor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia I ornor 4576); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4573) ; 11. Peraturan Pcmerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Mili;, Kegara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609); 12. Peraturan Pernerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pcmcrintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pernerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tanun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737) ; 13. Peraturan fjonierintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan f 'emerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nemer 5165);
3 15. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jegara ; 16. Peraturan Menter i Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Penqelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Pr-raturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pcrubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nemer 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 17. Peraturan Menter: Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah ; 18. Peraturan Daerah Kata Mojokerto Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Per.qelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dcng r1 f -eraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pcrubahan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentanq Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Oaerah ; 19. Peraturan L:,erDh Kata Mojokerto Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan P 11 er.nlahan Daerah Kata Mojokerto ; 20. Peratura, vvalil.ota Mojokerto Nomor 15 Tahun 2011 tentang Kebijakan Akuntansi Daerah. MEMUTUSKAN: Menetapkan PERUBAHAN Al ; S F'ERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 15 TAHUN 2011 -. un ANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAERAH Pasal I Peraturan Walikota Mojakerto Nomar 15 Tahun 2011 tentang Kebijakan Akuntansi Daerah diubah sebagai berikut : Lampiran B.IX Peraturan Walikota Mojokerto, Kebijakan Akuntansi No. 09, Akuntansi Aset. Diantara Nomor urut 37 dan 38 ditambahkan 7 (tujuh) Sub Judul baru dengan 9 (sembilan) Namor Urut baru didalamnya yai u: 37A, 378, 37C, 370, 37E, 37F, 37G, 37H, dan 371 sehingga berbunyi sebaqai berikut :
4 PENYISIHAN PIUTANG 37A. Aset berupa piutang di neraca disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), oleh karena itu nilai piutang harus disesuaikan dengan melakukan penyisihan piutang tidak tertagih. Penyisihan piutang tidak tertagih adalah merupakan cadangan yang harus dibentuk sebesar prosentase tertentu dari akun piutanq berdasarkan umur piutang. Penyisihan piutang yang didasarkan pada umur piutang dibedakan dalam 4(empat) jenis, yaitu: Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet, dengan ketentuan sebacai berikut: a) Lancar : - dalarn masa/jangka waktu SKPD/SKRD, sampai d inqan 1 (satu) tahun; dan - Dalam masa/jangka waktu akad kredit perikatan. b) Kuranq Lancer, lebih dari 1 (satu) tahun s/d 3 (tiga) tahun setelah S'/PrnSKRD/Akad Perikatan jatuh tempo; c) Diragukan, let ih dari 3 (tiga) tahun s/d 5 (lima) tahun setelah SKPD/SKRD//' kad Perikatan jatuh tempo; d) Mace!, lebih dari 5 (lima) tahun setelah SKPD/SKRD/Akad Perikat-in {,tuh tempo. 378. Penyajian ni'ai utang tidak tertagih akan dicantumkan dalam laporan keuanccn pada Catatan atas Laporan Keuangan selama pokok piutanq masih tercantum atau belum dihapuskan sesuai dengan perati.ran yang berlaku. Perhitungan Pcnyisihan Piutang 37C. Besarnya prosentase penyisihan piutang tidak tertagih yang didasark.n pada umur piutang ditetapkan sebagai berikut: a. Piutang l.ancar, nilai penyisihannya ditentukan sebesar 5 % (lima person). b. Piutanq Kurring l.ancar, nilai penyisihannya ditentukan sebesar 10 % (sepul 1h pcrsen). c. Piuta119 Dirnf'' 1hrn, nilai penyisihannya ditentukan sebesar 50 % (limapuluh persen). d. Pluta:,CJ Macer, nilai penyisihannya ditentukan sebesar 100 % (seratus person). Pencatatan Prnyis ih an Piutang 370. Jurnal untuk rr-r-ncatat penyisihan piutang bukan merupakan beban belanja, lj'.c!tt1pi rnerupakan koreksi agar nilai piutang dapat disajikan di neraca sesuai dengan nilai yang diharapkan dapat direalisasi (net realizable va'ue). Penyajian Pcnyisihan 37E. Penyajian penyisihan piutang di neraca merupakan unsur pengurang r:l::iri piutang yang bersangkutan.
