PENGATURAN PENGKAPLINGAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KABUPATEN TABANAN

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KOTA DENPASAR

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PERKAWINAN YANG DIBUAT SETELAH PERKAWINAN BERLANGSUNG

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN PEMERINTAH KECAMATAN DI KOTA DENPASAR MENURUT UNDANG UNDANG NO.32 TAHUN 2004 DAN PERDA NO.9 TAHUN 2008

Oleh : Ni Made Ayu Tresnasanti I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana

PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID

Keywords : Local Authorities, The Principle of Decentralization, Natural Resource

PENGATURAN PENYUSUNAN DATABASE PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

PERANAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN DI KOTA DENPASAR YANG BERDASARKAN ASAS GOOD GOVERNANCE

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG

KEWAJIBAN PELAPORAN DALAM HAL PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MELINDUNGI KEBERADAAN AIR TANAH DI KOTA DENPASAR

TANGGUNG JAWAB INVESTOR ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PERAN KEPALA DAERAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

IMPLIKASI HAK MENGUASAI NEGARA TERHADAP HAK MILIK PERORANGAN SEBAGAI POLITIK AGRARIA DALAM PENYELENGGARAAN ATAS TANAH

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BENTUK TRANSPARANSI PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina

KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SEBAGAI LEMBAGA SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

KEWENANGAN DPD DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring majunya perkembangan jaman, seiring itu pula perkembangan terjadi di

PENGATURAN MENGENAI PENGENDALIAN, PEREDARAN, DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A DI KOTA DENPASAR

PENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI PADA SENGKETA HASIL PEMILIHAN KEPALA DAERAH

- 1 - BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

No Pengaturan mengenai Jenis Pelayanan Dasar ditentukan dengan tegas dan jelas dalam Peraturan Pemerintah ini dan tidak didelegasikan lebih la

AKIBAT HUKUM ATAS DIBATALKANNYA PERATURAN DAERAH MELALUI KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI

PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita

KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DI BIDANG LEGISLASI

PENERTIBAN PENEBANGAN POHON PERINDANG SECARA LIAR DI KOTA DENPASAR

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN SARANA AKOMODASI PARIWISATA DI KABUPATEN BADUNG

KEWENANGAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA DENPASAR

Oleh Ida Bagus Indra Dwi Putra Nengah Suharta Cokorde Dalem Dahana Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

HARMONISASI KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP BANK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

Kata Kunci: Kedudukan, Kewenangan, Pemerintah Kecamatan ABSTRACT

UPAYA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MENGATASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA DENPASAR

JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH TANPA AKTA PPAT

PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DENPASAR TERHADAP PENJABARAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG APBD

BAB I PENDAHULUAN. hewan tumbuan dan organisme lain namun juga mencangkup komponen abiotik

ANALISIS TENTANG PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI PIHAK DALAM PEMBENTUKAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN OBAT-OBATAN MELALUI INTERNET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG MEMUNGUT BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DALAM MENGENDALIKAN PEMBANGUNAN VILLA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGKONSUMSI PAKAIAN IMPOR BEKAS

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KETAPANG

KEWENANGAN MENGUJI KONSTITUSIONALITAS PERATURAN DAERAH TERHADAP UUD 1945

KEWAJIBAN PNS PRIA TERHADAP ANAK TIRI PASCA BERCERAI BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990

PENGATURAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DALAM PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI UNTUK MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA DENPASAR

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah KabupatenTasikmalaya.

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

PROSES DAN TAHAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

Oleh: Regil Julian Pandie I Ketut Sudiartha Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

POTENSI PELANGGARAN HAK CIPTA MELALUI FILE SHARING

KEPASTIAN HUKUM PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH

Peran Dinas Tata Kota Bandar Lampung Dalam Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang. Ati Yuniati. Abstrak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE

PERANAN BUPATI BADUNG SEBAGAI PENGAWAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

KEWENANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ATAS PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KABUPATEN BADUNG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

KEDUDUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PENGECUALIAN LARANGAN ABORSI BAGI KORBAN PERKOSAAN SEBAGAI JAMINAN HAK-HAK REPRODUKSI

