BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metodologi Penelitian Metodologi penalaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduksi dengan mengacu pada konsep-konsep dasar analisis geologi struktur yang diasumsikan benar dan konsep-konsep seismik stratigrafi dalam menentukan paket-paket fasies seismik yang berkembang di bawah batas sekuen 25,5 jtyl yaitu Kelompok Pematang (Dawson et.al., 1997). Selanjutnya digunakan metode induksi akumulasi dengan menggabungkan hasil penafsiran struktur geologi, pemetaan struktur kedalaman batuan, penafsiran log listrik dari sumur yang ada, dan analisis hasil pengamatan batuan (cuttings) untuk menentukan lingkungan pengendapan yang ada dalam kaitannya dengan tatanan perkembangan struktur daerah penelitian. Metodologi penelitian yang dilakukan di dalam rekonstruksi perkembangan struktur Sub-cekungan Aman Selatan meliputi data yang diperlukan, metode pemerolehan data, metode pemrosesan dan penafsiran data, dan analisis dan penafsiran. III.2 Data yang diperlukan Data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari data yang tersedia di Chevron berupa data sumur pemboran dan data seismik 3 dimensi. III.2.1 Data Utama 1. Data Sumur Pemboran Data sumur yang dibutuhkan terutama yaitu log gamma ray, log SP, log resistivity, log density porosity dan log sonic. Beberapa data sumur pemboran yang digunakan yaitu sumur Fajar-1, Liman-1, Talas-1, Asih-1, Ami-1, Oki-1, Tegar-1 dan Mandar-1 yang terletak di Sub-cekungan Aman Selatan. Data serbuk 19
pemboran (cutting) dan side wall core juga digunakan dalam penelitian ini terutama untuk mengkonfirmasi batas sekuen, jenis litologi dan penafsiran lingkungan pengendapan. Batas-batas formasi dalam data sumur biasanya telah diinterpretasi, namun demikian tetap harus dilakukan pemerikasaan ulang terhadap ketepatan penentuan kedalamannya. 2. Data Seismik Data seismik yang digunakan yaitu data seismik 3 dimensi Supercube CS South yang merupakan gabungan beberapa survei seismik 3 dimensi termigrasi untuk daerah Aman Pinggir, Central Aman, Pungut Penasa, Asih, South Aman, Libo SE dan Kancil. Data seismik Supercube CS South ini meliputi daerah seluas 32 km X 27 km. Data seismik ini merupakan data yang sudah terproses dan terkoreksi sehingga siap untuk dilakukan interpretasi dengan mengaplikasikan konsepkonsep stratigrafi seismik. III.2.2 Data Pendukung Data biostratigrafi sumur-sumur Liman-1, Talas-1, dan Oki-1 yang terletak di Sub-cekungan Aman Selatan merupakan data pendukung dalam penelitian ini. Data ini hasil interpretasi ahli biostratigrafi Chevron terutama digunakan untuk membantu penentuan batas sekuen 25.5 jtyl pada data sumur yang akan diikatkan pada data seismik. III.3 Metode Pemerolehan Data III.3.1 Data Utama 1. Data utama didapatkan dari data seismik dan data sumur pemboran. 2. Data seismik yang ada merupakan data yang sudah diproses atas hasil pengambilan data seismologi di lapangan. 3. Data sumur yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data log listrik, mudlog dan hasil pengamatan serbuk pemboran (cuttings) dan hasil pengamatan side wall core. Data log listrik dan mudlog merupakan data hasil pemrosesan data mentah yang diambil dari sumur pemboran. 20
III.3.2 Data pendukung Data pendukung digunakan dalam penelitian ini yang meliputi hasil analisis biostratigrafi beberapa contoh batuan dari Sub-cekungan Aman Selatan. Gambar III.1 Peta data seismik 3D Supercube CS South dan lokasi sumur. III.4 Metode Pemrosesan dan Penafsiran Data III.4.1 Penafsiran data seismik 1. Pembuatan seismogram sintetik dari data log listrik yang ada. 2. Penafsiran kenampakan struktur geologi dan perlapisan batuan dengan menggunakan program yang tersedia di workstation. 21
3. Penafsiran batas-batas sekuen dan endapan-endapan yang berkembang dengan menggunakan konsep seismik stratigrafi. Identifikasi fasies-fasies seismik dilakukan dengan melihat pola-pola seismik refleksinya: Tipe terminasi refleksi seismik Konfigurasi dari pola-pola seismik refleksi Bentuk geometri dari kumpulan refleksi seismik (lensa, membaji, dll). 4. Dari hasil penafsiran data seismik, maka dapat diketahui tatanan struktur geologi yang berkembang yang membentuk sistem rift Sub-cekungan Aman Selatan dan paleogeografinya. 5. Dengan beberapa asumsi yang digunakan, peta-peta struktur dan penafsiran penampang seismik yang ada dapat digunakan dalam membangun suatu pemahaman perkembangan struktur daerah penelitian. III.4.2 Penafsiran data sumur pemboran 1. Penafsiran jenis batuan dan fasies pengendapan dengan menggunakan log listrik dan contoh batuan (cuttings dan side wall core). 2. Integrasi data sumur yang ada untuk analisis stratigrafi sekuen dan lingkungan pengendapan. Membuat interpretasi log sumur untuk validasi hasil penafsiran data seismik. III.4.3 Analisis dan Penafsiran 1. Dari hasil penafsiran data seismik, kemudian dilakukan rekonstruksi tatanan struktur geologi rift Paleogen yang membentuk Sub-cekungan Aman Selatan. 2. Melakukan restorasi struktur dan membuat analisis kinematika struktur geologi daerah ini. 3. Endapan-endapan yang berkembang di Sub-cekungan Aman Selatan ini ditafsirkan dari hasil penafsiran data seismik, paleotopografi tiap sekuen dan mengacu pada model-model yang telah dikembangkan oleh para peneliti lain untuk cekungan-cekungan rift di lingkungan darat. 22
4. Integrasi hasil penafsiran seismik, data sumur pemboran dan analogi terhadap analogi yang ada kemudian dilakukan rekonstruksi tatanan sistem rift Sub-cekungan Aman Selatan. Secara garis besar metodologi penelitian yang silakukan seperti terlihat pada diagram alir gambar III.2 di bawah ini. Gambar III.2 Diagram alir penelitian. III.5. Manfaat Memberikan pemahaman baru atas perkembangan tektonik dan stratigrafi yang membentuk Sub-cekungan Aman Selatan. Sumbangan pengetahuan ini diharapkan baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan manfaat dalam kegiatan eksplorasi hidrokarbon Kelompok Pematang di Cekungan Sumatra Tengah khususnya di Sub-cekungan Aman Selatan. Dan manfaat bagi ilmu pengetahuan yaitu akan memperkaya khazanah ilmu geologi khususnya dalam bidang tektonostratigrafi pada daerah cekungan rift. 23