Kinerja CARLISYA PRO SAFE

dokumen-dokumen yang mirip
Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLINK PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 29-Jan-16 NAV: 2,

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CARLINK PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 29-Jan-16 NAV: 2,

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CARLINK PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 3,

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLINK PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 3,

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,

Monthly Market Update

CARLINK PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-18 NAV: 3,

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CARLINK PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 3,

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Kondisi Perekonomian Indonesia

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

1. Tinjauan Umum

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

PRUlink Quarterly Newsletter

SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

Tujuan dan Kebijakan Investasi. Informasi Fund

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

PRUlink Quarterly Newsletter

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Tujuan dan Kebijakan Investasi Kebijakan Investasi: Informasi Fund. Grafik Kinerja Portofilo

Transkripsi:

29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield 0.52% 6.92% 6.24% 27.06% 1,270.000 Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe Januari 2015 - Januari 2016 1,250.000 1,240.000 1,236.890 1,230.000 1,222.590 1,229.850 1,220.000 1,215.950 1,210.000 1,201.130 1,208.780 1,200.000 1,194.520 1,190.000 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Kinerja masih menunjukkan tren positif dan stabil dimana NAV menunjukkan peningkatan yang stabil setiap bulannya.

29 Feb 16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.23% 6.94% Total Dana Kelolaan 398,186,541.17 10 0 100% Kinerja Inflasi (Feb 2016) 0.09% Deskripsi Feb 16 YoY Inflasi (YoY) 4.42% BI Rate 7.00% Yield 0.57% 6.94% 6.56% 28.45% Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe Februari 2015 Februari 2016 1,285.000 1,275.000 1,265.000 1,255.000 1,245.000 1,235.000 1,229.850 1,236.890 1,225.000 1,215.000 1,208.780 1,215.950 1,222.590 1,205.000 1,201.130 1,195.000 Feb 15 Mar 15 Apr 15 May 15 Jun 15 Jul 15 Aug 15 Sep 15 Oct 15 Nov 15 Dec 15 Jan 16 Feb 16 Kinerja masih menunjukkan tren positif dan stabil dimana NAV menunjukkan peningkatan yang stabil setiap bulannya.

31 Mar 16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 4.83% 6.82% Total Dana Kelolaan 400,279,294.49 10 0 100% Kinerja Inflasi (Mar 2016) 0.19% Deskripsi Mar 16 YoY Inflasi (YoY) 4.45% BI Rate 6.75% Yield 0.53% 6.82% 6.50% 29.12% Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe Maret 2015 Maret 2016 1,300.000 1,290.000 1,270.000 1,250.000 1,240.000 1,230.000 1,222.590 1,229.850 1,236.890 1,220.000 1,215.950 1,210.000 1,208.780 1,200.000 Mar 15 Apr 15 May 15 Jun 15 Jul 15 Aug 15 Sep 15 Oct 15 Nov 15 Dec 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 Kinerja masih menunjukkan tren positif dan stabil dimana NAV menunjukkan peningkatan yang stabil setiap bulannya.

Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. 29-Apr-16 NAV: 1,297.62 (netto) vs per April 2016 () 4.70% 6.72% Total Dana Kelolaan 402,262,286.04 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Apr 2016) -0.45% Deskripsi Apr-16 YoY - Inflasi (YoY) 3.60% - BI Rate 6.75% Yield 0.50% 6.72% 6.38% 29.76% 1,300.000 Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe April 2015 - April 2016 1,290.000 1,270.000 1,250.000 1,240.000 1,236.890 1,230.000 1,222.590 1,229.850 1,220.000 1,215.950 1,210.000 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Kinerja masih menunjukkan tren positif dan stabil dimana NAV menunjukkan peningkatan yang stabil setiap bulannya.

