BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.265, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Ujian Penyesuaian. Penyelenggaraan.

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Ujian Dinas. PNS. Penyelenggaraan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2015

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 31 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 85 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 1 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 062 TAHUN 2017

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 09 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 036 TAHUN 2016

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

G U B E R N U R L A M P U N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

MEMUTUSKAN : 2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 34 TAHUN 2013

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Penyesuaian Ijazah. Pencantuman Gelar. Pelaksanaan. Pedoman.

PERATURAN BUPATI WAJO NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

6. Semua Kepala Kantor Lingkup

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

G U B E R N U R L A M P U N G

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 33 SERI E

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS "IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Ujian Penyesuaian. Ijazah. Administrasi. Pelaksanaan. Pedoman.

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 11 Maret 2016 Rektor. ttd

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-145/A/J.A/02/2003

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 22 TAHUN 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2014

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

NAMA DAN SUSUNAN PANGKAT SERTA GOLONGAN RUANG PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERTAHANAN NO PANGKAT GOLONGAN RUANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.265, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Ujian Penyesuaian. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (2) huruf (e) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil dan untuk menjamin keseragaman serta memperlancar pelaksanaannya, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang Penyelenggaraan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertahanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2010, No.265 2 Menetapkan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tentang Pengangkatan dalam Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3156); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Peraturan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 5. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 09 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pembinaan Pegawai Negeri Sipil Departemen Pertahanan; MEMUTUSKAN : : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERTAHANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Pertahanan ini yang dimaksud dengan : 1. Menteri adalah Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang bertindak selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat Kementerian Pertahanan. 2. PNS Kemhan adalah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di lingkungan Kementerian Pertahanan, lingkungan Mabes TNI, dan Mabes Angkatan yang pembinaannya merupakan kewenangan Menteri. 3. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. 4. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap negara.

3 2010, No.265 5. Kenaikan pangkat reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan. 6. Kenaikan pangkat pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil atas prestasi kerjanya yang tinggi. 7. Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat adalah ujian yang dilaksanakan oleh dinas bagi PNS Kemhan dengan berpedoman kepada materi ujian penerimaan calon PNS Kemhan sesuai dengan tingkat ijazah yang diperoleh dan substansi yang berhubungan dengan tugas pokoknya. BAB II KEBIJAKAN UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT Pasal 2 (1) Menteri bertanggung jawab atas pelaksanaan ujian penyesuaian kenaikan pangkat bagi PNS Kemhan. (2) Tanggung jawab sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) didelegasikan kepada : a. Sekjen Kemhan, dalam hal menyelenggarakan ujian penyesuaian kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kemhan; b. Panglima TNI, dalam hal menyelenggarakan ujian penyesuaian kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Mabes TNI; c. Kepala Staf Angkatan, dalam hal menyelenggarakan ujian penyesuaian kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Angkatan masing-masing. Pasal 3 (1) Dalam menyelenggarakan ujian penyesuaian kenaikan pangkat, pejabat yang menerima delegasi wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) membentuk panitia ujian penyesuaian kenaikan pangkat. (2) Panitia ujian penyesuaian kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai oleh pejabat kepegawaian/personel, atau pejabat lain yang ditunjuk. (3) Panitia ujian penyesuaian kenaikan pangkat bertanggung jawab kepada pejabat yang memberikan wewenang. Pasal 4 Tugas pokok panitia ujian penyesuaian kenaikan pangkat adalah sebagai berikut:

2010, No.265 4 a. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan; b. menyiapkan bahan ujian penyesuaian kenaikan pangkat; c. menentukan pedoman pemeriksaan dan penilaian; d. menentukan tempat dan jadwal; e. melaksanakan ujian penyesuaian kenaikan pangkat; f. menilai dan menentukan kelulusan peserta ujian penyesuaian kenaikan pangkat; dan g. membuat laporan pelaksanaan ujian penyesuaian kenaikan pangkat. Pasal 5 (1) Ujian penyesuaian kenaikan pangkat dapat dilaksanakan satu kali dalam satu tahun, sesuai dengan kebutuhan kualifikasi pendidikan serta formasi organisasi. (2) Pelaksanaan ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan pada waktu yang bersamaan serta serentak. (3) Materi ujian terpusat antara lain : a. Pancasila; b. Undang-Undang Dasar 1945; c. Bahasa Indonesia; dan d. Bahasa Inggris. (4) Materi ujian muatan lokal, dibuat dan diselenggarakan oleh unit organisasi masing-masing antara lain : a. Tugas pokok, fungsi, struktur organisasi dan tata cara kerja unit organisasi; b. Pengetahuan bidang substantif instansi; c. Karya tulis; dan d. Psikotest. BAB III PESERTA UJIAN Pasal 6 (1) Ujian penyesuaian kenaikan pangkat berlaku bagi PNS yang tidak menduduki jabatan struktural dan atau fungsional tertentu, tetapi telah mendapatkan ijazah yang lebih tinggi yaitu :

5 2010, No.265 a. Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Muda Tingkat I Golongan Ruang I/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Juru Golongan Ruang I/c. b. Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Diploma I atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Tingkat I Golongan Ruang I/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda Golongan Ruang II/a. c. Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda Golongan Ruang II/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I Golongan Ruang II/b. d. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah Diploma III dan masih berpangkat Pengatur Muda Tingkat I Golongan Ruang II/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Golongan Ruang II/c. e. Ijazah Sarjana (S-1) atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I Golongan Ruang II/d kebawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Golongan Ruang III/a. f. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah lain yang setara, Ijazah Magister (S-2) atau Ijazah Spesialis I dan masih berpangkat Penata Muda Golongan Ruang III/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I Golongan Ruang III/b. g. Ijazah Doktor (S-3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I Golongan Ruang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Golongan Ruang III/c. (2) Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah ijazah yang diperoleh dari sekolah atau perguruan tinggi Negeri dan/atau ijazah yang diperoleh dari sekolah atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain berdasarkan ketentuan perundang-undangan. (3) Ijazah yang diperoleh dari sekolah atau perguruan tinggi di luar negeri hanya dapat dihargai apabila telah diakui dan ditetapkan sederajat dengan ijazah dari sekolah atau perguruan tinggi negeri yang ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain yang berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2010, No.265 6 (4) Memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah memiliki Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah yang diperoleh sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. (1) Persyaratan umum : Pasal 7 a. tidak sedang diberhentikan sementara, menerima uang tunggu, cuti di luar tanggungan negara; b. dalam keadaan sehat, dinyatakan dengan surat keterangan dari dokter yang berwenang; c. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) terakhir dengan nilai baik; d. memiliki Surat keterangan izin belajar dari Ka Satker/Sub Satker/ Pang/Dir/Dan/Ka masing-masing; e. memiliki ijazah sesuai dengan kebutuhan kualifikasi pendidikan serta formasi organisasi; dan f. diusulkan oleh Ka Satker/Sub Satker/Pang/Dir/Dan/Ka masing-masing. (2) Persyaratan khusus : a. Kelompok I (Ujian SLTA sederajat) 1. pangkat paling rendah Juru Muda Tk. I Golongan Ruang I/b; 2. memiliki masa kerja 7 tahun; dan 3. memiliki ijazah SLTA terakreditasi oleh dinas. b. Kelompok II (Ujian Strata 1 sederajat) 1. pangkat paling rendah Pengatur Muda Tk. I Golongan Ruang II/b; 2. memiliki masa kerja 6 tahun; dan 3. memiliki ijazah Strata satu (S-1) yang terakreditasi A dan B dengan Indeks Prestasi (IP) minimal 2.50. c. Kelompok III (Ujian Strata 2) 1. pangkat paling rendah Penata Muda Golongan Ruang III/a; 2. memiliki masa kerja 6 tahun; dan 3. memiliki ijazah Strata Dua (S-2) yang terakreditasi A dan B dengan Indeks Prestasi (IP) minimal 2.50.

