STUDI EKSPERIMEN PENGARUH MEDAN MAGNET 800 GAUSS PADA ALIRAN BAHAN BAKAR PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 150 CC

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH MEDAN MAGNET 800 GAUSS PADA ALIRAN BAHAN BAKAR PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 150 CC

PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENINGKAT KUALITAS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK MOTOR BENSIN

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

Jurnal Teknik Mesin UMY

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Jurnal ENGINE Vol.1 No.1, Mei 2017, pp e-issn:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE


PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya, terlihat dari kebutuhan alat transportasi sebagai. penunjang perokonomian, hal ini dapat dilihat dengan semakin

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

PENGARUH PENGGUNAAN BROQUET PADA PRESTASI MESIN SEPEDA MOTOR

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Analisis penggunaan alat magnetisasi bahan bakar secara elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin empat langkah satu silinder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimental Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kinerja Mesin Otto 108 cc Menggunakan Variasi Jarak Antar Medan Magnet

Transkripsi:

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH MEDAN MAGNET 800 GAUSS PADA ALIRAN BAHAN BAKAR PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 150 CC 14 pt TNR tebal Agus Harianto 1, M. Arif Hariyadi 2, Edi Kurniawan Prasetyo 3 11 pt TNR tebal 1) Staf Pengajar Teknik Universitas Antakusuma Email: agus.harianto80@gmail.com 2) Staf Pengajar Teknik Universitas Antakusuma 3) Mahasiswa Teknik Universitas Antakusuma email wajib ada untuk korespondensi ABSTRAK miring masuk kirikanan 10 mm max 250 kata max 5 kata Medan magnet dapat membantu proses ionisasi pada bahan bakar, sehingga bahan bakar saat proses pembakaran dapat mudah mengikat oksigen. Pengikatan oksigen pada bahan bakar secara stoikiometri menyebabkan pembakaran lebih sempurna, sehingga torsi dan daya pada mesin dapat meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemasangan magnet 800 gauss terhadap torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar spesifik motor bensin 150 CC. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan prestasi mesin motor bensin merk Honda Verza CW 150 CC yang dipasang magnet 800 Gauss merk X-Power pada saluran bahan bakar dengan tanpa dipasang magnet 800 Gauss merk X-Power. Setiap pengujian dilakukan pada putaran mesin 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, dan 7000 rpm. Metode yang digunakan adalah secara eksperimen di Laboratorium Efisiensi dan Konversi Energi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan magnet 800 gauss terjadi peningkatan torsi maksimal sebesar 0,59%, dan peningkatan daya maksimal sebesar 1%. Kata Kunci : Magnet 800 gauss, torsi, daya, konsumsi bahan bakar spesifik. masuk 10 mm awal paragraf PENDAHULUAN Judul bab tebal Bahan bakar minyak (BBM) berperan sangat penting dalam perkembangan teknologi, terutama dalam bidang teknologi industri dan otomotif. Penggunaan bahan bakar minyak semakin hari semakin meningkat, namun di sisi lain minyak mentah semakin berkurang. Berkurangnya bahan bakar dan meningkatnya kebutuhan bahan bakar membuat bahan bakar semakin sub bab tebal mahal. Untuk itu perlu penghematan pemakaian bahan bakar dan meningkatkan kualitas pembakaran. Salah satu cara yang digunakan untuk menghemat dan meningkatkan kualitas bahan bakar minyak adalah dengan penggunaan magnet. Dalam penelitiannya menggunakan magnet merk Femax Combo pada mesin 110 CC, didapatkan hasil meningkatnya torsi dan daya, dan mereduksi konsumsi bahan bakar sebesar 5,45% [1]. Hasil penelitian menunjukan bahwa motor bensin yang terkena medan magnet yang ditimbulkan oleh magnet-x menghasilkan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan, peningkatan efisiensi mesin yang terlihat pada daya dan torsi yang meningkat cukup signifikan disertai penghematan konsumsi bahan bakar [2]. Adapun hasil penelitian yang lain menunjukan bahwa dalam peningkatan unjuk kerja mesin dengan perlakuan medan magnet antara lain peningkatan daya maksimum sebesar 4,7%, penurunan pemakaian bahan bakar spesifik maksimum sebesar 11,8%, peningkatan efisiensi thermis maksimum sebesar 13,4% dan penurunan kadar CO maksimum sebesar 25% [3]. Sehingga dapat disimpulkan adanya perlakuan medan magnet dapat meningkatkan unjuk kerja mesin. Motor Bensin TINJAUAN PUSTAKA opsional boleh ada/tidak Motor Otto atau Beau de Roches meru- pakan mesin pengonversi energi tidak langsung, yaitu dari energi kimia bahan bakar menjadi energi panas dan baru kemudian menjadi energi kinetik. Berdasarkan siklus kerjanya, motor bensin dibedakan menjadi dua, yaitu : a) Motor bensin dua langkah (Two Stroke) Motor bensin dua langkah adalah motor yang pada dua langkah piston (satu putaran poros engkol) sempurna akan menghasilkan satu langkah kerja. b) Motor bensin empat langkah (Four Stroke) Motor bensin empat langkah adalah motor yang pada setiap empat langkah piston (dua putaran poros engkol)

