BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, rumah sakit dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum dan Deskriptif Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya RSI Ibnu Sina Padang

BAB III METODE PENELITIAN. No. 8 Bedali Lawang Kab. Malang. Peneliti memilih melakukan penelitian di RS

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB I LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di industri gula PG. Krebet Baru Jl. Raya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, pelayanan jasa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA KLINIK PKU MUHAMMADIYAH KANIGORO KRAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

Bab III. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ini perusahaan harus memiliki keunggulan dalam menghadapi perkembangan. bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi pesaing.

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi non-profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang diperoleh

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 bahwa Rumah Sakit adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan studi

BAB. 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman di era globalisasi ini usaha di bidang bisnis jasa kesehatan khususnya rumah sakit mengalami persaingan yang ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya rumah sakit baru yang muncul di wilayah Semarang disertai dengan sistem pelayanan yang prima dan alat kesehatan yang canggih. Bukan hanya rumah sakit baru, tetapi rumah sakit yang telah lama berdiri sekarang ini telah bertransformasi mengikuti perkembang zaman menjadi rumah sakit yang bertaraf internasional. Sehingga rumah sakit memerlukan strategi dalam usaha menarik konsumen agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Untuk meningkatkan pelayanan, rumah sakit dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di bidang kesehatan, bidang komunikasi, informasi, dan bidang transportasi yang dapat mendukung jasa pelayanan kesehatan. Rumah Sakit menurut UU No. 4 Tahun 2009 yaitu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Perusahaan ini berorientasi non profit atau disebut juga perusahaan nirlaba, dimana kegiatan usaha yang dilaksanakan memiliki tujuan utamanya bukan untuk mencari laba yang sebesar-besarnya, tetapi digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat 1

2 dengan tujuan kemanusiaan. Rumah Sakit diklasifikasikan menjadi dua yaitu; rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta. Rumah sakit pemerintah tidak mementingkan laba yang diperoleh untuk memenuhi beban yang dikeluarkan selama rumah sakit beroperasional karena modal yang digunakan untuk operasional rumah sakit didapatkan dari pemerintah. Sedangkan rumah sakit swasta dalam memenuhi kegiatan operasionalnya memerlukan dana yang didapatkan dari pendapatan rumah sakit, seperti: tarif pelayanan rawat jalan, tarif pelayanan rawat inap, tarif pelayanan radiologi, tarif obat, tarif pelayanan kamar operasi, tarif pelayanan laboratorium dan tarif pelayanan medical check up. Dalam penetapan tarif pelayanan kesehatan, rumah sakit swasta harus dapat bersaingan dengan rumah sakit pemerintah agar dapat menarik minat masyarakat. Masyarakat yang sedang sakit ketika memerlukan tindakan medis untuk rawat inap atau opname yang dipikirkan pertama kali adalah tarif kamar rawat inap. Karena pasien yang sakit membutuhkan tempat yang nyaman, bersih, dan rapi agar mempercepat proses penyembuhan. Dilain pihak untuk mendapatkan kenyamanan maka ada harga (cost) yang tinggi yang harus dikeluarkan pasien untuk mendapatkan kenyamanan tersebut. Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang terletak di jalan Wonodri No.22 Kota Semarang, yang menawarkan berbagai jenis pelayanan, yaitu: pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan radiologi, pelayanan farmasi, pelayanan laboratorium,