5 Pemberhentian Pengakuan 37F. Pemberhentian pengakuan atas piutang dapat dilakukan dengan cara: 1) Pelunasan (menbayar tunai atas piutang) atau melaksanakan sesuatu sehingga tagihan tersebut selesai/lunas; 2) Penghapusbt rku.in (writedown) Penqhapusbuku in piutang merupakan proses dan keputusan akuntansi yang berlaku agar nilai piutang dapat dipertahankan sesuai nilai bcrsih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Pencfiapusbukuan tidak secara otomatis menghapus hak tagih yur idis form ii, oleh karena itu upaya penagihan secara intensif harus tetap dilakukan. Terhadap piutang dihapusbukukan, berarti pengalihan pencatatan dari intrakomptabel rnenjadi ekstra komptabel. Kriteria penqhapusbukuan adalah sebagai berikut: a. Peng :r1jl bukuan harus memberi manfaat yang lebih besar dzir: ad:i kerugian penghapusbukuan. b. Peru ka);'"'.n yang mendalam tentang dampak hukum dari penghapusan pada neraca pemerintah, apabila perlu, sebelum difinalisasi dan diajukan kepada pengambil keputur a 1 penghapusbukuan. c. Penqhr p.isbt kuan berdasarkan Keputusan Walikota yang rnenyatakan hapus tagih perdata dan atau hapus buku. Penqambilan keputusan penghapusbukuan dilakukan berdasrvl.r r. suatu sistem nominasi untuk dihapusbukukan, atas u u: w berjenjang yang bertugas melakukan analisis dan usu'r. 1 penghapusbukuan tersebut. Prosedur penqhar-i.vbukuan piutang berpedoman pada ketentuan perun+a» -:-und.:..ngan yang berlaku. Penghapusan harus dijclas krn dasar pertimbangan penghapusbukuan dan jumlahnya d tlarn catatan atas Laporan Keuangan agar lebih inlormalif. Adapun informasi yang perlu diungkapkan adala'i: - Jen.s f iuta -;g; - '\lama llel.1itur; - Nil.1i p; rtanq; - r Jornor j:111 tanggal keputusan penghapusan piutang. 3) Penghapustagihan (write off) Penqhapustr.cihan dilakukan dengan mempertimbangkan konsekuensi L:1<.on0mik, kemungkinan hilangnya hak tagih dan atau meneri.na tagihan. Penghapustagihan piutang harus berdasarkm -riteria, prosedur dan kebijakan yang menqhasu'ccn :e:.-utusan hapus tagih bagi pemerintah daerah serta hu'«rm c'an ekonomik.
6 Kriteria penghapustagihan sebagian atau seluruhnya adalah sebagai berikut : a. Penghapustagihan karena mengingat jasa-jasa pihak berutang kepada negara, untuk menolong pihak berutang dari keterpurukan lebih dalam. b. Penghapustagihan sebagai suatu sikap menyejukkan, membuat citra penagih menjadi lebih baik, memperoleh dukungan moril lebih luas menghadapi tugas masa depan. c. Penghapustagihan sebagai sikap berhenti menagih, menggambarkan situasi tak mungkin terragih melihat kondisi pihak penagih. d. Penghapustagihan untuk restrukturisasi penyehatan utang, misalnya penghapusan denda, tunggakan bunga dikapitalisasi menjadi pokok kredit baru, reskeduling dan penurunan tarif bunga kredit. e. Penghapustagihan setelah cara penagihan gagal atau tidak mungkin diterapkan. f. Penghapustagihan sesuai hukum perdata umum, hukum kepailitan, hukum industri (misalnya lndustri keuangan dunia, industri perbankan), hukum pasar modal, hukum pajak, melakukan benchmarking kebijakan/peraturan write off di negara lain. Penghapustagihan secara hukum sulit atau tidak mungkin dibatalkan, apabila telah diputuskan dan diberlakukan, kecuali cacat hukum. Penghapusbukuan (write off) masuk ekstrakomptabel dengan beberapa sebab misalnya kesalahan administrasi, kondisi misalnya dialihkan kepada pihak lain dengan haircut mungkin akan dicatat kembali menjadi rekening aktif intrakomptabel. 37G. Hapus hak tagih berarti menghapus hak atas piutang dari neraca. Penghapustagihan piutang harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penghapustagihan piutang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara atau Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara atau Daerah, dikenal sebagai penghapusan secara mutlak yaitu penghapusan piutang negara atau daerah dengan menghapus hak tagih. Penghapustagihan diajukan setelah lewat 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan penghapusbukuan.
7 Serdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Walikota berwenang untuk menghapus piutang sampai dengan Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah), sedangkan terhadap piutang diatas Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) kewenangan penghapusan oleh walikota dilaksanakan setelah mendapat persetujuan DPRD. Penerimaan Tunai Atas Piutang yang Telah Dihapusbukukan 37H. Suatu piutang yang telah dihapusbukukan, ternyata di kemudian hari diterima pembayaran/pelunasannya, maka penerimaan tersebut dicatat sebagai penerimaan kas pada periode yang bersangkutan dengan lawan perkiraan penerimaan pendapatan atau pembiayaan tergantung jenis piutang. Restrukturisasi 371. Restrukturisasi adalah upaya perrbaikan yang dilakukan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban yang meliputi pemberian keringanan utang, persetujuan angsuran atau persetujuan penundaan pembayaran. Pasalll Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Serita Daerah Kota Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal 31 Mei 2012 VVALIKOTA. MOJOIKERTO ttd.abdul GANII SOEHARTONO Diundangkan di Mojokerto pada tanggal 31 Mei 2012 S' 'K'R' TA'R'IS DA'E'RAH 'KOTA 'MOJO'KE'RTO ttd llr. SUYITNO. M.Si Pembina Utam Madva :NIP 19580101198503 1 031 SERITA DAERAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2012 NOMOR 29
sannan sesuai dengan as!inya KEPALA BAGIAN HUKUM, ttd PUDJI HARDJONO SH NIP. 19600729198503 1 007