sempurna, meng- hasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja). Proses teoritis motor bensin adalah proses yang bekerja berdasarkan siklus Otto, dimana proses pemasukan kalor berlangsung pada volume konstan Gambar 1 tebal rata tengah berurutan 1,2,3 dst ukuran proporsional judul : tiap awal kata huruf besar, kecuali kata penghubung huruf kecil b) Paramagnetik Adalah bahan yang menunjukkan sifat kemagnetan lemah dibawah pengaruh medan magnet dari luar. c) Diamagnetik Adalah bahan yang sedikit melawan penga- ruh sifat kemagnetan dari pengaruh medan magnet dari luar. sub-sub bab tebal Teori Katalisator Bensin miring Cara kerja katalisator bensin adalah dengan menggunakan sistem kemagnetan, yaitu dengan pemberian suatu medan magnet pada saluran bahan bakar yang menuju karburator. Sebelum masuk ke ruang bakar, bensin mengalami restrukturisasi ion positif dan negatif agar lebih mudah terbakar di dalam silinder. Gambar 1 Siklus Ideal Motor Bensin Empat Langkah Sedangkan siklus aktual yang terjadi pada motor bensin, efisiensinya jauh lebih rendah daripada efisiensi siklus ideal, karena berbagai kerugian yang terjadi dalam operasi mesin. Gambar 2 Siklus Aktual Motor Bensin Empat Langkah Sistem bahan bakar pada sepeda motor terdiri dari sistem suplai bahan bakar dan sistem penakar bahan bakar. Sistem suplai bahan bakar berfungsi mengalirkan bahan bakar dari tangki ke sistem penakar bahan bakar. Sedangkan sistem penakar bahan bakar berfungsi untuk menakar jumlah udara dan bahan bakar agar diperoleh campuran udara bahan bakar yang dapat dibakar dengan cepat dan sempurna di dalam silinder dan juga berfungsi untuk atomisasi dan penyebar bahan bakar di dalam aliran udara. Teori Kemagnetan Macam-macam bahan ditinjau dari sifat kemagnetannya ada tiga macam, yaitu: a) Feromagnetik Adalah bahan yang menimbulkan sifat kemagnetan yang kuat di bawah pengaruh medan magnet dari luar. Gambar 3 Efek Kemagnetan Molekul hidrokarbon merupakan unsur penyusun utama bensin, cenderung untuk saling tertarik satu sama lain, membentuk gugus molekul (clustering). Pemberian suatu medan magnet pada molekul hidrokarbon tersebut menyebabkan penolakan - penola-kan antar molekul hidrokarbon (declustering), sehingga terbentuk jarak yang optimal antara molekul hidrokarbon dan melemahkan ikatan antara atom HC dan mudah tertarik dengan oksigen pada proses pembakarannya. Dengan adanya hal tersebut di atas, bahan bakar yang terkena efek kemagnetan akan menjadi semakin reaktif dalam proses pembakaran yang sempurna di ruang pem-bakaran, sehingga akan mempengaruhi unjuk kerja mesin yang semakin meningkat. Parameter - parameter Performa Kendaraan Bermotor a. Torsi (Torque) T = F. r (N.m). (1) Keterangan: T = Torsi (N.m) F r = Gaya yang bekerja pada torak (N) = Panjang lengan poros (crank arm ½ langkah torak) (m) b. Daya P = 2π x n x T... (2) Keterangan: P = Daya poros (KW) T = Torsi (N.m) N = Putaran mesin (rpm)

c. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Sfc) sfc = m f... (3) P Keterangan: m f = Laju aliran massa bhn bakar ( kg ) s P = daya poros (KW) Metode Penelitian Panjang x Lebar x Tinggi Jarak Sumbu Roda Jarak terendah ke tanah Berat kosong Kapasitas tangki bahan bakar MESIN Volume langkah 2.056 x 742 x 1.054 mm 1.318 mm 156 mm 129 kg 12,2 liter 4 Langkah, SOHC, Silinder Tunggal 149,2 cc Diameter x Langkah 57,3 x 57,8 Perbandingan 9,5 : 1 Kompresi Daya maksimum 9,72 Kw (13,2 PS) / 8.500 Rpm Torsi maksimum 12,7 Nm (1,29 kgf.m) / 6.000 Rpm Alat Penelitian Gambar 4 Diagram Alir Penelitian 1. sepeda motor 150 cc 2. Dynamometer (type disk brake) 3. Buret Ukur 4. Stopwatch 5. Kipas Pendingin 6. Proximity Sensor Tabel 1 Rata Kiri 7. Anemometer cetak tebal judul : awal kata huruf besar Tabel 1 Data Spesifikasi Honda Verza TIPE ket tabel berurutan 1,2,3 dst ukuran proporsional 8pt, 9pt,10pt Kapasitas minyak pelumas mesin Tipe Kopling Tipe transmisi Pola pengoperan gigi Tipe starter KELISTRIKAN Tipe battery Busi 1,0 liter pada penggantian periodik Manual, multiplate wet clutch 5 kecepatan 1 N 2 3 4 5 Starter kaki dan starter elektrik 12V - 3,5 Ah NGK CPR9EA-9 Merk Verza 150 CW Pengapian Full Transisterized DIMENSI

Bahan Penelitian 1. Medan Magnet Tipe X-Power - 800 G Prinsif kerja Magnet X-Power 800 G menggunakan gelombang active ultra magnetics yang dihasilkan dari susunan beberapa komponen magnet permanent dengan formulasi khusus. Gambar 5 Magnet Tipe X-Power - 800 G 2. Bahan Bakar Pertamax Ron 92 Tabel 2 Data fisik dan kimiawi pertamax [4]: Prosedur Pengujian 1. Motor start 2. Persneling posisi gigi ke- 5 3. Trotel diputar sampai putaran engine 7000 rpm. 4. Tunggu stabil kemudian data diambil dengan tahapan : Catat angka yang tampil pada display. Angka yang tampil pada display dianggap nol karena belum ada pembebanan (pengereman). Hal itu terjadi karena pengaruh gesekan dan gaya momen inersia alat. Tempel anemometer pada saluran udara masuk, catat angka yang tampil. Perhatikan penurunan bahan bakar pada buret sambil mengukur waktu penurunan menggunakan stopwatch. Pada garis ke 5, berhenti mengukur waktunya, catat 5. Matikan mesin, tunggu dingin. 6. Setelah normal, mesin hidupkan, prosedur 3 dilakukan 7. Lakukan pembebanan dengan menekan caliper rem. Penekanan diatur sampai RPM engine menunjukkan RPM 7000. 8. Tunggu stabil kemudian data diambil dengan tahapan : Catat angka yang tampil pada display. Tempel anemometer pada saluran udara masuk, catat angka yang tampil. Perhatikan penurunan bahan bakar pada buret sambil mengukur waktu penurunan menggunakan stopwatch. Pada garis ke 5, berhenti mengukur waktunya, catat 9. matikan kembali, menunggu mesin dingin. 10. Lakukan prosedur 6, 7, 8, dengan beban pengereman bervariasi dari RPM 7000, 6000, 5000, 4000, 3000. HASIL DAN PEMBAHASAN Torsi Tabel 3 Putaran (Rpm) Data Hasil Pengujian Tanpa Medan Magnet (Standar) Konsumsi bahan bakar Torsi (Nm) mili liter (ml) 3000 11,82 5,2 4000 11,88 5 detik (s) 7,07 6,09