JURNAL LOGIKA, Volume XII, No 3 Tahun 2014 ISSN : ASPEK HUKUM PERIZINAN DI BIDANG BANGUNAN

PENDAFTARAN MEREK : I

SISTEM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI DISPUTE SETTLEMENT BODY (DSB) WORLD TRADE ORGANIZATION

UPAYA HUKUM PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH PERTANIAN DI DAERAH BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Keywords: ASEAN Economic Community, Micro, Small and Medium Enterprises, Monopoly

STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN OLEH WARGA NEGARA ASING YANG BERKEDUDUKAN DI INDONESIA DAN AKIBAT HUKUM TERHADAP HAK MILIK TERSELUBUNG

BENTUK-BENTUK DAN PERLINDUNGAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DI INDONESIA

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

EFEKTIVITAS PENANGGULANGAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI KEEROM PERATURAN DARAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 10 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

AKIBAT HUKUM BAGI PENANAM MODAL ASING YANG MELAKUKAN PELANGGARAN KONTRAK DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BATASAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE/GUNTAI

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN PASAL 303 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA TENTANG PERJUDIAN TERKAIT SABUNG AYAM DI PROVINSI BALI

Transkripsi:

ABSTRACT: PENGATURAN PENGKAPLINGAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KABUPATEN TABANAN Oleh : Adina Striratna I Gde Putra Ariana Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana The paper shall be entitled as Land Plot Regulatory Framework for Housing Means in Tabanan Regency. This writing uses normative legal research combined with statutory approach. This writing shall illustrate the absence of norms towards the regulation of land plot in Tabanan. Regent of Tabanan had enacted the Regency Decree No 673 of 2002 concerning Implementative Regulation of Land Plot in Tabanan. This writing aims to unveil the procedure of land plot and its supervising mechanism by the authorized government official pursuant to Regency Decree. Thus, such decree shall allow the permit of land usage in order to prevent the absence of norms in the means of land plot. Keywords: Regulation, Permission, Land Plot. ABSTRAK: Makalah ini berjudul Pengaturan Pengkaplingan Tanah Untuk Perumahan Di Kabupaten Tabanan. Dengan menggunakan metode penulisan normatif dan pendekatan perundang-undangan makalah ini membahas tentang kekosongan norma pengaturan terhadap pengkaplingan tanah di daerah Tabanan. Bupati Tabanan mengeluarkan Keputusan Bupati Nomor 673 Tahun 2002 tentang Pengaturan Pelaksanaan Pengkaplingan Tanah di Kabupaten Tabanan. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaturan pengkaplingan tanah dengan adanya Keputusan Bupati Tabanan tersebut serta pejabat yang berwenang mengawasi. Keputusan Bupati Tabanan tersebut mengatur kegiatan pengkaplingan tanah khususnya di Kabupaten Tabanan untuk mendapatkan izin peruntukan penggunaan tanah di Kabupaten Tabanan harus diperjelas agar tidak ada kekaburan norma dalam prihal pengaplingan tanah. Kata kunci : Pengaturan, Perizinan, Pengkaplingan Tanah. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan manusia di era globalisasi dewasa ini sangat pesat. Disebabkan oleh perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju menyebabkan kebutuhan pokok manusia meningkat. Kebutuhan pokok manusia salah satunya tempat tinggal atau rumah. Meningkatnya kebutuhan akan perumahan dan pemukiman erat kaitannya dengan kependudukan. Tuntutan pembangunan tidak dapat dihindari dengan pesatnya 1

