BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (listening skills); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BSNP 2006a (dalam Sufanti, 2010: 7) mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. garis besar kegiatan belajar-mengajar dikatakan berhasil dan sukses dilihat dari

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bermanfaat untuk mencapai keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari empat keterampilan berbahasa (skills). Dalam keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Tujuan komunikasi untuk menyampaikan pendapat, perasaan, ide, gagasan, dari pembicara kepada lawan bicara. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat penting. Pendidikan di indonesia menempatkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah Khusus pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran diarahkan untuk memberikan pengetahuan tentang kebahasaan serta melatih siswa agar terampil dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Pengajaran bahasa indonesia haruslah berisi usaha- usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan.keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses - proses yang mendasari pikiran. Menurut Tarigan dalam Muclisoh (1996: 257) ada empat aspek keterampilan bahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara, (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills), dan keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain.

Salah satu aktivitas dan materi pengajaran bahasa indonesia di sekolah dasar yang memegang peranan penting salah satunya ialah pengajaran menulis. Menulis merupakan salah satu kompetensi bahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Menurut Muliyati (2008: 53) menulis adalah suatu proses berfikir dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan). Menurut Gie (1992: 17) Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Sehubungan dengan hal itu mengarang dapat diartikan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan penyampaiannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk difahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis atau pengarang. Karangan itu sendiri memiliki klasifikasi dan jenis yang beragam satu jenis wacana yang berisi cerita. Hal ini berarti bahwa menulis narasi adalah salah satu jenis karangan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman, pengamatan, maupun berdasarkan rekaan pengarang. Menulis narasi merupakan kompetensi menulis yang sudah ada dimulai Sekolah Dasar. Siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasan kepada orang lain melalui kegiatan menulis narasi. Kemampuan menulis narasi tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis. Sehubung dengan itu kemampuan menulis harus

ditingkatkan mulai dari pendidikan Sekolah Dasar. Apabila kemampuan menulis tidak ditingkatkan maka kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin berkurang atau tidak berkembang. Dalam proses belajar mengajar di SD khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia, seorang guru harus mampu melaksanakan kompetensi yang diwajibkan, dimana standar kompetensi dan indikator harus dapat dicapai. Untuk kompetensi dalam pelajaran bahasa Indonesia mutlak diperlukan agar kegiatan belajar mengajar berjalan secara kondusif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kemampuan menulis dapat dinilai jika siswa ditugaskan untuk membuat suatu karangan. Ada empat jenis karangan yang harus dipelajari dalam pelajaran menulis yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Satu diantara kemampuan menulis karangan yang sesuai dengan siswa Sekolah Dasar adalah menulis karangan narasi. Karangan narasi merupakan jenis karangan yang bercerita, baik berdasarkan pengalaman, pengamatan maupun khayalan. Oleh karena itu siswa lebih mudah untuk menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan. Kegiatan Belajar Mengajar karangan narasi yang terjadi di dalam kelas menuntut seorang guru untuk mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, kondusif, dan bahkan harus menyenangkan peserta didik, sehingga membuat mereka merasa nyaman dan betah belajar di dalam kelas. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat mendorong siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Upaya untuk mencapainya maka diperlukan suatu model pembelajaran yang diyakini dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi.

Pada kenyataan di lapangan, yaitu kemampuan menulis siswa kelas V SD Negeri 054905 Payaredas Kabupaten langkat tahun ajaran 2014/2015. Masih rendah, dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis narasi masih kurang inovatif sehingga mengakibatkan kemampuan menulis siswa masih rendah. Hal ini ditandai dengan adanya siswa kurang bersungguh sungguh dan kurang mempunyai kemauan yang keras dalam berkemampuan menulis narasi, hal itu disebabkan para siswa mengalami kesulitan menuangkan ide ketika mendapat tugas dari guru untuk membuat tulisan atau sejenisnya. Pada umumnya mereka mengalami kesulitan dalam menentukan tema, menyusun kalimat, kurang menguasai kaidah bahasa, kurang memperhatikan tanda baca dan sebagainya. Kesulitan seperti inilah yang dihadapi para siswa sehingga menyebabkan mereka tidak bisa menyampaikan ide dan gagasan dengan baik, bahkan mereka menjadi enggan untuk menulis. Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat ditunjukkan perolehan nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan yaitu 70. Berdasarkan dokumen kemampuan menulis yang diperoleh dari guru kelas ditemukan dari 36 siswa diantaranya: 10 siswa dapat menulis narasi dengan baik atau mendapat nilai diatas KKM, dan 26 siswa mendapat nilai dibawah KKM. Data tersebut diperkuat dengan tes awal kemampuan menulis narasi yang dilakukan sebelum tindakan, dari tes awal tesebut diperoleh fakta sebagai berikut sebanyak 36.1% atau 13 siswa mendapat nilai diatas KKM dan 63,8% atau 23 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM, ini

menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa masih kurang. Berikut ini disajikan data rata-rata ulangan harian pada semester I dan II dikelas V selama 3 tahun berturut-turut pada tahun pelajaran 2012/2013, 2013/2014, dan 2014/2015 dari 4 aspek keterampilan berbahasa yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 054905 Payaredas Desa Mekar Jaya Kec.Wampu Kabupaten Langkat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Harian Siswa Kelas V SDN 054905 Payaredas Tiga TahunTerakhir No Aspek Rata- rata Nilai Harian / TA 2011/2012 2012/2013 2013/2014 Semester I II I II I II 1 Mendengarkan 70 71 72 70 68 65 2 Berbicara 65 67 66 67 64 67 3 Membaca 69 70 71 71 73 75 4 Menulis 55 57 59 61 55 55 Sumber : Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa kelas V SDN 054905 Paya Redas Kesulitan yang sering dialami yaitu (1) menemukan gagasan yang ingin disampaikan atau ditulis, (2) mengorganisasikan gagasan dengan kata-kata, (3) memilih kata- kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan yang telah dipilih, (4) memulai mengungkapkan gagasan, dan (5) mengakhiri atau menutup tulisan. Kesulitan yang dialami anak seperti di atas biasanya pada menulis narasi atau karangan utuh, karena menulis wacana memerlukan pengetahuan yang sangat kompleks. Selain pengetahuan diatas penulis hendaknya memiliki pengetahuan tentang topik, tujuan menulis, pengumpulan bahan, penyampaian gagasan, dan memilih bentuk wacana, penggunaan kalimat efektif, dan hubungan antara paragraf yang membentuk satu kesatuan merupakan persyaratan yang tidak dapat

ditinggalkan penulis. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pelajaran menulis banyak tidak disukai siswa. Survei terhadap guru bahasa indonesia, umumnya responden menyatakan bahwa aspek pelajaran yang paling tidak disukai murid dan gurunya adalah menulis dan mengarang. Demikian juga, Akhadiah (dalam Hakim,1997:5) berpendapat menulis adalah aktivitas berbahasa yang tidak banyak orang menyukainya. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, berdasarkan diskusi peneliti dengan guru kelas V maka diperlukan alternatif pemecahan masalah agar dapat memberi perubahan yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan guru. Peneliti menerapkan pembelajaran yang inovatif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran di Sekolah Dasar adalah model pembelajaran berbasis proyek. Hamzah dan Mohamad (2013: 45) mengungkapkan bahwa Pembelajaran berbasis proyek merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa merangkum pengetahuan dari berbagai bidang secara kritis dan kreatif. Menurut Semiawan dalam Wena (2011: 107) model pembelajaran berbasis proyek bertujuan untuk memantapkan pengetahuan yang dimiliki siswa, serta memungkinkan siswa memperluas wawasan pengetahuannya dari suatu mata pelajaran tertentu. Selajalan dengan itu, Danandaya (2010: 101) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan pemberian tugas kepada semua siswa untuk dikerjakan secara individu. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca,

meneliti dan kemudian siswa diminta untuk membuat tugas. Pembelajaran ini bertujuan membentuk analisis masing-masing siswa. 1.2 Identifikasi Masalah Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan menulis narasi siswa masih kurang 2) Kurangnya variasi model pembelajaran yang inovatif yang lebih memotivasi siswa dalam belajar menulis; 3) Pembelajaran Bahasa Indonesia kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran; 4) Guru kurang memahami dalam penerapan teknik pembelajaran dalam kegiatan menulis Siswa; 5) Guru kurang menerapkan model pembelajaran berbasis proyek 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada masalah yang akan diteliti. Penelitian ini adalah peningkatkan kemampuan menulis narasi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas V SDN 054905 Paya Redas T.A. 2014/2015. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanamodel pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SDN 054905 Paya Redas Kabupaten Langkat?

1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa melalui model pembelajaran pada siswa kelas V SDN 054905 Paya Redas Kabupaten Langkat. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang berarti /bermakna bagi dunia pendidikan, antara lain : 1. Manfaat Teoretis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran berbasis proyek. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bandingan untuk penelitian lanjutan yang relevan. 2. Manfaat praktis : (1) Bagi siswa a) Membantu siswa meningkatkan kemampuan menulis narasi b) Meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis narasi (2). Bagi Guru a) Meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran menulis narasi b) Membantu guru dalam merancang variasi model pembelajaran yang lebih inovatif dalam pembelajaran menulis narasi

c) Dapat menjadi bahan pertimbangan dan pemikiran model pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran menulis narasi pada siswa (3). Bagi sekolah a) Memberikan sumbangan positif dalam hal meningkatkan prestasi menulis narasi secara pribadi maupun secara keseluruhan siswa. (4). Bagi peneliti a) Memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dalam peningkatan menulis narasi