BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Zamrud Khatulistiwa ini merdeka. Selama itu pula ibu pertiwi ini mengisi kemerdekaannya

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kepedulian sosial, mengamalkan ilmu pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2 Menurut PP No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BAB I PENDAHULUAN. 27, pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR TERPADU TEMA: ARSITEKTUR BERMAIN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan maksud agar orang yang dihadapinya mengalami perubahan dan peningkatan dari segi pengetahuan, kemampuan, akhlak, bahkan juga seluruh pribadinya. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar hidup manusia dan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kesejahteraan hidup manusia. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan mempunyai peran dan kedudukan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat dalam suatu bangsa yang akan dating dan dengan wujud kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral etikanya. Pendidikan merupakan faktor utama yang mempunyai peran penting bagi bangsa Indonesia, karena dengan pendidikan masyarakat Indonesia bisa mendapatkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan sehingga bertanggung jawab dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga, sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 13 Ayat 1, yang menjelaskan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan in formal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan non formal memiliki peran yang sangat penting sekali karena pendidikan nonformal diselengarakan bagi masyarakat yang berfunsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam

2 rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, selain itu pendidikan non formal mencakup seluruh ranah diluar persekolahan, seperti pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan, pelatihan, kursus, Pendidikan Anak Usia Dini, dan satuan PLS lainya. Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini harus didasarkan pada nilainilai filosofis dan religi yang dipegang oleh lingkungan anak serta agama yang dianutnya, sehingga dapat menjaga potensi kebaikan pada diri anak sejak dini. PAUD juga harus memiliki aspek keilmuan yang bersifat isomorfis yang artinya, kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa ilmu, diantaranya: psikologi, sosiologi, fisiologi, antropologi, humaniora dan ilmu pendidikan anak. Selain itu dari segi empiris menjelaskan bahwa, pada saat manusia itu lahir kelengkapan organisasi otak memuat 100-200 miliar sel otak yang siap dikembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi, tetapi hasil penelitaian mengatakan bahwa hanya 5% dari otak itu yang terpakai, hal ini disebabkan karena kurangnya stimulasi agar mengoptimalkan fungsi otak (Semiawan, 2014, hlm. 27, dalam http://sukmayumagic.blogspot.sg/2013/04/hakikat-dan-landasanpenyelenggaraan.htm diakses tanggal 9 Juni 2014). Usia dini merupakan usia yang sangat penting dalam proses perkambangan manusia, sehingga sering disebut golden age usia emas, karena anak mengalami perkembangan fisik dan mental bahkan mencapai kesempurnaan perkembangan anak, oleh karena itu penanaman pendidikan sejak dini pada anak sangatlah berpengaruh pada perkembanganya dan juga pendidikan bagi anak usia dini merupakan pendidikan awal untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang bertujuan untuk member pendidikan dasar sebelum anak memasuki pendidikan yang lebih tinggi, anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat bagi kehidupan selanjutnya, anak usia dini berada pada usia 0-6 tahun, pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup

3 manusia, oleh karena itu proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan kepada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahap perkembangan anak(dalamagil,2012,hlm14)tersediadi:http://agilgokilbgt.blogspot.sg/2012/06/h akikat-dan-landasan-pendidikan-anak.html,diakses 9 juni 2014. Wahana-wahana Pendidikan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, informal dan non formal sebagai mana tertulis dalam Undangundang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat 2 : Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pelayanan dan pembinaan bagi anak prasekolah yang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh, mencakup aspek pendidikan, kesehatan dan gizi yang dilakukan dilingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak. PAUD jalur formal berupa Raudhatul Athfal (RA), Taman Kanak-kanak (TK), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan, PAUD non formal bentuknya adalah Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD jalur informal berupa pendidikan keluarga. Menurut Solehudin (2000, hlm. 56) fungsi Pendidikan Anak Usia Dini dengan prinsipnya ada lima fungsi yaitu: pengembangan potensi, penanaman dasar-dasar aqidah dan keimanan, pembentukan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang diharapakan, pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif. PAUD sangatlah berperan penting bagi kelanjutan pendidikan anak-anak, karena keberhasilan PAUD akan membawa dampak positif bagi anak untuk mengikuti pendidikan selanjutnya, yaitu pendidikan dasar dan menengah serta akan memutus rantai munculnya buta aksara dan menuntas wajib belajar Sembilan tahun. Walaupun tidak dikatakan sebagai jenjang pendidikan, namun PAUD secara tingkatan memiliki kedudukan yang sama dengan pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Hal ini tertulis dalam pasal 28 ayat (1) yang berbunyi: Pendidikan Usia Dini diselengarakan sebelum pendidikan dasar. Secara hokum

