BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, oleh karena itu sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi zaman modern sekarang ini segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. digunakan untuk mempromosikan dirinya dalam mengembangkan karirnya.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang dimana lebih dekat dan berhubungan langsung dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas MSDM adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

BAB I PENDAHULUAN. memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi sehingga diperlukan pula peran yang besar

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT.GLOBAL ARTHA FUTURE. Para karyawan/karyawati yang terhormat yang bekerja pada perusahaan PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimaksud adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang optimal dan berkualitas

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya

SKRIPSI. Untuk memenuhi persyaratan Penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Oleh : Vivi Anaviyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat

BAB I PENDAHULUAN. lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Contohnya pada era ini masyarakat lebih

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam organisasi berskala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi di dunia usaha akhir akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan atau instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan, penarikan, seleksi, dan penempatan orientasi pekerjaannya. Semakin berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan pengendalian pegawainya. Sangatlah dibutuhkan kinerja pegawai yang memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang diperlukan, dengan pegawai yang memiliki kesadaran, kesetiaan, disiplin dan bertanggung jawab atas segala pekerjaan yang telah diberikan dan telah dikerjakan maka kinerja instansi secara keseluruhan akan meningkat. Instansi yang telah didirikan selalu mempunyai harapan bahwa dikemudian hari akan mengalami perkembangan yang baik di dalam lingkup instansi tersebut dan menginginkan terciptanya kinerja yang efektif dalam bidang pekerjaannya. Keberadaan suatu instansi yang berbentuk apapun baik dalam skala besar maupun skala kecil dibutuhkan sumber daya manusia untuk mengatur dan mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kinerja pegawai, baik dalam hal pembagian tugas maupun kegiatan sumber daya manusia lainnya. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang bisa memberikan tenaga, pikiran, kreatifitas pada instansi tersebut. Instansi pemerintahan, sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting dan 1

2 berpengaruh bagi kelangsungan dan keberhasilan suatu instansi. Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menjadi penggerak instansi yang menentukan arah atau tujuan instansi, sehingga tujuan bersama yang telah ditetapkan instansi dapat dicapai. Diperlukan pelatihan lebih mengenai sumber daya manusia dalam suatu instansi dengan cara meningkatkan kinerja pegawai. Suatu instansi dapat mempertahankan pegawai sebagai mitra utama dalam menunjang keberhasilan suatu instansi. Memahami pentingnya keberadaan sumber daya manusia di era globalisasi, saat ini salah satu upaya harus dicapai oleh lembaga adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di dalam organisasi, manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting dalam suatu organisasi. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu telah tersedia, organisasi tidak akan berjalan. Manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi, hendaknya organisasi memberi arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi. Kemajuan organisasi ditentukan oleh kinerja dan keefektifan para pegawai dalam menjalankan tugas pokoknya. Setiap organisasi mengharapkan pegawainya mampu melaksanakan tugasnya secara efektif dan efesien. Tujuannya agar organisasi dapat terus menerus meningkatkan daya saingnya. Semua itu dapat tercapai apabila pegawai mampu memberikan kinerja terbaiknya dalam organisasi atau perusahaan. Perusahaan atau instansi dan pegawai adalah dua pihak yang saling membutuhkan. Pegawai merupakan asset penting dari sebuah instansi, karena sumber daya manusia sebagai alat penggerak instansi untuk dapat terus

3 menjalankan aktivitas pekerjaannya. Kemampuan ataupun kecakapan sumber daya manusia harus diperhatikan, karena sebagai aparatur negara seorang PNS dituntut untuk mempunyai kecakapan, kemampuan dan sikap yang baik agar dapat mencerminkan sebagai aparatur negara yang berorientasi pada pelayanan terbaik terhadap masyarakat. Memperoleh sumber daya manusia yang unggul maka diperlukan suatu kegiatan penegasan kedisiplinan bagi setiap sumber daya manusia dalam suatu instansi. Adanya kegiatan sumber daya manusia, maka diharapkan kegiatan tersebut dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga tidak terjadi gap (kesenjangan) antara kemampuan standar yang dibutuhkan instansi dengan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia pada suatu instansi tersebut. Pemerintah pada suatu negara merupakan salah satu unsur atau komponen dalam pembentukan negara yang baik. Terwujudnya pemerintah yang baik terdapat sebuah sinergi antara swasta, rakyat dan pemerintah sebagai fasilitas yang dilaksanakan secara transparan, partisipatif, akuntabel dan demokratis. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan unsur utama dari sumber daya manusia aparatur negara, mempunyai peranan yang beragam dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Sosok pegawai negeri sipil yang mampu memainkan peranan tersebut adalah pegawai negeri yang memiliki kinerja yang baik dimana dihasilkan dari sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik, professional, sadarkan tanggung jawabnya sebagai pelayanan publik, serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa dan siap menghadapi