perkembangan pemanfaatan ruang dikota besar seperti halnya di kabupaten Tabanan yang memerlukan pengawasan dan pengaturan dari pemerintah. 1. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Derah Kabupaten/Kota dalam Pasal 7 ayat (2) menyebutkan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota salah satunya meliputi penataan ruang dan perumahan serta pertanahan. Agar masalah pelanggaran pemanfaatan Ruang Kota di Kabupaten Tabanan tidak terjadi khususnya dalam pengkaplingan tanah, maka Pemerintah Kabupaten Tabanan mewajibkan bagi setiap orang atau badan hukum perdata yang akan melaksanakan kegiatan pengkaplingan tanah di kota Tabanan untuk mendapatkan Izin Peruntukan Penggunaan Tanah. Hal pertama yang harus di lakukan dalam membangun suatu kawasan perumahan baru yang dilaksanakan melalui pengkaplingan tanah adalah memperoleh Izin Peruntukan Penggunaan Tanah agar pengkaplingan tanah tersebut sah secara hukum. Tindakan pemerintah dengan kewenangannya mengeluarkan penetapan atau keputusan dalam bentuk izin, khususnya Izin Peruntukan Penggunaan Tanah dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengkaplingan tanah di Kabupaten Tabanan yang dikeluarkan oleh Bupati Tabanan berupa Keputusan Bupati Tabanan Nomor 673 Tahun 2002 tentang Pengaturan Pelaksanaan Pengkaplingan Tanah di Kabupaten Tabanan. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaturan pengkaplingan tanah untuk perumahan di kabupaten Tabanan dan pejabat yang berwenang mengawasi pelaksanaan pengkaplingan tanah untuk perumahan. II.ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan ( the statue approach). Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum menurut Peter Mahmud Marzuki adalah pendekatan undang-undang, pendekatan historis, pendekatan kasus, pendekatan komparatif dan pendekatan konseptual. 1 A.P.Perlindungan, 2001, Komentar Atas Undang Undang Perumahan dan Pemukiman dan Undang Undang Rumah Susun, Mandar Maju, Bandung, hal. 91. 2

2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Pengaturan Pengkaplingan Tanah untuk Perumahan di Kabupaten Tabanan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Derah Kabupaten/Kota dalam Pasal 7 ayat (2) menyebutkan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota salah satunya meliputi penataan ruang dan perumahan serta pertanahan. Dengan adanya pelimpahan kewenangan tersebut di Kabupaten Tabanan pelaksanaan pengkaplingan tanah di atur berdasarkan Keputusan Bupati Tabanan Nomor 673 Tahun 2002 tentang Pengaturan Pelaksanaan Pengkaplingan Tanah Di Kabupaten Tabanan. 2 Penerbitan Keputusan Bupati Tabanan Nomor 673 Tahun 2002 tentang Pengaturan Pelaksanaan Pengkaplingan Tanah Di Kabupaten Tabanan didasarkan atas kewenangan yang diberikan oleh Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 14 huruf a dan b yang meliputi : Urusan wajib uang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota dan tolak ukur dalam pengkaplingan tanah untuk perumahan di Kabupaten Tabanan Adapun hal hal yang di tentukan dalam Keputusan Bupati Tabanan Nomor 673 Tahun 2002 tentang Pengaturan Pelaksanaan Pengkaplingan Tanah Di Kabupaten Tabanan, pasal 2 menyebutkan Luas tanah keseluruhan yang akan dikapling maksimal 1(satu) hektar (10.000 M2),2) Luas tanah perkaplingan maksimal 500 M2. Perbedaan pengkaplingan tanah di Kabupaten Tabanan pengaturannya dapat berupa adanya perbedaan dari segi kawasan, seperti yang disebutkan dalam pasal 3 kawasan yang dimaksud adalah kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan. Dalam pengaturan pengkaplingan ini juga disebutkan dalam Pasal 5 bahwa fasilitas-fasilitas permukiman seperti pembukaan badan jalan, pengerasan/pengaspalan jalan, jaringan listrik, air dan sebagainya sepenuhnya beban dan tanggung jawab pengembang terhadap konsumennya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam Pasal 6 juga disebutkan Perorangan/Badan Hukum yang melaksanakan pengkaplingan tanah diluar kawasan LC wajib menyediakan tanah untuk fasilitas umum dan fasilitas 2 Haroeld F. Aldelfer, 1964, Local Government in Developing Countris, New York: Mc. Grian Hill Book Co. hal. 176 3

