IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RASKIN ( Beras Rakyat. karena kemiskinan menyebabkan terjadinya kerentanan, ketidakberdayaan,

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI UU NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Kota Magelang) ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN GEMAH KECAMATAN PEDURUNGAN SEMARANG RESUME SKRIPSI

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi

ARTIKEL. Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai. di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TRANSMIGRASI UMUM DI KOTA SEMARANG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi:

Hubungan Kemampuan Pegawai dan Motivasi Pegawai Terhadap. Efektivitas Kerja Pegawai Dalam Rangka Peningkatan Pajak Bumi

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena ternyata tidak sesuai dengan apa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DI KOTA SEMARANG

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG FKM UNDIP

manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal.

BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG. Styawan Heriyanto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan

ARTIKEL PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. CABANG UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN Tentang Keselamatan Kerja yang akan diamati. penelitian pada PT. Perkebunan Lembah Bakti di Kabupaten Aceh Singkil.

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Kepala KPPN. Standard dan arah kebijakan

Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. tindakan yang bermaksud untuk mencapai suatu tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN GISIKDRONO KECAMATAN SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG

Oleh: Wahyu Hidayat ABSTRAK

PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bulan April 2008, pemerintah telah meresmikan Undang-Undang

PENGARUH STRUKTUR BIROKRASI DAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PENGARUH KINERJA ANGGOTA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN DI DESA DALU X A KECAMATAN TG

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rakyat saat ini menjadi isu kebijakan yang semakin strategis,

DAFTAR ISI. ABSTRAKS... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR BAGAN... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Model Mazmanian dan Sabatier

BAB VII PENUTUP. penduduk Kota Magelang yang belum mempunyai jaminan kesehatan. Program

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

FAKTOR KOMUNIKASI DAN SIKAP YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KECAMATAN PARANG KABUPATEN MAGETAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II KAJIAN TEORI. hipotesis untuk membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban, membuat

IMPLEMENTASI KETERSEDIAAN BERAS DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN BATANG

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA BELAJAR SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 1 PROGRAM KHUSUS WONOGIRI TAHUN AJARAN 2013/2014

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEPEMILIKAN DOKUMEN LINGKUNGAN

KUESIONER PENELITIAN STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN TARGET GROUP

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI PROGRAM KESERASIAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA PALU

Riska Nurnafajrin 1 ; Ikeu Kania 2. Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Garut

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan OPK Raskin. PKS-BBM dan PPD-PSE di Kecamatan Rambipuji

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana telah di jelaskan di dalam undang undang tersebut maka

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pada penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Partisipasi Responden Deskripsi Karakteristik Responden

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tersebut yaitu mengenai Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 46 tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

BAB II LANDASAN TEORI. yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil

BAB II LANDASAN TEORI. Browne dan Wildavsky (Usman, 2004:7) mengemukakan bahwa implementasi

IMPLEMENTASI PROGRAM RASKIN (BERAS UNTUK MASYARAKAT MISKIN) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. perumahan yang telah disediakan oleh pemerintah. Sehingga masyarakat dari

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. a. Sikap partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi

BAB I PENDAHULUAN. potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

SOAL DAN TUGAS. Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Alam Dosen : Prof. Dr. Bambang Heru, M.S DISUSUN OLEH : IID MOH. ABDUL WAHID

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SIMPANG HILIR KABUPATEN KAYONG UTARA

BAB VI PENUTUP Kesimpulan 1. Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Pada Perguruan Tinggi

BAB III METODE PENELITIAN

on significant level 5% (5,6) with influence as much as 31,8%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bab-bab yang lainnya. Konsep merupakan bagian integral dari penelitian

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai implementasi kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

