SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

dokumen-dokumen yang mirip
ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

Dalam sejarah pemikiran Islam klasik, ada kontroversi qadarîyahjabarîyah

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

KEADILAN SEBAGAI HUKUM ALAM

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

Masih Spiritualitas Bisnis

EFEK KESEHARIAN TAKWA

MENYELAMI KALBU AGAMA

OByEKTIVIKASI SALAM Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

TAKWA, ZIKIR, DAN IKHLAS

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

ZIKIR Oleh Nurcholish Madjid

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI

TENTANG MITOS. Oleh Nurcholish Madjid. The Compact Edition of the Oxford English Dictionary (Oxford University Press, 1971), s.v. Myth dan Mythos.

TIDAK SEKADAR PUASA BADANI

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Otentisitas Alkitab vs Quran

PROPORSI HUBUNGAN ANTARA KEILMUAN DAN KEAGAMAAN

UMAT Tengah. Oleh Nurcholish Madjid

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

AYAT ASAS Oleh Nurcholish Madjid

Perbandingan Kenikmatan Surga dan Kenikmatan Dunia

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

MASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG

Kebebasan Ruhani Oleh Nurcholish Madjid

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

Merasakan Manisnya Keimanan

Persiapan Menuju Hari Akhir

Mensyukuri Nikmat Al Quran

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

IMAN KEPADA HARI KEMUDIAN

Relativitas Waktu. (Bagian kedua dari dua tulisan) Oleh Nurcholish Madjid

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an

Wasiat Luqman Kepada Putranya

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

PENDIDIKAN TASAWUF DAN AKHLAK BAGI ANAK

Oleh: Rokhmat S.Labib, M.E.I.

MAKNA IDUL FITRI Oleh Nurcholish Madjid

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1

BEBERAPA SEGI AJARAN DALAM AL-QUR AN DAN PEMECAHAN PERSOALAN UMAT MANUSIA DEWASA INI

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Motivasi Untuk Bertaubat

Renungan tentang kehidupan

IMAN, ISLAM, DAN IHSAN SEBAGAI TRILOGI AJARAN ILAHI

Mutiara Islahul Qulub 3

Pengaruh Shalat dan Maksiat Terhadap Rezeki

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Meraih Kebahagiaan Hakiki dengan Syukur, Sabar, dan Istighfar

Takwa dan Keutamaannya

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Mutiara Introspeksi Diri

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

UMMI> DALAM AL-QUR AN

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Kedudukan Dua Kalimat Syahadat Dalam Syariat Islam

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan:

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Peringatan Agar Tidak Tertipu dengan Kenikmatan Dunia

TAKWA DAN IKHLAS Oleh Nurcholish Madjid

FITRAH Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ~ VII

Menyelaraskan Kehidupan Dunia dan Akhirat

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Transkripsi:

c Demokrasi Lewat Bacaan d SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid Karen Armstrong, dalam bukunya yang sangat terkenal, A History of God (1993), mengungkapkan sebuah kenyataan bahwa dari antara banyak agama, Islam adalah yang secara nisbi paling aman terhadap serangan kritisisme sains. Hal ini disebabkan al-qur an sendiri menyebut penuturan tentang penciptaan alam raya oleh Tuhan sebagai ayat yakni, simbolisme atau perlambang yang tidak perlu, bahkan kadang-kadang tidak boleh, diartikan secara harfiah. Al-Qur an menyebut setiap keterangan di dalamnya sebagai ayat, sebagaimana seluruh alam raya dan bagian-bagiannya serta kejadian-kejadian yang ada di dalamnya adalah ayat dari Tuhan. Kutipan yang menarik dari Karen Armstrong menjelaskan persoalan ini. Al-Qur an senantiasa menekankan perlunya akal untuk memahami pertanda atau pesan Tuhan. Kaum Muslim tidak boleh meninggalkan akal mereka tetapi harus memperhatikan alam secara penuh perhatian dan dengan penuh minat. Sikap inilah yang kelak membuat kaum Muslim rnampu mcmbangun tradisi ilmu alam yang baik, yang tidak pernah dipandang begitu berbahaya kepada agama [...]. Penelitian tentang bekerjanya lingkungan alam menunjukkan bahwa ia punya dimensi dan sumber transenden, yang dapat kita bicarakan hanya dalam perlambang dan simbol. Bahkan kisah tentang para nabi, gambaran tentang Hari Kemudian dan kesenangan surga tidak boleh ditafsirkan secara harfiah melainkan