4 tantangan masa depan setiap akan adanya berbagai perubahan-perubahan dalam menghadapi era globalisasi. Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh para individu dalam sebuah organisasi agar bisa bekerja dengan baik sehingga memiliki kinerja yang tepat bagi organisasi maupun bagi masyarakat yang memerlukan. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain : motivasi, kepemimpinan, lingkungan kerja, intensif, budaya kerja, komunikasi, jabatan, kedisiplinan, pendidikan dan pelatihan. Kinerja adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2010). Tiga faktor utama yang berpengaruh pada kinerja yaitu individu (kemampuan bekerja), usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan organisasional (kesempatan untuk bekerja). Kinerja dapat dilihat dari bagaimana seseorang dalam bekerja melaksanakan tugasnya, yang semuanya bisa didukung oleh kemandirian, kreativitas, komitmen, tanggung jawab dan rasa percaya diri individu dalam bekerja. Seorang pegawai dikatakan memiliki kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi hasil kerja tinggi daripada yang ditetapkan organisasinya. Pentingnya keberadaan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) yang dapat meningkatkan ekonomi suatu Negara yaitu salah satunya dengan adanya Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) dapat menjadi salah satu badan atau organisasi yang dijadikan tempat untuk berinvestasi maka, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) harus

5 meningkatkan pelayanannya, yaitu salah satunya dengan kinerja pegawai yang kompeten yang dapat membawa Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) kearah yang lebih baik. Dapat dilihat pada Tabel 1.1 kondisi kinerja pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi sebagai berikut. Tabel 1.1 Data Pendukung Kinerja Pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi (2015-2016) Tahun 2015 Tahun 2016 No. Indikator Persentase Keterangan Persentase Keterangan (%) (%) 1. Kesetiaan 82 Baik 74 Cukup 2. Prestasi Kerja 80 Baik 72 Cukup 3. Tanggung Jawab 85 Baik 72 Cukup 4. Ketaatan 85 Baik 71 Cukup 5. Kejujuran 85 Baik 77 Baik 6. Kerjasama 80 Baik 75 Cukup 7. Ketelitian 82 Baik 73 Cukup 8. Kreatifitas 90 Amat Baik 85 Baik Jumlah 669 599 Rata-Rata 83,63 Baik 74,88 Cukup Sumber : Hasil DP3 Pegawai Jabatan Fungsional di BPMPT Kota Sukabumi Pada Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kinerja pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi sudah baik pada tahun 2015, tetapi pada tahun 2016 kinerja pegawai mengalami penurunan sebesar 8,75% dari tahun 2015. Penurunan itu terlihat pada indikator kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kerjasama, dan ketelitian yang cukup signifikan. Sehingga terindikasi bahwa pada tahun 2016 terdapat masalah pada kinerja pegawai. Penilaian kinerja ini dilakukan satu tahun sekali pada bulan desember dan dinilai oleh pejabat penilai yakni atasan langsung pegawai tersebut.