31 May 16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per Mei 2016 () 4.70% 6.71% Total Dana Kelolaan 404,436,952.24 10 0 100% Kinerja Inflasi (Mei 2016) 0.24% Deskripsi May 16 YoY Inflasi (YoY) 3.33% BI Rate 6.75% Yield 0.54% 6.71% 6.43% 30.46% 1,310.000 Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe Mei 2015 Mei 2016 1,300.000 1,290.000 1,270.000 1,250.000 1,240.000 1,236.890 1,230.000 1,222.590 1,229.850 1,220.000 May 15 Jun 15 Jul 15 Aug 15 Sep 15 Oct 15 Nov 15 Dec 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 Apr 16 May 16 Kinerja masih menunjukkan tren positif dan stabil dimana NAV menunjukkan peningkatan yang stabil setiap bulannya.

30 Jun 16 NAV: 1,310.631 Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per Juni 2016 () 4.90% 6.57% Total Dana Kelolaan 406,295,634.33 10 0 100% Kinerja Inflasi (Juni 2016) 0.66% Deskripsi Jun 16 YoY Inflasi (YoY) 3.45% BI Rate 6.50% Yield 0.46% 6.57% 6.30% 31.06% 1,315.000 1,305.000 1,295.000 1,285.000 1,275.000 Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe Juni 2015 Juni 2016 1,310.631 1,265.000 1,255.000 1,245.000 1,235.000 1,229.850 1,236.890 1,225.000 Jun 15 Jul 15 Aug 15 Sep 15 Oct 15 Nov 15 Dec 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 Apr 16 May 16 Jun 16 Kinerja masih menunjukkan tren positif dan stabil dimana NAV menunjukkan peningkatan yang stabil setiap bulannya. Tingkat suku bunga BI yang kembali diturunkan dari 6,75% menjadi 6,5% ikut menurunkan tingkat imbal hasil deposito yang ditawarkan perbankan nasional. Penurunan tingkat suku bunga oleh BI merupakan kebijakan moneter yang akan memberikan stimulus bagi perekonomian nasional. Walaupun demikian, kinerja tetap memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan rata rata imbal hasil deposito bank.

31-Jul-16 NAV: 1,316.315 Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per Juli 2016 () 4.63% 6.42% Total Dana Kelolaan 408,057,683.82 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Juli 2016) 0.69% Deskripsi Jul-16 YoY - Inflasi (YoY) 3.21% - BI Rate 6.50% Yield 0.43% 6.42% 6.17% 31.63% Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe Juli 2015 -Juli 2016 1,320.000 1,310.000 1,310.631 1,316.315 1,300.000 1,290.000 1,270.000 1,250.000 1,240.000 1,236.890 1,230.000 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Kinerja masih menunjukkan tren positif dan stabil dimana NAV menunjukkan peningkatan yang stabil setiap bulannya. Pada Juli 2016, Bank Indonesia memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga yaitu tetap pada posisi 6.5%. Hal ini merupakan stimulus bagi perekonomian nasional. Beberapa analis memperkirakan bahwa tingkat suku bunga BI masih akan turun sampai dengan 6% di akhir tahun 2016 guna memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Walaupun demikian, kinerja tetap memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan rata-rata imbal hasil deposito bank.

31-Aug-16 NAV: 1,322.782 Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per Agustus 2016 () 4.63% 6.34% Total Dana Kelolaan 410,062,564.67 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Agt 2016) -0.02% Deskripsi Aug-16 YoY - Inflasi (YoY) 2.79% - BI Rate 6.50% Yield 0.49% 6.34% 6.16% 32.28% Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe Agustus 2015 - Agustus 2016 1,330.000 1,322.782 1,320.000 1,310.000 1,310.631 1,316.315 1,300.000 1,290.000 1,270.000 1,250.000 1,240.000 1,230.000 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Setelah menurunkan tingkat suku bunga beberapa kali, sebelumnya tingkat suku bunga di level 7.5% dan saat ini berada di level 6.5%, bulan Agustus ini Per tanggal 19 Agustus 2016, Bank Indonesia (BI) tidak lagi menggunakan BI rate sebagai suku bunga acuan. BI menggunakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate. Instrumen BI 7-Day Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan. 7- Day Repo Rate ini diharapkan bisa mendukung dan meningkatkan mekanisme transmisi moneter di pasar uang.

