BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil berpikir yang paling penting dan mendukung masa adalah bahasa. Dengan. kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Taofik, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. rangka memeroleh ilmu pengetahuan, informasi, serta memeroleh hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelulusan siswa. tentunya sangat penting untuk dikuasai. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. yakni menulis karya sastra dan melisankan karya sastra. proses belajar mengajar, sehingga dapat mencapai hasil yang baik dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didik. Pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan ke arah yang diharapkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Perubahan tersebut dapat dilihat dari segi sistem, program, mutu, dan kualitas pendidikan. Akibat adanya perubahahan nilai mutu pendidikan di Indonesia, kurikulum pun terus berganti. Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diubah menjadi Kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013 khususnya pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik dituntut untuk mampu menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berbasis pada kemampuan berbahasa serta kemampuan sastra. Kemudian, berkembang menjadi kurikulum edisi revisi yang diberlakukan nasional atau sering disebut dengan kurikulum nasional (kurnas). Sebenarnya kurikulum nasional (kurnas) sama saja dengan kurikulum 2013, hanya penyajiannya yang berbeda. Jika dalam kurikulim 2013 (kurtilas) kompetensi dasarnya (KD) memiliki lima kompetensi dasar (KD), berbeda dengan kurikulum nasional (kurnas) yang menyajikan sampai 40 kompetensi dasar (KD). Salah satu bentuk pengembangan pendidikan di sekolah adalah terlaksananya proses kegiatan pembelajaran. Keberhasilan kegiatan pembelajaran menentukan kesuksesan seorang guru dan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran. Seorang guru yang berhasil akan selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Di dalam pendidikan formal seperti sekolah, siswa dibekali berbagai ilmu, salah satunya ilmu bahasa dan sastra Indonesia. 1

2 Bahasa dan sastra Indonesia sebagai mata pelajaran yang dipelajari dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi memiliki kedudukan yang penting. Selain sebagaimata pelajaran, Bahasa dan Sastra Indonesia juga memiliki peran untuk memperekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Di Indonesia, setiap daerah mempunyai kebiasaan berbahasa yang diwariskan oleh nenek moyang masing-masing daerah. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang harus dipahami dan dikuasai oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu sebagai lambang kebanggan bangsa, identitas nasional, alat komunikasi nasional, dan pemersatu bangsa. Dalam mata pelajaran bahasa ada keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu mencakup empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan berbahasa erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan yang lainnya. Keterampilan membaca sangat berkaitan dengan kegiatan menganalisis sebuah bacaan. Jika, peserta didik menghadapi berbagai masalah maka, sangat sulit bagi peserta didik untuk menganalisis sebuah bacaan terutama sebuah bacaan fiksi yang notabennya banyak menggunakan imajinasi. Pembelajaran membaca bahasa Indonesia masih tergolong rendah utamanya dalam membaca karya sastra yaitu cerpen. Dalam dunia pendidikan membelajarkan siswa untuk menganalisis cerpen merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh guru bahasa Indonesia. Salah satu usaha yang dapat dilakukan agar kegiatan menganalisis menjadi kegiatan yang tidak membebani bahkan menyenangkan dengan cara mempraktikan pembelajaran analisis dengan baik dan kreatif. Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia harus dilaksanakan dengan efektif agar mampu menimbulkan minat dan perhatian peserta didik dalam

3 mengikuti proses pembelajaran. Minat belajar peserta didik merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar peserta didik. Kesulitan dalam proses pembelajaran juga dapat muncul dari pendidik yang keliru memilih model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat membuat proses pembelajaran berjalan lancar sehingga hasil pembelajaran berhasil mencapai indikator yang telah ditentukan. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM). Pelaksanaan pengajaran keterampilan kurang berjalan dengan baik terutama dalam pengajaran keterampilan membaca. Ditemukan berbagai masalah yang dihadapi oleh peserta didik dalam melaksanakan kegiatan membaca. Permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran membaca didasari oleh minimnya pemahaman akan sebuah bacaan, kurangnya minta membaca, dan adanya gangguan-gangguan fisik dari pembaca. Permasalah tersebut membawa dampak pada peserta didik dalam pemahaman mengenai menganalisis sebuah bacaan. Selain itu, masalah yang terjadi di lapangan (sekolah) yang peneliti amati adalah tidak adanya kamauan siswa untuk membaca sebuah karya sastra, apalagi sampai menganalisisnya. Berbagai alasan dikemukakan oleh siswasiswa yang tidak berminat dalam membaca kaya sastra. Namun, alasan yang paling menohok adalah tidak mengertinya siswa dalam pembelajaran. Entah karena pembelajaran yang sulit diterima oleh siswa atau metode pembelajaran yang kurang berkesinambungan dengan pembelajaran. Masalah ini menjadi alasan yang mendasar bagi peneliti dalam pengambilan judul. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran menganalisis sebuah karya sastra yang berfokus pada cerita pendek (cerpen). Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut peneliti memilih judul penelitian Pembelajaran Menganalisis Isi Buku Fiksi Berupa Cerpen Menggunakan Model Pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas X SMA Kemala Bhayangkari Tahun Pelajaran 2016/2017.