4 hal ini berarti bahwa kedudukan PAUD sangat kuat dengan dimuatnya kedalam undang-undang Sintim Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enem tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan atau stimulasi. Pemberian rangsangan pada anak usia sekolah dasar dan menengah tidak akan berarti apabila pada usia dini tidak diberikan stimulasi yang optimal. Pemerintah dihadapkan pada berbagai masalah dalam memberikan layanan PAUD di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal terutama sebagai berikut: pertama, masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai arti PAUD. Kedua, kurangnya sumber daya manusia yang professional di daerah-daerah yang secara operasional menangani PAUD. Ketiga, masih kurangnya tenaga kependidikkan PAUD di lapangan. Keempat, masalah geografis yang harus dilayani sulit dijangkau dan luas wilayah daerah merupakan penyebab utama. Kelima, kurangnya lembaga pendidikan yang berminat untuk menyelengarakan PAUD Program PAUD yang diselenggarakan saat ini hendaknya harus memperhatikan beberapa komponen seperti: siapa pengelolanya, isi paket, alat bantu, sasarnya, usia yang dilayani, jam belajar, jumlah peserta dan siapa yang bertangung jawab terhadap program ini. Isi paket hendaknya memperhatikan kesehatan anak, gizi dan psikologis secara komperhensif. Permasalahan yang ditemukan di masyarakat tidak dapat dipisahkan dari profil layanan PAUD dalam masyarakat dan lembaga yang terkait dengan PAUD. Tujuan utama pendidikan usia dini adalah menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal yang meliputi aspekfisik, psikis dan sosial secara menyeluruh. Dengan demikian anak akan lebih siap untuk belajar lebih lanjut, bukan hanya belajar secara akademik di sekolah, melainkan juga sosial, emosional dan moral disemua lingkungan.

5 Pendidikan pada usia dini merupakan dasar untuk memperoleh pendidikan lebih luas selain pendidikan yang di peroleh dalam lingkungan keluarga. Sebuah PAUD dididirikan berdasrkan kebutuhan masyarakat dan yang menentukan PAUD berjalan atau tidak apabila masyarakat sekitar turut ikut serta anakanaknya dalam proses pembelajaran di lembaga PAUD itu sendiri. Peran pengelola dan tutor sangatlah penting agar orang tua dapat ambil bagian dan ikut serta dalam berjalanya sebuah lembaga PAUD. Lembaga PAUD Kinanti yang menjadi objek penelitian penulis berada di bawah naungan PKBM Kinanti dimana terletak di Kampung Babakan Ampera RW 06 Desa Jaya Giri Lembang. Lembaga PAUD Kinanti terletak dikawasan lembah, di lembah ini dihuni oleh penduduk sebanyak 1576 orang, dari jumlah ini hampir 80% penduduk miskin perkotaan, karena Desa Jayagiri merupakan desa transisi perkotaan, dilihat dari jumlah penduduk yang tidak sedikit sehingga PKBM Kinanti mendirikan lembaga PAUD bagi masyrakat Kampung Babakan Ampera, yang menjadi kendala adalah masyarakat sekitar masih banyak yang tidak mengikut sertakan anaknya untuk di PAUD Kinanti dikarenakan kuangnya peran pengelola dalam memotivasi orang tua untuk mengikut sertakan anak-anaknya di lembaga PAUD Kinanti, walaupun disisi lain masih kurangnya sarana dan prasarana yang ada di lembaga PAUD seperti Alat Permain Edukatif (APE) luar masih kurang, teori belajar yang digunakan tutor masih kurang, tidak adanya pengelompokan berdasarkan usia dalam proses pembelajaran, hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di PAUD Kinanti. Harapan dari didirikanya lembaga PAUD Kianti ini agar masyarakat sekitar merasakan dampak perubahan pada diri mereka dan anak-anak mereka dalam memperoleh pengetahuan, tetapi kembali lagi yang menjadi masalah adalah kurangnya penedekatan dari pengelola untuk memotivasi orang tua agar ikut ambil bagian dalam proses pembelajaran di lembaga PAUD Kinanti. Apabila masalah ini terus dibiarkan sehingga akan timbul dampak yaitu : menyulitkan orang tua dan masyarakat sekitar dalam memperoleh pendidikan bagi anak-