30-Sep-16 NAV: 1,328.681 Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per September 2016 () 4.63% 6.26% Total Dana Kelolaan 411,891,239.64 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Sept 2016) 0.22% Deskripsi Sep-16 YoY - Inflasi (YoY) 3.07% - BI Rate 6.50% Yield 0.45% 6.26% 6.10% 32.87% Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe September 2015 - September 2016 1,336.000 1,328.000 1,322.782 1,328.681 1,320.000 1,312.000 1,304.000 1,310.631 1,316.315 1,296.000 1,288.000 1,272.000 1,264.000 1,256.000 1,248.000 1,240.000 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 September 2016 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 bps dari 5,25% menjadi 5,00%, dengan suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,25% dan Lending Facility turun sebesar 25 bps menjadi 5,75%, berlaku efektif sejak 23 September 2016. Bank Indonesia perlu memangkas suku bunga guna memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan BI 7- day Rate tersebut sejalan dengan berlanjutnya stabilitas makroekonomi, yang tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, dan nilai tukar yang relatif stabil. Bank sentral Indonesia akan mempertahankan rupiah pada tingkat yang dapat mendukung ekspor menyusul apresiasi mata uang terhadap AS dolar. (source : www.bi.go.id & bloomberg)

31-Oct-16 NAV: 1,334.908 PRO Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. Tanggal Peluncuran 01 Maret 2010 Total Dana Kelolaan 413,821,513.94 0-100% Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA 10 Inflasi (Okt 2016) Inflasi (Yoy) 0.14% 3.31% BI Rate 6.50% (netto) vs per September 2016 () 4.47% 6.07% Kinerja Deskripsi Oct-16 Yoy Sejak Peluncuran Yield 0.47% 6.24% 6.07% 33.49% Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe Oktober 2015 - Oktober 2016 1,340.000 1,334.908 1,330.000 1,322.782 1,328.681 1,320.000 1,310.000 1,310.631 1,316.315 1,300.000 1,290.000 1,270.000 1,250.000 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16