NAMA NIM : RISKI PUTRI AMALIA : D2A604045 JURUSAN : ADMINISTRASI PUBLIK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RASKIN ( Beras Rakyat Miskin) DI KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS. Kemiskinan dapat menjadi masalah utama dalam proses pembangunan, karena kemiskinan menyebabkan terjadinya kerentanan, ketidakberdayaan, keterisosialisasian, dan juga ketidakmampuan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi yang sebenarnya dapat membantu proses pembangunan. Prioritas pembangunan nasional adalah mempercepat pemulihan ekonomi. Salah satu di antaranya adalah penanggulangan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Program program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilaksanakan masih banyak mengalami kemacetan, penyelewengan bahkan memunculkan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah sebagai pemberi bantuan dana dan fasilitas. Implementasi kebijakan RASKIN (Beras Rakyat Miskin) dilaksanakan karena kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan bantuan pangan sangat benar-benar dibutuhkan terutama oleh masyarakat miskin yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Selain kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan bantuan RASKIN, juga ada faktor lain yang memang perlu diperhatikan dalam kesuksesan implementasi kebijakan RASKIN (Beras Rakyat Miskin) ini yaitu

mengenai komunikasi, dalam hal ini adalah sosialisasi antara pemerintah dengan masyarakat. Hal lain yang berpengaruh dalam Implementasi RASKIN (Beras Rakyat Miskin) yakni sumber daya, dimana pemerintah setempat sebagai penyalur serta masyarakat miskin sebagai penerima bantuan dapat memaksimalkan apa yang diberikan oleh pemerintah Pusat sehingga bantuan benar-benar sampai kepada masyarakat yang berhak menerima. Dari identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar hubungan antara variabel komunikasi (X 1 ) dengan variabel implementasi kebijakan Beras Rakyat Miskin (Y). 2. Seberapa besar hubungan antara variabel sumber daya (X 2 ) dengan variabel implementasi kebijakan Beras Rakyat Miskin (Y). 3. Seberapa besar hubungan antara variabel komunikasi (X 1 ) dan variabel sumber daya (X 2 ) dengan variabel implementasi kebijakan Beras Rakyat Miskin (Y). Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode (1982 : 21). Adapun tujuan dari penelitian adalah : C.1 Tujuan umum Untuk menganalisis Implementasi Kebijakan program RASKIN (Beras Rakyat Miskin ) di Kecamatan Kota Kabupeten Kudus C.2 Tujuan khusus

a. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan Implementasi dalam pelaksanaan Kebijakan program RASKIN (Beras Rakyat Miskin ) di Kecamatan Kota Kabupeten Kudus b. Untuk menganalisis variabel Komunikasi dalam Implementasi Kebijakan program RASKIN (Beras Rakyat Miskin ) di Kecamatan Kota Kabupeten Kudus c. Untuk menganalisis variabel Komunikasi dan Sumber daya dalam hubungannya dengan Implementasi Kebijakan program RASKIN (Beras Rakyat Miskin ) di Kecamatan Kota Kabupeten Kudus d. Untuk menguji hipotesis diantara variabel yang terkait e. Untuk mencari besarnya pengaruh variabel Komunikasi dam sumber daya dalam Implementasi Kebijakan program RASKIN (Beras Rakyat Miskin ) di Kecamatan Kota Kabupeten Kudus Teori yang Mendasari Penelitian Adapun model implementasi kebijakan yang mengakomodasikan antara komunikasi dan sumber daya dalam penelitian RASKIN di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus adalah teori implementasi yang diperkenalkan oleh George Edwards III. Subarsono dalam bukunya Analisis Kebijakan Publik (2005:90). Bahwa implementasi suatu kebijakan organisasi dipengaruhi oleh 4 variabel yaitu sebagai berikut : 1. Komunikasi Keberhasilan implementasi kebijakan mennsyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi sasaran kebijakan harus

ditransmisiskan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran tidak jelas maka kakan terjadi resisitensi dari kelompok sasaran. 2. Sumber Daya Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurang sumber daya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi implementor dan sumber daya finansial. Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar berjalan dengan efektif. 3. Disposisi/ Sikap Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor mempunyai disposisi yang baik, maka akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. 4. Struktur Birokrasi Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang menjadi standar. Gambar 1.1 Faktor Penentu Implementasi menurut Edward III Komunikasi Sumberdaya Implementasi Disposisi Struktur Birokrasi Sumber : Edwards III, 1980:148 Teori lain yang digunakan dalam penelitian RASKIN di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus adalah teori implementasi yang dikemukakan oleh duet Meter dan

