BAB I PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak. dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%)

Uji Karakteristik Serat Abaca Anyaman 3D Pada Fraksi Volume (30%, 40%, 50%, 60%)

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung sektor Industri Otomotif merupakan kegiatan yang. memanfaatkan kelebihan sumber daya alam lokal, yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS DAN MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (40%, 50%, 60%)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. logam, salah satu material yang banyak dikembangkan saat ini

OPTIMASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMIE BERMATRIK POLYESTER BQTN 157 TERHADAP FRAKSI VOLUME DAN TEBAL SKIN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyak dikembangkan dalam dunia industri manufaktur. Penggunaan material komposit yang ramah lingkungan dan bisa

TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HYBRID BAMBU DAN SERAT E-GLASS BERMATRIK POLYÉSTER 157 BQTN TERHADAP BEBAN TARIK DAN BENDING

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka. kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak. mudah berjamur, tidak berbau dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB I PENDAHULUAN. material teknik. Material komposit khususnya dengan penguatan serat alam mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

BAB I PENDAHULUAN. industri rumah tangga dalam skala kecil. Misalnya bahan pembuat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, serta. produksi berasnya merata di seluruh tanah air.

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 60 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

BAB I PENDAHULUAN. Poros yang berbahan komposit serat batang pisang adalah poros

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kayu. Selain harganya yang murah, komposit juga memiliki. mempunyai kekuatan yang bisa disesuaikan kebutuhan.

STUDI SHRINKAGE DAN KEKUATAN BENDING PADA PEMBUATAN HANDLE MOBIL DARI BAHAN CAMPURAN ANTARA EBONIT DENGAN SERAT BAMBU DAN EBONIT DENGAN SERAT KENAF

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi juga mengarah ke komposit

TUGAS AKHIR REKAYASA KOMPOSIT BERPENGUAT LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT BERMATRIK RESIN POLYESTER BQTN 157

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT BAMBU, FIBER GLASS, SERBUK ALUMINIUM TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

: SYAIFUL ANWAR SANI D JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT RAMI BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHIDE

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB I. PENDAHULUAN. terobosan baru dalam menciptakan material-material yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat, baik dalam bidang material logan maupun non logam. Selama ini keberadaan material logam dalam bidang industri sangat

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

DAFTAR ISI. Hal i ii iii iv vi vii ix

Djati Hery Setyawan D

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini dalam industri manufaktur penggunaan material komposit mulai

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEKUATAN IMPACT SERAT ACAK PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN MATRIK POLIMER POLYESTER PROYEK AKHIR

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ditemui dan digemari masyarakat Indonesia. Buah ini sangat baik apabila

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT

PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA

STUDI KOMPARASI LITERATUR Explorasi Material Serat Sabut Kelapa

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

BAB I. Penggunaan plastik pada umumnya berdampak negatif. sampah plastik, Sebagaimana yang diketahui bahan plastik yang mulai

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

Uji Karakteristik Komposit Serat Rami (Boehmeria nivea) Reinforced Anyaman 3D Pada Fraksi Berat Serat (40%, 50%, 60%, 70%)

STUDI PEMBUATAN KOMPOSIT ALAMI DENGAN BAHAN EBONIT DAN KENAF

I. PENDAHULUAN. usaha perkebunan mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. SIFAT FISIS DAN MEKANIS AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG PISANG YANG DI TREATMENT MENGGUNAKAN KMnO 4

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya industri pembuatan produk dari logam. belakangan ini, sehingga berdampak besar menghasilkan limbah serbuk

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar untuk komoditas hortikultura berupa nanas olahan yaitu 49,32% dari total ekspor hortikultura Indonesia tahun 2004. Penelitian yang telah dilakukan oleh Lembaga Penelitian Tanaman Industri (LPTI) - Bogor, hasil rata-rata satu hektar adalah sekitar 36 ton batang basah dengan rendemen antara 3,5% - 4,0% sehingga hasil akhimya diperkirakan sekitar 1,3 ton/ha serat kering. Tanaman nanas per hektar per tahun sebesar 125 ton terdiri dari daun hijau 40% (50 ton) dan batang basah 60% (75 ton). Dari batang basah akan dihasilkan serat kering 3,5% (2,625 ton) dan limbahnya 16% (12 ton) (Attayaya, 2008). Bagi masyarakat Indonesia, nanas merupakan bagian dari kehidupannya, karena semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Disamping itu, arti penting bagi masyarakat juga tercermin dari luasnya areal perkebunan rakyat yang mencapai 47% dari 3,74 juta ha dan melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga petani. Pengusahaan nanas juga membuka tambahan kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan dan hasil samping yang sangat beragam. (Tarmansyah, 2007). 1

