S O N D I R TUGAS GEOTEKNIK OLEH : KAFRIZALDY D

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo seperti Gambar 3.1.

Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir

XVIII. SONDIR (Cone Penetration Test)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress

ALAT UJI SONDIR. Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/ Ukiman ¹), Setio Utomo ¹), Yusetyowati ¹) ¹)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan atau baja, yang

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

BAB III DATA PERENCANAAN

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB 1 PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR. Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 2 : Bab 13 hal Erlangga

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

PENGUJIAN NILAI CBR LAPANGANDENGAN DCP (DYNAMIC CONE PENETROMETER)

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

No. Dokumen Tanggal P L P. Revisi. Disetujui

KORELASI NILAI CPT DAN SPT PADA LOKASI RING ROAD UTARA YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

PRESSUREMETER TEST (PMT)

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 04/SE/M/2010. tentang

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH PADA PONDASI V PILE (Studi Kasus di Rumah Sakit Haji Medan)

Cara uji geser langsung batu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Ahmad Marzuki (1), Muhammad Firdaus (1), Ilhami (1) dan Sidik Sutiasno (2)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

GESER LANGSUNG (ASTM D

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

KUAT LEKAT TULANGAN PADA BERBAGAI VARIASI MUTU BETON NORMAL

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

BAB II HAND BORING. 2.1 Referensi. Tanah. ITB Dasar Teori

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut

STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasmya. Peran tanah

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. kelapisan tanah di bawahnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan, ada beberapa. kondisi tanah pondasi dan batasan batasan struktur.

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Kriswan Carlan Harefa NRP : Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN DATA INSITU TEST, PARAMETER LABORATORIUM TERHADAP LOADING TEST KANTLEDGE

BAB III DATA PERENCANAAN

IV. PENDEKATAN DESAIN

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

Sambungan diperlukan jika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5

Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

Daya Dukung Pondasi Dalam

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas. dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh. Ujian Sarjana Teknik Sipil. oleh: CITRA RAMADHANA

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

BAB II LANDASAN TEORI. mendekati atau melampaui tegangan vertikal. ringan terjadi pada pergeseran tanah sejauh mm, kerusakan yang

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )


BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

Transkripsi:

TUGAS GEOTEKNIK 2011 S O N D I R KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI OLEH : KAFRIZALDY D611 08 011

SONDIR A. Pengertian Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis. Sondir Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mulamula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railways dan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927. Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936).

Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti: Static Penetration Test atau Quassi Static Penetration Test, Duch Cone Test dan secara singkat disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda. Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya. Pengujian Sondir dilakukan untuk mengetahui pelawanan tanah yang dilakukan dengan cara menusukkan Bikonis/ Konis kedalam Tanah. Dari gesekan dan tekanan bikonos yang terjadi di dalam tanah dihantarkan melalui Stang Sondir bagian dalam yang kemudian dibaca pada Manometer. Dari data yang diperoleh maka dibuatlah Grafik Perlawanan Tanah dan Hambatan Konis. Dengan adanya Grafik Sondir maka dapat diketahui Kondisi dan kedalaman tanah untuk Perencanaan Pondasi. B. Kelebihan dan Kekurangan Sondir 1. Kelebihan Merupakan jenis uji yang cukup ekonomis dan dapat dilakukan ulang dengan hasil yang relatif sama. Tidak bergantung pada kesalahan operator atau kesalahan operasi alat. Data relative kontinu. Dapat diulang dengan waktu yang relative cepat. Menghasilkan banyak parameter. Gangguan tanah lunak kecil. 2. Kekurangan Tidak bisa menembus tanah gravel, pasir padat, batuan. Tidak bisa ambil sampel

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interpretasi Sondir 1. Konfigurasi dan ukuran alat sondir Bentuk ujung sondir memberikan pengaruh yang amat besar terhadap tahanan konus. Sondir dengan ujung konus yang lebih lancip dapat memberikan perlawanan konus (qc) yang lebih kecil. Ukuran sondir memberikan pengaruh tahanan ujung khususnya pada tanah pasiran. Sondir standar digunakan adalah sondir dengan sudut ujung konus sebesar 600 dan mempunyai luas proyeksi 10 Cm 2 2. Tegangan vertikal dan lateral tanah Tegangan vertikal dan lateral tanah memberikan pengaruh amat besar pada tanah pasiran. 3. Kecepatan Penetrasi dan Metoda Penetrasi Kecepatan penetrasi memberikan pengaruh pada besarnya tekanan air pori pada tanah lempung sehingga menunjukkan tekanan air pori yang besar sekali. Oleh sebab itu pengujian ini harus distandarisasi terhadap kecepatan penetrasi yaitu 2 Cm/det. Metoda yang umum dipakai adalah metoda statik, yaitu konus ditekan secara perlahan-lahan ke dalam tanah. 4. Kompressibilitas, sementasi dan ukuran partikel Kompresibilitas pada tanah pasir memberikan pengaruh yang amat besar terhadap tahanan ujung dan gesekan selimut sondir. Pasir kwarsa memiliki tahanan ujung yang besar dan rasio gesekan kecil (Rf=0,5 %). Sedangkan untuk pasir karbonan yang amat kompressibel memberikan tahanan ujung kecil dan ratio gesekan yang besar (Rf=3 %). D. Pengujian Persyaratan yang diperlukan dalam pengujian sondir (SNI 2827:2008) adalah sebagai berikut : 1. Ketelitian peralatan ukur dengan koreksi sekitar 5 % 2. Deviasi standar pada alat penetrasi secara mekanik: - untuk perlawanan konus (qc) adalah 10 % - untuk perlawanan geser (fs) adalah 20 %