Market Update 31 Oktober 2016 Pada Oktober 2016 terjadi inflasi sebesar 0,14% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,59. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi masih cukup baik. Sementara itu, inflasi komponen inti tercatat rendah sebesar 0,10% (mtm) atau 3,08% (yoy), sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, terkendalinya ekspektasi inflasi, dan menguatnya nilai tukar rupiah. Selain itu, rendahnya inflasi inti juga disebabkan oleh deflasi komoditas emas seiring penurunan harga emas global. Ke depan, inflasi diperkirakan tetap terkendali dan berada di sekitar batas bawah sasaran inflasi 2016, yaitu 4%±1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus dilakukan, dengan fokus pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi. Pada tanggal 19-20 Oktober 2016, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 bps dari 5,00% menjadi 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,00% dan Lending Facility turun sebesar 25 bps menjadi 5,50%, berlaku efektif sejak 21 Oktober 2016. Bank Indonesia meyakini bahwa pelonggaran kebijakan moneter tersebut dapat membantu tercapainya stabilitas makro ekonomi, khususnya terhadap inflasi tahun 2016 yang diperkirakan mendekati batas bawah kisaran sasaran. Hal ini di dukung dengan data defisit transaksi yang berjalan lebih baik dari perkiraan, surplus neraca pembayaran yang lebih besar, dan nilai tukar yang relatif stabil. Di tengah masih lemahnya perekonomian global, pelonggaran kebijakan moneter tersebut juga diyakini semakin memperkuat upaya untuk mendorong permintaan domestik, termasuk permintaan kredit, sehingga dapat terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk memastikan pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan pelaksanaan reformasi struktural, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Mengawali Semester 4 tahun 2016, investor asing melakukan aksi jual dalam pasar Surat Berharga Negara (SBN). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), investor asing melakukan penjualan bersih atas SBN sekitar Rp 9,4 triliun sepanjang Oktober 2016 sebagai respon atas sentimen eksternal potensi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) / Suku bunga Fed. Di sisi lain, sektor perbankan mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 51,5 triliun selama Oktober 2016, naik signifikan dibanding periode kuartal 3/2016 yang hanya membukukan penjualan bersih senilai Rp 7,1 triliun. Dari sisi pasar komoditas, berdasarkan survei Bloomberg sebelum laporan Badan Administrasi Energi AS, pasokan minyak mentah diperkirakan naik sebesar 2 juta barel. Harga minyak telah menurun lebih dari 5,5 % sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak pada Jumat lalu (28/10/16) gagal untuk menyepakati kuota negara sebagai bagian dari pelaksanaan perjanjian penurunan produksi kelompok tersebut. Menurut Goldman Sachs Group Inc. kemungkinan OPEC untuk mencapai kesepakatan sangat kecil karena berkembangnya perselisihan dalam kelompok. Sentimen positif datang dari sektor komoditas batubara. Produksi batubara China yang terus menurun menjadi pendongkrak utama harga batubara global. Sentimen positif untuk sektor batubara ini bisa membuat harga batubara mengalami peningkatan. Persediaan batubara sedikit dan tidak sebanding dengan permintaan batubara. Produksi nikel juga mengalami penurunan karena Filipina mengurangi produksinya sehingga hal ini berpotensi menyebabkan harga nikel menjadi tinggi. Pada tanggal 02 November 2016, the Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan kebijakan suku bunga acuannya, walaupun di sisi lain mereka juga menyatakan bahwa tidak menutup peluang untuk menaikkan suku bunga pada akhir tahun, salah satunya didukung dengan adanya perbaikan-perbaikan data makroekonomi dari AS. Penundaan kenaikan suku bunga dikarenakan masih adanya ketidakpastian dari hasil pemilu AS. Kebijakan ini juga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kondisi perekonomian global ke depannya. Source : Bloomberg, BPS, website BI

30-Nov-16 NAV: 1,341.002 PRO Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. Tanggal Peluncuran 01 Maret 2010 Total Dana Kelolaan 415,710,501.76 0-100% Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA 10 Inflasi (Nov 2016) Inflasi (Yoy) 0.47% 3.58% BI Rate 6.50% (netto) vs per November 2016 () 4.50% 6.05% Kinerja Deskripsi Nov-16 Yoy Sejak Peluncuran Yield 0.46% 6.14% 6.05% 34.10% Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe November 2015 - November 2016 1,344.000 1,341.002 1,338.000 1,334.908 1,332.000 1,328.681 1,326.000 1,322.782 1,320.000 1,316.315 1,314.000 1,310.631 1,308.000 1,302.000 1,296.000 1,290.000 1,284.000 1,278.000 1,272.000 1,266.000 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16

