BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari luar dirinya. Dengan pendidikan inilah peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT yang artinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan), dan mengembangkan kepada kondisi yang optimal apabila terjadi

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

I. PENDAHULUAN. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

I. PENDAHULUAN. sendiri yaitu mempunyai potensi yang luar biasa. Pendidikan yang baik akan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Layanan Bimbingan Siswa (Studi Kasus)

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tira Nur Indah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjalani hidupnya. Hal ini terlihat dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, simbol maupun kalimat yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ialah menyediakan lowongan untuk menyalurkan dan memperdalam. bakat dan minat yang di miliki seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dalam

I. PENDAHULUAN. sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan antar individu dengan individu lainnya atau

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Adapun pengertian pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003: melimpah, Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki potensi-potensi

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya.

I. PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang diarahkan pada peningkatan intelektual dan emosional anak

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, diselenggarakan secara sengaja, sistematis, terarah dan terprogram. Dalam lembaga pendidikan terdapat berbagai macam peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda. UU RI 2003 bab 11 pasal 39 ayat 1 tentang sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk tercapai suatu pendidikan yang optimal maka, usaha-usaha pendidikan itu perlu ditunjang oleh kegiatan-kegiatan yang sejalan dengan perkembangan siswa, kegiatan itu disebut Bimbingan dan Konseling. Nugroho, dalam buku Hartinah (2009:3-4), mengatakan bahwa : Manusia merupakan makluk sosial di manapun ia berada, di belahan dunia manapun, dan dari kebudayaan apa saja pasti membutuhkan kelompok sebagai sarana untuk menyalurkan hajat-hajat sosialnya, mengembangkan kemampuan pribadi, bersosialisasi, serta sebagai bagian dari proses aktualisasi diri secara utuh. Sebagai makluk sosial, siswa tidak akan terlepas dari sesama atau teman di lingkungan sekolah, dalam hal ini ada ketergantungan atau saling membutuhkan antara satu sama lain. Dalam kelompok ada berbagai macam karakter yang dimiliki oleh setiap siswa. Dengan perbedaan karakter, maka seringkali siswa sulit untuk saling memahami, saling mengerti, saling menerima, tidak adanya keterbukaan, keberanian dan saling percaya satu sama lain, dan bahkan hal ini akan terbawa pada perselihan atau terjadinya konflik. Persoalan seperti ini tidak akan bisa diselesaikan oleh kelompok atau siswa itu sendiri oleh

karena itu, perlu diatasi dan dicari jalan keluar melalui kegiatan bimbingan dan konseling, khususnya layanan bimbingan kelompok yang di laksanakan oleh konselor. Bimbingan dan Konseling di sekolah bertujuan untuk membimbing dan mengarahkan para siswa dalam upaya memahami diri, dan mengenal lingkungan serta bertanggung jawab atas hidup dan masa depannya. Untuk itu sekolah bertugas mengembangkan potensi, kemampuan, bakat, minat dari siswa yang memungkinkan mereka menjadi manusia yang berkembang secara optimal dalam masyarakat. Berdasarkan hasil awal studi dokumentasi tentang visi dan misi sekolah SMP N I Waikabubak, peneliti mendapatkan informasi bahwa SMP Negeri I Waikabubak adalah suatu lembaga pendidikan formal yang menuntut siswanya agar disiplin dalam mengikuti pelajaran, menjaga kerapian dan kebersihan pakaian, memiliki kemampuan dan mengembangkan potensi, serta bakat dan minat siswa. Untuk mengetahui keadaan siswa, maka perlu dilakukan pengumpulan data dan informasi serta melaksanakan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor. Namun kenyataannya, siswa SMP Negeri I Waikabubak kurang memiliki minat belajar, pergaulan dalam kelompok sangat terbatas, komunikasi antara teman kurang hangat dan tidak begitu akrab, tidak mampu mengatasi masalah kelompok yang dihadapi misalnya kesalahpahaman, perkelahian, merokok, bolos pada jam pelajaran, alpa atau meninggalkan sekolah tanpa berita, persaingan yang tidak sehat, tidak adanya toleransi antara teman, dan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang ada di sekolah. Selain itu peranan konselor sekolah dalam kegiatan bimbingan dan konseling khususnya penyelenggaraan bimbingan kelompok belum optimal hal ini karena tidak adanya jam khusus bimbingan dan konseling, konselor mempunyai tugas lain dan kurangnya buku sumber bimbingan dan konseling serta kurangnya kordinasi yang baik

dari pihak pengelolah. Melihat kondisi ini, maka konselor perlu melaksanakan tugasnya dengan profesional sehingga dapat membantu siswa dalam mengatasi masalah-maslah tersebut dan meningkatkan potensi siswa, relasi sosial siswa yang baik serta peningkatan kemampuan pemahaman siswa akan manfaat bimbingan kelompok. Penyelenggaraan bimbingan kelompok di sekolah sering dilaksanakan oleh konselor, sehingga siswa sangat terbantu dalam penyelesaian masalah kelompok, namun belum optimal. Oleh karena itu, konselor harus berperan secara profesional dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya. Berdasarkan data masalah siswa dan peranan konselor yang belum optimaldi atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Peranan Konselor Sekolah Dalam Penyelenggaraan Bimbingan Kelompok (Studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Waikabubak Sumba Barat Tahun Ajaran 2011/2012. B. Perumusan Masalah Penelitian Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi dua bagian yaitu Masalah umum dan Masalah khusus. 1. Masalah Umum Masalah Umumnya adalah Bagaimana Peranan Konselor Sekolah dalam Penyelenggaraan Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak Sumba Barat Tahun Ajaran 2011/2012?. 2. Masalah Khusus

