BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto dalam Pradopo, 2001:59). Karya sastra dihasilkan oleh pengarang yang merupakan anggota bagian suatu masyarakat. Karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang tidak dapat terlepas dari persoalan yang ada dalam masyarakat. Pemahaman mengenai karya sastra tidak hanya dapat dilihat dari unsur-unsur di dalam teks saja, melainkan dapat juga dilihat dari unsur-unsur di luar teks tersebut. Karya sastra diciptakan sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat. Sastrawan terikat oleh kelompok sosial tertentu. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial (Damono, 1979:1). Karya sastra juga merupakan hasil kebudayaan. Karya sastra tidak akanbisa dipahami secara lengkap apabila dipisahkan dengan kebudayaan atau peradaban yang menghasilkannya. Pengarang menuangkan idenya dalam karya sastra tidak terlepas dari imajinasi dan realitas sosial budaya. Kedua hal ini saling mendukung dalam penciptaan sebuah karya sastra. Pengarang menuangkan pemikiran, ide, dan gagasan berupa pandangan dunianya melalui karya sastra. Goldmann menyebut pandangan dunia sebagai sesuatu gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi, dan 1
2 perasaan-perasaan yang kompleks dan menyeluruh (Anwar, 2010:118). Kedudukan pengarang berperan sebagai wakil suatu kelompok masyarakat dan tidak lagi menjadi individu. Sebagai subjek kolektif, pengarang mewakili suatu golongan masyarakat. Melalui pandangan dunia tersebut dapat mempersatukan pengarang sebagai subjek kolektif dengan kelompok sosial yang diwakilinya serta dapat menjadi pembeda dengan kelompok sosial lain. Ideologi pengarang dapat terpengaruh dari lingkungan pengarang tersebut tinggal. Pandangan pengarang akan dipengaruhi oleh tata kemasyarakatan yang melingkupinya. Pengarang ingin menyampaikan fakta-fakta sosial dalam karyanya melalui ideologi pemikirannya kepada pembaca. Dengan demikian, pengarang menjadi wakil suatu kelompok sosial tertentu untuk menyampaikan ideologinya. Karya sastra mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan kelas sosial yang bersangkutan, kebutuhan-kebutuhan yang terbangun dari hubungan antara kelas sosial itu dengan lingkungan sekitarnya, dan kebutuhan-kebutuhan yang sekaligus menyangkut usaha-usaha kelas sosial itu untuk membangun hubungan yang seimbang antara dirinya dengan lingkungan yang terkait (Faruk, 2014:162). Penciptaan karya sastra dilatarbelakangi adanya keinginan serta kesadaran pengarang untuk mengungkapkan gagasannya sebagai wakil suatu kelompok sosial tertentu. Terdapat sebuah misi yang ingin dilakukan pengarang untuk kepentingan kelompok sosial tersebut. Karya sastra yang diciptakan pengarang sebagai wakil kelompok sosial tertentu dapat berfungsi sebagai sarana untuk memberikan ruang kesadaran bagi kelompok sosial. Okky melalui novel Pasung Jiwa (selanjutnya disingkat PJ) meyampaikan ideologinya melalui berbagai permasalahan yang ada dalam karya
3 tersebut. Okky memiliki misi untuk berusaha menyuarakan hak-hak kelompok sosial yang diwakilinya di tengah hukum Indonesia yang merugikan. Okky menulis dengan tujuan politis bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk kelompok tertentu. Novel PJ merupakan karya Okky Madasari yang keempat terbit pada tahun 2013. Okky Madasari menjadi salah satu pemenang Khatulistiwa Literary Award 2012 melalui karyanya yang berjudul Maryam. Ia mengawali kiprahnya menjadi seorang pengarang dengan menyampaikan permasalahan di sekitarnya melalui fiksi. Melalui karya-karyanya tersebut, diasumsikan Okky memiliki tujuan ingin mempengaruhi dan menggugah kesadaran pembacanya. Ia percaya bahwa sastra mampu mengubah pandangan manusia. Tema