7 2010, No.265 d. Kelompok IV (Ujian Strata 3) 1. pangkat paling rendah Penata Muda Tk. I Golongan Ruang III/b; 2. memiliki masa kerja 6 tahun; dan 3. memiliki ijazah Strata Tiga (S-3) yang terakreditasi A dan B dengan Indeks Prestasi (IP) minimal 2.50. BAB III MATERI DAN KEDALAMAN SUBSTANSI Pasal 8 Materi Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat sesuai dengan kelompok masingmasing, sebagai berikut : a. Kelompok I (SLTA sederajat) 1. Pancasila; 2. Undang-Undang Dasar 1945; 3. Bahasa Indonesia; 4. tugas pokok, fungsi, struktur organisasi, dan tata cara kerja unit organisasi masing-masing; dan 5. pengetahuan mengenai bidang substantif instansi yang bersangkutan dan pengetahuan lain yang dipandang perlu oleh unit organisasi masingmasing. b. Kelompok II, III dan IV materi Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat dibagi menjadi 2 tahap, sebagai berikut : 1. Tahap I : a) Pancasila; b) Undang-Undang Dasar 1945; c) Bahasa Indonesia; d) Bahasa Inggris; e) tugas pokok, fungsi, struktur organisasi, dan tata cara kerja unit organisasi masing-masing; f) pengetahuan mengenai bidang substantif instansi yang bersangkutan dan pengetahuan lain yang dipandang perlu masing-masing;dan g) membuat Karya Tulis. 2. Tahap II : Psikotest. oleh unit organisasi

2010, No.265 8 Pasal 9 Bahan ujian penyesuaian kenaikan pangkat untuk setiap materi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ditentukan sebagai berikut : a. kelompok I (SLTA sederajat) 1. ujian Pancasila diambil dari materi ujian SLTA 2. ujian UUD 1945 diambil dari materi ujian SLTA 3. ujian Bahasa Indonesia diambil dari : a) Ejaan yang disempurnakan; dan b) buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia yang disahkan atau diakui oleh pemerintah. 4. ujian Tupoksi, struktur organisasi dan tata kerja unit organisasi masingmasing diambil dari : a) Keputusan tentang susunan organisasi dan tata kerja unit organisasi masing-masing; b) Keputusan tentang pedoman administrasi umum unit organisasi masing-masing;dan c) produk hukum resmi yang ditentukan oleh unit organisasi masingmasing. 5. ujian pengetahuan bidang substantif diambil dari : a) produk bacaan resmi yang diterbitkan atau diakui oleh Lembaga Administrasi Negara; dan b) produk bacaan resmi yang ditentukan oleh unit organisasi masingmasing. b kelompok II, III, IV. 1. ujian Pancasila diambil dari materi ujian sesuai dengan Stratanya. 2. ujian UUD 1945 diambil dari materi ujian sesuai dengan Stratanya. 3. ujian Bahasa Indonesia diambil dari : a) Ejaan yang disempurnakan; dan b) buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia yang disahkan atau diakui oleh pemerintah. 4. ujian Bahasa Inggris hasil test TOEFL minimal mulai 350.

