BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM 1800, GSM 1900. Jaringan GSM terbagi dalam 3 (tiga) sistem utama, yaitu : Switching System (SS). Base Station System (BSS). Operation and Support System (OSS). Gambar 3.1 System GSM Ericsson 8
9 3.1.1 Switching System (SS) Berikut fungsi unit yang ada didalam Switching System : Mobile Service Switching Center (MSC) : MSC mengontrol panggilan dari dan menuju sistem telepon maupun data yang lain. MSC menjalankan fungsi yang lainnya seperti : fungsi gerbang toll, interface jaringan, common channel signaling, dll. Gateway-MSC (GMSC) : Gateway adalah titik pertemuan yang menghubungkan dua jaringan (networks). Gateway sering diletakkan bersama dalam MSC. Tipe yang diset-up ini selanjutnya disebut Gateway-MSC (GMSC). Semua MSC dalam jaringan dapat berfungsi sebagai gerbang. Home Location Register (HLR) : HLR adalah database yang digunakan untuk menyimpan dan mengatur data-data pelanggan. HLR dianggap sebagai database yang paling penting sejak HLR dapat menyediakan data-data pelanggan tetap, termasuk status layanan pelanggan, informasi lokasi pelanggan berada, dan status aktivasi pelanggan. Ketika pelanggan membeli nomor dari sebuah operator seluler, mereka akan teregistrasi dalam HLR milik operator tersebut. HLR dapat disatukan dengan MSC/VLR atau sebagai HLR yang berdiri sendiri. Visitor Location Register (VLR) : VLR merupakan database yang memiliki informasi pelanggan sementara yang diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang berkunjung dari area lain. VLR selalu berintegrasi dengan MSC. Ketika sebuah MS berkunjung ke sebuah MSC area yang baru, VLR akan terkoneksi ke MSC dan MSC akan meminta data tentang MS tersebut dari HLR tempat MS teregistrasi. Selanjutnya, jika MS membangun hubungan, VLR akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk call set-up tanpa harus berkoordinasi dengan HLR setiap waktu. Authentication Center (AUC) : Unit yang disebut AUC menyediakan parameterparameter autentikasi dan encryption yang memeriksa identitas pemakai dan memastikan kemantapan dari setiap call. AUC melindungi operator network
10 dari berbagai tipe penipuan yang ada dalam dunia seluler saat ini. AUC dapat diimplementasikan dalam HLR untuk tipe GSM R6.1/R3. Equipment Identity Register (EIR) : EIR merupakan database yang mengandung informasi tentang identitas peralatan mobile yang mencegah calls dari pencurian, ketidakamanan, atau ketidak berfungsian MS. AUC dan EIR diimplementasikan sebagai bagian yang berdiri sendiri atau kombinasi bagian AUC/EIR. Data Transmission Interworking (DTI) : DTI terdiri dari hardware dan software yang menyediakan interface ke jaringan-jaringan yang bervariasi untuk komunikasi data. Melalui DTI, pelanggan dapat menggunakan alternatif antara jalur bicara maupun data dalam satu call yang sama. Fungsi penting DTI antara lain : sebagai modem dan penyesuaian fax dan kemampuan untuk melakukan penyesuaian kecepatan. Sebelum ada DTI, fungsi ini dijalankan oleh GSM Interworking Unit (GIWU). Interworking Location Register (ILR) : ILR adalah sebuah produk yang hanya digunakan pada jaringan GSM 1900. ILR membuat roaming antar sistem dapat terjadi, ini berarti kita dapat menjelajah dalam jaringan AMPS maupun jaringan GSM 1900. ILR terdiri dari AMPS HLR dan 1900 VLR. Additional (SS) Functional Elements : Ada beberapa perangkat pilihan tambahan yang dapat dikonfigurasikan kedalam Switching System. Perangkat tersebut adalah Message Center (MXE), Mobile Intelligance Node (MIN), Billing GateWay (BGW), dan Service Order GateWay (SOG). 3.1.2 Base Station System (BSS) Semua fungsi hubungan radio dijalankan oleh BSS. BSS terdiri dari Transcoder Controller (TRC), Base Station Controller (BSC), dan Radio Base Station (RBS). Berikut fungsi unit yang ada didalam Base Station System : Transcoder Controller (TRC) : TRC menghubungkan BSS dengan kemampuan adaptasi kecepatan. Perangkat yang menjalankan adaptasi kecepatan disebut transcoder. Kecepatan bit per chanel dikurangi dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps. Ini mengamankan jalur transmisi antara MSC ke BSC.
11 Base Station Controller (BSC) : BSC mengatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan GSM. BSC adalah switch berkapasitas besar yang menyediakan fungsi seperti handover HP, penyediaan chanel radio, dan kumpulan dari konfigurasi data beberapa cell. Beberapa BSC dapat dikontrol oleh setiap MSC. Radio Base Station (RBS) : RBS mengendalikan hubungan radio ke handphone. Satu RBS dapat melayani 1, 2, atau 3 cell. Beberapa RBS dikontrol oleh satu BSC. Ericsson mempunyai beberapa jenis base station, yaitu RBS 200, RBS 2000, RBS 6000 family. 3.1.3 Operation and Support System (OSS) OSS adalah gabungan dari OMC. OSS menghubungkan jalur dari pendukung operasi pusat, regional, dan lokal serta aktifitas yang diinginkan oleh jaringan selular. OSS merupakan satu-kesatuan fungsi dari jaringan monitor operator dan mengontrol sistem. OSS dapat dimonitor melalui 2 level fungsi pengaturan. Pusat kontrol jaringan melalui instalasi dari Network Management Center (NMC), dengan subordinat Operation and Maintenance Center (OMC) sangat menguntungkan. Staf NMC dapat berkonsentrasi dalam system-wideissues; dimana perngkat lokal dalam setiap OMC dapat berkonsentrasi dalam jangka pendek (short term), regional issues. OMC dan NMC secara fungsional dapat dikombinasikan dalam instalasi pisik yang sama atau diimplementasikan pada lokasi yang berbeda. OSS didesain untuk menghubungkan sistem pengaturan yang koheren yang mendukung beberapa elemen jaringan. Contoh dari elemen-elemen jaringan, yaitu : Mobile Switching Center ( MSC ) Base Station Controller ( BSC ) Radio Base Station ( RBS ) Visitor Location Register ( VLR ) Home Location Register ( HLR ) Equipment Identity Register ( EIR ) AUthentication Center ( AUC )
12 Mobile Intelligent Network nodes ( MIN ) 3.2 Survey Engineering DCS Collocated Dalam hal ini pada dasarnya survey adalah proses investigasi yang dilakukan berkaitan dengan pekerjaan engineering. Pada site baru biasanya harus memperhatikan akses jalan, letak posisi PLN, counter tanah, kekuatan gedung dan lain sebagainya, dan jika site existing, maka harus melakukan pengecekan dan pengukuran terhadap beban KWH meter yang digunakan, mengukur posisi area penempatan apakah masih ada tempat untuk pemasangan perangkat baru. Berikut juga pada tower apakah posisi antenna yang akan dipasang memiliki tempat sesuai dengan yang direncanakan.