dalam novel PJ adalah pergulatan manusia dalam mencari kebebasan. Novel ini menarik untuk dikaji karena di dalamnya mencakup mengenai permasalahan sosial yang timbul karena adanya ketidakadilan bagi kelompok tertentu yang menjadi korban ketidaktegasan hukum di Indonesia. Melalui novel ini Okky berusaha mengartikan makna kebebasan yang sebenarnya. Diasumsikan bahwa Okky menjelaskan mengenai pandangan dunianya yang menjadi jembatan yang digunakan pengarang untuk kelompok sosialnya. Okky pernah berprofesi sebagai wartawan di bidang hukum dan korupsi. Okky juga seorang sarjana Ilmu Politik dari Universitas Gadjah Mada dan Master Sosiologi dari Universitas Indonesia sehingga karya-karyanya memunculkan aspek-aspek sosial dan politik yang menjadi cerminan keadaan sosial dan politik di Indonesia. Sebagai seseorang yang pernah bekerja di dunia jurnalistik, Okky lebih memilih media sastra untuk menyampaikan pemikirannya dibandingkan
4 dengan dunia berita dan politik. Ia dapat dengan bebas menuliskan pemikirannya tanpa ada perasaan takut. Dalam proses penciptaan novel PJ, Okky mendapatkan pengaruh dari lingkungan tempat ia tinggal. Novel PJ adalah tanggapan Okky atas situasi sosial yang diungkapkannya sebagai subjek kolektif. Novel PJ menggambarkan permasalahan hak asasi manusia. Gambaran kondisi tersebut adalah hilangnya buruh pabrik setelah melakukan aksi demo menuntut kenaikan gaji. Kondisi sistem kerja di pabrik yang tidak sehat ditampilkan Okky Madasari dalam karyanya. Ketidakadilan juga diterima oleh rakyat karena kebengisan laskar ormas agama. Sekelompok orang yang mengenakan jubah putih dan serban merusak dan menjarah lokasi yang mereka anggap tempat maksiat dengan berlandaskan prinsip membela agama Islam. Okky menggambarkan hukum bisa diatur oleh orang-orang yang berkuasa dengan berkedok pada agama. Novel PJmenjadi cerminan kondisi kebebasan dan hak asasi di Indonesia yang masih perlu mendapatkan perhatian. Okky juga menggambarkan isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) dalam karyanya. LGBT merupakan kelompok yang terpinggirkan dalam masyarat. LGBT tidak dapat diterima karena dianggap sebagai kelompok yang cacat dalam masyarakat. Kelompok tersebut mendapatkan ketidakadilan berlapis-lapis. Diskriminasi yang dialami dapat berupa kekerasan fisik dan kekerasan psikis serta tindakan sewenang-wenang dari masyarakat yang intoleran. Banyaknya diskriminasi secara ekonomi, sosial, politik, budaya, psikis, dan fisik yang kerap dialami oleh kelompok tersebut membuat mereka tersingkir dari lingkungan masyarakat. Kelompok ini tidak mendapatkan perlindungan hukum dari negara. Munculnya tokoh transgender tersebut terlahir karena kedekatan
5 pengarang dengan teman-teman LGBT. Ia mendengarkan dan memahami sulitnya kehidupan teman-teman LGBT tersebut berdiskusi dan berinteraksi dengan mereka. LGBT merupakan permasalahan seksual yang dianggap menyimpang dalam masyarakat. Novel PJ mengandung fakta-fakta sosial yang dihadirkan Okky sebagai wakil kelompok sosialnya melalui pandangan dunianya. Melalui karyanya tersebut, Okky ingin menyampaikan ideologinya mengenai permasalahan kaum liberalis dalam era reformasi di Indonesia. Diasumsikan, Okky menggunakan simbol LGBT untuk menyuarakan hak asasi kelompok sosial yang diwakilinya. Sasana, tokoh utama dalam novel PJ, mengalami keterasingan dalam lingkungan masyarakat untuk mencari kebebasan yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia. Terdapat hubungan homologi antara struktur teks novel PJ dengan struktur masyarakat. Sebagai sebuah dunia miniatur, karya sastra berfungsi untuk menginventarisasikan sejumlah besar kejadian-kejadian yang telah dikerangkakan dalam pola-pola