3 pelayanan operasi, pelayanan penunjang khusus dan pelayanan medical check up. Untuk pelayanan rawat inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang mempunyai tipe-tipe kamar yang ditawarkan, yaitu: VVIP, VIP A, VIP B, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Visi Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang adalah mewujudkan rumah sakit terkemuka berkualitas global dengan pelayan prima yang dijiwai nilainilai Islam, didukung oleh pendidikan dan aplikasi tekhnologi mutakhir. Untuk mencapai visi, rumah sakit dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di bidang kesehatan, bidang komunikasi, informasi, dan bidang transportasi yang dapat mendukung jasa pelayanan kesehatan rumah sakit agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang prima. Pemanfaatan berbagai teknologi dan tenagatenaga ahli membuat biaya operasional yang di keluarkan rumah sakit menjadi besar, sehingga akan berdampak pada tarif rawat inap yang tinggi. (Zinia Th.A.Sumilat: 2013) Tingginya biaya operasional yang di keluarkan oleh Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang akan berdampak pada tarif rawat inap yang tinggi. Untuk mengendalikan biaya operasional yang tinggi, maka pihak rumah sakit memerlukan sistem akuntansi biaya yang tepat, khususnya metode perhitungan harga pokok produk dalam rangka menentukan tarif rawat inap. Tarif rawat inap merupakan salah satu pendapatan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang dalam menjalankan usahanya, yang didapatkan dari pemberian jasa pelayanan kesehatan kepada pasien rawat inap. Penentuan tarif

4 rawat inap sangat esensial karena harus mampu mendapatkan pendapatan untuk membiayai segala aktivitas usaha dan mengembangkan rumah sakit dengan memiliki alat kesahatan yang berteknologi canggih sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dengan tarif yang sesuai dengan kondisi masyarakat yang menjadi target pemasaran. Hasbullah (1998) berpendapat bahwa Tarif yang terlalu tinggi tidak diminati masyarakat dan menyebabkan revenue (pendapatan) rumah sakit tidak mencukupi untuk dapat mempertahankan pelayanan dengan standar mutu tertentu. Tarif terlalu murah tidak akan memadai meskipun tingkat pemanfaatan rumah sakit tersebut tinggi, karena pemulihan biaya rumah sakit tidak dapat dilakukan. Dari pernyataan Hasbullah (1998) peneliti menyimpulkan bahwa rumah sakit harus dapat menentukan tarif rawat inap yang sesuai dengan biaya operasional yang telah dikeluarkan agar rumah sakit dapat mempertahankan dan mengembangkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar mutu yang ingin dicapai. Pra survey yang telah dilakukan oleh peneliti memberikan hasil bahwa sejak berdirinya Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pada tanggal 27 Agustus 1975 hingga sekarang, penentuan tarif rawat inap menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional. Dimana sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya bahan baku, dan BOP ke unit cost dengan menggunakan jam kerja langsung. Perhitungan unit cost dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis tipe kamar rawat inap.

5 Tabel 1.1 Perbandingan Tarif Ruang Perawatan Rawat Inap dan Fasilitas Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Ruang Perawatan Harga Fasilitas VVIP Rp. 1.800.000 1 kamar berisi 1 tempat tidur pasien, luas ruangan 8 x 8 M dengan fasilitas; TV 40 inc, Kulkas 2 pintu, AC 2 buah, Bed set cabinet, Over bed table, Oxygen central, Suction central, Almari pakaian, Sofa bed, Sofa tamu 1 set, Meja kerja, Meja makan, Kitchen set, Perlengkapan sholat dan Al- Quran, Paket buah dan air mineral, Makanan untuk penunggu pasien 1 porsi, dan Paket mandi. VIP A Rp. 850.000 1 kamar berisi 1 tempat tidur pasien dengan fasilitas: TV 32 inc, Kulkas, AC, Bed set cabinet, Over bed table, Oxygen central, Suction central, Almari pakaian, sofa bed, Perlengkapan sholat, dan Al-Quran. VIP B Rp. 600.000 1 kamar berisi 1 tempat tidur pasien dengan fasilitas: TV 32 inc, Kulkas, AC, Bed set cabinet, Over bed table, Oxygen Central, Suction Central, Almari Pakaian, Sofa bed, Perlengkapan sholat, dan Al-Quran. Kelas I Rp. 350.000 1 kamar berisi 1-2 tempat tidur pasien dengan fasilitas: TV, Kulkas, AC, Bed set cabinet, Over bed table, Oxygen Central, Almari Pakaian, Al- Quran, dan Kamar Mandi di dalam. Kelas II Rp. 275.000 1 kamar berisi 3-4 tempat tidur pasien dengan fasilitas: AC, Oxygen Central, Almari Pakaian, Al-Quran dan Kamar Mandi di dalam. Kelas III Rp. 175.000 1 kamar 7-8 tempat tidur pasien dengan fasilitas: AC, Oxygen Central, Almari Pakaian, Al-Quran dan Kamar Mandi di dalam. Sumber Data: RS Roemani Muhammadiyah Semarang Sistem akuntansi biaya tradisional mempunyai kelemahan salah satunya adalah memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan dalam penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercost atau overcost terhadap produk (Hansen & Mowen, 2004). Penentuan tarif rawat inap menggunakan sistem