5000 11,96 4 6000 12,05 3,4 7000 11,97 3 5,13 5,09 4,09 Tabel 4 Data Hasil Pengujian Medan Magnet X-Power 800 G Putaran Konsumsi bahan bakar (Rpm) Torsi (Nm) mili liter (ml) 3000 11,89 3,66 4000 11,95 3,43 5000 12,03 3,4 6000 12,09 2,73 7000 12,00 2,46 detik (s) 8,38 7,77 7,31 4,9 3,33 Dari Tabel 3 dan Tabel 4 didapatkan torsi sebagai berikut: pengacuan Tabel Capital mesin dan menjadi faktor dominan pada putaran mesin yang lebih tinggi [5]. Hasil pengujian dari gambar grafik perbedaan torsi penggunaan medan magnet X- Power 800 G dan tanpa medan magnet (standar), motor dalam pengujian menggunakan medan magnet X-Power 800 G memiliki torsi yang lebih tinggi dari pada motor yang tanpa menggunakan medan magnet (standar). Kenaikan torsi disebabkan oleh kandungan oktan yang tinggi pada bahan bakar pertamax 92 dan proses magnetisasi pada bahan bakar akan membuat pembakaran lebih sempurna. Daya Tabel 5 Hasil Perhitungan Daya Poros Putaran (Rpm) Tanpa Magnet (standar) (kw) Dengan Magnet X- Power 800 G (kw) 3000 3,6957 3,7334 4000 4,9737 5,0025 5000 6,2590 6,2954 6000 7,5674 7,5925 7000 8,7700 8,7914 Dari Tabel 5 didapatkan grafik daya sebagai berikut: Gambar 6 Putaran Vs Torsi Berdasarkan hasil pengujian pada Gambar 6 menjelaskan torsi pada penggunaan tanpa medan magnet (standar) dan yang menggunakan medan magnet X-Power 800 G. Semakin rpm dinaikan torsi pada penggunaan medan magnet X-Power 800 G mengalami kenaikan pada putaran 3000-6000 rpm dengan nilai rata-rata 11,99 Nm dan mengalami penurunan di 7000 rpm dengan nilai 12,00 Nm. Sedangkan torsi pada penggunaan tanpa medan magnet (standar) mengalami kenaikan pada putaran 3000-6000 rpm dengan nilai rata-rata 11,92 Nm dan mengalami penurunan di 7000 rpm dengan nilai 11,97 Nm. Hal ini disebabkan karena kerugian gesekan (friction loss) meningkat dengan bertambahnya putaran Gambar 7 Putaran Vs Daya Poros Berdasarkan Gambar 7 menunjukan bahwa adanya perbedaan antara daya yang mengguna-kan medan magnet X-Power 800 G dan tanpa medan magnet (standar). Semakin rpm dinaikan, daya pada penggunaan medan magnet X-Power 800 G mengalami kenaikan pada putaran 3000-7000 rpm dengan nilai rata-rata 6,2830 kw. Sedangkan daya pada penggunaan tanpa medan magnet (standar) mengalami kenaikan pada putaran 3000-7000 rpm dengan nilai rata-rata 6,2531 kw.