Horn (1975 : 99) yang mengandaikan bahwa kebijakan telah berjalan secara linier dari kebijakan publik, implementasi dan kebijakan publik. Beberapa variabel yang dimaksud sebagai variabel yang mempengruhi Kepbijakan Publik adalah variabel standard an sasaran organisasi, sumberdaya, komunikasi antar organisasi, karakteristik agen pelaksanan atau implementor, kondisi ekonomi, social dan politik serta kecenderungan sikap (disposisi) dari pelaksana atau implementor. (Subarsoso; 2005 : 99). 1. Standard an Sasaran Kebijakan Standard dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standard an sasarn kurang jelas maka kemungkinan yang akan terjadi kebijakan tersebut akan sulit untuk diimplementasikan. 2. Sumber daya Keberhasilan implementasi kebijakan perlu adanya dukungan sumberdaya baik dari manusia maupun non manusia. Sumberdaya merupakan faktor yang penting dalam mengimplementasikan suatu kebijakan agar berjalan dengan efektif. 3. Komunikasi dan organisasi Implementasi suatu kebijakan perlu adanya dukungan dan koordinasi dari instansi lain. Untuk itu diperlukan kooedinasi dengan instansi lain bagi keberhasilan suatu program. 4. Karakteristik agen pelaksana Karakteristik agen pelaksanan mencakup stuktur birokrasi, norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu program. 5. Kondisi Soial, Ekonomi dan Politik Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi suatu program; sejauh mana kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipasi, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan. 6. Disposisi Implementor Disposisi implementor mencakup tiga han yakni (a) respons implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemampuannya untuk melaksanaka kebijakan; (b) kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan; dan (c) intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.

Gambar 1.2 Model Implementasi Kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn Komunikasi antar Organisasi dan kegiatan pelaksana Ukuran dan tujuan kebijakan Karakteristik badan pelaksana Disposisi Pelaksana Kiner ja Impl emen tasi Sumber Daya Lingkungan ekonomi, sosial dan politik

Koefisien Konkordansi telah diketahui dengan bantuan perhitungan komputer (SPSS), yaitu W sebesar 0,654 Setelah dilakukan tranformasi harga W kedalam Chi Kuadrat diperoleh harga Chi kuadrat sebesar 84,37. Kemudian harga 2 X dikonsultasikan dengan harga kritik Chi Kuadrat dengan derajat kebebasan db = N 1, yaitu 37 1. Pada taraf signifikansi 5 %,. harga kritis tabel pada taraf signifikansi 5 % menunjukkan angka 55,75. Dari hasil konsultasi tersebut diketahui bahwa nilai hitung 2 X > 2 X tabel pada taraf siginifikansi 5 %, yaitu : Taraf signifikansi 5 % : 2 X hitung > 2 X tabel atau 84,37 > 55,75 Berdasarkan analisis data diatas menunjukkan bahwa antara variabel komunikasi (X1) dan variabel sumber daya (X2) mempunyai hubungan yang positif dengan variabel implementasi program Raskin (Y) di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan positif antara variabel komunikasi dan variabel sumber daya dengan variabel implementasi program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dapat diterima. Adapun besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y dapat diketahui melalui rumus Koefisien Determinasi (KD) sebagai berikut : KD = W 2 x 100 % = 0,654 2 x 100 % = 0,4277 x 100 % = 42,77 % Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa pada variabel implementasi program terjadi perubahan sebesar 42,77 % sebagai akibat adanya pengaruh dari

