BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus. pembangunan dalam mencapai tujuan nasional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan kehidupan bernegara secara tegas dirumuskan dalam Alinea. ke Empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini diuraikan dalam Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 5 Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

2 pemerintah yang dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2 Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia aparatur sebaga

BAB I P E N D A H U L U A N

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik. Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BAB I PENDAHULUAN. bahwa tujuan pembentukan negara Indonesia adalah...melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Maka dari itu dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintah dan

MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

BUPATI MALUKU TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

M A N A J E M E N A S N

BAB V PENUTUP. Pelaksanaan pengawasan diantaranya: b. Tindak lanjut hasil pengawasan sangat diperlukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/PERMEN-KP/2014 TENTANG

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan inilah yang membawa konsekuensi pada perubahan-perubahan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pulau. Kepulauan Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebutuhan pangan, sandang serta kesempatan kerja. Selain itu, jumlah masyarakat yang

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

Jangka Panjang Nasional Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara

BAHAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN PASAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dinyatakan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien.

PETITA, VOL 3 No. 1 Juni 2016

PENJATUHAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, negara mempunyai kewajiban untuk

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 menjelaskan bahwa tujuan Negara Republik Indonesia adalah untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus 1945 kedudukan dan peran pegawai Republik Indonesia khususnya Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PNS sangat penting dan menentukan dalam setiap kegiatan pemerintahan, dalam hal ini PNS sebagai abdi negara, abdi masyarakat, pelaksanaan pemerintahan dituntut untuk menyelenggarakan pembangunan dalam mencapai tujuan nasional. 1 Tujuan pembangunan nasional adalah untuk membentuk suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata dan seimbang antara materil dan spiritualnya berdasarkan pancasila didalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2 Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diperlukan Pegawai Negeri yang bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna, berkualitas tinggi, mempunyai kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara, 1 Sri Hartini,dkk, 2008, Hukum Kepegawaian Indonesia, Sinar Grafika, jakarta, hlm 66. 2 SF Marbun dan Mahfud MD, 1987, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta, hlm 98. 1

abdi negara serta abdi masyarakat. 3 Dengan berjalannya waktu maka pengaturan tentang Pegawai Negeri Sipil tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan pemerintahan indonesia sehingga, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global sehingga perlu diganti. Dimana dalam peraturan pemerintah ini belum mengenal istilah Aparatur Sipil Negara. Pada tanggal 15 Januari 2014 dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia disahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 istilah yang digunakan yaitu Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. PNS dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan yang berstatus tetap dan memiliki Nomor Induk Pegawai secara nasional. Sedangkan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka 3 Miftah Thoha, 2010, Manajemen Kepegawaian Sipil Di Indonesia, Kencana, Jakarta, hlm 42. 2

melaksanakan tugas pemerintahan, sesuai dengan kebutuhan instansi dan ketentuan Undang-Undang, melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan dan harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan dan partai politik. Maka dari itu perlu peraturan yang mengikat bagi Aparatur Sipil Negara dalam bertingkah laku baik dalam ikatan dinas maupun di luar ikatan dinas. Untuk menegakan marwah ASN dan pemerintah dalam masyarakat sebagai penyelenggara pemerintahan negara dan melaksanakan pembangunan nasional perlu membebuat aturan disiplin terhadap Aparatur sipil Negara, karena dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 belum diikuti dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang disiplin ASN maka peraturan yang digunakan masih menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri. Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Didalam ayat (3), Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Untuk mewujudkan PNS sebagai mana yang dimaksud maka perlu adanya sistem karier dan sistem prestasi kerja, sedangkan dalam pengembangan selanjutnya yang dapat menjadi pertimbangan adalah masa kerja, kesetiaan, 3

pengabdian, serta syarat-syarat objektif lainnya. Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur aparatur negara dituntut untuk setia kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah, bersikap disiplin, jujur, adil, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas. Masih terdapat pelanggaran dalam instansi negara, berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti pada saat prapenelitian yang dilakukan pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat, pada tahun 2015 dimana dalam hal ini data sementara yang diperoleh peneliti bersumber dari bagian kepegawaian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Sumatera Barat, terdapat 2 (dua) kasus pegawai negeri sipil di Lembaga Pemasayarakatan Klas IIA Bukittinggi yang tertangkap kasus narkotika yang telah dijatuhi hukuman oleh pengadilan, namun belum dijatuhi hukuman disiplin oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Berdasarkan uraian diatas, maka kepegawaian di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bukittinggi tidak lengkap jika tidak adanya pelaksanaan penjatuhan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kementrian Hukum Dan HAM, salah satunya di Lemabaga Pemasyarakatan Klas IIA Bukittinggi Sumatra Barat. Hal ini membuat penulis merasa tertarik untuk mengetahui pelaksanaan penjatuhan hukuman disiplin pegawai negeri sipil di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat kedalam skripsi 4

yang berjudul PENERAPAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP PELANGGARAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA BUKITTINGGI SUMATERA BARAT. B. Rumusan Masalah Berdasarakan latar belakang permasalahan di atas selanjutnya dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan hukuman disiplin terhadap pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bukittinggi Sumatra Barat? 2. Permasalahan apa saja yang timbul dalam penerapan hukuman disiplin di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bukittinggi Sumatra Barat? C. Tujuan Penelitian Penulisan ini secara umum bertujuan untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa fakultas hukum yang akan menyelesaikan pendidikan guna memperoleh gelar serjana hukum, sedangkan jika di lihat dari rumusan masalah yang di kemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan hukuman disiplin terhadap pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bukittinggi Sumatera Barat. 2. Untuk mengetahui permasalahan-prmasalahan yang timbul dalam penerapan hukuman disiplin terhadap pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bukittinggi Sumatera Barat. 5