Kesimpulan dari gambar grafik perbedaan daya pada penggunaan medan magnet X-Power 800 G dan tanpa medan magnet (standar), motor dalam pengujian menggunakan medan magnet X-Power 800 G memilik daya yang lebih besar dibandingkan motor yang tanpa menggunakan medan magnet (standar). Specifik Fuel Consumption (SFC) Dari Tabel 5 didapatkan grafik Specific Fuel Consumption (sfc) sebagai berikut : KESIMPULAN Semakin rpm dinaikan, maka torsi mesin pada penggunaan medan magnet X-Power 800 G mengalami kenaikan pada putaran 3000-6000 rpm dengan nilai rata-rata 11,99 Nm dan mengalami penurunan di 7000 rpm dengan nilai 12,00 Nm. Sedangkan torsi pada penggunaan tanpa medan magnet (standar) mengalami kenaikan pada putaran 3000-6000 rpm dengan nilai rata-rata 11,92 Nm dan mengalami penurunan di 7000 rpm dengan nilai 11,97 Nm. SARAN opsional UCAPAN TERIMA KASIH penomoran sesuai urutan kutipan acuan [ ] DAFTAR PUSTAKA Gambar 8 Putaran Vs Specifik Fuel Consumption (SFC) Pada Gambar 8 menunjukan perbandingan antara putaran mesin dengan konsumsi bahan bakar pengacuan Gambar Capital spesifik (sfc) yang dihasilkan dari data hasil pengujian tanpa medan magnet (standar) dengan menggunakan medan magnet X-Power 800 G. Semakin rpm dinaikan konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) pada penggunaan medan magnet X-Power 800 G mengalami penurunan pada putaran 3000-6000 rpm dengan nilai rata-rata sebesar 0,2382 kg/kwh dan mengalami kenaikan di 7000 rpm dengan nilai 0,2271 kg/kwh. Sedangkan konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) pada penggunaan tanpa medan magnet (standar) mengalami penurunan pada putaran 3000-6000 rpm dengan nilai rata-rata 0,4005 kg/kwh dan mengalami kenaikan pada putaran di 7000 rpm dengan nilai 0,2836 kg/kwh. Kesimpulan dari Gambar 8, perbedaan konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) pada penggunaan medan magnet X-Power 800 G dan tanpa medan magnet (standar), motor dalam pengujian menggunakan medan magnet X-Power 800 G memilik konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) yang lebih rendah dibandingkan motor yang tanpa menggunakan medan magnet (standar). [1] Arismunandar, Wiranto. 2005. Penggerak Mula: Motor Bakar Torak. ITB Press, Bandung. [2] Cengel, A. judul Yunus buku, & jurnal, Boles, artikel Micheal dicetak A. miring. 1994. Thermodynamics An Engineering Approach. Mc Graw-Hill Book Inc, New York. [3] D. Zhen, T. Wang, F. Gu, and A. D. Ball. 2013. Fault diagnosis of motor drives using stator current signal analysis based on dynamic time warping, Mech. Syst. Signal Process. Vol. 34, No. 1 2, hal. 191 202. [4] Daryanto. 1984. Perencanaan Motor Diesel dan Bensin 4 Langkah. Tarsito, Bandung. [5]. 2017. Pemanfaatan Limbah Plastik. (http://www.siomay.com/pemanfaatan limbahplastik/, diakses jika tanpa pada nama tanggal pengarang 24 Januari dan 2016). tahun [6].. Pemanfaatan Limbah Plastik. (http://www.siomay.com/pemanfaatan-limbahplastik/, diakses pada tanggal 24 Januari 2016). [7] Bambang, S. 2017. Pemanfaatan Limbah Plastik. (http://www.siomay.com/pemanfaatan-limbahplastik.html, diakses pada tanggal 24 Januari 2016). [8] Engineering Fundamentals. 2007. Medium Carbon (Carbon Steel NS 1045) (http://www.efunda.com/materials/alloys /carbon_steels/medium_carbon.cfm, diakses pada tanggal 10 Juni 2007). [9] Suratman, R. 2005. Teknologi Perlindungan Logam. (http://www.lennbiz.com/metallurgy/tpl.pdf, diakses pada tanggal 3 Juni 2007).