BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

belajarmengajar, misalnya menyediakan Infocus, peta konsep, laboratorium, dan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. boleh mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mempunyai. tujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, dimana

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman di era abad 21 yang pesat menuntut adanya sumber

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat. Seiring perkembangan tersebut manusia dituntut untuk memiliki sumber daya yang berkualitas guna menghadapi dan mengikuti perkembangan yang terjadi. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan terlebih dahulu meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang berlangsung seumur hidup. Tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik. Proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha peningkatan kualitas pendidikan guna meningkatkan sumber daya manusia. Proses pendidikan tidak terlepas dari peran guru. Strategi pencapaian peningkatan proses pendidikan dilakukan dengan peningkatan professional guru serta mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran. Tugas guru dituntut tidak terlepas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas atau yang lazim disebut dengan proses belajar mengajar. Menjadi guru bukan hanya cukup memahami materi yang harus disampaikan, akan tetapi juga diperlukan kemampuan dan pemahaman tentang psikologi perkembangan manusia, teori-teori perubahan tingkah laku, merancang dan 1

memanfaatkan berbagai media dan metode sumber belajar, dan kemampuan mendesain stategi pembelajaran dengan tepat. Selain sumber belajar, guru juga berperan sebagai fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator. Oleh karena itu seorang guru bukan hanya tahu tentang what to teach, akan tetapi juga paham tentang how to teach. Dengan demikian guru mempunyai guru mempunyai tugas yang semakin kompleks sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya. Mata pelajaran akuntansi tidak terlepas dari permasalahan ekonomi serta konsep keuangan yang menuntut siswa memiliki tingkat konsentrasi dan pemahaman yang tinggi. Hal ini dapat menimbulkan siswa kesulitan dan merasa bosan untuk mempelajari akuntansi dan akan berdampak pada rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu guru dengan bekal pemahaman psikologi dan perkembangan perkembangan peserta didik harus mampu menerapkan cara-cara belajar yang mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan hasil observasi penulis di kelas XII IPS SMA Methodist 8 Medan, bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan hanya menggunakan pembelajaran konvensional. Dimana guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya menerima materi pembelajaran secara pasif sehingga siswa tidak memiliki minat untuk belajar, selain itu siswa cenderung lebih banyak menunggu sajian materi selanjutnya yang di berikan oleh guru. Kondisi ini terkadang menjadikan siswa enggan untuk belajar, merasakan kejenuhan dan keinginan agar proses belajar mengajar cepat selesai. Bahkan

sebelum proses belajar selesai siswa cenderung mencari-cari alasan agar bisa keluar dari kelas untuk menghilangkan kejenuhan. Rendahnya aktivitas siswa berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa yang bisa dilihat dari data ulangan siswa pada mata pelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian siswa, dari 40 siswa yang mengikuti ulangan harian 1, 2, dan 3 yang lulus sebanyak 16 orang (40%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu dengan nilai 75. Berikut rekapitulasi nilai ulangan harian 1, 2 dan 3 di kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. No Test KKM Tabel. 1.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1, 2 dan 3 Kelas XI- IPS SMA Methodist - 8 Medan Siswa yang memperoleh nilai diatas KKM Siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM Jumlah % Jumlah % 1 UH 1 75 16 40 24 60 2 UH 2 75 12 30 28 70 3 UH 3 75 14 35 26 65 Jumlah 42 100 78 100 Rata-rata 14 40,00 26 60,00 Sumber : Guru bidang studi Akuntansi kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan. Dari tabel diatas dapat dilihat persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM adalah sebanyak (60,00%) tidak sebanding dengan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Dalam hal ini terlihat bahwasanya dalam pelajaran akuntansi guru dituntut harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga

siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan memiliki keinginan belajar yang tinggi serta akan berpengaruh pada hasil belajar siswa tersebut. Namun pada kenyataannya guru belum mampu menciptakan suasana yang demikian, guru beranggapan bahwa menggunakan metode konvensional lebih mudah diterapkan dan lebih efisien dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Selanjutnya wawancara dengan beberapa orang siswa menyatakan bahwa guru hanya belajar untuk dirinya sendiri tanpa memandang apakah siswa mengerti atau tidak, karena guru tidak menerangkan materi secara jelas serta tidak memandu siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga berdampak terhadap minat belajar siswa. Mengatasi permasalahan diatas, maka perlu dilakukan pembaharuan terhadap metode pembelajaran yang selama ini hanya menggunakan metode konvensional yang berpusat pada guru. Untuk itu seorang guru perlu menguasai berbagai model-model dalam pembelajaran yang dapat melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, meningkatkan minat belajar siswa, dan dapat menyelesaikan masalah akuntansi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak model -model yang baik dan dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, salah satu alternatif yang dapat digunakan yaitu melalui suatu bentuk model pembelajaran Explicit Instruction dan model pembelajaran Lottery Card yang dapat memberikan ruang seluas-luasnya kepada siswa untuk berpikir dan meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam memahami pelajaran akuntansi. Model pembelajaran Explicit Instruction adalah model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural berarti pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Jadi model ini dapat digunakan pada semua materi pelajaran. Dan model ini terdiri dari lima tahapan, yaitu memberikan latihan terbimbing umpan balik dan memberikan latihan lanjutan. Sedangkan model pembelajaran Lottery Card adalah cara pembelajaran seperti mainan arisan, siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan akan diberi kartu soal untuk menulis pertanyaan dan kertas jawaban untuk menuliskan jawabannya, kemudian siswa memasukkan kartu pertanyaan yang telah berisi soal kedalam gelas setelah itu dikocok, soal yang jatuh akan dijawab oleh siswa yang memegang kartu pertanyaan, siswa akan bersiap-siap menunggu giliran untuk menjawab pertanyaan yang ada. Dengan demikian siswa mengalami situasi belajar yang lebih menyenangkan, tidak membosankan tapi menuntun siswa untuk tetap berfokus pada materi pelajaran. Dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan model pembelajaran Lottery Card diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga siswa lebih tertarik dalam mempelajari pelajaran akuntansi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana cara untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 2. Apakah dengan mengkolaborasikan model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajr akutansi siswa kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 3. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus di kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah dengan mengkolaborasikan model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card dapat meningkatkan akitivitas siswa kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 2. Apakah dengan mengkolaborasikan model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014?

3. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus di kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 1.4 Pemecahan Masalah Sebagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang bahwa hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah dan kurangnya aktivitas belajar siswa disebabkan karena penerapan metode pembelajaran yang monoton, tidak bervariasi dan tidak melibatkan siswa secara aktif selama proses belajar mengajar. Untuk itu perlu diakan perubahan. Penulis berkonsultasi dengan guru untuk menerapkan variasi model pembelajaran, yaitu model pembelajaran yang mengkolaborasikan antar model pembelajaran yang berpusat pada guru dan berpusat pada siswa. Bentuk kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran Explicit Instruction ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk akatif dalam proses pembelajaran. Siswa terlibat dalam seluruh langkah-langkah pembelajaran, karena langkah-langkah model ini terdiri dari demonstrasi yang dilanjutkan dengan latiahan terbimbing serta umpan balik tentang materi yang dijelaskan dan kemudian latihan lanjutan/mandiri. Model ini menekankan pembelajaran pada pemberian pengetahuan deklaratif dan prosedural. Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan yang dapat diungkapkan dengan kata-kata untuk mengetahui sesuatu, sedangkan pengetahuan

prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukuan sesuatu yang dilakukan setahap demi setahap. Model pembelajaran Lottery Card adalah suatu pembelajaran kooperatif, dimana siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari setiap pertanyaan yang keluar dari dalam gelas yang telah dikocok oleh guru. Siswa dibentuk kelompok dan setiap pertanyaan digulung dan dimasukkan ke dalam gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahulu, setiap kelompok mendapatkan kartu jawaban yang sama begitu juga dengan kelompok lain. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilahkan tepuk tangan atau yel-yel yang akan memberikan semarak dan menambah semangat siswa belajar, dan setiap jawaban yang benar akan diberi 1 poin sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggota. Dengan demikian siswa mengalami situasi belajar yang lebih menyenangkan, tidak membosankan tapi menuntun siswa untuk tetap berfokus pada materi pelajaran. Penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card, menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis. Proses belajar mengajar dalam model pembelajaran Explicit Instruction yaitu menyampaikan tujuan, mendemostrasi atau mempresentasikan, memberi latihan terbimbing, pemberian umpan balik dan latihan lanjutan/mandiri. Pada awalnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran sekaligus memotivasi siswa dengan memberikan penjelasan mengapa materi yang akan disampaikan penting untuk dipelajari, kemudian guru menjelaskan materi

pelajaran. Untuk materi yang bersifat pemahaman yang bias diungkapkan dengan kata-kata, maka penyampaian materi dilakukan presentasi. Sedangkan untuk materi bersifat prosedural maka akan disampaikan dengan demonstrasi. Selanjutnya guru memberikan latihan terbimbing dengan menerapkan model pembelajaran Lottery Card, yaitu siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahulu, setiap kelompok mendapatkan kartu jawaban yang sama begitu juga dengan kelompok lain. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilahkan tepuk tangan atau yel-yel yang akan memberikan semarak dan menambah semangat siswa belajar, dan setiap jawaban yang benar akan diberi 1 poin sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggota. Untuk memperoleh umpan balik guru akan mengulangi kembali pelajaran yang belum dimengerti oleh siswa sehingga pemahaman siswa akan lebih baik. Terakhir diberikan latihan lanjutan/mandiri, yaitu siswa akan diberi tugas untuk dikerjakan diluar jam pelajaran di sekolah, pada pertemuan selanjutnya tugas tersebut akan dikumpul dan dibahas bersama dikelas.. Jadi penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card dimaksukan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang lebih menarik dan tidak membosankan sehingga mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pula. Dari uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card

maka aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dapat meningkat. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 melalui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Methodist- 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 melalui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card. 3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Methodist - 8 Medan antar siklus. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat : 1. Sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan penulis mengenai model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 2. Sebagai masukan bagi sekolah khususnya kepada guru mata pelajaran akuntansi mengenai penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Sebagai bahan referensi bagi civitas akademik fakultas ekonomi khususnya jurusan ekonomi pendidikan akuntansi Universitas Negeri Medan dalam melakukan penelitian.