BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG BIAYA PENUNJANG OPERASIONAL BUPATI DAN WAKIL BUPATI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KENAIKAN KELAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG BEASISWA SISWA DAN MAHASISWA BERPRESTASI DARI KELUARGA TIDAK MAMPU

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL QUR'AN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWSEI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAM BELAJAR BAGI PELAJAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGARAAN PROGRAM MEMBANGUN SINERGI PENDIDIKAN BERBASIS HARMONIS DI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa penyelengaraan pendidikan bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk peserta didik serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab; b. bahwa dalam rangka mendukung tujuan pendidikan nasional sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai perlu mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis; c. bahwa program pendididkan membagun sinergi berbasis harmonis merupakan program pembelajaran kepada Peserta Didik terkait pendidikan moral, pendidikan etika, kepribadian, berkarakter dan keterampilan kecakapan hidup (life skill) yang merupakan bagian integral dari sistem pendidikan di Kabupaten Sinjai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyelenggaraan Program Membangun Sinergi Pendidikan Berbasis Harmonis di Kabupaten Sinjai;

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indoesia Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);

-3-8. Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sinjai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sinjai (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2013 Nomor 35, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 41); 9. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Sinjai (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2014 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 74); 10.Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2014 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 87); 11.Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2014 Nomor 60); 12.Keputusan Bupati Sinjai Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2016. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM MEMBANGUN SINERGI PENDIDIKAN BERBASIS HARMONIS DI KABUPATEN SINJAI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Sinjai. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas 6otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

-4-3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 4. Bupati adalah Bupati Sinjai. 5. Dinas adalah Perangkat Daerah/Dinas yang membidangi pendidikan di Kabupaten Sinjai. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai. 7. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah Daerah, tingkat satuan pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, dan atau masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. 8. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal, non formal, dan informal pada jenjang pendidikan anak usia dini. 9. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar Peserta Didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 10. Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat pengembangan Peserta Didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akan dikembangkan. 11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 12. Peserta Didik adalah anak usia tertentu yang sedang mengikuti pendidikan pada satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK sesuai syarat-syarat yang ditentukan. 13. Tokoh Agama adalah Masyarakat yang merupakan pemuka agama yang memiliki konstribusi dalam agamanya, sehingga banyak dijadikan panutan dan teladan bagi masyarakat ataupun pemeluk agama yang dianutnya. 14. Tokoh Masyarakat adalah seseorang yang karena kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari masyarakat dan/atau Pemerintah. 15. Sinergi Pendidikan adalah merupakan langkah kongkrit yang dilakukan komponen pendidikan dalam membangun kerjasama, kolaborasi pihak sekolah selaku pemerintah, keluarag dan masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 16. Pendidikan berbasis harmonis adalah penyatuan konsep, pemikiran, persamaan persepsi dan keselarasan antara peserta didik, tenaga pendidk, tokoh agama, tokoh masyarakat dalam pembentukan karakter peserta didik. 17. Hari Motivasi dan Inspirasi yang selanjutnya disingkat Harmonis adalah merupakan Hari Motivasi dan Inspirasi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Masuk sekolah memotivasi dan menginspirasi peserta didik termasuk pihak sekolah. 18. Kearifan lokal adalah gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat suatu daerah.