kreativitas dan imajinasi. Pada dasarnya, seluruh kejadian dalam karya, bahkan juga karya-karya yang termasuk ke dalam genre yang paling absurd pun, merupakan protipe kejadian yang pernah dan mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Ratna, 2003:35). Karya sastra menggambarkan suatu keadaan masyarakat tertentu. Hubungan antara struktur novel PJ dengan struktur masyarakat tidak bersifat langsung. Keduanya dapat terhubung melalui jembatan pandangan dunia Okky yang hidup di lingkungan tersebut. Melalui karyanya, Okky menuangkan ideologinya sebagai wakil kelompok sosial yang ingin memperjuangkan hak-hak mereka yang terbelenggu oleh tubuh, pikiran, tradisi, keluarga, norma, agama, dominasi ekonomi hingga belenggu kekuasaan.
6 Dilandasi kondisi struktur sosial pada era reformasi hingga terciptanya demokrasi, Okky hendak menanamkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai cara untuk menghadapi tantangan zaman. Demokrasi yang menyuarakan kebebasan membuat manusia terjebak pada kemerosotan moral. Diasumsikan bahwa Okky bermaksud untuk membangkitkan liberalisme berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia. Karya sastra yang akan diteliti adalah novel PJ yang mempunyai struktur dengan mengekspresikan pandangan dunia kelas sosial tertentu yang pembentukannya dipengaruhi oleh struktur sosial tempat kelas sosial itu hidup. Pandangan dunia merupakan produk usaha manusia dalam membangun keseimbangan antara dirinya dengan lingkungan sosialnya yang juga berstruktur. Karya sastra yang mengekspresikan pandangan dunia itu pun menjadi bagian integral dari struktur sosial (Faruk, 2014:165). Novel PJ terbangun dari citra-citra mengenai manusia, lingkungan, kultural, dan sosial beserta relasinya satu sama lain, yang secara keseluruhan membangun struktur yang merupakan ekspresi pandangan dunia Okky sebagai usaha wakil kelas sosial kelompoknya yaitu kelompok liberalis untuk membangun yang lebih baik dalam hubungannya dengan struktur sosial yang ada pada sekitar waktu novel itu diciptakan. Alasan pemilihan novel PJ sebagai objek penelitian karena kondisi sosial dilatarbelakangi oleh perlakuan diskriminatif yang dialami oleh kelompok tertentu di tengah hukum yang berlaku di Indonesia yang merugikan. Pandangan dunia Okky yang mewakili kelompoknya tersebut hendak menyuarakan terbelenggunya hak-hak mereka dari dominasi tradisi. Melalui karyanya Okky ingin menggugah kesadaran pembaca mengenai hak asasi kemanusiaan yang perlu diperhatikan.
7 Okky menggunakan novel ini untuk tujuan politis memperjuangkan kepentingan kelompok sosialnya. Okky berani mengungkapkan isu sensitif dalam masyarakat suatu hal yang tidak mendapatkan perhatian menjadi persoalan kemanusiaan yang rumit. Kerumitan persoalan kebebasan individu dan HAM dalam novel PJ tidak terlepas dari persoalan zaman yang dihadapi oleh pengarang. Novel PJ berani menyuarakan hak asasi yang tidak menyebar menyentuh kepentingan seluruh manusia ditengah pembangunan Indonesia yang berlandaskan demokrasi. B. Pembatasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada pandangan dunia Okky Madasari dan kelompok sosial yang diwakilinya dalam novel PJ sebagai tanggapan terhadap era reformasi. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah struktur novel PJ karya Okky Madasari? 2. Bagaimanakah relasi antara struktur teks dengan struktur sosial dalam novel PJ karya Okky Madasari? 3. Bagaimanakah pandangan dunia pengarang yang diekspresikan dalam novel PJ karya Okky Madasari? D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui struktur novel PJkarya Okky Madasari. 2. Mengetahui relasi antara struktur teks dengan struktur sosial dalam novel PJ karya Okky Madasari.