Pohon nanas di Indonesia merupakan yang terluas keempat di dunia dengan pangsa 3,2% dari total luas areal nanas dunia. Peringkat pertama dunia diduduki Brazil (pangsa 25,8%), disusul Bolivia (pangsa 16,0%), Paraguay (pangsa 10,7%). Ragam produk dan devisa yang dihasilkan Indonesia juga dibawah Bolivia dan Paraguay. Perolehan devisa dari produk nanas mencapai 93 juta US$ atau 7% dari ekspor produk nanas dunia pada tahun 2004 (Attayaya, 2008). Produktivitas tanaman nanas baru mencapai 2700-4500 butir nanas. Produktivitas ini masih bisa ditingkatkan menjadi 6750 butir. Nanas yang kerap dikonsumsi sebagai buah segar dapat tumbuh dan berbuah di dataran tinggi hingga 1.000 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan potensi tersebut maka pengembangan agribisnis nanas, khususnya industri pengolahan buah nanas diarahkan ke Propinsi Riau, Jambi dan Lampung di wilayah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur di wilayah Jawa, Propinsi Kalimantan Barat di wilayah Kalimantan, dan Propinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah di wilayah Sulawesi. (Ariawan,D., 2008). Dari buah nanas dapat dikembangkan berbagai industri yang menghasilkan produk pangan dan nonpangan, mulai dari produk primer yang masih menampakkan ciri-ciri nanas. Buah nanas yang dulu hanya digunakan sebagai bahan makanan atau selai, sekarang sudah merupakan bahan baku industri cukup penting. Oleh karenanya dewasa ini pengembangan teknologi komposit mengarah ke komposit serat alam 2

(organik) dikarenakan sifatnya yang renewable (terbarukan) sehingga mengurangi gangguan lingkungan hidup juga harganya yang relatif murah, dan memiliki kemampuan mekanik tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan industri. Kendala serat nanas Indonesia kalah bersaing karena pengolahan serat nanas kita umumnya masih tradisional dan belum menggunakan mesin sehingga hasilnya tidak banyak dan kurang baik. Menurut ariawan, D. (2008), dalam komposit serat alam (natural fiber composite) terdapat dua penyusun utama yaitu serat dan matrik. Dalam penelitian ini serat yang digunakan adalah serat agave cantula roxb yang banyak ditemui didaerah Kulon Progo Propinsi Yogyakarta. Sedangkan resin sebagai matrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah unsaturated polyester (UP) (Yucalac ) 157 BQTN-EX yang merupakan salah satu resin thermoset yang mudah diperoleh dan digunakan oleh masyarakat umum dan industri skala kecil dan besar. Selain itu resin ini mempunyai kemampuan berikatan dengan serat alam tanpa menimbulkan reaksi dan gas selama proses pembuatannya. Kendala yang dihadapi ketika pembuatan komposit adalah belum meresapnya seluruh polyester kedalam serat karena pilinan serat yang rapat sehingga harus memberikan waktu lebih untuk pencetakan komposit. Melihat penjelasan diatas, maka komposit yang akan digunakan sebagai bahan penelitian adalah komposit berpenguat serat 3

(Fibrous Composites), karena komposit ini yang paling sering digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang kemampuan mekanis berupa kekuatan tarik, impak, dan bending dari komposit serat cantula dengan matriks polyester. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu adakah pengaruh variasi fraksi berat anyaman 2D serat agave cantula terhadap sifat mekanik dan fisis komposit yang diperkuat serat agave cantula. 1.3. Batasan Masalah Dari perumusan masalah diatas maka dalam penelitian ini permasalahan yang dibahas akan dibatasi sebagai berikut : 1. Serat yang digunakan berupa komposit serat Agave Cantula Roxb dengan variasi fraksi berat anyaman 2D serat cantula. 2. Matriks yang digunakan adalah unsaturated polyester Yucalac 157 BQTN-EX dan katalis MEKPO (Methyl Ethyl Kethone Perokside). 3. Fraksi berat serat yang dipakai adalah 40%, 50% dan 60%. 4. Sifat mekanik yang ingin diketahui adalah kekuatan tarik, kekuatan impak dan kekuatan bending komposit. 4

1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Mengetahui kekuatan tarik komposit serat cantula anyaman 2D terhadap variasi fraksi berat 40%, 50% dan 60%. 2. Mengetahui kekuatan impak komposit serat cantula anyaman 2D terhadap variasi fraksi berat 40%, 50% dan 60%. 3. Mengetahui kekuatan bending komposit serat cantula anyaman 2D dengan variasi fraksi berat 40%, 50% dan 60%. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Terciptanya sebuah material baru yang tersusun dari serat cantula dan matriks polyester yang diharapkan dapat menjadi sumber material alternative, yang memiliki keunggulan dalam hal kekuatan, ringan, tahan korosi, ekonomis dan sebagainya. 2. Didapatkan model anyaman yang terbaik sebagai material penguat komposit serat 2D dan penggunaannya dapat diperluas dalam bidang industri manufaktur yang berkaitan dengan peredam suara. 3. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam pengembangan teknologi komposit serat alam pada khususnya, dan material pada umumnya serta sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut. 5

4. Dapat memenuhi kebutuhan industri yang berkembang di masyarakat, melihat ketersediaan di alam yang cukup besar dan biaya bahan yang jauh lebih murah. Produk yang dihasilkan dapat lebih ringan dan membutuhkan konsumsi energi yang rendah, sehingga biaya produksi dapat ditekan selain juga upaya untuk meningkatkan nilai tambah produksi lokal. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II DASAR TEORI Berisi tinjauan pustaka, pengertian dan klasifikasi komposit, komposit serat alam, komposit tekstil, fraksi berat, pengujian densitas, pengujian kadar air, kekuatan tarik komposit, impak dan patahan komposit, pengujian bending. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, pelaksanaan penelitian dan diagram alir. 6

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang data yang diperoleh dari pengujian, analisa data serta pembahasan dari data hasil pengujian spesimen. BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Berisi kesimpulan dan saran. 7