U 8/1955, PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NO. 10 TAHUN 1951 TEN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 8 TAHUN 1955 (8/1955)

dokumen-dokumen yang mirip
Indeks: PERATURAN GAJI MILITER PENETAPAN SEBAGAI UNDANG-UNDANG.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1951 TENTANG PERATURAN SEMENTARA TENTANG PENETAPAN GAJI TENTARA ANGKATAN DARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1949 TENTANG PERATURAN GAJI MILITER 1949 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR MILITER IBU KOTA. PENCABUTAN KEMBALI. PENETAPAN SEBAGAI UNDANG-UNDANG.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1948 TENTANG GAJI PEGAWAI NEGERI 1948 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

Presiden Republik Indonesia Serikat,

UNDANG-UNDANG DARURAT (UUDRT) NOMOR 19 TAHUN 1950 (19/1950) TENTANG PERATURAN PENSIUN DAN ONDERSTAND KEPADA PARA ANGGOTA TENTARA ANGKATAN DARAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1954 TENTANG PENAMPUNGAN BEKAS ANGGOTA ANGKATAN PERANG DAN PEMULIHAN MEREKA KE DALAM MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

UU 2/1959, PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NO Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1959 (2/1959)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

UNDANG-UNDANG DARURAT (UUDRT) NOMOR 4 TAHUN 1950 (4/1950) TENTANG PENERIMAAN ANGGAUTA ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

Kampanye WALHI Sulsel 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dengan membatalkan segala peraturan yang berlawanan dengan peraturan ini, menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai berikut :

Presiden Republik Indonesia Serikat,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GAJI ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1977 tanggal 29 Maret 1977

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1950 TENTANG SUSUNAN DAN KEKUASAAN PENGADILAN KEJAKSAAN DALAM LINGKUNGAN PERADILAN KETENTARAAN

Indeks: ANGKATAN PERANG. IKATAN DINAS SUKARELA (MILITER SUKARELA). ANGGOTA.

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

Presiden Republik Indonesia Serikat,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 196 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG DARURAT (UUDRT) NOMOR 17 TAHUN 1950 (17/1950) TENTANG HUKUM ACARA PIDANA PADA PENGADILAN TENTARA. Presiden Republik Indonesia Serikat,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1955 TENTANG PERATURAN TENTANG GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1954 (LN 1954/96; TLN NO. 692) TENTANG PENUNJUKAN PENGUASA-PENGUASA MILITER

NOMOR 3 TAHUN 1950 TENTANG PERMOHONAN GRASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1954 TENTANG PENANGGUNGAN PAJAK PERALIHAN DAN PAJAK UPAH BAGI PEGAWAI NEGERI OLEH NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

P.G.M GAJI POKOK. TUNJANGAN. PENSIUN. ANGGOTA TENTARA. BEKAS ANGGOTA TENTARA. JANDA DAN/ATAU ANAK YATIM-PIATUNYA. Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Berita resmi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Menimbang : bahwa perlu diadakan peraturan untuk menentukan penggantian kerugian bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN HUKUM ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1959

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1955 TENTANG GABUNGAN KEPALA-KEPALA STAF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1955 TENTANG GABUNGAN KEPALA-KEPALA STAF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1956 TENTANG PERJALANAN LUAR NEGERI TENAGA BANGSA ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK IDNONESIA NOMOR 16 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN HUKUM ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1953 TENTANG

Tentang: VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA *) VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA.

PP 15/1954, TUNJANGAN IKATAN DINAS BAGI MAHASISWA CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG BELAJAR DI DALAM DAN DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA SERIKAT NOMOR 2 TAHUN 1950 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1955 TENTANG DEWAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1955 TENTANG PERATURAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Memutuskan :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Presiden Republik Indonesia,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat; MEMUTUSKAN :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1954 TENTANG PERMINTAAN DAN PELAKSANAAN BANTUAN MILITER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 202 TAHUN 1961 TENTANG PERATURAN GAJI PEGAWAI POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1955 TENTANG DEWAN KEAMANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat : Pasal-pasal 73, 89 dan 90 ayat 1 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia,

KOMISI URUSAN PERBURUHAN. PEMBUBARAN.