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis a. Sebagai penambah pengetahuan penulis dibidang hukum administrasi negara, terutama mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan diharapkan juga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kalangan akademis dan mahasiswa, dosen dan pengembangan ilmu hukum khususnya Hukum Administrasi Negara. b. Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan merumuskan hasil-hasil penelitian tersebut kedalam bentuk tulisan. c. Penelitian ini merupakan salah satu syarat wajib untuk memperoleh gelar serjana hukum, sehingga penulis sendiri akan berusaha untuk menyelesaikannya dalam bentuk karya ilmiah. 2. Secara praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta seluruh pihak-pihak yang terkait dalam hal ini baik masyarakat, pemerintah dan para penegak hukum dalam hal ini khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil. E. Metode Penelitian Fungsi metode penelitian adalah alat untuk mengetahui sesuatu masalah yang akan diteliti, baik ilmu-ilmu sosial, ilmu hukum, maupun ilmu-ilmu lainnya. 4 1. Pendekatan masalah 4 Zainuddin Ali, MA,2011,Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, hlm 22. 6

Pendekatan maslaah yang penulis lakukan adalah secara yuridis sosiologis (socio legal research) yang menekankan pada praktek dilapangan dikaitkan dengan aspek hukum atau perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan objek penelitian yang dibahas, dan meneliti norma-norma hukum yang berlaku, kemudian dihubungakan dengan kenyataan atau faktafakta yang ada di lapangan atau masyarakat. 2. Sifat penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, karena dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang suatu keadaan atau gejala-gejala yang sedang berkembang dimasyarakat dengan cara menggambarkan secara sistematis, aktual dan akurat terhadap data yang diteliti dengan tujuan agar dapat membantu dalam memperkuat materi. 3. Jenis dan sumber data a. Data primer Merupakan data yang diperoleh lansung dari penelitian di lapangan, dalam hal ini penulis dapat memperoleh data primer dari lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bukittingi dan Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat melalui wawancara b. Data skunder Data sekunder merupakan data penunjang dari data primer yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka yang terdiri dari 1. Bahan hukum primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum positif berupa : 7

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara c. PP No. 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil. d. PP No. 99 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil. e. PP No. 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintahan No. 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. f. PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. g. Permen Hukum dan Ham No. 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Penjatuhan dan Penindakan Administratif Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2. Bahan hukum skunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa, memahami, dan menjelaskan peran hukum primer antara lain : a. Hasil penelitian b. Teori atau pendapat para ahli c. Buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah kedisiplinan PNS d. Kumpulan bahan kuliah dibidang hukum administrasi negara, dan hukum kepegawaian, dan 8

e. Kumpulan bahan hukum lainnya yang berkaitan dengan kedisiplinan PNS 3. Bahan hukum tersier Bahan hukum teriser yaitu bahan hukum yang dapat memberikan informasi, petunjuk, dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dalam hal ini dapat digunakan kamus-kamus hukum. 4. Teknik pengumpulan data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneliti yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bukittinggi dan Kantor Wilayah Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat Sebagai Berikut : a. Wawancara Wawancara merupakan proses pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik. 5 Wawancara ini dilakukan dengan responden yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi seperti wawancara ditunjukan Kepada kepala Sub Bagian Kepegawaian dalam hal ini yaitu Bapak Hatronas, dan staf Kepegawaian Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Sumatra Barat dalam hal ini Imond Syabrinal. Wawancara dilakukan dengan cara semi terstruktur, dengan artian disamping menyusun pertanyaan, akan dikembangkan pertanyaan Jakarta, Hal 196. 5 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, UI-Press, 9

lain yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. b. Studi dokumen Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan inventarisasi terhadap bahan-bahan yang diperlukan, seperti : Peraturan Perundang-Undangan, bahan-bahan hukum sekunder, dan bahan-bahan hukum tersier. 5. Metode pengolahan data dan analisis data Semua data yang sudah diperoleh akan di olah melalui proses sebagai berikut : a. Pengolahan Data. Pengolahan data dilakukan dengan cara editing yaitu data yang diperoleh tidak seluruhnya di masukkan, tetapi dipilih data-data yang akan di perlukan dan berkaitan dengan permasalahan, sehingga diperoleh data yang lebih struktural. b. Analisis data Setelah data primer dan data skunder diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data yang didapat dengan mengungkapkan kenyataan-kenyataan dalam bentuk kalimat. Terhadap semua data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut, penulis menggunakan metode analisis secara kualitatif yaitu uraian terhadap data yang terkumpul dengan tidak menggunakan angka-angka tetapi berdasarkan peraturan perundang-undangan, pandangan pakar dan pendapat dari penulis sendiri, disamping itu penulis juga 10

menggunakan metode analisis secara kuantitatif, dalam hal ini hanya sampai tingkat tabulasi. 11