6 akuntansi biaya tradisional dirasa kurang sesuai lagi untuk diterapkan di era tekhnologi yang modern seperti saat ini. Perusahaan dapat menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC) untuk menganalisis aktivitas yang terjadi selama pemberian jasa pelayanan kesehatan rawat inap. Penerapan Activity-Based Costing merupakan inovasi yang salah satunya adalah untuk mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, menambah nilai tambah kepada produk/jasa yang akan dihasilkan, dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan atau yang tidak menciptakan nilai tambah. Activity-Based Costing adalah metode penentuan harga pokok yang menelusur biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan Activity-Based Costing adalah jumlah cost driver (pemicu biaya). Cost driver yang digunakan dalam metode Activity-Based Costing lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional. Pihak manajemen Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang memerlukan informasi yang berhubungan dengan biaya yang telah terjadi untuk menghasilkan suatu tarif rawat inap. Diperlukan analisis biaya dalam perencanaan untuk menjawab berapa biaya satuan kegiatan pada unit pelayanan rawat inap serta tindakan medis dan pelayanan penunjang agar dapat dihitung total pembiayaan yang diperlukan, agar penetapkan harga tidak ditetapkan berdasarkan spekulasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengevaluasi perhitungan tarif rawat inap berdasarkan aktivitas yang dilaksanakan.

7 Penentuan tarif jasa rawat inap di rumah sakit tidak seperti perusahaan manuktur yang menetapkan harga produknya berdasarkan motivasi mencari laba sebanyak-banyaknya untuk mengembangkan usahanya, karena rumah sakit mempunyai motivasi memperoleh laba untuk mengembangkan rumah sakit dan motivasi sosial. Sehingga rumah sakit dalam memperoleh laba juga perlu mempertimbangkan perhitungan biaya operasional yang telah dikeluarkan dengan pembebanan harga yang dikenakan pada penerimaan jasa. Dalam menentukan harga pokok, Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional yang penentuan harga pokoknya tidak lagi mencerminkan aktivitas yang spesifik karena banyak kategori biaya yang bersifat tidak langsung. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak dapat memberikan informasi biaya yang akurat, sehingga untuk dapat mengalokasikan biaya-biaya maka perlu untuk menerapkan sistem penentuan harga Berdasarkan beberapa masalah yang terdapat di RS Roemani Muhammadiyah Semarang, membuat penulis tertarik untuk meneliti dan mengevaluasi penentuan tarif rawat inap pada rumah sakit tersebut menjadi penelitian dengan judul PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

8 1.2. PERUMUSAN MASALAH Biaya operasional untuk melaksanakan jasa pelayanan kesehatan rawat inap sagat tinggi, sehingga rumah sakit harus tepat dalam menentukan tarif rawat inap agar dapat membiayai operasional perusahaan, memperoleh keuntungan untuk mengembangkan usaha, dan sesuai dengan kondisi keuangan masyarakat. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut dapat dirumuskan masalah masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem perhitungan tarif rawat inap yang selama ini digunakan oleh RS Roemani Muhammadiyah Semarang? 2. Bagaimana perhitungan tarif rawat inap menggunakan metode Activity- Based Costing System? 3. Bagaimana hasil dari perhitungan tarif rawat inap yang selama ini digunakan oleh pihak RS Roemani Muhammadiyah Semarang dibandingkan dengan tarif rawat inap yang dihitung menggunakan metode Activity-Based Costing System? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sistem perhitungan tarif rawat inap yang selama ini digunakan oleh RS Roemani Muhammadiyah Semarang. 2. Untuk mengetahui sistem perhitungan tarif rawat inap menggunakan metode Activity-Based Costing System.