3. Alat ukur harus dapat mengukur perlawanan penetrasi di permukaan dengan dilengkapi alat yang sesuai, seperti mesin pembeban hidraulik 4. Alat perlengkapan mesin pembeban harus mempunyai kekakuan yang memadai, dan diletakkan di atas dudukan yang kokoh serta tidak berubah arah pada waktu pengujian 5. Pada alat sondir ringan (< 200 kg) biasanya tidak dapat tembus untuk 2 m s.d 3 m sehingga datanya tidak bermanfaat 6. Pada alat sondir berat (> 200 kg) digunakan sistem angker; namun di daerah tanah lunak tidak dapat digunakan kecuali dengan pemberian beban menggunakan karung-karung pasir. Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 1 kali dalam 3 tahun dan pada saat diperlukan, sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku (SNI 2827:2008). Rincian penekan hidraulik

E. Cara pengujian 1. Persiapan pengujian Lakukan persiapan pengujian sondir di lapangan dengan tahapan sebagai berikut: Siapkan lubang untuk penusukan konus pertama kalinya, biasanya digali dengan linggis sedalam sekitar 5 cm; Masukkan 4 buah angker ke dalam tanah pada kedudukan yang tepat sesuai dengan letak rangka pembeban; Setel rangka pembeban, sehingga kedudukan rangka berdiri vertikal; Pasang manometer 0 MPa s.d 2 MPa dan manometer 0 MPa s.d 5 MPa untuk penyondiran tanah lembek, atau pasang manometer 0 MPa s.d 5 MPa dan manometer 0 MPa s.d 25 MPa untuk penyondiran tanah keras; Periksa sistem hidraulik dengan menekan piston hidraulik menggunakan kunci piston, dan jika kurang tambahkan oli serta cegah terjadinya gelembung udara dalam sistem; Tempatkan rangka pembeban, sehingga penekan hidraulik berada tepat di atasnya; Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan dengan memutar baut pengecang, sehingga rangka pembeban berdiri kokoh dan terikat kuat pada permukaan tanah. Apabila tetap bergerak pada waktu pengujian, tambahkan beban mati di atas balok-balok penjepit; Sambung konus ganda dengan batang dalam dan pipa dorong serta kepala pipa dorong; dalam kedudukan ini batang dalam selalu menonjol keluar sekitar 8 cm di atas kepala pipa dorong. Jika ternyata kurang panjang, bisa ditambah dengan potongan besi berdiameter sama dengan batang dalam. 2. Prosedur pengujian a) Pengujian penetrasi konus Lakukan pengujian penetrasi konus ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Tegakkan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan hidraulik pada kedudukan yang tepat; Dorong/tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan, sehingga penekan hidraulik hanya akan menekan pipa dorong; Putar engkol searah jarum jam, sehingga gigi penekan dan penekan hidraulik bergerak turun dan menekan pipa luar sampai mencapai kedalaman 20 cm sesuai interval pengujian; Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan batang dalam dengan menarik kunci pengatur, sehingga penekan hidraulik hanya menekan batang dalam saja; Putar engkol searah jarum jam dan jaga agar kecepatan penetrasi konus berkisar antara 10 mm/s sampai 20 mm/s ± 5. Selama penekanan batang pipa dorong tidak boleh ikut turun, karena akan mengacaukan pembacaan data. b) Pembacaan hasil pengujian Lakukan pembacaan hasil pengujian penetrasi konus sebagai berikut: Baca nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam sedalam kira-kira 4 cm pertama dan catat pada formulir pada kolom Cw ; Baca jumlah nilai perlawanan geser dan nilai perlawanan konus pada penekan batang sedalam kira-kira 4 cm yang ke-dua dan catat pada formulir pada kolom Tw. Kedudukan pergerakan konus pada waktu pengujian sondir