Tentang: ACARA PIDANA KHUSUS UNTUK ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACARA PIDANA KHUSUS. ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN PENSIUN, TUNJANGAN BERSIFAT PENSIUN DAN TUNJANGAN KEPADA MILITER SUKARELA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2012 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM YANG BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1954 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1957 TENTANG ANGGOTA ANGKATAN PERANG BERDASARKAN IKATAN DINAS SUKARELA (MILITER SUKARELA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2012 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM YANG BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:12 TAHUN 1953 (12/1953) Tanggal:20 MEI 1953 (JAKARTA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1953 TENTANG SUSUNAN DAN PIMPINAN KEMENTRIAN PERTAHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1950 TENTANG PENETAPAN JABATAN DAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN PENSIUN, TUNJANGAN BERSIFAT PENSIUN DAN TUNJANGAN KEPADA MILITER SUKARELA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia, Menimbang: perlu mengatur kembali pemberian Honorarium kepada para penjabat pada Pengadilan/Kejaksaan Ketentaraan;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1960 TENTANG ORGANISASI PEMBANTU PENGUASA DALAM KEADAAN BAHAYA DI DAERAH

Transkripsi:

U 8/1955, PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NO. 10 TAHUN 1951 TEN Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 8 TAHUN 1955 (8/1955) Tanggal: 24 APRIL 1955 (JAKARTA) Tentang: PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 10 TAHUN 1951 TENTANG PENCABUTAN PERATURAN GAJI MILITER 1950, SEPERTI YANG TERMUAT DALAM UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA SERIKAT NO.5 TAHUN 1950 DAN DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA SERIKAT NO. 27 TAHUN 195O, SEBAGAI UNDANG-UNDANG *) Presiden Republik Indonesia, Menimbang: 1. bahwa Pemerintah Republik Indonesia Serikat dengan mempergunakan haknya yang termaktub dalam pasal 139 Konstitusi Republik Indonsia Serikat telah menetapkan Undang-undang Darurat No. 5 tahun 1950 (Lembaran Negara Republik Indonesia Serikat tahun 1950 No. 6) tentang Peraturan Gaji Militer 1950 dan Undang-undang Darurat No. 27 tahun 1950 (Lembaran Negara Republik Indonesia Serikat tahun 1950 No. 49) tentang perubahan Peraturan Gaji Militer 1950; 2. bahwa Pemerintah Republik Indonesia dengan mempergunakan haknya yang termaktub dalam pasal 96 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia telah menetapkan Undang-undang Darurat No. 10 tahun 1951 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1951 No. 69) tentang pencabutan Peraturan Gaji Militer 1950, seperti yang termuat dalam Undang-undang Darurat Republik Indonesia Serikat No. 5 tahun 1950 jo No. 27 tahun 1950 tersebut pada angka 1 di atas; 3. bahwa peraturan-peraturan yang termaktub dalam undang-undang darurat tersebut perlu ditetapkan sebagai undang-undang; Mengingat: a. Pasal 127 dan 140 Konstitusi Republik Indonesia Serikat; b. Pasal 89 dan 97 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. MEMUTUSKAN : Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT No. 10 TAHUN 1951 TENTANG PENCABUTAN PERATURAN GAJI MILITER 1950, SEPERTI YANG TERMUAT DALAM UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA SERIKAT No.5 TAHUN 1950 DAN DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA SERIKAT No.27 TAHUN 1950, SEBAGAI UNDANG-UNDANG. Pasal I.

*1070 Peraturan-peraturan yang termaktub dalam Undang-undang Darurat No. 10 tahun 1951 tentang pencabutan Peraturan Gaji Militer 1950 seperti yang termuat dalam Undang-undang Darurat Republik Indonesia Serikat No. 5 tahun 1950 jo. No. 27 tahun 1950, ditetapkan sebagai Undang-undang dengan perubahan-perubahan, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal tunggal. Undang-undang Darurat Republik Indonesia Serikat No. 5 tahun 1950 tentang Peraturan Gaji Militer 1950 yang telah diubah dengan Undang-undang Darurat Republik Indonesia Serikat No. 27 tahun 1950, seperti termuat dalam lampiran dicabut terhitung mulai tanggal 1 Januari 1951. Pasal II. Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat smengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 24 April 1955. Presiden Republik Indonesia, SOEKARNO. Menteri Pertahanan, IWA KUSUMASUMANTRI. Diundangkan pada tanggal 15 Juni 1955. Menteri Kehakiman, DJODY GONDOKUSUMO. MEMORI PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1955 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT 1. Setelah Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1950 dikeluarkan, yang memperbaiki Peraturan Gaji Pegawai Negeri (Sipil) 1948, maka dianggap perlu untuk meninjau kembali Peraturan Gaji Militer 1950. 2. Peninjauan Peraturan Gaji Militer 1950 tersebut menghasilkan Peraturan Gaji Militer baru, yang telah disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1950 dan juga dengan ketentuan-ketentuan susunan gaji Militer yang termaksud dalam Militaire Bezoldigings Regeling 1938 (tanggal 18 Pebruari 1938. No. 21 Stbl. No. 107). *1071 3. Dalam pada itu Pemerintah menganggap tidak perlu untuk mengatur Gaji Militer dengan Undang-undang. Bentuk Peraturan Pemerintah dirasakan sudah cukup, seperti halnya dengan peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, yang diatur terakhir dalam Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1950. 4. Sebelum Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Gaji Militer baru