9 3. Untuk mengevaluasi sistem perhitungan tarif rawat inap yang selama ini digunakan oleh pihak RS Roemani Muhammadiyah Semarang dibandingkan dengan tarif rawat inap yang dihitung menggunakan metode Activity-Based Costing System. 1.4. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan ilmu akuntansi biaya di bidang bisnis kesehatan untuk kajian analisis biaya. 2. Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi rumah sakit mengenai penentuan tarif rawat inap dihitung menggunakan metode Activity Based Costing System.

10

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian pada skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari informan dan perilaku yang dapat diamati secara bertahap. Proses dilakukan dari awal tahap perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data, dan penyajian hasil penelitian. Dengan digunakan metode kualitatif ini maka data yang didapatkan akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Penelitian ini dilakukan pada usaha di bidang jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat, studi kasus pada RS Roemani Muhammadiyah Semarang. RS Roemani Muhammadiyah Semarang dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat membutuhkan tenaga ahli dibidang kesehatan dan alat-alat kesehatan yang canggih, sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan evaluasi penentuan tarif yang diberikan kepada masyarakat, apakah telah sesuai dengan segala aktivitas yang dikeluarkan pihak rumah sakit dengan pendapatan yang diterima dari jasa pelayanan. Metode penelitian yang digunakan adalah:

1. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 2. Dimensi waktu yang digunakan adalah melibatkan urutan waktu 3. Risetnya hanya melibatkan satu objek saja (studi kasus) 4. Historis, penelitian melakukan analisa berdasarkan data-data yang ada di rumah sakit tersebut 5. Unit analisisnya merupakan RS Roemani Muhammadiyah Semarang. 3.2. SETTING PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di RS Roemani Muhammadiyah Semarang yang merupakan perusahaan dibidang jasa kesehatan. Dibangun diatas tanah wakaf seluas 13.000 m 2 RS Roemani Muhammadiyah Semarang terletak di JL. Wonodri 22 Semarang. Rumah sakit sebagai badan usaha yang bergerak di sektor publik, sehingga rumah sakit memberikan pelayanan 24 jam kepada masyarakat berupa pelayanan IGD, Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Instalasi Bedah Sentral, Laboratorium, Radiologi, dan Ambulance. Tipe RS Roemani Muhammadiyah Semarang adalah C, yang memiliki 230 bed pasien yang terdiri dari bed VVIP, bed VIP A, bed VIP B, bed Kelas I, bed Kelas II, dan bed Kelas III. Untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat maka dibutuhkan evaluasi apakah tarif rawat inap yang selama ini digunakan sudah tepat. Dengan penentuan tarif rawat inap yang sesuai maka akan mengembangkan usaha dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

3.3. PEMILIHAN INFORMAN Informan dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Teknik pengambilan informasi yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan mengambil informan yang memenuhi kriteria. Kriteria yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah: 1. Karyawan RS Roemani Muhammadiyah Semarang laki-laki dan perempuan yang terkait dengan penentuan tarif rawat inap. 2. Karyawan RS Roemani Muhammadiyah Semarang laki-laki dan perempuan yang terkait dengan pencatatan biaya. 3. Karyawan yang bersedia diwawancarai. Tabel 3.1 Nama-nama Informan No Nama Keterangan 1. Ny. Subidah Kepala Bagian Keuangan 2. Ny. Riris Kepala Bagian Akuntansi 3. Tn. Saifudin Kepala Bagian Gudang Logistik 4. Nn. Winda Karyawan bagian sekertariat 5. Tn Agung Kepala Bagian Keuangan 6. Tn. Muflihuen Karyawan bagian Gudang Farmasi 7. Tn. Farid Perawat 8. Ny. Rina Perawat 9. Ny. Indah Perawat Sumber : data diolah