komunikasi dan sumber daya serta pengaruh variabel lainnya sebesar 57,23 %. Variabel lainnya yang dimaksud disini seperti disposisi ( watak dan karakteristik implementator), struktur birokrasi, standar dan sasaran kebijakan, kondisi sosial, politik, ekonomi dan lain sebagainya. Dengan demikian hipotesis yang dikemukakan sebelumnya pada kerangka dasar pemikiran yang dinyatakan bahwa variabel komunikasi (X1) dan variabel sumber daya (X2) merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi implementasi program (Y) dapat diterima. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengujian hipotesis yang diwujudkan dalam bentuk analisis tabel silang, Koefisien Korelasi Rank Kendall, Koefisien Konkordasi Kendall, dan Koefisien Determinan dimana hipotesis dapat diterima secara signifikan. Berdasarkan data yang diperoleh dan melihat tujuan dilakukannya penelitian ini, maka terlihat adanya beberapa kendala dalam pelaksanaan program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, antara lain : 1. Pengkajian pada variabel implementasi program Raskin (Y) menghasilkan persentase dari frekuensi jawaban responden menjadi empat kategori, sebagai berikut : kategori sangat tinggi sebesar 27,3 %, kategori tinggi 29,5 %, kategori kurang tinggi 36,4 %, dan kategori rendah 6,8 %. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus masuk dalam kategori tinggi. Hal ini bukan berarti dalam implementasi program Raskin tidak ada kendala atau masalah yang dihadapi. Berikut ini ada beberapa hal yang menunjukkan adanya kendala atau masalah yang dihadapi dalam implementasi program Raskin, antara lain :

a. Masih banyak masyarakat miskin yang belum mendapatkan bantuan Raskin sedangkan ada beberapa masyarakat yang dinilai masuk dalam golongan mampu malah mendapatkan bantuan Raskin. Hal ini menunjukkan masih belum jelas dan keterbukaan yang kurang dalam menentukan kategori miskin. b. Jumlah bantuan Raskin yang diberikan terkadang tidak sesuai dengan yang dibagikan kepada masyarakat. Hal ini terjadi karena tidak adanya ataupun kurangnya pengawasan dari pihak terkait mengenai pelaksanaan program Raskin. 2. Pengkajian pada variabel komunikasi (X1) menghasilkan persentase dari frekuensi jawaban responden menjadi empat kategori, sebagai berikut : kategori sangat tinggi sebesar 9,1 %, kategori tinggi 22,7 %, kategori kurang tinggi 52,3 %, dan kategori rendah 15,9 %. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus masuk dalam kategori kurang tinggi. Hal ini berarti terdapat masalah yang menyebabkan komunikasi dalam pelaksanaan program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus menjadi kurang tinggi. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, ternyata ditemukan beberapa permasalahan, sebagai berikut : a. Masih adanya kesalahpahaman persepsi mengenai kemiskinan sehingga banyak masyarakat yang mengaku miskin untuk mendapatkan bantuan. Hal tersebut juga terjadi pada petugas pelaksana program yang kadang kurang terbuka kepada masyarakat untuk menjelaskan mengenai masyarakat mana