c Nurcholish Madjid d sebagai tamsil ibarat tentang kenyataan yang lebih tinggi, yang tak tergambarkan. (h. 168). Berkaitan dengan pengertian ayat atau perlambang ini, Ian Richard Netton, seorang ahli semiotika (ilmu tentang lambanglambang), mengatakan, Al-Qur an itu penuh dengan rujukan kepada ayat-ayat (yakni, perlambang-perlambang) Tuhan; dalam pengertian ini, al-qur an dapat digambarkan sebagai surga sebenarnya bagi para ahli semiotika. Dan jelas... bahwa semiosis Islam mempunyai segi lahiri dan batini yang luas. (Ian Richard Netton, Allah Transcendent, Studies in the Structure and Semiotics of Islamic Philosophy, Theology and Cosmology, Richmond, Surrey [Inggris]: Curzon Press, 1989, h. 321). Sekarang, permasalahannya adalah: bagaimana memahami ayat-ayat atau perlambang-perlambang Tuhan ini, baik yang ada dalam Kitab Suci maupun yang ada dalam alam semesta. Mengenai apa yang dikatakan Netton tentang adanya segi-segi lahiri dan batini yang luas dalam ayat-ayat, para sarjana Muslim sendiri telah menjadikannya sebagai bahan polemik sejak masamasa dini sejarah pemikiran Islam. Di kalangan mereka ada yang dikenal sebagai kaum zahiri (mereka yang memahami teks-teks suci secara lahiriah, harfiah), dan ada yang dikenal sebagai kaum batini (mereka yang memahami teks-teks suci menurut tafsiran esoteris, yakni, makna-makna batin). Dari sudut pandangan kaum Sufi, para ahli fiqih (hukum Islam) adalah kaum zahiri atau ahl al-zhawāhir (orang-orang kezahiran ), sedangkan mereka sendiri adalah kaum bathini atau ahl al-bawāthin (orang-orang kebatinan ). Dari kalangan Islam yang paling terkenal sebagai kaum batin ialah golongan Syi ah aliran Isma ili (kini dipimpin oleh Aga Khan yang berkedudukan di Jenewa, Swiss), dan disebut al-bathīnīyūn. Mereka ini pernah menjadi sasaran kritik al-ghazali, sebagaimana juga pandangan kefilsafatan

c Demokrasi c Semiotika Lewat Islam Bacaan d d mereka seperti diwakili oleh filsafat Ibn Sina (seorang lsma ili) yang menjadi sasaran karya polemisnya yang abadi, Tahāfut al-falāsifah (Kerancuan para Filosuf, The Incoherence of Philosophers). Tentang pendekatan semiotika ini, al-qur an sebenarnya mengukuhkannya, berkaitan dengan keterangan tentang surga dan neraka. Sebuah gambaran tentang kesenangan di surga, juga kesengsaraan di neraka, dengan tegas disebutkan sebagai perumpamaan (matsal), sehingga tidak benar jika dipahami secara harfiah. Terjemah ayatnya berbunyi: Perumpamaan surga yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah, di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah, sungaisungai dari susu yang tidak berganti rasanya, sungai-sungai dari arak yang lezat bagi yang meminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang suci murni. Dan tersedia untuk mereka di sana segala jenis buah-buahan, serta ampunan (maghfirah) dari Tuhan mereka. Sebagaimana juga (perumpamaan) orang yang kekal di dalam api (neraka), kemudian diberi minum dari air yang mendidih sehingga memotong-motong usus mereka, (lihat, Q 47:15). Perumpamaan itu digunakan al-qur an sebagai bahasa yang dapat dimengerti manusia, dan diperlukan guna melukiskan sesuatu yang sesungguhnya tidak terlukiskan. Dalam al-qur an sendiri ada keterangan bahwa, Tidak seorang pun mengetahui ganjaran yang disediakan secara tersembunyi bagi mereka, berupa sesuatu yang amat menyenangkan pandangan, sebagai balasan untuk segala amal-kebaikan yang telah mereka kerjakan, (Q 32:17). Menegaskan firman Allah tersebut, ada sebuah hadis Qudsi (firman Allah melalui pengkalimatan oleh Nabi saw), Nabi saw bersabda bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman, Aku sediakan untuk para hamba-ku yang saleh sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terbetik dalam hati manusia. Jadi surga dan neraka adalah kebahagiaan