-5- BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 Maksud pelaksanaan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis adalah untuk membentuk generasi anak bangsa yang cerdas, terampil, cinta tanah air dan daerahnya, mandiri, mampu beradaptasi dengan lingkungannya, berwawasan luas, dan berbudi pekerti luhur serta mampu mencapai cita-citanya. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Tujuan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis dalam Peraturan Bupati ini adalah: a. mewujudkan model dan sumber pembelajaran yang memberi contoh kongkrit, keteladanan perilaku yang etis, bertanggungjawab, yang mencakup pembentukan dasar kepribadian melalui inspirasi Toga dan Tomas pada semua Tingkat Satuan Pendidikan se Kabupaten Sinjai; b. terbangunnya komitmen yang kuat oleh pihak sekolah untuk berkompotesi dalam rangka prestasi akademik dan non akademik; c. mewujudkan pendidikan moral/ahklak, pendidikan etika, pendidikan ketrampilan bagi peserta didik sebagai landasan dalam kehidupan seharihari, kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; d. mewujudkan sikap mandiri bagi peserta didik dalam menggapai citacitanya dan menyelaraskan antara iman dan taqwa serta ilmu dan teknologi. e. terwujudnya otonomi sekolah dengan baik melalui evaluasi indikator pola manajemen berbasis sekolah yang menekankan kemandirian dan kreativitas sekolah; f. melatih peserta didik untuk membiasakan pola hidup tertib, mandiri, peduli, dan peka terhadap lingkungan sekitarnya dengan mengaplikasikan nilai-nilai yang diperkenalkan melalui proses pembelajaran di sekolah; g. menjalin hubungan yang harmonis dan sinergis antara guru dan orang tua peserta didik dalam mewujudkan cita-cita pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya; dan h. memberikan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam merencanakan dan merumuskan kebijakan di bidang pendidikan yang langsung menyentuh pada aspek pembinaan mental dan spiritual peserta didik yang terintegrasi dengan aspek yang bersifat kurikuler. Bagian Ketiga Manfaat Pasal 4 Manfaat Peraturan Bupati ini adalah: a. bagi peserta didik: 1. meningkatnya pendidikan moral, etika/karakter dan ketrampilan;

-6-2. meningkatnya motivasi, minat belajar dan pendidikan agama disenangi dan dirindukan; dan 3. menimbulkan kesenangan untuk melakukan dan memperagakan sesuatu secara langsung dan berlaku sportif. b. bagi pihak sekolah: 1. terwujudnya kreatifitas dan gagasan-gagasan inovasi yang menarik dan berguna terhadap peningkatan mutu pendidikan; 2. terwujudnya otonomi sekolah dengan pola Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam melakukan tata kelola sekolahnya; dan 3. meningkatnya kegiatan guru menjadi inspirasi serta teladan bagi anak didiknya. c. bagi masyarakat: 1. meningkatkan peran serta dalam proses pembangunan pendidikan selaku penanggungjawab pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional; dan 2. meningkatkan peran serta dalam memberikan pertimbangan, dukungan, kontroling dan mediasi dengan pihak-pihak terkait. d. bagi Pemerintah Daerah: 1. meendukung terwujudnya visi dan misi Pemerintah Daerah; dan 2. mendorong terselenggaranya program strategis Pemerintah Daerah di bidang pendidikan. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 5 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini adalah: a. prinsip dan nilai dasar pelaksanaan pendidikan berbasis harmonis; b. tokoh agama dan tokoh masyarakat; c. kewajiban sekolah dan peserta didik; d. tema dan jadwal pelaksanaan; e. pendanaan; dan f. pembinaan, pengawasan dan pelaporan. BAB IV PRINSIP DAN NILAI DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN BERBASIS HARMONIS Bagian Kesatu Prinsip Pasal 6 Prinsip pelaksanaan pendidikan berbasis harmonis dilaksanakan secara terintegrasi melalui waktu yang telah disesuaikan dengan jadwal pembelajaran di sekolah. Bagian Kedua Nilai Dasar Pasal 7 Pendidikan berbasis harmonis diselenggarakan dengan berpedoman kepada nilai dasar kearifan lokal yaitu: a. Sisappareng deceng teng sisappareng ja (saling memberi kebaikan);

-7- b. Siruimenre Teng sirui no (saling bantu membantu tidak saling mencelakakan); dan c. malilusipakainge malisiparappe Sipakalebbi Sipakatau (yang lupa diri diingatkan, yang hanyut diselamatkan). BAB V TOKOH AGAMA DAN TOKOH MASYARAKAT Bagian Kesatu Tokoh Agama Pasal 8 Tokoh Agama yang dilibatkan dalam pelaksanaan Pendidikan Berbasis Harmonis yaitu: a. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sinjai; b. Forum Muballigh Kabupaten Sinjai; c. Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Mesjid Indonesia ( BKPRMI ) Kabupaten Sinjai; d. Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Kecamatan se Kabupaten Sinjai; dan e. Wanita Salimah Kabupaten Sinjai. Bagian Kedua Tokoh Masyarakat Pasal 9 Tokoh Masyarakat yang dilibatkan dalam pelaksanaan Pendidikan Berbasis Harmonis yaitu: a. Aparat Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten; b. Aparat Pemerintah Daerah Tingkat Kecamatan; c. Aparat Pemerintah Daerah Tingkat Kelurahan dan Desa; d. seseorang yang karena kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari masyarakat dan/atau Pemerintah; e. Alumni dari sekolah yang bersangkutan; f. relawan Inspirasi Terdidik Kabupaten Sinjai; g. relawan Teknologi Informasi Komunikasi Kabupaten Sinjai; dan h. seseorang yang diundang oleh pihak sekolah yang memiliki kompotensi sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajaran di sekolah. BAB VI KEWAJIBAN SEKOLAH DAN PESERTA DIDIK Pasal 10 Kepala Sekolah bertanggung jawab atas pelaksanaan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis. Pasal 11 Kepala Sekolah dan Tenaga Pendidik berkewajiban untuk memantau dan mengevaluasi secara terus menerus kegiatan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis.