Market Update 30 November 2016 Sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan November 2016 mencatat inflasi sebesar 0,47% (mtm). Peningkatan inflasi IHK bulan ini sesuai dengan pola historis menjelang akhir tahun. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara kumulatif (Januari - November) dan tahunan masing-masing mencapai 2,59% (ytd) dan 3,58% (yoy). Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 November 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%. Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian Bank Indonesia dalam merespon meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global pasca pemilihan umum (Pemilu) di AS, di tengah stabilitas makroekonomi dalam negeri yang tetap terjaga sebagaimana tercermin pada inflasi yang rendah dan defisit transaksi berjalan yang terkendali. IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global. Penurunan indeks sektoral dipimpin oleh Sektor Aneka Industri sebesar -7.158%, diikuti oleh Sektor Keuangan sebesar -6.742% dan Sektor Infrastuktur sebesar -5.888%. Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS ke-45 tanggal 08 November 2016 dan respon terhadap potensi kenaikan suku bunga The Fed mendorong terjadinya penarikan dana pemodal asing dari bursa lokal sehingga menyebabkan terjadinya pelemahan harga saham dan koreksi harga obligasi IHSG terkoreksi sampai pada level 5.078,5 (per 15 November 2016) atau menurun 7% dari level tertinggi di 5.470,6 (8 November 2016). Hal ini terkait dengan rancangan kebijakan ekonomi dan fiskal Trump yang mengarah kepada penaikan suku bunga dan perlindungan terhadap perekonomian USA serta pembatasan impor dari negara lain. Di tengah pelemahan pasar modal, beberapa sektor industri mengalami penguatan yaitu sektor energi, pertanian dan pertambangan. Indeks Sektor Pertambangan meningkat sebesar 4.465% selama bulan November 2016. Hal ini dikarenakan meningkatnya harga komoditas khususnya batubara sebagai salah satu efek dari kebijakan Cina dalam memangkas produksi batubara dan kenaikan harga CPO (Crude Palm Oil) serta kebijakan ekonomi Trump yang mendorong kegiatan industri. Dari sisi komoditas minyak, OPEC telah mencapai kesepakatan untuk mengurangi pasokan minyak untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk meringankan dari melimpahnya pasokan dan menstabilkan pasar global. Hal tersebut langsung membuat harga minyak melambung. Harga minyak mentah juga diprediksi akan melanjutkan kenaikan setelah adanya rencana pertemuan untuk membahas pemangkasan produksi antara OPEC dengan negara non OPEC seperti Rusia, Oman, Azerbaijan, Kazakhstan, Meksiko, dan Bahrain pada 10 Desember mendatang di Wina. Jika negara-negara tersebut sepakat untuk memangkas produksi minyaknya, hal ini bisa menjadi sentimen positif untuk harga minyak bergerak lebih stabil. Tentunya sektor energi juga berpeluang alami kenaikan. Saat ini pelaku pasar sedang berfokus pada kebijakan penaikan suku bunga the Fed secara bertahap mulai Desember 2016 hingga tahun depan. Pada pertemuan Federal Reserve 13-14 Desember 2016, suku bunga the Fed naik 0.25 % menjadi 0,75%. Menjelang akhir tahun, Perbankan dan Pihak Asing terus memperbesar porsi kepemilikannya di surat utang negara (SUN). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 07 Desember 2016, kepemilikan perbankan di SUN naik sebanyak 29% dari posisi akhir tahun 2015. Peningkatan ini terjadi karena perbankan memanfaatkan pelemahan harga SUN pada November, dan fundamental ekonomi dalam negeri dinilai masih cukup baik. Sentimen eksternal yang mempengaruhi pasar obligasi berasal dari Bank Sentral Eropa (ECB) dimana pada hari kamis (8/12) mengejutkan pasar finansial dengan mengumumkan untuk melanjutkan stimulus ekonomi sampai akhir tahun 2017. ECB mengumumkan perpanjangan program quantitative easing, namun volume pembelian aset bulanannya dikurangi menjadi 60 milyar dari sebelumnya 80 milyar per bulan April 2017, dan periode pembelian diperpanjang menjadi Desember 2017. Source : Bloomberg, BPS, website BI

30-Dec-16 NAV: 1,347.447 PRO Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. Tanggal Peluncuran 01 Maret 2010 Total Dana Kelolaan 417,708,482.03 0-100% Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA 10 Inflasi (Des 2016) Inflasi (Yoy) 0.42% 3.02% BI Rate 6.50% (netto) vs per November 2016 () 4.20% 6.05% Kinerja Deskripsi Dec-16 Yoy Sejak Peluncuran Yield 0.48% 6.05% 6.05% 34.74% Pergerakan NAV CARLisya Pro Safe Desember 2015 - Desember 2016 1,349.000 1,343.000 1,337.000 1,331.000 1,325.000 1,322.782 1,328.681 1,334.908 1,341.002 1,347.447 1,319.000 1,316.315 1,313.000 1,310.631 1,307.000 1,301.000 1,295.000 1,289.000 1,283.000 1,277.000 1,271.000 1,265.000 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16