itu dikeluarkan, terlebih dahulu Undang-undang Darurat No. 5 tahun 1950 dalam hubungannya dengan Undang-undang Darurat No. 27 tahun 1950 harus dicabut dengan Undang-undang atau Undang-undang Darurat. Karena keadaan mendesak dan pembuatan Undang-undang sewaktu itu akan makan tempo yang tidak sedikit, maka Pemerintah mempergunakan haknya yang tersebut dalam pasal 96 Undang-undang Dasar Sementara, dan menetapkan Undang-undang Darurat No. 10 tahun 1951 untuk mencabut Peraturan Gaji Militer 1950. 5. Pada waktu persamaan itu, Pemerintah menetapkan pula Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 1951 yang mengatur Peraturan Gaji Militer 1951. Termasuk Lembaran-Negara No. 35 tahun 1955. Diketahui Menteri Kehakiman, JODY GONDOKUSUMO -------------------------------- CATATAN Di dalam dokumen ini terdapat lampiran dalam format gambar. Lampiran-lampiran ini terdiri dari beberapa halaman yang ditampilkan sebagai satu berkas. TABULAR OR GRAPHIC MATERIAL SET AT THIS POINT IS NOT DISPLAYED. *) Rapat pleno terbuka D.P.R. ke-23 pada hari Jumat tanggal 25 Maret 1955 (P.53/1955). *) Disetujui D.P.R. dalam rapat pleno terbuka ke-23 pada hari Jum at tanggal 25 Maret 1955 (P. 53/1955) LAMPIRAN. UNDANG-UNDANG DARURAT No. 5 TAHUN 1950 TENTANG PERATURAN GAJI MILITER 1950 "PERATURAN GAJI MILITER 1950" ("P.G.M. 1950"). PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang: 1. bahwa perlu diadakan peraturan tentang gaji untuk anggota Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat; 2. bahwa karena keadaan-keadaan yang mendesak peraturan tersebut di atas perlu segera ditetapkan; Mendengar: keputusan sidang Dewan Menteri pada tanggal 18 Januari 1950, *1072 Mengingat: Pasal 68 dan pasal 139 Kotistittisi Sementara Republik Indonesia Serikat;

MEMUTUSKAN : Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG GAJI MILITER 1950. Pasal 1. (1) Yang dimaksud dengan anggota Angkatan Perang dalam peraturan ini ialah anggota Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara dari Republik Indonesia Serikat; (2) Pegawai Sipil tidak termuat dalam pengertian ini. Pasal 2. JUMLAH GAJI. Untuk pangkat termaksud dalam lampiran A, dari peraturan ii diberikan gaji pokok bulanan yang diatur menurut lampiran tersebut, serta penghasilan-penghasilan resmi lainnya, menurut peraturan-peraturan yang akan ditetapkan. Pasal 3. Kepada mereka yang diangkat dalam sesuatu pangkat, diberikan gaji permulaan, yang ditentukan untuk pangkat itu menurut peraturan ini, dalam hal-hal yang ditetapkan dalam pasal 4 ayat (3) dan pasal 6. Pasal 4. PENETAPAN GAJI PADA WAKTU NAIK PANGKAT. (1) Jikalau anggota Angkatan Perang dinaikkan pangkatnya, maka kepadanya dalam pangkat baru diberikan gaji dalam ruang/golongan gaji baru menurut daftar lampiran A, dari peraturan ini, yang segaris dengan gaji dan masa kerja lama. (2) Masa kerja, yang kelebihan untuk menetapkan pokok gaji baru, dihitung-serta untuk kenaikan gaji berikut. (3) Apabila dalam ruang/golongan gaji baru tidak terdapat angka gaji, yang sebaris dengan gaji lama, maka kepadanya diberikan gaji yang paling rendah yang ditentukan untuk pangkat itu. Pasal 5. PENETAPAN GAJI MENYIMPANG DARI PERATURAN. Pada waktu penurunan pangkat kepada yang bersangkutan diberikan gaji yang akan diperolehnya dalam pangkat yang lebih rendah, dengan ketetapan bahwa ia dianggap selalu memangku pangkat dalam ruang itu. Pasal 6. PENETAPAN GAJI YANG MENYIMPANG DARI PERATURAN. Dalam salah satu hal di bawah ini menetapkan gaji boleh menyimpang dari apa yang *1073 ditetapkan dalam pasal 3 di atas.