6 Kinerja pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi sudah cukup baik jika melihat dari DP3. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Kepala Sub. Bagian Kepegawaian dan beberapa pegawai di BPMPT Kota Sukabumi terkait dengan kinerja pegawai, yaitu penulis menemukan adanya permasalahan mengenai kinerja pegawai yang masih dinilai kurang untuk menyelesaikan pekerjaan agar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, masih rendahnya ketelitian dalam bekerja sehingga pekerjaan yang dihasilkan masih kurang optimal, prestasi kerja menurun yang akan menghambat kinerja pegawai dimasa depan, karena tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pegawai tidak menggunakan seluruh waktu kerjanya dengan hal lain diluar pekerjaan, maksudnya ketika ada beberapa pekerjaan yang belum dilaksanakan oleh beberapa pegawai. Kinerja memiliki peranan yang sangat penting karena kinerja merupakan bentuk hasil akhir dari proses pegawai menyelesaikan tugasnya. Pegawai yang menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar maka akan memiliki kinerja yang tinggi. Dunia organisasi kinerja pegawai berperan penting dalam usaha pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan studi pendahuluan penyebab masalah kinerja pegawai di BPMPT Kota Sukabumi, penulis melakukan pra survey dengan menyebarkan kuesioner terhadap 20 orang pegawai dengan mengambil sampel dari sebagian populasi dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 penyebab masalah kinerja pegawai dari hasil kuesioner pendahuluan di BPMPT Kota Sukabumi di halaman berikutnya.

7 No. Tabel 1.2 Studi Pendahuluan Penyebab Masalah Kinerja Pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi Variabel SS (5) S (4) Rata-rata Skor = Total Skor / (Jumlah Responden x Jumlah Pernyataan) Sumber : Hasil pra survey kuesioner pendahuluan di BPMPT Kota Sukabumi (2016) Berdasarkan Tabel 1.2 di atas menunjukkan hasil penelitian awal mengenai faktor penyebab penurunan variabel kinerja pegawai. Sebuah variabel dikatakan bermasalah apabila jawaban responden pada skor 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), dan 3 (kurang setuju). Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat masalah kinerja pegawai pada variabel kepemimpinan memiliki rata-rata skor yang masih rendah yaitu 3,2 karena sebagian besar responden menjawab kurang setuju (skor 3). Dilihat dari variabel lingkungan kerja juga memiliki rata-rata skor yang masih rendah yaitu dengan rata-rata skor 3,125 dan belum memenuhi standar ideal dengan skor 4 dan 5. Masalah kinerja ini juga diperkuat dengan informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan Kepala Sub. Bagian Kepegawaian di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi masih terdapat permasalahan mengenai kinerja pegawai belum optimal dilihat dari KS (3) TS (2) F N F N F N F N F N STS (1) Total Skor 1. Kepemimpinan 4 20 18 72 46 138 13 26 0 0 256 3,2 Ratarata Skor 2. Kompensasi 21 105 50 200 8 24 1 2 0 0 331 4,14 3. Motivasi Kerja 27 135 30 120 2 6 0 0 0 0 261 4,35 4. Disiplin Kerja 20 100 44 176 15 45 1 2 0 0 323 4,04 5. Ligkungan Kerja 3 15 16 64 49 147 12 24 0 0 250 3,125 6. Pelatihan Kerja 17 85 40 160 20 60 3 6 0 0 311 3,9 7. Pengembangan Kerja 19 95 45 180 16 48 0 0 0 0 323 4,04 F = Frekuensi, N = Frekuensi x Skor Jumlah Responden = 20 Jumlah Variabel = 7

8 kuantitas kerja dan kerjasama serta tanggung jawab pegawai, masih ada pegawai yang meninggalkan kantor sebelum waktunya atau pulang sebelum waktunya. Organisasi tentunya dipimpin oleh seorang pemimpin, seorang pemimpin tentunya harus memiliki jiwa kepemimpinan. Organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya. Seorang pemimpin atau kepala suatu bagian organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin jika dapat mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan hasil observasi dan informasi yang diperoleh, terdapat permasalahan pada kepemimpinan seperti kurangnya perhatian pemimpin terhadap pegawai, faktanya pemimpin tidak pernah mengetahui masalah apa yang sedang dihadapi oleh pegawainya. Melihat kondisi kepemimpinan di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 1.3 sebagai berikut. Tabel 1.3 Data Pendukung Kepemimpinan di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi (2015-2016) Tahun 2015 Tahun 2016 No. Indikator Persentase Keterangan Persentase Keterangan (%) (%) 1. Komunikasi 80 Baik 73 Cukup 2. Kerjasama 85 Baik 76 Baik 3. Tanggung jawab 80 Baik 72 Cukup 4. Motivasi diri 83 Baik 74 Cukup 5. Kejujuran 80 Baik 72 Cukup 6. Ketelitian 82 Baik 70 Cukup 7. Kecerdasan 91 Amat Baik 78 Baik 8. Disiplin 82 Baik 80 Baik Jumlah 663 595 Rata-Rata 82,88 Baik 74,38 Cukup Sumber : Hasil DP3 Pegawai Jabatan Fungsional di BPMPT Kota Sukabumi