4 B. Identifikasi Masalah Penelitian Dalam penelitian ini peneliti lebih mengarah pada permasalahan pembelajaran yang lebih spesifik dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda.pada pembahasaan ini peneliti menjelaskan permasalahanpermasalahan yang lebih ringkas atau biasa disebut identifikasi masalah.identifikasi masalah akan merangkum semua permasalahan menjadi lebih sederhana yang akan disampaikan secara garis besar. Berdasarkan pengamatan latar belakang masalah, peneliti menemukan hambatan-hambatan dalam kegiatan pembelajaran yang menarik untuk dikaji dan diberikan kepada objek penelitian sebagai berikut. 1. Kurangnya minat peserta didik dalam membaca sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, sedangkan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa. 2. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen yang terdapat dalam unsur pembangun teks cerpen yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. 3. Kurangnya metode pembelajaran yang bervariasi, sedangkan metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Metode yang dipilih untuk membantu peserta didik mencapai keberhasilan belajar yaitu model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review). Model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)diharapkan lebih efektif dalam kegiatan pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen pada peserta didik kelas X di sekolah SMA Kemala Bhayangkari. C. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

5 1. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pemebelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen menggunakan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada siswa kelas X IPA SMA Kemala Bhayangkari?; 2. mampukah siswa kelas X IPA SMA Kemala Bhayangkari menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen menggunakan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)?; dan 3. efektifkah model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) digunakan dalam pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen pada siswa kelas X IPA SMA Kemala Bhayangkari? 2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, ternyata banyak masalah yang muncul dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam keterampilan membaca. Untuk menghindari perluasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: a. Kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai dengan materi pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen dengan menggunakan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review); b. kemampuan siswa kelas X IPA SMA Kemala Bhayangkari dalam menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen dengan menggunakan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review); dan c. keefktifan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review); digunakan dalam pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen pada siswa kelas X IPA SMA Kemala Bhayangkari. D. Tujuan Penelitian Perumusan tujuan penelitian berkaitan langsung dengan pernyataan rumusanmasalah dan mencerminkan proses penelitian. Dengan adanya tujuan, maka segala kegiatan yang dilaksanakan dapat lebih terarah dan tersusun

6 jelas.dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keberhasilan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen dengan menggunakan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada siswa kelas X IPA SMA Kemala Bhayangkari; 2. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X IPA SMA Kemala Bhayangkari dalam menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen dengan menggunakan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review); dan 3. untuk mengetahui ketepatan penggunaan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dalam pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen pada siswa kelas X IPA SMA Kemala Bhayangkari. Berdasarkan uraian diatas, penulis memiliki tujuan yang berkaitan erat dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya. Tujuan penelitian ini berguna untuk mengetahui keberhasilan, kemapuan serta keefektifan dalam pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen pada siswa kelas X IPA SMA Kemala Bhayangkari. E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian tentu memiliki manfaat, baik bagi peneliti itu sendiri maupun bagi orang lain. Begitupun dengan penelitian ini yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.dalam penelitian ini, penulis mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran.penggunaan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dalam pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen dapat membantu meningkatkan minat belajar, meningkatkan pemahaman, serta meningkatkan keterampilan peserta didik.

7 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman dan saran bagi peneliti. Penelitian ini juga mampu menjadikan motivasi bagi penulis nantinya berguna untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melaksanakan kegiatan di lapangan mengenai pembelajaraan menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen dengan menggunakan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review). b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen dan sebagai pertimbangan untuk pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen. Sehingga seorang guru dapat meningkatkan kemampuan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran. Menjadi bahan masukan dan acuan bagi para pendidik terutama pendidik bahasa Indonesia di SMA Kemala Bhayangkari pada materi pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen. Memperkaya khasanah dan model dalam pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpen. c. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif. Meningkatkatkan motivasi belajar peserta didik. Mengemukakan pendapat secara bebas serta dapat bekerjasama dengan teman lainnya dalam model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review). d. Bagi Lembaga atau Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan arsip pada lembaga serta dapat membantu meningkatkan kualitas hasil pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan urian tersebut, manfaat yang dijelaskan merupakan salah satu pedoman peneliti dalam melaksanakan penelitian.hasil akhir penelitian