c) Pengulangan langkah-langkah pengujian Ulangi langkah-langkah pengujian tersebut di atas hingga nilai perlawanan konus mencapai batas maksimumnya (sesuai kapasitas alat) atau hingga kedalaman maksimum 20 m s.d 40 m tercapai atau sesuai dengan kebutuhan. Hal ini berlaku baik untuk sondir ringan ataupun sondir berat. d) Penyelesaian pengujian Cabut pipa dorong, batang dalam dan konus ganda dengan mendorong/menarik kunci pengatur pada posisi cabut dan putar engkol berlawanan arah jarum jam. Catat setiap penyimpangan pada waktu pengujian. F. Perhitungan 1. Rumus-rumus perhitungan Prinsip dasar dari uji penetrasi statik di lapangan adalah dengan anggapan berlaku hukum Aksi Reaksi (persamaan 10), seperti yang digunakan untuk perhitungan nilai perlawanan konus dan nilai perlawanan geser di bawah ini. a) Perlawanan konus (qc) Nilai perlawanan konus (qc) dengan ujung konus saja yang terdorong, dihitung dengan menggunakan persamaan : Pkonus = P piston... (1) qc x Ac = Cw x Api qc = Cw x Api / Ac... (2) Api = π (Dpi )2 / 4... (3) Ac = π (Dc)2 / 4... (4) b) Perlawanan geser (fs) Nilai perlawanan geser lokal diperoleh bila ujung konus dan bidang geser terdorong bersamaan, dan dihitung dengan menggunakan persamaan :

Pkonus + Pgeser = Ppiston... (5) (qc x Ac) + (fs x As) = Tw x Api (Cw x Api) + (fs x As) = Tw x Api fs = Kw x Api / As... (6) As = π Ds Ls... (7) Kw = (Tw - Cw )...(8) c) Angka banding geser (Rf) Angka banding geser diperoleh dari hasil perbandingan antara nilai perlawanan geser lokal (fs) dengan perlawanan konus (qs), dan dihitung dengan menggunakan persamaan: Rf = (fs / qs ) x 100... (9) d) Geseran total (Tf) Nilai geseran total (Tf) diperoleh dengan menjumlahkan nilai perlawanan geser lokal (fs) yang dikalikan dengan interval pembacaan, dan dihitung dengan menggunakan persamaan : Tf = (fs x interval pembacaan)... (10) dengan : Cw : pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus (kpa); Tw : pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus dan geser (kpa); Kw : selisih dengan (kpa); Pkonus : gaya pada ujung konus (kn); Ppiston : gaya pada piston (kn); qc : perlawanan konus (kpa); fs : perlawanan geser lokal (kpa); Rf : angka banding geser (%); Tf : geseran total (kpa); Api : luas penampang piston (cm2); Dpi : diameter piston (cm); Ac : luas penampang konus (cm2);

Dc = Ds : diameter konus sama dengan diameter selimut geser (cm); As : luas selimut geser (cm2); Ds : diameter selimut geser (cm); Ls : panjang selimut geser (cm) 2. Prosedur perhitungan Lakukan perhitungan perlawanan konus (qc), perlawanan geser (fs), angka banding geser (Rf), dan geseran total (Tf) tanah dan penggambaran hasil pengujian dengan tahapan berikut. a) Cara perhitungan Hitung perlawanan konus (qc) bila ujung konus saja yang terdorong dengan menggunakan persamaan (1) s.d (4). Hitung perlawanan geser (fs) lokal bila ujung konus dan bidang geser terdorong bersamaan dengan menggunakan persamaan (5) s.d (8). Hitung angka banding geser (Rf) dengan menggunakan persamaan (9). Hitung geseran total (Tf) tanah dengan menggunakan persamaan (10). b) Cara penggambaran hasil uji penetrasi konus Gambarkan grafik hubungan antara variasi perlawanan konus (qc) dengan kedalaman (meter). Untuk uji sondir dengan konus ganda gambarkan hubungan antara perlawanan geser (fs) dengan kedalaman dan geseran total (Tf) dengan kedalaman. Apabila diperlukan rincian tanah yang diperkirakan dari data perlawanan konus dan perlawanan geser, gambarkan grafik hubungan antara angka banding geser dengan kedalaman. Tempatkan grafik-grafik dari sub butir a), b) dan c) di atas pada satu lembar gambar dengan skala kedalaman yang sama.

CONTOH TABEL DATA HASIL UJI SONDIR

CONTOH GRAFIK HASIL UJI SONDIR

DAFTAR PUSTAKA http://www.ronymedia.wordpress.com/apa Uji Sondir Itu _ Science and Civil Structure Media.htm http://www.kammisiq.blogspot.com/pengujian-sondir.html http://www.piezocone.co.cc/ P I E Z O C O N E.htm SNI 2827:2008. Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir.