RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 67/PUU-X/2012 Tentang Surat Pernyataan Mengundurkan Diri Bakal Calon Kepala Daerah yang berasal dari Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia I. PEMOHON Indonesian Human Rights Comitee for Social Justice (IHCS) yang diwakilkan oleh Gunawan KUASA HUKUM : Ecoline Situmorang, S.H. dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 28 Juni 2012. II. POKOK PERKARA Pengujian Pasal 59 ayat (5) huruf g UU No. 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar 1945. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Para Pemohon dalam permohonan sebagaimana dimaksud menjelaskan, bahwa ketentuan yang mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji adalah : 1. Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,
maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan Para Pemohon. IV. KEDUDUKAN PEMOHON (LEGAL STANDING) Pemohon adalah badan hukum privat yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya berpotensi dirugikan oleh berlakunya Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah terhadap Pasal 27 ayat (1) dan (2) Jo. Pasal 28 D ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945. Kerugian Konstitusional yang dimaksud adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) dalam status aktif ketika mengikuti pemilukada sehingga merusak system demokrasi dan berpotensi melanggar hak-hak sipil politik warga Negara, dan membangkitkan trauma politik masa lalu terhadap Dwi Fungsi ABRI dan kewajiban PNS untuk memilih salah satu kontestan pemilu tersebut. V. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DIUJI A. NORMA MATERIIL Norma yang dujikan adalah ; Pasal 59 ayat (5) huruf g Surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri bagi calon yang berasal dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. B. NORMA UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Norma yang dijadikan sebagai penguji, yaitu : Pasal 1 ayat (3) Negara Indonesia adalah Negara Hukum Pasal 28D ayat (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum
Pasal 28J ayat (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis Pasal 30 1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. 2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai pendukung. 3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai lat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. 4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum. 5) Susunan dan Kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan dan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan kemanan diatur dengan undangundang. VI. Alasan-alasan Pemohon Dengan diterapkan undang-undang a quo Bertentangan dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, karena : 1. Pasal 59 ayat (5) huruf g sepanjang frasa Surat Pernyataan mengundurkan diri, adalah pernyataan mengundurkan diri dan
bukanlah telah mengundurkan diri, sehingga tidak memberikan kepastian hukum serta berpotensi mengakibatkan adanya ketidakadilan bagi diri Pemohon. 2. Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang a quo berpotensi multitafsir dan menimbulkan ketidakpastian hukumsepanjang frasa Surat Pernyataan mengundurkan diri tidak dimaknai dengan harus adanya surat keputusan non aktif dari jabatan struktural dan jabatan fungsional Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia maka pasal tersebut dapat melanggar Hak Konstitusional Pemohon. 3. Ketidakpastian tersebut lebih lanjut diakibatkan adanya ketidakharmonisan ketentuan dalam undang-undang a quo terhadap Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia dan Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia, dalam Undang- Undang a quo melegitimasi dan memperbolehkan anggota TNI/POLRI mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dengan terlebih dahulu menyertakan surat pengunduran diri dari jabatan negeri, hal tersebut bertentangan dan dilarang secara tegas dalam Undang-Undang TNI/POLRI. Dalam hal ini Anggota TNI dilarang untuk berpolitik praktis. 4. Bahwa Frasa Surat Pernyataan Mengundurkan Diri ini juga menimbulkan multitafsir sebagaimana penafsiran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pasal 15 Ayat (2) huruf f Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemilihan Umum Kepala Daerah yang berbunyi : Surat pernyataan pengunduran diri sejak pendaftaran dari jabatan negeri bagi calon yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Republik Indonesia dan Anggota Kepolisian Republik Indonesia, yaitu surat pernyataan yang bersangkutan tidak aktif dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional yang disampaikan kepada atasan langsungnya untuk diketahui. Berdasarkan Peraturan KPU tersebut, KPU memberikan Persyaratan yang bersifat optional diantara memilih mundur dari jabatan struktural atau jabatan fungsional. 5. Bahwa dalam hal ini jelas Anggota TNI/POLRI yang mengemban tugas mulia dalam bidang pertahanan dan keamanan diperbolehkan terlibat
dalam politik praktis hanya setelah mereka mengundurkan diri dari jabatan struktural dan fungsional, sehingga ketentuan Pasal 59 ayat (5) huruf g sepanjang frasa Surat Pernyataan Mengundurkan Diri bertentangan juga dengan Pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945. VII. PETITUM 1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan pengujian ini; 2. Menyatakan Pasal 59 Ayat (5) huruf (g) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 inkonstitusional dengan Undang-Undang Dasar 1945 sepanjang Frasa surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri khusus bagi calon yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak ditafsirkan dengan surat keputusan telah mengundurkan diri dari instansi dan telah disetujui oleh instansi yang berwenang sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dengan kata lain telah berhenti dari keanggotaan TNI atau Polri. 3. Menyatakan Pasal 59 Ayat (5) huruf (g) sepanjang Frasa surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri khusus bagi calon yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 inkonstitusional dengan Undang-Undang Dasar 1945 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya. 4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. Atau Apabila Majelis Hakim Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Catatan: Perubahan terdapat pada penyebutan UU yang dimintakan diuji. Perubahan terdapat pada kerugian konstitusional Pemohon. a. Permohonan Awal Kerugian Konstitusional yang dimaksud adalah frasa surat pernyataan mengundurkan diri tersebut menimbulkan ketidakpastian hukum karena menimbulkan multitafsir, hal ini menimbulkan kerugian bagi Pemohon. b. Perbaikan Permohonan Kerugian Konstitusional yang dimaksud adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) dalam status aktif ketika mengikuti pemilukada sehingga merusak system demokrasi dan berpotensi melanggar hak-hak sipil politik warga Negara, dan membangkitkan trauma politik masa lalu terhadap Dwi Fungsi ABRI dan kewajiban PNS untuk memilih salah satu kontestan pemilu tersebut. Perubahan terdapat pada petitum a. Permohonan Awal 1) Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan pengujian ini; 2) Menyatakan pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Konstitusional dengan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 sejauh frasa Surat pernyataan mengundurkan diri harus ditafsirkan dengan telah adanya surat keputusan non-aktif dari atasan sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia. 3) Menyatakan Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang nomor 32 tahun Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 konstitusional dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 sejauh frasa surat pernyataan mengundurkan diri harus ditafsirkan dengan telah adanya surat keputusan non-aktif dari atasan sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.
4) Menyatakan Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang nomor 32 tahun Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 konstitusional dengan Pasal 28J ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 sejauh frasa surat pernyataan mengundurkan diri harus ditafsirkan dengan telah adanya surat keputusan non-aktif dari atasan sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia. 5) Menyatakan Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang nomor 32 tahun Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 konstitusional dengan Pasal 30 Undang- Undang Dasar 1945 sejauh frasa surat pernyataan mengundurkan diri harus ditafsirkan dengan telah adanya surat keputusan non-aktif dari atasan sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia. 6) Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. b. Perbaikan Permohonan 1) Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan pengujian ini; 2) Menyatakan Pasal 59 Ayat (5) huruf (g) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 inkonstitusional dengan Undang-Undang Dasar 1945 sepanjang Frasa surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri khusus bagi calon yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak ditafsirkan dengan surat keputusan telah mengundurkan diri dari instansi dan telah disetujui oleh instansi yang berwenang sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dengan kata lain telah berhenti dari keanggotaan TNI atau Polri. 3) Menyatakan Pasal 59 Ayat (5) huruf (g) sepanjang Frasa surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri khusus bagi calon yang
berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 inkonstitusional dengan Undang-Undang Dasar 1945 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya. 4) Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. Atau Apabila Majelis Hakim Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).