-8- Pasal 12 Orang tua Peserta Didik dan masyarakat wajib mengawasi pelaksanaan kegiatan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis. BAB VII TEMA DAN JADWAL PELAKSANAAN Pasal 13 Tema pelaksanaan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis adalah Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Masuk Sekolah Inspirasi Manjacimacca (menjadi pintar). Pasal 14 (1) pelaksanaan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis dilaksanakan maksimal 4 (empat) kali dalam 1 (satu) bulan. (2) Jadwal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun/diatur oleh pihak sekolah dan disepakati antara pihak sekolah dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jadwal pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur dalam Pedoman/Petujuk teknis Penyelenggaraan program membangun sinergi Pendidikan Berbasis Harmonis di Kabupaten Sinjai. Pasal 15 (1) Tokoh agama memberikan pembelajaran tentang karakter moral melalui simulasi dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. (2) Tokoh masyarakat memberikan pembelajaran dan memotivasi tentang karakter kinerja. Pasal 16 (1) Nilai pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) diintegrasi dengan nilai mata pelajaran yang berkenaan dengan konten kegiatan dimaksud. (2) Hasil pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh Tokoh Agama oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dituangkan ke dalam format laporan tertulis secara terpisah dari buku laporan pendidikan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari buku laporan pendidikan agama. Pasal 17 (1) Bagi Peserta Didik yang beragama non Islam dapat melaksanakan kegiatan peribadatan yang sejenis menurut agama dan kepercayannya masingmasing.

-9- (2) Pelaksanaan kegiatan peribadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diintegrasikan dengan mata pelajaran agama Peserta Didik masing-masing. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan peribadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh pihak sekolah sesuai ketentuan peraturan peundang-undangan yang berlaku. BAB IX PENDANAAN Pasal 18 Pendanaan untuk penyelenggaraan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten /atau anggaran lain-lain pendapatan yang sah dan tidak mengikat. BAB X PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 19 Pembinaan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis dilakukan oleh Bupati melalui perangkat daerah/ Dinas yang membidangi pendidikan. Pasal 21 (1) Pengawasan atas pelaksanaan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis pada tingkat Kabupaten dilaksanakan oleh Kepala Dinas dan pada tingkat Satuan Pendidikan dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Kecamatan dan Pengawas Sekolah. (2) Kepala Dinas mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengawasan pelaksanaan Peraturan Bupati ini. (3) Kepala Dinas melakukan evaluasi atas pelaksanaan program membangun sinergi pendidikan berbasis harmonis dan menyampaikan,saran perbaikan atas pelaksanaan kegiatan kepada Bupati. Pasal 22 Kepala Dinas wajib menyampaikan laporan atas pelaksanaan Peraturan Bupati kepada Bupati paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

-10- BAB XI PENUTUP Pasal 23 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sinjai. Ditetapkan di Sinjai pada tanggal 30 Mei 2016 BUPATI SINJAI, ttd. H. SABIRIN YAHYA Diundangkan di Sinjai pada tanggal 30 Mei 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SINJAI, ttd. H. TAIYEB A MAPPASERE BERITA DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2016 NOMOR 17 Salinan Sesuai Dengan Aslinya Kepala Bagian Hukum dan HAM LUKMAN DAHLAN, S. IP., M. Si Pangkat: Pembina