yang dikategorikan miskin yang layak mendapatkan bantuan Raskin. b. Tidak semua wilayah di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus pernah mengadakan pertemuan secara khusus untuk membahas pelaksanaan program Raskin. Hal ini terjadi karena petugas pelaksana program tidak secara menyeluruh mengunjungi setiap daerah untuk melakukan sosialisasi. c. Pertemuan sosialisasi yang diadakan juga jarang dihadiri oleh masyarakat. Mereka tidak menghadiri pertemuan tersebut dengan alasan bahwa mereka tidak mendapatkan undangan ataupun tidak memiliki waktu luang untuk hadir dalam pertemuan tersebut. d. Intensitas untuk bertanya dari masyarakat masih sangat kurang karena mereka seakan-akan hanya pasrah menerima keadaan. 3. Pengkajian pada variabel sumber daya (X2) menghasilkan persentase dari frekuensi jawaban responden menjadi empat kategori, sebagai berikut : kategori sangat tinggi sebesar 38,6 %, kategori tinggi 29,5 %, kategori kurang tinggi 15,9 %, dan kategori rendah 15,9 %. Berdasarkan dari kategori jawaban di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sumber daya yang ada dalam pelaksanaan program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus masuk dalam kategori sangat tinggi/baik. Hanya saja dalam prakteknya dilapangan pada variabel ini terdapat beberapa masalah yang menyebabkan kurang lancarnya pelaksanaan program Raskin, seperti : a. Adanya sikap antipati dari masyarakat terhadap pemerintah karena menganggap pemerintah kurang serius untuk mengentaskan kemiskinan

dengan memberikan bantuan yang kuantitas dan kualitasnya rendah. Hal ini menyebabkan masyarakat kurang respek dengan setiap program yang dicanangkan pemerintah. b. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program Raskin, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitasnya sehingga masih sering terjadi masalah yang menyebab terhambatnya pelaksanaan program. Setelah dilakukan penghitungan dengan rumus statistik Koefisien Korelasi Rank Kendall dan Koefisien Konkordansi Kendall, maka diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Adanya hubungan signifikan antara variabel komunikasi (X1) dengan implementasi program (Y) yang dibuktikan dari hasil (π)= 0,439 dan Z= 4,20 dan ternyata dengan uji signifikansi 1 % dan 5 % harga Z hitung 4,20 lebih besar daripada harga Z tabel pada taraf signifikan 1 % dan 5 % sehingga Hipotesis diterima. Adapun besarnya pengaruh antara komunikasi terhadap implementasi program digunakan rumus koefisien determinasi menghasilkan KD = 19,27%. Ini menunjukkan komunikasi berpengaruh terhadap implementasi program sebesar 19,27 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. 2. Adanya hubungan yang signifikan antara variabel sumber daya (X2) dengan implementasi program (Y) yang dibuktikan dari hasil (π)= 0,331 dan Z = 3,17 dan ternyata dengan uji signifikansi 1% dan 5% harga Z hitung 3,17 lebih besar daripada harga Z tabel pada taraf signifikan 1 % dan 5 % sehingga Hipotesis

diterima. Besarnya pengaruh sumber daya terhadap implementasi program diketahui dengan menggunakan rumus koefisien determinasi menghasilkan nilai KD= 10,96 %. Ini menunjukkan sumber daya berpengaruh terhadap implementasi program sebesar 10,96 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. 3. Adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi (X1) dan sumber daya (X2) terhadap implementasi program (Y) yang dibuktikan dari hasil Koefisien Konkordasi Kendall (W) yang menunjukkan angka W sebesar 0,654 dan uji signifikansi menghasilkan nilai π sebesar 84,37. Nilai tersebut dikonsultasikan dengan π tabel dengan taraf signifikan 1%= 51,80 dan 5%= 55,75 menunjukkan bahwa (π) observasi 84,37 > (π)tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima secara signifikan. 4. Adapun besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y dapat diketahui melalui rumus Koefisien Determinasi (KD), yakni sebesar 42,77 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi program dipengaruhi sebesar 42,77 % akibat adanya pengaruh dari komunikasi dan sumber daya serta pengaruh variabel lainnya seperti disposisi ( watak dan karakteristik implementator), struktur birokrasi, standar dan sasaran kebijakan, kondisi sosial, politik, ekonomi dan lain sebagainya sebesar 57,23 %. A. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan kesimpulan seperti di atas mengenai implementasi program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus,