8 3. Mengetahui pandangan dunia pengarang yang diekspresikan dalam novel PJ karya Okky Madasari. E. Manfaat Penelitian Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini memberikan penjelasan mengenai reaksi Okky Madasari sebagai sastrawan dan wakil kelompok sosial tertentu terhadap kondisi sosial mengenai liberalisme pada era reformasi melalui novel PJ. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini mampu mendokumentasikan kondisi sosial pada era reformasi. Penemuan problem sosial terhadap hubungan karya sastra Okky Madasari dengan kondisi HAM dan kebebasan individu yang dianggap sebagai reaksi pengarang untuk menulis karya sastra. F. Sistematika Penulisan Hasil penelitian disajikan dalam lima bab. Berikut beberapa penjabarannya. Bab I berisi mengenai pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari beberapa subbab. Pertama, latar belakang penelitian menguraikan gambaran permasalahan mengenai novel PJ sebagai wakil pandangan dunia pengarang. Kedua, pembatasan masalah berisi penyempitan permasalahan mengenai sktruktur cerita
9 pada novel PJ karya Okky Madasari dan pandangan dunia pengarang untuk mengetahui tanggapan pengarang sebagai wakil subjek kolektif terhadap struktur masyarakat yang terkandung dalam novel PJ. Ketiga, rumusan masalah berupa pertanyaan pokok permasalahan mengenai struktur teks, homologi struktur teks dan struktur sosial, serta pandangan dunia. Keempat, tujuan penelitian berisi pernyataan rumusan masalah. Kelima, manfaat penelitian, meliputi manfaat teoretis dan praktis. Keenam, disajikan sistematika penulisan yang meliputi sistem urutan penulisan skripsi dari bab I sampai bab V. Bab II memuat tinjauan pustaka dan kerangka pikir. Tinjauan pustaka pada penelitian ini meliputi kajian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan novel PJ karya Okky Madasari. Kerangka pikir berisi mengenai penggambaran alur pemikiran peneliti untuk menyelesaikan permasalahan dengan analisis yang komprehensif. Peneliti menggunakan teori strukturalisme genetik untuk menjawab permasalahan yang ada pada penelitian ini. Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penarikan simpulan. Bab IV berisi pembahasan analisis data. Melalui analisis data, didapatkan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan. Selain itu, hasil analisis data tersebut dapat membuktikan hipotesis yang telah dimunculkan. Bagian ini dibagi menjadi tiga subbab. Subbab pertama mengkaji struktur cerita novel PJ karya Okky Madasari. Subbab kedua mengkaji relasi struktur cerita tersebut dikaitkan dengan struktur sosial berdasarkan novel PJ karya Okky Madasari. Subbab ketiga
10 mengkaji pandangan dunia pengarang yang diekspresikan Novel PJ karya Okky Madasari. Bab V berisi penutup yang memuat simpulan dan saran berkaitan dengan penelitian. Simpulan merangkum jawaban masalah dalam penelitian. Simpulan yang didapatkan adalah bagaimana pandangan dunia Okky Madasari dalam novelnya. Saran berisi tentang pemantapan mengenai hasil penelitian yang dicapai dan pengembangan untuk penelitian selanjutnya. Daftar pustaka memuat daftar buku yang digunakan untuk acuan pendukung dalam penelitian. Selain itu, sumber informasi yang lain meliputi data dari internet, skripsi, esai, dan artikel. Lampiran berisi latar belakang pengarang berupa biografi, autobiografi, dan teks hasil wawancara.