3.4. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, arsip/data sekunder, FGD (Focus Group Discussion) dan alat-alat penunjang. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan cara: 3.4.1. Wawancara Mendalam Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam (in-depth interview), yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi secara kompleks. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.dalam pengumpul data secara wawancara ini, peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Untuk menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik penelitian. Langkah-langkah dalam wawancara menurut Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2012) terdiri dari 7 tahap, yaitu:

1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilaksanakan. 2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan. 3. Mengawali atau membuka alur wawancara. 4. Melangsungkan alur wawancara. 5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. 6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan. 7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Agar hasil wawancra terekam dengan baik sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan wawancara dengan informan, maka peneliti memerlukan alat-alat yang digunakan dalam wawancara, seperti: buku catatan, laptop, tape recorder dan camera. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data. 3.4.2. Observasi Observasi merupakan suatu kegiatan pengambilan data dengan cara melakukan pengamatan dan tanpa mengajukan pertanyaan kepada

responden (Sekaran, 2006). Teknik ini dilakukan untuk mengetahui metode yang digunakan pihak RS Roemani Muhammadiyah Semarang dalam menentukan tarif rawat inap dan Dalam observasi ini, peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Dalam observasi peneliti mengamati apa yang dikerjakan informan dan mendengarkan apa yang mereka ucapkan. Tujuan observasi dilakukan karena: 1. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. 2. Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. 3. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. 4. Teknik ini dapat mencegah bias yang biasanya terjadi pada proses wawancara. 5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasisituasi yang rumit. 3.4.3. Arsip/ Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat dan disimpan oleh bagian akuntansi. Serta menggunakan buku, jurnal, majalah atau buletin yang memuat data indeks atau referensi yang bermanfaat bagi penelitian ini. 3.5. KREDIBILITAS DATA PENELITIAN Menurut Sugiyono (2012) uji kredibilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap data yang diteliti. Untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengancara: 3.5.1. Triangulasi (Triangulation) Menurut Sugiyono (2012) triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Ada tiga macam triangulasi yaitu: 1. Tringulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Pada penelitian ini data diperoleh dengan wawancara, kemudian dicek menggunakan observasi, arsip dan data sekunder. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk mestikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda. 2. Tringulasi Waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data. 3. Tringulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.data dari beberapa sumber tersebut, tidak dapat diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi di deskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari beberapa sumber data tersebut. Data yang telah di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member chek) dengan ketiga sumber data tersebut. 3.6. TEKNIK ANALISIS Analisis data dilakukan untuk mencari pemahaman mendalam dan menginterpretasi terhadap makna dibalik perkataan dan tingkah laku subyek penelitian berupa data penelitian yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui wawancara, observasi, dan arsip/data sekunder.analisis data dilakukan dengan teknik tahapan coding data. Teknik coding ini ada tiga, yaitu: 1. Pengkodean Terbuka (Open Coding) Pengodean terbuka adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Selama proses pengodean terbuka, data dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah, diuji secara cermat,

dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya, dan pertanyaanpertanyaan diajukan tentang fenomena sebagaimana tercermin dalam data. Pengodean terbuka dilakukan dengan cara menulis catatan kode; kategori-kategori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan wawancara, catatan lapangan, maupun dokumen lain, diambil dari halaman dan tulisan sebagai catatan kode. 2. Pengkodean Berporos (Axial Coding) Pengodean berporos adalah kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa hubungan diantara elemen-elemen data yang terkodekan. Pengodean berporos harus menguji elemen seperti keadaan kalimat, interaksi diantara subyek, strategi, taktik dan konsekuensi. Penggunaan model ini memungkinkan peneliti berpikir secara sistematis tentang data dan menghubungkannya dalam cara-cara yang sangat kompleks. 3. Pengkodean Selektif (Selective Coding) Pengkodean selektif adalah suatu proses untuk menyeleksi kategorikategori guna menemukan kategori inti atau sentral, secara sistematis dapat dipakai secara konsepsional untuk merangkai dan mengitegrasikan kategori-kategori lain dalam suatu jaringan.