8 ini dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi pendidik bahasa dan sastra Indonesia, peserta didik, dan bagi lembaga pendidikan. F. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel yang terdapat di dalam judul penelitian.dalam definisi operasional terdapat pembatasanpembatasan dari istilah-istilah yang diberlakukan dalam judul penelitian sehingga tercipta makna tunggal terhadap pemahaman permasalahan. Definisi operasional dimaksudkan untuk menyamakan persepsi terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam judul Pembelajaran Menganalisis Isi Buku Fiksi Berupa Cerpen dengan Menggunakan Model Pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas X SMA Kemala Bhayangkari Tahun Pelajaran 2016/2017. Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan dalam penelitian, perlu dijelaskan beberapa istilah atau definisi operasional sebagai berikut: 1. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan idividu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman pribadi dalam interaksi dengan lingkungannya; 2. meganalisis adalah melakukan penelaahan yang dilakukan oleh peneliti atau pengajar dalam menggarap data kebahasaan yang diperodaleh dari penelitaian lapangan atau ari pengumpulan tugas, atau bias dikatakan bahwa pembelajaran menganalisis adalah pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya; 3. fiksi adalah karya rekaan atau rekayasa yang bermaksud untuk menghibur namun terdapat nilai yang harus diambil dari karyatersebut; 4. Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang. 5. cerpen adalah karya sastra atau cerita yang pendek; 6. model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan reflect, yaitu aktivitas

9 memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks actual yang relevan. 7. Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci; 8. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana, dari mana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar); 9. Read dengan membaca teks dan mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat; 10. Recite dengan mempertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama); 11. Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh; dan 12. Reflect yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks actual yang relevan. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran menganalisis isi buku fiksi berupa cerpenmenggunakan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)merupakan kegiatan yang mengarahkan pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan komunikator untuk membangun suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif serta berbobot sehingga mampu meningkatkan pemahaman materi pada peserta didik di dalam kelas baik secara lisan atau tulisan, juga menghasilkan pengalaman siswa dalam kemampuan membaca dan menulis. G. Sistematika Skripsi Skripsi ini penulis bagi dalam lima bab. Bab pertama akan memaparkan tentang latar belang masalah juga permasalahn yang diteliti. Selain latar belakang masalah dalam bab satu juga termuat identifikasi masalah yang di dalamnya penulis dapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian. Rumusan masalah terdapat dalam bab satu merupakan sebuah pernyataan mengenai fenomena yang penulis teliti, biasanya berbentuk sebuah pertanyaan.tujuan penelitian dalam bab satu memuat pernyataan hasil yang ingin dicapai oleh penulis.manfaat penelitian ini

10 berguna untuk mengaskan hal yang dapat diraih setelah penelitian berlangsung. Definisi operasional berguna untuk mengemukakan istilahistilah yang digunakan penulis dalam judul, supaya istilah-istilah tersebut tidak menimbulkan pemahaman ganda atau ambigu.terakhir yang termuatdlam bab satu skripsi ini adalah sistematika skripsi, dalam sistematika skripsi memuat sistematika penulisan skripsiyang menggambarkan kandungan setiap bab pada skripsi. Bab ke dua dalam skripsi ini memuat kajian teori yang berisi deskripsi teoretis mengenai judul yang penulis teliti, dan berkaitan dengan pembelajaran yang akan diteliti. Kemudian, hasil-hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variable yang akan diteliti. Kerangka pemikiran merupakan hal yang termuat dalam bab dua. Asumsi dan hipotesis bagian terakhir yang ada dalam bab dua skripsi ini. Bab ke tiga berisi metode penelitian, yang merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Lalu ada desain penelitian, dalam bagian ini disampaikan desain apa yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini. Subjek dan objek penelitian terdapat dalam bab tiga yang memuat mengenai siapa dan bagaimana target penelitian ini. Selanjutnya ada pengumpulan data dan instrumen penelitian yang mencakup jenis-jenis data yang dikumpulkan. Teknik analisis data merupakan hal yang ada dalam bab tiga, bagian ini menyesuaikan dnegan rumusan masalah dan jenis data penelitian yang diperoleh oleh penulis. Terakhir ada prosedur penelitian yang merupakan penjelasan mengeai aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian. Bab ke empat memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini menyampaikan mengenai hasil penemuan dari penelitian dan pembahasalan dari hasil penemuan. Terakhir bab ke lima mengandung kesimpulan dan saran. Bagian ini merupakan uraian penafsiran penulis tentang analisis hasil penelitian.