a. Jikalau ada alasan-alasan yang cukup untuk mengangkat seseorang yang mempunyai pengalaman, yang penghargaannya diatur dalam peraturan khusus. b. Jikalau pada waktu diangkatnya, dia berpensiun dan oleh karena pengangkatannya itu pensiunnya tidak dibayar lagi. c. Jikalau pada waktu diangkatnya dia berpensiun tetapi menerima pensiun terus, dalam hal mana jumlah gaji dan pensiun tidak boleh melebihi gaji yang akan diperolehnya dalam pangkat baru. Pasal 7. HADIAH DAN KENAIKAN GAJI LUAR BIASA. Apabila anggota Angkatan Perang menunjukkan kecakapan-kecakapannya luar biasa atau rajin sekali, sehingga ia patut dijadikan teladan, kepadanya dapat diberikan salah satu penghargaan di bawah ini: a. hadiah uang sekaligus paling banyak sebanyak gaji pokok sebulan. b. kenaikan gaji istimewa, dengan mengajukan saat kenaikan gaji yang akan datang, tetapi dengan tidak mengubah saat kenaikan gaji seterusnya. c. kenaikan gaji teristimewa, dengan mengajukan saat kenaikan gaji yang akan datang dan saat-saat kenaikan gaji seterusnya. Pasal 8. PERATURAN TENTANG MENGHITUNG MASA KERJA PENYESUAIAN/ PENETAPAN KENAIKAN GAJI. (1) Dihitung penuh : a. masa kerja tentara sebenarnya di Indonesia, di mana termasuk masa kerja sipil. b. waktu selama di Indonesia untuk menjalankan perintah Pemerintah. c. waktu selama tentara mendapat istirahat dan mendapat penghasilan dari Negara. d. waktu selama dalam tahanan atau dalam penjara, jika oleh mahkamah tentara atau pengadilan sipil dibebaskan dari tuntutan, atau dibebaskan dari gijzeling, jika terbukti, bahwa penahanan gijzeling tidak benar. c. masa kerja selama mereka menerima uang tunggu. f. waktu selama dalam tahanan, sebagai tawanan perang. (2) Tidak dihitung: a. waktu selama mendapat istirahat di luar tanggungan negara. b. waktu selama hilang (vermist) lebih dari 30 x 24 jam. c. waktu menjalani hukuman penjara, waktu penahanan, jika waktu penahanan itu termasuk dalam hukuman yang dijalankan atau merupakan

pengurangan hukuman yang dijalankan. *1074 d. waktu selama di dalam gijzeling. e. masa kerja yang telah dihitung untuk memperoleh pensiun. f. waktu selama dalam tahanan, sebagai tawanan perang. (3) Masa kerja yang terputus tidak lebih dari 3 tahun dihitung untuk kenaikan gaji, kecuali masa kerja yang telah dihitung untuk memperoleh pensiun. Pasal 9. PERATURAN TENTANG KENAIKAN GAJI, PENUNDAAN KENAIKAN GAJI YANG LEBIH RENDAH DARI YANG TELAH DITENTUKAN DI RUANG-RUANG GAJI. (1) Kenaikan gaji menurut ruang dan golongan yang telah ditentukan dapat diberikan jika yang berkepentingan memenuhi syarat-syarat tersebut di bawah ini : a. kelakuannya baik. b. membuktikan kecakapannya bekerja. c. insyaf akan kewajibannya. d. telah mencapai masa kerja yang telah ditentukan dalam ruang-ruang buat pangkat yang dipangkunya. (2) a. jika syarat-syarat tersebut di ayat (1) a, b dan/atau c untuk kenaikan gaji tidak dipenuhi maka kenaikan gaji ditunda paling lama satu tahun. Kemudian kenaikan gaji diperulang lagi. b. jika sesudah itsu kenaikan gaji dibserikan maka di surat penetapan harus ditentukan apakah masa penundaan kenaikan gaji dihitung penuh atau hanya sebagian. (3) a. jika terbukti, bahwa yang bersangkutan tidak mempunyai kecakapan yang ditentukan di ayat (1) sub b dan dapat dipastikan, bahwa ia di masa yang akan datang juga tidak akan dapat memenuhi syarat-syarat itu, maka Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara, dapat menetapkan bahwa ia selanjutnya tidak akan diberi kenaikan gaji lagi. b. penetapan gaji di atas dapat ditinjau kembali, jika ada keadaan luar biasa yang menjadi sebab. (4) Kenaikan gaji yang telah diberikan tidak boleh dicabut kembali. Pasal 10. TUNJANGAN KELUARGA. (1) Kepada anggota Angkatan Perang diberikan tunjangan keluarga apabila ia mempunyai keluarga tersebut di bawah ini, yang menjadi tanggungan sepenuhnya dan tidak mempunyai penghasilan sendiri : a. anak yang berumur kurang 18 tahun; b. anak yang berumur 18 tahun sampai dengan 25 tahun, yang masih sekolah;

