I. PEMOHON Indonesian Human Rights Comitee for Social Justice (IHCS) yang diwakilkan oleh Gunawan

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIII/2015 Penyalahgunaan Wewenang oleh Pejabat

I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 50/PUU-XI/2013 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

PUTUSAN Nomor 67/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

KUASA HUKUM Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., dan Vivi Ayunita Kusumandari, S.H., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XV/2017

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 31/PUU-XIV/2016 Pengelolaan Pendidikan Tingkat Menengah Oleh Pemerintah Daerah Provinsi

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 121/PUU-XII/2014 Pengisian Anggota DPRP

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU 30/2014).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

I. PEMOHON - Magda Safrina, S.E., MBA... Selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA : 40/PUU-X/2012

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 37/PUU-XIV/2016 Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 16/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kekuasaan Kehakiman, UU MA dan KUHAP Pembatasan Pengajuan PK

KUASA HUKUM Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Maret 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan terhadap UUD 1945

Kuasa Hukum Abdul Wahid, S.H., Andi Muttaqien, S.H., dkk berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 30 Juni 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 49/PUU-X/2012 Tentang Persetujuan Majelis Pengawas Daerah Terkait Proses Peradilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 56/PUU-X/2012 Tentang Kedudukan Hakim Ad-Hoc Pengadilan Hubungan Industrial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 20/PUU-X/2012 Tentang Peralihan Saham Melalui Surat Kesepakatan Bersama

Kuasa Hukum: Fathul Hadie Utsman sebagai kuasa hukum para Pemohon, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 20 Oktober 2012.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIII/2015 Proses Seleksi Pengangkatan Hakim

Kuasa Hukum : - Fathul Hadie Utsman, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2014;

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 63/PUU-XII/2014 Organisasi Notaris

KUASA HUKUM Dra. Endang Susilowati, S.H., M.H., dan Ibrahim Sumantri, S.H., M.Kn., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 26 September 2013.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 87/PUU-XI/2013 Kemudahan Memperoleh Lahan Pertanian dan Kelembagaan Petani

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 98/PUU-XV/2017 Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Aparatur Sipil Negara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 104/PUU-XIV/2016 Keterwakilan Anggota DPD Pada Provinsi Baru Yang Dibentuk Setelah Pemilu 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 128/PUU-XIII/2015 Syarat Calon Kepala Desa dan Perangkat Desa

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-X/2012 Tentang Persyaratan Partai Politik Peserta Pemilu

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 66/PUU-X/2012 Tentang Penggunaan Bahan Zat Adiktif

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XIV/2016 Pengajuan Grasi Lebih Dari Satu Kali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 53/PUU-XIV/2016 Persyaratan Menjadi Hakim Agung dan Hakim Konstitusi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XVI/2018 Kewajiban Pencatatan PKWT ke Intansi yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 86/PUU-XIV/2016 Pemidanaan Bagi Penyedia Jasa Konstruksi Jika Pekerjaan Konstruksinya Mengalami Kegagalan Bangunan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 79/PUU-XIII/2015 Ketentuan Tidak Memiliki Konflik Kepentingan Dengan Petahana

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 16/PUU-X/2012 Tentang KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI

KUASA HUKUM Veri Junaidi, S.H., M.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 18 Agustus 2014.

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 44/PUU-XIII/2015 Objek Praperadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 55/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

Transkripsi:

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 67/PUU-X/2012 Tentang Surat Pernyataan Mengundurkan Diri Bakal Calon Kepala Daerah yang berasal dari Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia I. PEMOHON Indonesian Human Rights Comitee for Social Justice (IHCS) yang diwakilkan oleh Gunawan KUASA HUKUM : Ecoline Situmorang, S.H. dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 28 Juni 2012. II. POKOK PERKARA Pengujian Pasal 59 ayat (5) huruf g UU No. 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar 1945. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Para Pemohon dalam permohonan sebagaimana dimaksud menjelaskan, bahwa ketentuan yang mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji adalah : 1. Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,

maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan Para Pemohon. IV. KEDUDUKAN PEMOHON (LEGAL STANDING) Pemohon adalah badan hukum privat yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya berpotensi dirugikan oleh berlakunya Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah terhadap Pasal 27 ayat (1) dan (2) Jo. Pasal 28 D ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945. Kerugian Konstitusional yang dimaksud adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) dalam status aktif ketika mengikuti pemilukada sehingga merusak system demokrasi dan berpotensi melanggar hak-hak sipil politik warga Negara, dan membangkitkan trauma politik masa lalu terhadap Dwi Fungsi ABRI dan kewajiban PNS untuk memilih salah satu kontestan pemilu tersebut. V. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DIUJI A. NORMA MATERIIL Norma yang dujikan adalah ; Pasal 59 ayat (5) huruf g Surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri bagi calon yang berasal dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. B. NORMA UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Norma yang dijadikan sebagai penguji, yaitu : Pasal 1 ayat (3) Negara Indonesia adalah Negara Hukum Pasal 28D ayat (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum

Pasal 28J ayat (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis Pasal 30 1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. 2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai pendukung. 3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai lat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. 4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum. 5) Susunan dan Kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan dan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan kemanan diatur dengan undangundang. VI. Alasan-alasan Pemohon Dengan diterapkan undang-undang a quo Bertentangan dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, karena : 1. Pasal 59 ayat (5) huruf g sepanjang frasa Surat Pernyataan mengundurkan diri, adalah pernyataan mengundurkan diri dan

bukanlah telah mengundurkan diri, sehingga tidak memberikan kepastian hukum serta berpotensi mengakibatkan adanya ketidakadilan bagi diri Pemohon. 2. Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang a quo berpotensi multitafsir dan menimbulkan ketidakpastian hukumsepanjang frasa Surat Pernyataan mengundurkan diri tidak dimaknai dengan harus adanya surat keputusan non aktif dari jabatan struktural dan jabatan fungsional Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia maka pasal tersebut dapat melanggar Hak Konstitusional Pemohon. 3. Ketidakpastian tersebut lebih lanjut diakibatkan adanya ketidakharmonisan ketentuan dalam undang-undang a quo terhadap Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia dan Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia, dalam Undang- Undang a quo melegitimasi dan memperbolehkan anggota TNI/POLRI mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dengan terlebih dahulu menyertakan surat pengunduran diri dari jabatan negeri, hal tersebut bertentangan dan dilarang secara tegas dalam Undang-Undang TNI/POLRI. Dalam hal ini Anggota TNI dilarang untuk berpolitik praktis. 4. Bahwa Frasa Surat Pernyataan Mengundurkan Diri ini juga menimbulkan multitafsir sebagaimana penafsiran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pasal 15 Ayat (2) huruf f Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemilihan Umum Kepala Daerah yang berbunyi : Surat pernyataan pengunduran diri sejak pendaftaran dari jabatan negeri bagi calon yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Republik Indonesia dan Anggota Kepolisian Republik Indonesia, yaitu surat pernyataan yang bersangkutan tidak aktif dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional yang disampaikan kepada atasan langsungnya untuk diketahui. Berdasarkan Peraturan KPU tersebut, KPU memberikan Persyaratan yang bersifat optional diantara memilih mundur dari jabatan struktural atau jabatan fungsional. 5. Bahwa dalam hal ini jelas Anggota TNI/POLRI yang mengemban tugas mulia dalam bidang pertahanan dan keamanan diperbolehkan terlibat

dalam politik praktis hanya setelah mereka mengundurkan diri dari jabatan struktural dan fungsional, sehingga ketentuan Pasal 59 ayat (5) huruf g sepanjang frasa Surat Pernyataan Mengundurkan Diri bertentangan juga dengan Pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945. VII. PETITUM 1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan pengujian ini; 2. Menyatakan Pasal 59 Ayat (5) huruf (g) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 inkonstitusional dengan Undang-Undang Dasar 1945 sepanjang Frasa surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri khusus bagi calon yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak ditafsirkan dengan surat keputusan telah mengundurkan diri dari instansi dan telah disetujui oleh instansi yang berwenang sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dengan kata lain telah berhenti dari keanggotaan TNI atau Polri. 3. Menyatakan Pasal 59 Ayat (5) huruf (g) sepanjang Frasa surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri khusus bagi calon yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 inkonstitusional dengan Undang-Undang Dasar 1945 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya. 4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. Atau Apabila Majelis Hakim Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Catatan: Perubahan terdapat pada penyebutan UU yang dimintakan diuji. Perubahan terdapat pada kerugian konstitusional Pemohon. a. Permohonan Awal Kerugian Konstitusional yang dimaksud adalah frasa surat pernyataan mengundurkan diri tersebut menimbulkan ketidakpastian hukum karena menimbulkan multitafsir, hal ini menimbulkan kerugian bagi Pemohon. b. Perbaikan Permohonan Kerugian Konstitusional yang dimaksud adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) dalam status aktif ketika mengikuti pemilukada sehingga merusak system demokrasi dan berpotensi melanggar hak-hak sipil politik warga Negara, dan membangkitkan trauma politik masa lalu terhadap Dwi Fungsi ABRI dan kewajiban PNS untuk memilih salah satu kontestan pemilu tersebut. Perubahan terdapat pada petitum a. Permohonan Awal 1) Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan pengujian ini; 2) Menyatakan pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Konstitusional dengan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 sejauh frasa Surat pernyataan mengundurkan diri harus ditafsirkan dengan telah adanya surat keputusan non-aktif dari atasan sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia. 3) Menyatakan Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang nomor 32 tahun Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 konstitusional dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 sejauh frasa surat pernyataan mengundurkan diri harus ditafsirkan dengan telah adanya surat keputusan non-aktif dari atasan sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.

4) Menyatakan Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang nomor 32 tahun Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 konstitusional dengan Pasal 28J ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 sejauh frasa surat pernyataan mengundurkan diri harus ditafsirkan dengan telah adanya surat keputusan non-aktif dari atasan sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia. 5) Menyatakan Pasal 59 ayat (5) huruf g Undang-Undang nomor 32 tahun Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 konstitusional dengan Pasal 30 Undang- Undang Dasar 1945 sejauh frasa surat pernyataan mengundurkan diri harus ditafsirkan dengan telah adanya surat keputusan non-aktif dari atasan sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia. 6) Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. b. Perbaikan Permohonan 1) Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan pengujian ini; 2) Menyatakan Pasal 59 Ayat (5) huruf (g) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 inkonstitusional dengan Undang-Undang Dasar 1945 sepanjang Frasa surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri khusus bagi calon yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak ditafsirkan dengan surat keputusan telah mengundurkan diri dari instansi dan telah disetujui oleh instansi yang berwenang sebagai salah satu persyaratan untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dengan kata lain telah berhenti dari keanggotaan TNI atau Polri. 3) Menyatakan Pasal 59 Ayat (5) huruf (g) sepanjang Frasa surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri khusus bagi calon yang

berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 inkonstitusional dengan Undang-Undang Dasar 1945 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya. 4) Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. Atau Apabila Majelis Hakim Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).