sosial seluas minimal 30% x luar tanah keseluruhan, untuk kepentingan warga yang berada pada lokasi dimaksud. Orang/Badan Hukum yang melakukan kegiatan pengkaplingan harus memperoleh Persetujuan Prinsip Membangun dari Bupati dalam rangka pengkaplingan tanah, pemohon mengajukan permohonan kepada Bupati cq, kantor Pertanahan Kabupaten Tabanan diatur dalam Pasal 8. 2.2.2 Pejabat Yang Berwenang Mengawasi Pelaksanaan Pengkaplingan Tanah untuk Perumahan Pengawasan berhubungan erat dengan suatu perencanaan, pelaksanaan tentang standar yang hendak dicapai. Pengawasan tanpa perencanaan tidak mungkin dapat dilaksanakan karena tidak ada pedoman untuk melakukan pengawasan tersebut. 3 Pengawasan mutlak dilakukan dalam penyelenggaraan pemerintahan, mengingat tujuan pemberi otonomi kepala daerah bukan semata-mata untuk mewujudkan pembangunan, tetapi telah ditekankan kepada tujuan memberdayakan masyarakat. 4 Dalam pelaksanaan pengkaplingan tanah di Kabupaten Tabanan setiap orang/badan Hukum yang melaksanakan kegiatan pengkaplingan wajib mendapatkan segala jenis izin yang harus dipenuhi dalam kegiatan pengkaplingan tanah, serta peruntukan lahan untuk kepentingan perumahan dan pemukiman, sehingga perlu adanya kontrol dari aparat pemerintah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan sebagai kontrol dari aparat perizinan, dapat dilaksanakam dengan pengawasan tidak langsung, yaitu berupa pemeriksaan yang dilakukan tanpa turun langsung ke lapangan, biasanya dapat berwujud tindakan dari aparat perizinan dengan antara lain menganalisa dan meneliti segala dokumen yang menyangkut tentang kegiatan pengkaplingan tanah. Pengawasan langsung, yang berupa pemeriksaan yang dilakukan dengan turun langsung ke lapangan untuk mengecek kegiatan pengkaplingan tersebut. Dinas Perizinan juga melakukan pengawasan dengan cara menganalisa kegiatan pengkaplingan berdasarkan dokumen-dokumen yang telah diajukan, adapun pihak,lain yang memiliki kewenangan untuk mengawasi kegiatan pengkaplingan tersebut adalah 3 Bagir Manan, 2000, Hubungan Pusat Daerah Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Seminar Otonomi Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, Hata Internasional Legal Counsellors, Jakarta, hal.9 4 Rosali Abdulah, 2000, Pelaksanaan Otonomi Luas dan Isu Federalisme Sebagai Suatu Alternatif, Grafindo Persada, Jakarta, hal.16 4

SatPol PP yang yang melakukan pengawasan secara langsung pembangunan dalam kegiatan pengkaplingan tanah. III.KESIMPULAN Keseluruhan aturan dari Keputusan Bupati Nomor 673 Tahun 2002 tentang Pengaturan Pelaksanaan Pengkaplingan Tanah Di Kabupaten Tabanan adanya celah yang dapat digunakan oleh pihak pengkapling agar tidak harus memenuhi keseluruhan izin yang harus dipenuhi dalam kegiatan pengkaplingan adalah dalam kegiatan pengkaplingan di lapangan para pihak pengkapling melaksanakan kegiatan pengkaplingan tersebut dengan cara membangun/memecah per 5 kapling dari 10 atau lebih kegiatan pengkaplingan yang telah direncanakan, agar tidak memerlukan Izin Prinsip Membangun dari Bupati. Adapun pejabat pemerintah yang berwenang mengawasi pelaksanaan pengkaplingan tanah adalah Dinas Perizinan serta SatPol PP yang diatur dalam Pasal 148 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan Satpol PP dibentuk untuk membantu kepala daerah dalam menegakkan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang berada dibawah kepala daerah dan Menteri Dalam Negeri. Prosedur yang harus dilalui dalam pengkaplingan tanah antara lain setelah disetujui oleh Kepala Dinas selanjutnya melalui Sekda, Wakil Bupati, Bupati untuk diperiksa lebih lanjut. BUKU IV. DAFTAR PUSTAKA A.P.Perlindungan, 2001, Komentar Atas Undang Undang Perumahan dan Pemukiman dan Undang Undang Rumah Susun, Mandar Maju, Bandung. Haroeld F. Aldelfer, 1964, Local Government in Developing Countris, New York: Mc. Grian Hill Book Co. Bagir Manan, 2000, Hubungan Pusat Daerah Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Seminar Otonomi Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, Hata Internasional Legal Counsellors, Jakarta. Rosali Abdulah, 2000, Pelaksanaan Otonomi Luas dan Isu Federalisme Sebagai Suatu Alternatif, Grafindo Persada, Jakarta. PERATURAN PERUNDANGAN Keputusan Bupati Nomor 673 Tahun 2002 tentang Pengkaplingan Tanah Pengaturan Pelaksanaan 5