a. Bagaimana Peranan Konselor Sekolah dalam Merencanakan Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak Suba Barat Tahun Ajaran 2011/2012. b. Bagaimana Peranan Konselor Sekolah Dalam Melaksanakan Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak Sumba Barat Tahun Ajaran 2011/2012. c. Bagaimana Peranan Konselor Sekolah dalam Mengevaluasi Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP N I Waikabubak Sumba Barat Tahun Ajaran 2011/2012. d. Bagaimana Peranan Konselor Sekolah dalam Menindaklanjuti Hasil Evaluasi Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak Sumba Barat Tahun Ajaran 2011/2012. C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, tujuan umum penelitian ini adalah: Untuk Mengetahui Peranan Konselor Sekolah dalam Penyelenggaraan Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak Sumba Barat Tahun Ajaran 2011/2012. b. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian dilakukan dengan tujuan:

1) Untuk Mengetahui Peranan Konselor Sekolah dalam Merencanakan Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak Sumba Barat Tahun Ajaran 2011/2012. 2) Untuk Mengetahui Peranan Konselor Sekolah dalam Melaksanakan Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak Sumba Barat Tahun Ajaran 2011/2012. 3) Untuk Mengetaui Peranan Konselor Sekolah dalam Mengevaluasi Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak Sumba Barat Tahun Ajaran 2011/2012. 4) Untuk Mengetahui Peranan Konselor Sekolah dalam Menindaklanjuti Hasil Evaluasi Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas VIII SMP N I Waikabubak Sumbga Barat Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diharapkan dapat mendatangkan hasil yang bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut: a. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah selaku penanggungjawab kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, agar melakukan koordinasi yang baik dalam hal pengadaaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan konselor dalam kegiatan bimbingan dan konseling secara khususnya bimbingan kelompok. b. Bagi Guru-Guru dan Wali Kelas

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi guru-guru dan wali kelas untuk memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok di sekolah serta membantu konselor dalam melakukan pengumpulan data siswa. c. Bagi Konselor Sekolah Hasil penelitian ini memberi masukan bagi konselor sekolah dalam upaya meningkatkan kinerjanya untuk melaksanakan bimbingan kelompok di sekolah dengan sungguh-sungguh dan terstruktur sehingga dapat menjawab apa yang diharapkan oleh siswa. d. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi para siswa agar mengetahui peranan konselor sekolah sehingga dapat memanfaatkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai sarana bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi. D. Ruang Lingkup Penelitan Ruang lingkup penelitian ini mengacu pada hal-hal yang diteliti. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih terarah dan lebih fokus pada penelitian. Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah Peranan Konselor Sekolah dalam Penyelenggaraan Bimbingan Kelompok Bagi Siswa kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak Sumba Barat Tahun ajaran 2011/2012. 2. Subjek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menetapkan subjek penelitian sebagai sumber pemberi informasi. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu: Konselor Sekolah, Kepala Sekolah, Wali kelas dan siswa kelas VIII SMP Negeri I Waikabubak. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri I Waikabubak-Sumba Barat. 4. Waktu Penelitian. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama kurang lebih enam bulan (Januari Juni 2012). E. Penegasan Konsep Demi terciptanya suatu pengertian yang sama dari para pembaca tentang topik penelitian ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa konsep yang terdapat dalam penelitian. 1. Peranan Menurut Wadarminto (1985), mengatakan bahwa peranan merupakan perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Atau dengan kata lain, peranan merupakan suatu tugas kegiatan yang dijalankan oleh seseorang, dalam rangka sebuah kegiatan dengan misi dan tujuan tertentu. 2. Konselor Menurut Sukardi (1998:37) mengatakan bahwa: Konselor sekolah merupakan petugas profesional, artinya secara formal mereka telah disiapkan oleh lembaga atau konstitusi pendidikan yang berwewenang, mereka dididik secara khusus untuk menguasai seperangkat kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan konseling. Jadi dengan demikian

dapatlah dikatakan bahwa konselor sekolah sengaja dibentuk atau disiapkan untuk menjadi tenaga-tenaga yang profesional dalam hal pengetahuan, pengalaman, dan kualitas pribadinya dalam bimbingan dan konseling. Berdasarkan definisi di atas maka peranan konselor dalam hubungan dengan penelitian ini adalah seperangkat tugas yang dilaksanakan oleh seseorang yang telah dipersiapkan secara khusus dalam bidang bimbingan dan konseling khususnya dalam bimbingan kelompok dengan tujuan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah, dan dalam kegiatan tersebut diselenggarakan melalui kegiatan merencanakan bimbingan kelompok, melaksanakan bimbingan kelompok, mengevaluai bimbingan kelompok dan menindaklanjuti bimbingan kelompok. 3. Penyelenggaraan Penyelenggaraan adalah perbuatan seseorang untuk meenyelenggarakan atau melakukan sesuatu. Dalam kaitan dengan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang berperan utama adalah konselor sekolah. Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok yang perlu dilakukan konselor sekolah adalah merencanakan bimbingan kelompok, melaksanakan bimbingan kelompok, mengevaluasi bimbingan kelompok dan menindaklanjuti bimbingan kelompok. 4. Bimbingan Kelompok Sukardi (2008:64) mengatakan bahwa: Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didiksecara bersama memperoleh berbagai bahan informasi dari nara sumber tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyarakat, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan pendapat di atas maka, dapat peneliti menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu layanan bimbingan melalui pemberian informasi oleh pembimbing atau konselor kepada sekelompok siswa yang bertujuan untuk pengembangan diri siswa baik pribadi, sosial, belajar dan karier serta teratasinya berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan berkelompok.