depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, moral, keimanan dan ketakwaan manusia (Syaefudin, 2005: 6).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh pendidik yang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, kemampuan berpikir menjadi kemampuan yang sangat diperlukan agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB V PENUTUP. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan antara lain: (1) membangun kesadaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. dinamis dan sarat perkembangan. Sedangkan menurut Buchori (dalam Trianto

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

I. PENDAHULUAN. selanjutnya. Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk menyiapkan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan belajar mempunyai komponen pokok yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbasis LKPD Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas XII 1 Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan hasil survei UNDP adalah akibat rendahnya mutu pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan sadar dan bertujuan, maka pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pendidikan sangat bermanfaat dalam membekali manusia untuk menyongsong massa depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disetiap satuan pendidikan yang menuntut peserta didik untuk bersikap aktif, kreatif dan inovatif serta dapat berpikir kritis dan melakukan penemuan serta penyelidikan. Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 mengamanatkan penggunaan pendekatan ilmiah (scientific approach) yakni pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan mengenai suatu kebenaran. Pendekatan ini memberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran dengan scientific approach meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif sehingga dapat membentuk peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Yang menuntut guru dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran

dengan strategi yang benar harus dipersiapkan dengan cermat agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian standar kompetensi lulusan. Preses pembelajaran dapat berjalan dengan baik bila melibatkan peran guru serta peserta didik secara optimal. Guru merupakan unsur manusiawi dalam peroses pembelajaran yang bertugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan merencanakan proses pembelajaran (menyusun Silabus, RPP, BAPD, dan LKPD), melaksanakan proses pembelajaran (melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan RPP, pengelolaan waktu dan suasana kelas dengan baik), serta mengevaluasi hasil belajar. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di ukur dengan indikator pembelajaran dengan melihat ketuntasan indikator hasil belajar yakni proporsi yang merupakan perbandingan jumlah peserta didik yang dapat mencapai indikator dengan jumlah keseluruhan peserta didik yang mengikuti tes dengan kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Sedangkan ketuntasan belajar merupakan proporsi perbandingan skor tes hasil belajar yang diperoleh setiap peserta didik dengan skor maksimum tes hasil belajar dengan proporsi mencapai P 0,75. Pembelajaran juga dapat dikatakan baik jika terlihat respon yang baik dari peserta didik terhadap proses pembelajaran dikelas yang memenuhi kriteria 80-100%. Dengan demikian pembelajaran yang baik melibatkan kemampuan guru serta respon peserta didik untuk mencapai setiap ketuntasan indikator hasil belajar yang ditetapkan dan dapat menunjukan ketuntasan hasil belajar setiap peserta didik. SMP Negeri 4 Kota Kupang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang sudah menerapkan kurikulum 2013. Berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa:

1. Proses pembelajaran dikelas menggunakan model pembelajaran Langsung dengan metode ceramah dan tanya jawab sedangkan metode diskusi dan eksperimen jarang dilakukan. Hal ini membuat peserta didik merasa pembelajaran merupakan hal yang membosankan dan nampak peserta didik tidak dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya. 2. Peserta didik cenderung malu dalam menyampaikan pendapat secara individu, hal ini karena ketidakseriusan atau kurangnya motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. 3. Selama proses pembelajaran hanya didominasi oleh beberapa peserta didik tertentu. Ini terlihat pada kurangnya interaksi antar peserta didik, sehingga nampak pembelajaran hanya melibatkan guru. 4. Masih ada peserta didik yang tidak tuntas belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SMP Negeri 4 Kota Kupang bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal yang dituntut dari sekolah untuk setiap peserta didik untuk mata pelajaran IPA adalah 66. Jika peserta didik telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal maka dikatakam Tuntas belajar. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) diukur dengan Tes Hasil Belajar (THB). Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, guru perlu memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang ditawarkan adalah model pembelajaran discovery. Model pembelajaran discovery adalah salah satu model pembelajaran yang dilakukan melalui pengamatan, klasifikasi, pengukuran prediksi, penentuan dan merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Model pembelajaran discovery sebagai subjek belajar, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif dengan lebih diutamakan pendekatan saintifik. Harapan dalam implementasi model pembelajaran discovery yaitu dapat merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented serta mengubah modus ekspositori peserta didik yang hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery yakni peserta didik