berikut ini penulis akan memberikan beberapa saran atau rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan masalah ataupun menyempurnakan implementasi program pada masa yang akan datang, antara lain : 1. Untuk meningkatkan keberhasilan implementasi program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dapat dilakukan beberapa upaya seperti berikut ini : a. Memperketat pelaksanaan program dengan melakukan pengawasan yang lebih intensif untuk menghindari terjadinya penyelewengan-penyelewengan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Pengawasan dapat dimulai pada awal perencanaan dimana petugas menentukan siapa saja masyarakat yang berhak mendapat bantuan sesuai dengan kriteria penerima Raskin. Setelah itu pada tahap pelaksanaan serta evaluasi juga perlu diadakan pengawasan sehingga bantuan tersalurkan kepada masyarakat yang benarbenar berhak menerima. Pengawasan dapat dimulai antar para pelaksana program masing-masing, penerima bantuan yakni dari pihak masyarakat itu sendiri serta pengawasan juga dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak independen seperti LSM dan lain sebagainya. b. Petugas pelaksana program harus bersikap lebih adil kepada semua masyarakat miskin, terutama yang berkaitan dengan pendaftaran calon penerima bantuan. Ketentuan yang ada dalam Pedoman Pelaksanaan Program Raskin harus dengan tegas diterapkan. c. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja petugas pelaksana. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberikan yang terbaik kepada

masyarakat, memberikan laporan mengenai hasil pelaksanaan program, baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan program. Kepercayaan masyarakat kepada petugas pelaksana program tentu saja akan berpengaruh pada opini masyarakat terhadap kinerja pemerintah sehingga nantinya jika ada program pemerintah lain yang diselenggarakan, maka masyarakat akan dengan senang hati mendukung pelaksanaannya. 2. Untuk meningkatkan keberhasilan komunikasi program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dapat dilakukan beberapa upaya seperti berikut ini : a. Mengadakan pertemuan rutin sebulan sekali antara pelaksana program yakni Kepala Desa dan Ketua RT serta masyarakat penerima bantuan, di Balai Desa atau tempat lain yang sudah disepakati bersama yang khusus membahas tentang perkembangan pelaksanaan program Raskin, Pertemuan rutin dapat menjaga komunikasi antar masyarakat sehingga masyarakat yang kurang mengetahui maksud dan tujuan program maupun informasi tentang program Raskin dapat lebih mengetahuinya. b. Memberikan informasi mengenai perkembangan pelaksanaan program Raskin pada saat pertemuan rutin bulanan, sehingga segala permasalahan yang dihadapi dapat segera dicarikan jalan keluarnya dan dapat segera menyusun strategi yang dapat diterapkan dalam program Raskin selanjutnya. c. Memaksimalkan fungsi pendampingan oleh petugas pelaksana program kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak hanya menerima bantuan saja melainkan agar masyarakat memiliki motivasi untuk mau meningkatkan

kesejahteraan hidupnya. Fungsi pendampingan ini juga dapat memudahkan pengawasan atas pemberian dan penggunaan bantuan. 3. Untuk meningkatkan keberhasilan sumber daya program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dapat dilakukan beberapa upaya seperti berikut ini : a. Memberikan prioritas yang terbaik kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah jumalah bantuan yang akan diberikan tentu saja dengan kualitas yang baik juga. Selain itu, menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program misalnya, sound system, karung beras, timbangan, meja kursi dan lain sebagainya. b. Petugas pelaksana hendaknya lebih meningkatkan kemampuannya diberbagai bidang yuang berkaitan dengan pelaksanaan program Raskin. Hal ini sangat perlu karena situasi dan kondisi saat pemberian bantuan kadang di luar perkiraan sehingga memerlukan kontrol ataupun pengawasan yang lebih intensif. 4. Bagi peneliti lain yang tertarik pada penelitian mengenai implementasi program Raskin di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, hendaknya melengkapi hasil penelitian dengan melihat variabel-variabel lain seperti disposisi, struktur organisasi, maksud dan tujuan kebijakan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, sikap dan kemampuan petugas pelaksana dan lain sebagainya.