c. Ibu, bapak, ibu/bapak tiri dan mertua yang berumur 55 tahun ke atas; *1075 d. orang karena cacat tidak mempunyai tenaga untuk mencari nafkah sendiri, yang seturunan langsung ke atas atau ke bawah. (2) Banyaknya tunjangan keluarga ialah Rp. 10,- untuk tiap-tiap anggota keluarga dengan maksimum Rp. 8,-. Untuk tiap-tiap anak termaksud pada ayat (1) sub a dan b di atas yang bersekolah, tunjangan keluarga itu ditambah dengan 50%. Pasal 11. TUNJANGAN LAIN-LAIN. Tunjangan lain-lain diatur dalam peraturan yang tersendiri. Pasal 12. Peraturan peralihan, peraturan gaji, dan sebagainya yang tidak termuat dalam peraturan ini, diatur dalam aturan tersendiri. Pasal 13. Perselisihan paham dalam menjalankan peraturan ini diputuskan oleh Menteri Pertahanan. Pasal 14. PENUTUP Peraturan ini dinamakan "Peraturan Gaji Militer 1950", atau disingkat "P.G.M. 1950" dan mulai berlaku pada hari diumumkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Undang-undang Darurat ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Serikat. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Januari 1950 Presiden Republik Indonesia, SOEKARNO. Menteri Pertahanan, HAMENGKU BUWONO IX Menteri Keuangan, SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA. Diumumkan di Jakarta pada tanggal 26 Januari 1950. Menteri Kehakiman, SOEPOMO. *1076 LAMPIRAN.

UNDANG-UNDANG DARURAT No.27 TAHUN 1950 TENTANG MENGUBAH "PERATURAN GAJI MILITER 1950" (P.G.M. 1950) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SERIKAT Menimbang: bahwa perlu diadakan perubahan dalam "Peraturan Gaji Militer" termaksud dalam Undang-undang Darurat No. 5 tahun 1950 (Lembaran Negara 1950 No. 6); Mengingat: Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1950, (Lembaran Negara 1950 No. 11); Mengingat pula: Pasal 68, 139 dan 140 ayat 4 Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat; Mendengar: Senat ; MEMUTUSKAN : Menetapkan : UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG MERUBAH "PERATURAN GAJI MILITER 1950." Pasal 1. Pasal 10 "Peraturan Gaji Militer 1950" diubah hingga berbunyi sebagai berikut : 1. Kepada Anggota Angkatan Perang diberikan tunjangan keluarga menurut tabel di bawah ini: Rayon : Persentasi untuk Paling rendah Paling tinggi tiap-tiap anak dari gaji: buat 1 anak: buat 1 anak: I 3 % f 10, f 25,- II 5 % " 12,- " 30,- III 7 % " 14,- " 35,- IV 9 % " 16,- " 40,- V 10 % " 18,- " 45,- VI 11 % " 20,- " 50,- 2. Tunjangan keluarga ini hanya dapat diberikan buat anak yang termaksud dalam pasal 3 "B.A.G. 1949", dengan ketentuan bahwa buat anak-anak lebih dari sepuluh anak dan buat anak-anak angkat tidak diberikan tunjangan keluarga. Pasal 2. Penetapan termaksud dalam ayat 2 Bab A dari P.G.M. 1950, dihapuskan. *1077 Pasal 3. Lampiran A "Peraturan Gaji Militer 1950" diubah sehingga menjadi seperti terlampir pada Undang-undang Darurat ini.

Pasal 4. Undang-undang Darurat ini mulai berlaku pada tanggal 26 Januari 1950. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Undang-undang Darurat ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1950. Presiden Republik Indonesia, SOEKARNO. Menteri Pertahanan, HEMENGKU BUWONO IX. Diumumkan di Jakarta, pada tanggal 4 Agustus 1950. Menteri Keuangan, SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA. Menteri Kehakiman, SOEPOMO. Kutipan: LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1955 YANG TELAH DICETAK ULANG