6 anaknya, menyulitkan lembaga PAUD untuk berkembang atau lebih maju karena peserta didiknya sangat kurang, menghambat proses belajar mengajar di PAUD, bahkan mengancam PAUD itu sendiri untuk berhenti berjalan atau beroperasi. Upaya yang paling efektif dalam memotivasi orang tua adalah melalui pendekatan seorang pengelola lembaga PAUD dengan orang tua. Tugas dan tangung jawab seorang pengelola untuk mensejahterakan masyarakat sekitar PAUD dengan mengajak orang tua untuk mengikut sertakan anaknya dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang dilakukan baik secara personal maupun secara verbal dalam memotivasi orang tua agar orang tua lebih memahami fungsi dan kegunaan dari lembaga PAUD itu sendiri. Berdasarkan kenyataan diatas bahwa peran seorang pengelola PAUD dalam memotifasi orang tua untuk mengikut sertakan anaknya di PAUD sangatlah penting, karena seorang pemngelola memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan sebuag lembaga PAUD. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengupas lebih dalam bagaimana peran pengelola dalam memotifasi masyarakat untuk mengikut sertakan anaknya di PAUD. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan dan beberapa fakta di lapangan, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Jumlah orang tua yang mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti berjumlah 20 orang sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah orang tua yang memiliki anak usia dini yaitu berjumlah 40 0rang di RW 06. 2. Belum adanya pemahaman dari orang tua mengenai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Kinanti, sehingga orang tua tidak tertarik untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti. 3. Letak geografis lembaga PAUD Kinanti yang kurang strategis yaitu terletak di wilayah yang sangat jauh dari pusat keramaian sehingga masih banyak orang tua yang belum mengetahui kaeberadaan lembaga PAUD Kinanti.

7 4. Tingkat kehadiran peserta didik di lembaga PAUD Kinanti sangat kurang, dilihat dari banyaknya jumlah peserta didik yang mendaftar yaitu berjumlah 40 orang sedangkan yang aktif hadir hanya berjumlah 20 orang. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran pengelola dalam memotivasi orang tua agar mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti? 2. Bagaimana motivasi orang tua dalam mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti? 3. Hambatan apa yang dialami oleh pengelola dalam memotivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang: 1. Peran pengelola dalam memotivasi orang tua agar mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti 2. Motivasi orang tua dalam mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti. 3. Hambatan yang dialami oleh pengelola dalam memotivasi orang tua agar mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi mahasiswa Pendididikan Luar Sekolah serta dan pengelolah PAUD Kinanti khususnya, mahasiswa dan masyarakat secara umum serta dapat

8 dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah yang ingin mengembangkan penelitian ini. 2. Secara teoritis Secara teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang PAUD dan peran pengelolah dalam memotivasi masyarakat. F. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memudahkan dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka dibuat struktur organisasi penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian pustaka, terdiri dari beberapa teori yaitu: Pengelolaan, motivasi, dan Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. BAB III Metode Penelitian, dalam bab ini diuraikan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini diuaraiakn tentang pemaparan data kualitatif. BAB V Kesimpulan dan Saran, dalam bab ini diuraikan kesimpulan yang merupakan jawaban serta keseluruhan mengenai penelitian dan sasaran.