BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

KELUARGA DENGAN SIKAP IBU DALAM MEMBERIKAN KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. AKB tahun 2007 yaitu 34 per KH, dengan target tahun 2015 sebesar 23 per

BAB I PENDAHULUAN. membiarkan kontak kulit dengan ibunya setidaknya selama satu jam. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiga antara tahun 1990 hingga tahun 2015. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah melakukan strategi dan usaha, salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif (Bappenas, 2005).Keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif diharapkan dapat tercapai salah satu cara yang dapat dilakukan dengan menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) (Roesli, 2007). ASI merupakan nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan bayi, ASI ibarat emas yang diberikan oleh Tuhan karena ASI adalah cairan hidup yang dapat menyesuaikan kandungan zatnya yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi (Depkes RI, 2007). Pemberian ASI pada masa bayi dan proses menyusu yang benar merupakan salah satu sarana yang dapat diandalkan untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, karena ASI akan menjamin bayi tetap sehat dalam memulai kehidupan, tidak saja memberi kesempatan pada bayi untuk tumbuh kembang menjadi manusia yang sehat fisik tetapi juga cerdas, emosional stabil, perkembangan sosial spiritual yang baik (Roesli, 2007). Namun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum tahu manfaat IMD karena kurangnya informasi tentang IMD. Ibu post partum jarang yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini segera atas kesadarannya sendiri, jika tidak ada peran petugas kesehatan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain 1

2 yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau dengan arti lain bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku (Notoatmodjo, 2003). Beberapa penelitian dan survei menyatakan bahwa manfaat dan keuntungan dari IMD baik bagi ibu dan bayi namun ironisnya cakupan praktik IMD masih sangat rendah. Berdasarkan survei dari World Health Organization (WHO) terhadap lebih dari 3000 ibu pasca persalinan di beberapa negara menunjukkan bahwa ibu yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini atau pemberian ASI minimal satu jam setelah bayi lahir hanya sekitar 38,33% (Depkes RI, 2002). Menyusu bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian ASI masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 hanya 10% bayi yang memperoleh ASI hari pertama, yang diberikan ASI kurang dari 2 bulan sebanyak 73%, yang diberikan ASI 2 sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan ASI 4 sampai 5 bulan sebanyak 20% dan menyusu eksklusif sampai usia 6 bulan sebanyak 49%. Cakupan IMD di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 adalah 34% padahal target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80% ibu pasca bersalin melakukan IMD minimal satu jam setelah bayi lahir (Andika, 2010). Berdasarkan data dari RSU Muhammadiyah Ponorogo pada tahun 2014 didapat data ibu post partum sebanyak 1064 orang. (Data RSU Muhammadiyah Ponorogo tahun 2014). Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2015 di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo memberikan kuisioner kepada 10 orang ibu post

3 partum, 4 orang ibu dengan pengetahuan baik, dan 6 orang ibu pengetahuan buruk. Permasalahan utama yang menyebabkan IMD tidak bisa dilakukan sedini mungkin di indonesia adalah faktor kurangnya pengetahuan, sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI untuk kesehatan anak, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung program peningkatan penggunaan ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu yang bekerja (Gerakan ASI Eksklusif, 2006). Banyak ibu yang tidak mengetahui tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini. Sering kali para ibu memiliki pemahaman yang tidak benar, misalnya tidak perlu meneteki bayi karena ASI belum keluar atau karena air susu yang keluar pertama kali dan berwarna kuning adalah kotoran dan basi. Hal lainya yang membuat pemberian ASI tertunda misalnya ibu merasa haus dan perlu istirahat dulu karena lelah, masih merasa sakit, atau menganggap bayi perlu dimandikan terlebih dahulu. Dimana alasan tersebut tidak seharusnya menyebabkan penundaan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini yang penting bagi bayi dan ibu (USAID, 2008). Permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanan inisiasi menyusu dini yakni mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas, dan kurangnya pengetahuan dari si Ibu itu sendiri (Soetjiningsih, 2001). Pemberian ASI dapat memberikan efek perlindungan pada bayi dan balita dari penyakit