Market Update 31 Desember 2016 Inflasi IHK bulan Desember 2016 tercatat sebesar 0,42% (mtm), lebih rendah dari periode sama tahun sebelumnya 0,96% (mtm). Rendahnya inflasi 2016 dipengaruhi oleh harga komoditas yang turun, dan pemerintah menekan struktur biaya. Inflasi IHK secara keseluruhan tahun 2016 mencapai 3,02% (yoy) dan berada pada batas bawah kisaran sasaran inflasi Bank Indonesia, yaitu sebesar 4±1% (yoy). Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 Desember 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%, berlaku efektif sejak 16 Desember 2016. Kebijakan tersebut konsisten dengan upaya mengoptimalkan pemulihan ekonomi domestik dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Ke depan, Bank Indonesia tetap mewaspadai sejumlah risiko, baik yang bersumber dari ketidakpastian ekonomi dan keuangan global, terutama terkait arah kebijakan AS dan Tiongkok, maupun dari dalam negeri terutama terkait dengan pengaruh kenaikan administered prices terhadap inflasi. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2016 tercatat sebesar US$116,4 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir November 2016 yang sebesar US$111,5 miliar. Peningkatan tersebut dipengaruhi penerimaan cadangan devisa, antara lain berasal dari penerbitan global bonds dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan devisa migas, yang melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2016 mencatat surplus sebesar 0,99 miliar dolar AS, lebih tinggi jika dibandingkan surplus November 2016 yang tercatat sebesar 0,83 miliar dolar AS. Peningkatan surplus neraca perdagangan tersebut disebabkan oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan membaiknya defisit neraca perdagangan migas. Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2016 mencatat surplus sebesar 0,99 miliar dolar AS, lebih tinggi jika dibandingkan surplus November 2016 yang tercatat sebesar 0,83 miliar dolar AS. Peningkatan surplus neraca perdagangan tersebut disebabkan oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan membaiknya defisit neraca perdagangan migas Pada penutupan perdagangan akhir Desember ini, IHSG ditutup melemah -0,12% ke level 5,296.711. Meskipun ditutup melemah, posisi penutupan tahun ini meningkat sebesar 15,45% dibandingkan posisi penutupan tahun lalu. Penurunan index dipimpin oleh sektor Konstruksi & Properti (-2.79%) diikuti oleh sektor Konsumsi (-0.32%) dan sektor Industri Dasar (-0.23%). Perolehan pendapatan Marketing Sales beberapa emiten property tidak sesuai target sehingga hal tersebut berdampak pada penurunan sektor property. Tingkat risiko berinvestasi di Indonesia menjadi mengecil, terlihat dari terus membaiknya angka credit default swap(cds). Salah satu hal yang menjadi latarbelakang dari perbaikan risiko investasi di Indonesia adalah Lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) yang memutuskan untuk mengupgrade outlook rating Indonesia dari Stable menjadi Positive, dan tetap mempertahankan peringkat hutang Indonesia pada level investment grade BBB- pada 21 Desember 2016. Hal ini adalah salah satu pengakuan dunia akan positifnya investasi di dalam negeri. Hal ini dapat mendorong tingkat kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Stabilnya ekonomi Indonesia membuat Investor mulai kembali melakukan investasinya di Indonesia sambil menunggu data-data penting yang akan keluar di Amerika minggu ini. Belum adanya realisasi dari kebijakan-kebijakan presiden terpilih Donald Trump juga membuat efek Trump Rally mulai melemah, dan membuat para investor kembali berinvestasi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dari sisi global, dalam usahanya untuk mengurangi aliran dana asing yang terus keluar / capital outflow, China megeluarkan kebijakan bagi perusahaan dalam negeri untuk menjual seluruh mata uang asing, demi menjaga nilai mata uang Yuan. Hal tersebut membuat para investor asing melepas Dollar dan mulai melirik mata uang di negara lainnya, terutama Indonesia. Source : Bloomberg, BPS, website BI