menemukan informasi sendiri. Maka dalam penelitian yang akan dilakukan dengan model pembelajaran discovery yakni merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan keterlibatan peserta didik dalam proses mentalnya untuk menemukan konsep dan prinsip yang dilakukan melalui pengamatan, klasifikasi, pengukuran, prediksi dan penentuan. Hukum Newton merupakan salah satu materi pokok pada mata pelajaran IPA fisika yang diajarkan pada kelas VIII semester ganjil tingkat SMP. Pada materi pokok hukum Newton ini, berdasarkan kompetensi dasar yakni menganalisis pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan hukum Newton dan penerapannya pada gerak benda dan gerak makhluk hidup serta menyajikan hasil penyelidikan untuk pengaruh gerak terhadap benda. Dengan kompetensi dasar maka dengan menerapkan model pembelajaran discovery peserta didik di harapkan mampu menemukan sendiri dengan menjelaskan hukum Newton, melakukan percobaan hukum Newton dan menganalisis hubungannya pada gerak makhluk hidup dan benda dalam kehidupan sehari-hari serta juga dapat melaporkan hasil penyelidikan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam bentuk tulisan dan mampu mengidentifikasi proses gerak pada manusia dan hewan untuk menjelaskan penerapan gerak pada benda. Berdasarkan masalah diatas, maka akan dilakukan penelitian dengan judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERYMATERI POKOK HUKUM NEWTON PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII E SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 4 KOTA KUPANG TAHUN AJARAN 2016/2017.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery materi pokok hukum Newton pada peserta didik kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Discovery materi pokok hukum Newton pada peserta didik kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Bagaimana ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery materi pokok hukum Newton pada peserta didik kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? 4. Bagaimana respon peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery materi pokok hukum Newton pada peserta didik kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan dalam menerapkan model pembelajaran Discovery materi pokok hukum Newton pada peserta didik kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Mendeskripsikan ketuntasan indikator hasil belajar dalam menerapkan model pembelajaran Discovery materi pokok Hukun Newton pada peserta didik kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar dalam menerapkan model pembelajaran Discovery materi pokok hukum Newton pada peserta didik kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. 5. Mendeskripsikan respon peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery materi pokok hukum Newton pada peserta didik kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peserta didik a. Meningkatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. b. Meningkatkan semangat belajar peserta didik. c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik

2. Bagi Guru a. Sebagai pedoman mengembangkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran terutama mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Discovery sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. b. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran IPA. 3. Bagi Sekolah Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan, khususnya SMP Negeri 4 Kota Kupang dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah. 4. Bagi Peneliti a. Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk memperluas wawasan tentang model pembelajaran discovery. b. Sebagai bahan referensi pelengkap bagi peneliti dikemudian hari. 5. Bagi LTPK UNWIRA Sebagai wahana untuk menjelaskan tugas LPTK UNWIRA dalam mengenban Tri Darma Perguruan Tinggi yakni melaksanakan: pendidikan dan pembelajaran, penelitian dan pengapdian kepada masyarakat, terlebih LPTK ini memiliki tugas menghasilkan guru-guru profesional dimasa depan dan dapat dijadikan bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru dan juga sebagai pengembangan keilmuan khususnya masalah pembelajaran. E. Penjelasan Judul 1. Penerapan adalah penggunaan suatu model tertentu menurut aturan/kaidah tertentu.

2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. 3. Model pembelajaran discovery adalah model pembelajaran yang dimana peserta didik mampu menemukan sendiri yakni suatu model pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu peserta didik memahami struktur atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu, perlunya peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. 4. Hukum Newton adalah hukum yang diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton tentang gerak benda. 5. Peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. F. Asumsi Penelitian Berbagai asumsi penelitian ini adalah: a. Proses pembelajaran berjalan sesuai kurikulum yang berlaku. b. Peserta didik sunguh-sunguh mengikuti kegiatan pembelajaran. c. Pelaksanaan tes berjalan sebagaimana mestinya yaitu peserta didik mengerjakan sendiri tanpa ada bantuan dari siapa pun sehingga hasil penelitian yang diperoleh benar-benar mencerminkan kemampuan masing-masing peserta didik.

d. Pengamat berlaku obyektif dalam mengamati dan memberikan penilaian terhadap peneliti. e. Peserta didik memberikan informasi secara jujur dalam pembelajaran dengan menjawab pertanyaan pada angket respon peserta didik. G. Ruang Lingkup Penelitian Mengingat adanya keterbatasan dari peneliti, maka penelitian ini dibatas sebagai berikut: a. Subjek peneliti adalah peserta didik kelas VIII E Semester Ganjil SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. b. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi pokok hukum Newton yang dirincikan kedalam 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Menerapkan model pembelajaran discovery.