9 Pada Tabel 1.3 di halaman sebelumnya dapat dilihat bahwa rata-rata kinerja pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi sudah baik pada tahun 2015, akan tetapi pada tahun 2016 kinerja pegawai mengalami penurunan sebesar 8,5% dari tahun 2015. Penurunan itu terlihat pada indikator komunikasi, tanggung jawab, motivasi diri, kejujuran, dan ketelitian yang cukup signifikan. Sehingga terindikasi bahwa pada tahun 2016 terdapat masalah pada kepemimpinan. Pemimpin di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi memegang peranan penting dalam kemajuan organisasi. Di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi pemimpin harus mampu mengarahkan bawahan terutama dalam hal pelayanan kepada pengunjung. Mengarahkan dan mengatur pegawai yang mempunyai karakteristik, kebutuhan maupun tujuan yang berbeda bukanlah hal yang mudah dibutuhkan sosok pemimpin yang dapat menjadi panutan bagi pegawainya sehingga mereka bekerja sesuai dengan arahan dan kebijakan pemimpin tersebut. Di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi juga seorang pemimpin harus mampu menguntungkan pegawai dan mampu menguntungkan organisasinya. Seorang pemimpin tentunya harus memiliki jiwa kepemimpinan. Kepimimpinan merupakan kemampuan seseorang yang dapat mengarahkan dan membimbing bawahannya dalam meningkatkan tujuan dari perusahaan itu sendiri. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemapuan mempengaruhi perilaku anggotanya. Seorang pemimpin atau kepala

10 suatu bagian organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin jika dia dapat mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi. Faktor lain yakni situasi lingkungan kerja fisik, diantaranya sirkulasi udara diruangan kerja yang cukup panas karena sirkulasi udara yang tidak baik udara menjadi kotor, dan cahaya yang kurang terang di tempat kerja, dan fasilitas yang kurang memadai dimana para pegawai mengalami kesulitan dalam bekerja. Lingkungan kerja non fisik yaitu dimana antara atasan dengan pegawai kurang adanya komunikasi yang baik, sehingga mengakibatkan tidak terjalinnya hubungan yang harmonis. Melihat kondisi lingkungan kerja di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi, dapat dilihat pada Tabel 1.4 sebagai berikut. Tabel 1.4 Data Pendukung Lingkungan Kerja di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi (2015-2016) Tahun 2015 Tahun 2016 No. Indikator Persentase Keterangan Persentase Keterangan (%) (%) 1. Penerangan 77 Baik 71 Cukup 2. Suhu udara 80 Baik 77 Baik 3. Keamanan kerja 82 Baik 73 Cukup 4. Kebersihan 79 Baik 74 Cukup 5. Kerapihan 90 Amat Baik 72 Cukup 6. Fasilitas 88 Baik 72 Cukup 7. Kebisingan suara 82 Baik 71 Cukup 8. Pewarnaan 81 Baik 80 Baik Jumlah 659 590 Rata-Rata 82,38 Baik 73,75 Cukup Sumber : Hasil DP3 Pegawai Jabatan Fungsional di BPMPT Kota Sukabumi Pada Tabel 1.4 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata lingkungan kerja di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi

11 sudah baik pada tahun 2015, akan tetapi pada tahun 2016 lingkungan kerja mengalami penurunan sebesar 8,63% dari tahun 2015. Penurunan itu terlihat pada indikator penerangan, keamanan kerja, kebersihan, kerapihan, fasilitas, dan kebisingan suara yang cukup signifikan. Terindikasi bahwa pada tahun 2016 terdapat masalah pada lingkungan kerja. Kepemimpinan yang efektif tentunya sangat dibutuhkan dalam mendorong peningkatan kinerja pegawai, namun perlu didukung dengan lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik tentunya akan mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang baik pula. Kualitas pelayanan sendiri sebenarnya dipengaruhi oleh banyak aspek salah satunya adalah lingkungan kerja dan cara pengorganisasiannya (Triptono 2010:75). Kepemimpinan sebagai faktor pendorong yang dapat mengakibatkan kinerja pegawai semakin baik apabila kepemimpinannya baik dapat mengkondisikan pegawainya, tidak hanya kepemimpinan saja yang menjadi penentu kinerja baik, adapun lingkungan kerja fisik dan non fisik yang mana mengakibatkan pula kinerja pegawai baik atau kurang baik. Kinerja pegawai yang menurun akan menghambat pelaksanaan tujuan instansi karena pegawai kurang tekun menyelesaikan pekerjaannya sehingga pekerjaan menjadi tertunda dan tidak selesai pada waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut akan sangat merugikan bagi instansi maupun pegawainya sendiri. Adanya kepemimpinan dan lingkungan kerja yang baik diharapkan kinerja pegawai dapat meningkat. Kelancaran proses kerja akan mempermudah tercapainya tujuan dari organisasi atau instansi yang bersangkutan.

12 Berdasarkan latar belakang, sesuai dengan masalah yang terjadi di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi yaitu menurunnya kinerja pegawai. Diketahui beberapa faktor variabel penting yang mempengaruhi kinerja pegawai diantaranya kepemimpinan dan lingkungan kerja. Penulis melakukan penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi. Penulis akan melakukan penelitian dengan judul PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU (BPMPT) KOTA SUKABUMI. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti dapat mengindentifikasi dan merumuskan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini. 1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Kinerja Pegawai belum optimal dilihat dari kerjasama dan kesetiaan pegawai pada pekerjaanya. 2. Tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. 3. Prestasi kerja pegawai masih ada yang kurang.

13 4. Masih ada pegawai yang tidak taat terhadap peraturan. 5. Komunikasi antara pemimpin dengan pegawainya masih kurang dalam mengarahkan dan mengatur pekerjaannya. 6. Pemimpin dalam mentaati peraturan yang berlaku kurang maksimal. 7. Pemimpin masih kurang teliti dalam melaksanakan tugasnya. 8. Pemimpin memilki motivasi diri dalam memunculkan ide-ide baru dan kreativitas pada pegawainya belum efektif. 9. Kebersihan dan kerapihan di tempat kerja masih kurang optimal. 10. Penerangan yang kurang terang di tempat kerja. 11. Fasilitas yang masih kurang mendukung. 12. Kebisingan yang masih terdengar di sekitar tempat kerja. 1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang maka masalah yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi kepemimpinan di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi. 2. Bagaimana persepsi lingkungan kerja di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi. 3. Bagaimana persepsi kinerja pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi. 4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja baik secara simultan dan parsial terhadap kinerja pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi.

14 1.3 Tujuan Penelitian Penulis melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di BPMPT Kota Sukabumi, dimana data tersebut akan digunakan sebagai bahan dalam menyusun laporan skripsi. Tujuan penelitian ini, yaitu : 1. Persepsi Kepemimpinan di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi. 2. Persepsi Lingkungan kerja di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi. 3. Persepsi Kinerja pegawai di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi. 4. Besarnya pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai baik secara simultan maupun parsial di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang sesuai dan bermanfaat dengan tujuan penelitiannya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis (keilmuan) maupun praktis bagi berbagi pihak. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penulis berharap penelitian ini mampu menjadi bagian kecil dari ilmu manajemen sumber daya manusia. Selain itu, penulis mengaharapkan penelitian

15 ini dapat berguna untuk menambah referensi atau sebagai sumber informasi baik bagi pihak-pihak yang tertarik pada topik yang sejenis, serta dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Organisasi/Instansi Dalam Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya peningkatan kepemimpinan dan lingkungan kerja yang baik di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kota Sukabumi, sehingga akan meningkatkan kinerja pegawai. 2. Bagi Pegawai Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kepemimpinan dalam bekerja dan dapat mengurangi kesalahan-kesalahannya dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka. 3. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengalaman yang sebenarnya tentang kepemimpinan, lingkungan kerja, dan kinerja pegawai yang lebih efektif dan efesien.