4 infeksi, khususnya didaerah tropik dimana banyak ditemukan penyakit infeksi. Oleh karena itu, disarankan untuk memberi ASI bayi segera mungkin yaitu dalam waktu setengah jam sampai 24 jam ibu melahirkan. Kontak awal antara ibu dan bayi merupakan periode sensitif, dimana keterlambatan awal kontak antara bayi dengan ibunya akan mengganggu perkembangan anak tersebut selanjutnya (Roesli, 2007). Pemahaman tentang IMD dan pemberian ASI eksklusif merupakan persoalan yang sangat penting. Memungkinkan terlaksanannya IMD dan pemberian ASI secara eksklusif, apabila individu, keluarga, petugas kesehatan serta masyarakat sudah memahami tentang pengertian, manfaat, serta tujuan dari IMD dan pemberian ASI Eksklusif (Martini, 2006). Merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Semakin baik pengetahuan ibu post partum tentang manfaat IMD untuk pertumbuhan dan perkembangan anak akan membantu ibu dalam memberikan ASI sedini mungkin (Dianartiana, 2011). Kegagalan IMD juga akan berdampak tidak baik bagi ibu dan bayi. Sementara bayi tetap membutuhkan ASI sebagai nutrisi untuk meningkatkan imunitas tubuhnya dan akan terjadi kegagalan program ASI eksklusif selama 6 bulan disebabkan tidak terjadinya keseimbangan antra produksi ASI ibu dengan kebutuhan ASI yang dibutuhkan bayi. Sedangkan bagi ibu kegagalan IMD akan berpengaruh pada produksi ASI ibu, hal ini disebabkan karena hormon oksitosin yang berpengaruh pada produksi ASI ibu akan dilepaskan

5 jika dipacu dengan isapan bayi pada puting ibu saat menyusui (Fika& Syafiq, 2003). Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meminimalisir rendahnya pengetahuan ibu post partum tentang IMD seperti peran petugas kesehatan untuk meningkatkan cakupan IMD diantaranya dengan memberikan pendidikan kesehatan secara intensif kepada ibu post partum, menyediakan media informasi seperti leaflet, poster tentang pentingnya IMD untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam upaya meningkatkan pemberian ASI sedini mungkin pengetahuan ibu post partum sangat penting untuk memungkinkan terlaksannya Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI secara eksklusif. Oleh karena itu ibu post partum perlu mengetahui tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini betapa pentingnya untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, karena akan membantu ibu dalam memberikan ASI sedini mungkin. Dari fenomena diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Inisiasi Menyusu Dini 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan ibu post partum tentang Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo? 1.3 Tujuan Penelitian Mengidentifikasi pengetahuan ibu post partum tentang Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo.

6 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi Iptek (Ilmu Pemerintah dan Teknologi) Dapat dijadikan sebagai data dasar dalam pengembangan penelitian selanjutnya tentang bagaimana pengetahuan ibu post partum tentang IMD. 2. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai bahan sumber data untuk penelitian berikutnya khususnya yang berkaitan dengan profesi keperawatan yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Institusi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Penelitian diharapkan bermanfaat dan untuk Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo sebagai hasil dari pelaksana riset keperawatan serta dapat dijadikan salah satu sumber dari mahasiswa dan dosen tentang pengetahuan ibu post partum mengenai IMD. 4. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan bagi rumah sakit guna pelaksanaan IMD yang efektif pada ibu post partum.

7 1.4.2 Manfaat Praktisi 1. Bagi Responden Sebagai sarana untuk mengetahui pengetahuan ibu post partum tentang IMD sehingga ibu post partum dapat melaksanakan IMD secara efektif. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat mengetahui IMD dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian pustaka, dalam penelitian lanjutan atau penelitian yang sejenis dengan variabel yang berbeda. 1.4.3 Keaslian Penelitian 1. Meri Marlina (2012) dalam penelitianya yang berjudul Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Tinggi Fundus Uteri Pada Post Partum Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh jenis penelitian yang di gunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian Deskriptif dengan pendekatan analitik desain quasi eksperimen,sampel dalam penelitian ini semua ibu post partum berjumlah 60 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu Sampling Kuota data di ambil melalui pita ukur dan chek list, data di olah dengan tahap-tahap Editing, Coding, Transferring dan Tabulating. Perbedaanya dengan penelitian yang akan di lakukan adalah terletak pada variabel dan responden. 2. Budi Puji Nastiti (2012) dalam penelitianya yang bejudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktek Inisiasi Menyusu Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkah Kabupaten Tegal jenis penelitian yang di gunakan adalah bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan terhadap 70

8 responden ibu yang memiliki bayi berusia 0-2 bulan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, data di ambil melalui kuesioner data akan di peroleh dengan menggunakan data primer melalui wawancara analisa data di lakukan secara deskriptif dengan melibatkan presentasi data yang di kumpulkan dan di sajikan dalam table frekuensi. Aspek pengukuran dengan menggunakan skala pengukuran kesehatan ibu yang terdiri dari: ada gangguan kesehatan dan tidak ada gangguan kesehatan, persepsi ibu terhadap sikap bidan yang terdiri dari: mendukung dan tidak mendukung. Perbedaanya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabel dan responden. 3. Liska Putri Yendra (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Dukungan Sosial Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan terhadap 40 responden ibu post partum dengan teknik pengambilan sampel yaitu Sampling Kuota data di ambil melalui chek list dan di olah dengan tahaptahap Editing, Coding, Transferring, dan Tabulating. Perbedaanya dengan penelitian yang akan di lakukan terletak pada variabel dan responden.