9 2010, No.265 5. ujian Tupoksi, struktur organisasi dan tata kerja unit organisasi masingmasing diambil dari : a) Keputusan tentang susunan organisasi dan tata kerja unit organisasi masing-masing; b) Keputusan tentang pedoman administrasi umum unit organisasi masing-masing; dan c) produk hukum resmi yang ditentukan oleh unit organisasi masingmasing. 6. ujian pengetahuan bidang substantif diambil dari : 1) produk bacaan resmi yang diterbitkan atau diakui oleh Lembaga Administrasi Negara; dan 2) produk bacaan resmi yang ditentukan oleh unit organisasi masingmasing. 7. ujian karya tulis disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan dinas Unit Organisasi masing-masing. 8. Psikotest. Pasal 10 Keluasan dan kedalaman materi ujian penyesuaian kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 disesuaikan dengan ijazah yang diperoleh. BAB IV PENYELENGGARAAN Pasal 11 (1) Tahap penyelenggaraan ujian penyesuaian kenaikan pangkat meliputi : a. tahap persiapan, panitia bertugas dan bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaran Ujian penyesuaian kenaikan pangkat antara lain : 1. penyiapan tempat/ruang ujian; 2. mengumumkan hal-hal yang perlu diketahui calon peserta ujian; 3. naskah ujian dalam sampul tertutup dan disegel; dan 4. mengawasi dan mengambil tindakan terhadap pembocoran dokumen ujian menjelang saat ujian dilaksanakan.

2010, No.265 10 b. tahap pelaksanaan. 1. pada tahap pelaksanaan ujian, Panitia bertugas mengawasi pelaksanaan ujian dan menjaga agar berlangsung dengan tertib; 2. setelah selesai ujian Panitia mengumpulkan berkas-berkas ujian dan disusun sesuai nomor ujian; dan 3. panitia membuat Berita Acara. c. tahap penyelesaian, berkas yang berkaitan dengan pelaksanaan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat berupa : 1. berkas-berkas ujian (yang telah dikerjakan maupun yang tidak digunakan) sesuai jumlah yang diterima; 2. daftar hadir; 3. lembaran Berita Acara; dan 4. pasfoto berwarna dengan latar belakang biru dengan ukuran 2 x 3 cm masing-masing dua lembar. (2) Semua bahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf c, nomor 3 dimasukkan dalam sampul/dibungkus dan direkat dengan baik serta diperlakukan sebagai Dokumen Negara. Pasal 12 (1) Waktu ujian penyesuaian kenaikan pangkat : a. tahap I : 1. Pancasila, lama ujian 60 menit; 2. Undang-Undang Dasar 1945, lama ujian 60 menit; 3. Bahasa Indonesia, lama ujian 60 menit; 4. Bahasa Inggris, lama ujian 60 menit; 5. Pengetahuan Bidang Substantif, lama ujian 60 menit; 6. Tugas Pokok dan Fungsi, lama ujian 60 menit; dan 7. Karya Tulis, lama ujian 180 menit. b. tahap II : Psikotest, lama ujian 240 menit. (2) Penilaian hasil ujian penyesuaian kenaikan pangkat : a. untuk masing-masing unsur materi ujian, ditetapkan Nilai Patokan sebagai berikut :

11 2010, No.265 1) tahap I : 1. Pancasila, nilai patokan 15; 2. Undang-Undang Dasar 1945, nilai patokan 15; 3. Bahasa Indonesia, nilai patokan 15; 4. Bahasa Inggris, nilai patokan 15; 5. Pengetahuan Bidang Substantif, nilai patokan 10; 6. Tugas Pokok dan Fungsi, nilai patokan 10; dan 7. Karya Tulis, nilai patokan 20. 2) tahap II : Psikotest dengan penilaian pertimbangan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat b. kepada peserta ujian penyesuaian kenaikan pangkat diberikan Nilai Presentasi dan Nilai Tertimbang; c. nilai ujian presentasi (NPR) adalah hasil yang dapat dicapai oleh peserta ujian penyesuaian kenaikan pangkat yang bersangkutan; d. nilai tertimbang (NT) adalah Nilai Presentasi (NPR) dikalikan dengan Nilai Patokan (NP) dibagi 100; dan NPR x NP 100 = NT e. masing-masing materi ujian diberikan Nilai Presentasi setinggitingginya 100 dan serendah-rendahnya 10. Pasal 13 (1) Nilai Batas Lulus bagi peserta ujian penyesuaian kenaikan pangkat Tingkat I adalah 70 (tujuh puluh) Nilai Tertimbang. (2) Nilai batas lulus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan bahwa : a. nilai presentasi Pancasila dan UUD 1945 serendah-rendahnya 70; dan b. nilai presentasi lainnya serendah-rendahnya 60. Pasal 14 (1) Berkas Ujian setiap materi diperiksa oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Anggota Panitia.