c Nurcholish Madjid d dan kesengsaraan dalam realitas yang tidak tergambarkan. Maka setiap penggambarannya untuk manusia, yang dengan sendirinya menggunakan bahasa manusia, tidak dapat dipandang sebagai gambaran harfiah. Semuanya hanyalah lambang-lambang atau ayat-ayat, yang untuk dapat memahaminya diperlukan kemampuan untuk menyeberangi (i tibār) ungkapan-ungkapan harfiah itu menuju ke maknanya yang tersembunyi. Dan karena realitas itu memang benar-benar tidak tergambarkan atau tidak terjangkau oleh akal maupun khayal manusia, maka pemahaman itu tidak akan pernah bersifat terakhir (final). Oleh karena itu terdapat banyak perintah dalam al-qur an agar manusia mengembara di muka bumi dan memperhatikan asal-usul serta proses-proses kejadian yang ada, untuk menarik pelajaran. Katakanlah: Mengembaralah kamu di bumi dan saksikanlah bagaimana Allah memulai penciptaan; kemudian Allah mewujudkan ciptaan berikutnya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segalanya, (Q 29:20). Jadi, untuk dapat menangkap makna keterangan dalam suatu Kitab Suci, orang haruslah lebih banyak melakukan i tibār atau pemahaman tamsil-ibarat, dengan menyeberang (makna asal kata-kata ibarah ibarat ) di balik lambang-lambang. Kalau ada kesan pertentangan antara sains dan agama misalnya, itu seringkali timbul karena pendekatan harfiah kepada doktrin-doktrin. Sebaliknya, sikap menentang agama oleh suatu ilmu pengetahuan adalah akibat pemutlakan nilai kebenaran ilmu itu sendiri, padahal ia terus terbuka kepada perkembangan-perkembangan baru, jadi nilai kebenarannya adalah nisbi belaka. Menurut pandangan Islam, selain sains, juga semua teks suci, baik al-qur an sendiri, maupun Taurat (Pejanjian Lama) dan Injil (Perjanjian Baru) adalah ayat atau perlambang. Bahwa Taurat dan Injil, sama dengan al-qur an yang adalah ayat-ayat Allah juga

c Demokrasi c Semiotika Lewat Islam Bacaan d d karena semuanya datang daripada-nya, sebagaimana dikatakan dalam al-qur an, Dia-lah yang menurunkan Kitab ini dengan sebenarnya padamu. Memperkuat yang telah datang sebelumnya dan Dia-lah yang telah menurunkan Taurat dan lnjil, (Q 3:3). Sehingga semua orang Islam harus beriman kepada Kitab Suci mana pun juga. Semua Kitab Suci dari agama apa pun semestinya adalah ajaran Tuhan, karena itu juga adalah ayat-ayat Tuhan (lihat, Q 42:15). Dalam arti inilah mengapa Ian Richard Netton mengatakan, bahwa al-qur an dan seluruh Kitab Suci itu dapat digambarkan sebagai surga sebenarnya bagi para ahli semiotika. [v]