2010, No.265 12 (2) Apabila terdapat perbedaan penilaian antara pemeriksa, maka nilai peserta adalah hasil bagi dari jumlah nilai yang diberikan oleh masing-masing pemeriksa. Pasal 15 (1) Peserta ujian yang lulus diberikan Surat Tanda Lulus Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat (STLUPKP). (2) Surat Tanda Lulus Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat ditandatangani oleh Pejabat Kepegawaian/personel di lingkungan Unit Organisasi masingmasing. Pasal 16 (1) Panitia Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat memberikan laporan kepada Pimpinan Instansi tentang pelaksanaan ujian penyesuaian kenaikan pangkat. (2) Laporan ujian penyesuaian kenaikan pangkat itu meliputi : a. waktu dan tempat; b. jumlah peserta untuk masing-masing tingkat; c. materi soal yang diujikan; d. jumlah dan nama peserta yang lulus dan yang tidak lulus; dan e. lain-lain yang dipandang perlu. (3) Laporan ujian penyesuaian kenaikan pangkat dibuat dari Ketua Panitia kepada Pimpinan. (4) Setelah pelaksanaan ujian penyesuaian kenaikan pangkat dilaporkan oleh Pimpinan unit organisasi masing-masing kepada Menhan u.p. Sekjen Kemhan. Pasal 17 Setiap anggota panitia dan semua pihak yang terkait dengan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat wajib menjaga kerahasiaan. BAB V PROSEDUR Pasal 18 Prosedur penyelenggaraan ujian penyesuaian kenaikan pangkat :

13 2010, No.265 a. penerbitan Keputusan tentang penyelenggaraan ujian penyesuaian kenaikan pangkat di lingkungan unit organisasi masing-masing; b. pembuatan surat permintaan calon peserta ujian penyesuaian kenaikan pangkat; c. menerima dan menghimpun usulan peserta ujian penyesuaian kenaikan pangkat dan menyeleksi persyaratan administrasi yang telah diajukan; d. membuat surat pemanggilan untuk melaksanakan ujian penyesuaian kenaikan pangkat, sesuai dengan jadwal dan waktu pelaksanaan ujian; e. pelaksanaan ujian penyesuaian kenaikan pangkat; f. menetapkan hasil ujian penyesuaian kenaikan pangkat dan mengumumkan secara resmi dengan menggunakan surat dinas dan media website; dan g. melaporkan hasil ujian penyesuaian kenaikan pangkat kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN). Pasal 19 (1) Peserta ujian penyesuaian kenaikan pangkat yang berhalangan mengikuti ujian penyesuaian kenaikan pangkat, pada hari yang ditentukan karena alasan-alasan yang sah, diberi kesempatan untuk mengikuti ujian penyesuaian kenaikan pangkat pada hari berikutnya dengan soal cadangan. (2) Peserta ujian penyesuaian kenaikan pangkat yang tidak lulus diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian penyesuaian kenaikan pangkat berikutnya. Pasal 20 Surat Tanda Lulus Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat (STLUPKP) yang telah diperoleh Pegawai Negeri Sipil berlaku sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat dan Golongan Ruang III/a. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 21 Biaya penyelenggaraan ujian penyesuaian kenaikan pangkat dibebankan kepada anggaran Unit Organisasi masing-masing. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 (1) Peraturan Menteri ini berlaku di lingkungan Kemhan, Mabes TNI, dan Mabes Angkatan.

2010, No.265 14 (2) Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur oleh Unit Organisasi masing-masing. Pasal 23 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Mei 2010 MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PURNOMO YUSGIANTORO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PATRIALIS AKBAR