Association between Hemodialysis Adequacy, Family Support, and Quality of Life in Chronic Renal Failure Patients

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

I. PENDAHULUAN. keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun pada stadium terminal (gagal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko

PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

THE RELATIONS BETWEEN HEMODIALYSIS ADEQUACY AND THE LIFE QUALITY OF PATIENTS

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

THE RELATIONS BETWEEN HEMODIALYSIS ADEQUACY AND THE LIFE QUALITY OF PATIENTS

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

Idea Nursing Journal Vol. V No ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

HUBUNGAN CARA BAYAR, JARAK TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT RAWAT JALAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA TESIS

Dewantari EO, Taruna A, Angraini DI, Dilangga P. Medical Faculty of Lampung University ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB V HASIL PENELITIAN

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TAHUN PERTAMA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI

PEMBERIAN SMS REMINDER EFEKTIF MEMPERBAIKI STATUS GIZI ANTROPOMETRI PASIEN HEMODIALISIS

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

INDIKATOR KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA BERDASARKAN STRATEGI KOPING

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUP. PROF. Dr. R. D.

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. progresif dan lambat, serta berlangsung dalam beberapa tahun. Gagal ginjal

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MELAKUKAN TERAPI HEMODIALISIS DI INSTALASI HEMODIALISA RSUD PROF.

PENGARUH PEMBALIKAN DOUBLE LUMENT CATHETER TERHADAP ADEKUASI DIALISIS PADA PASIEN HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI UNIT HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

HUBUNGAN RELIGIUSITAS, KONSEP DIRI DAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

PERBANDINGAN VOLUME PROSTAT ANTARA PASIEN BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISA

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS MOTIVASI TERAPI HEMODIALISIS PADA PENDERITA GAGAL GINJAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi ginjal yang berlangsung 3 bulan dengan atau tanpa disertai

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PERUMNAS II KECAMATAN PONTIANAK BARAT

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease/CKD) adalah gangguan

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

NUNIK IKE YUNIA SARI NIM : S

PENGESAHAN SKRIPSI. Hesthi Krisnawati, NIM: G , Tahun: 2016

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah pasien gagal ginjal kronis setiap tahun semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN TENSION-TYPE HEADACHE

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Transkripsi:

Chandra et al./ Association between Hemodialysis Adequacy Association between Hemodialysis Adequacy, Family Support, and Quality of Life in Chronic Renal Failure Patients Leo Chandra Wisnu Pandu Winata 1)2), Wachid Putranto 3), Mohammad Fanani 4) 1) Kasih Ibu Hospital, Surakarta 2) Masters Programs in Family Medicine, Sebelas Maret University 3) Subdepartment of Renal Diseases, Department of Internal Medicine, Dr. Moewardi Hospital 4) Department of Psychiatry, Dr. Moewardi Hospital ABSTRACT Background: Hemodialysis is one of renal replacement therapy for patients with chronic renal failure (CRF). The quality of hemodialysis is largely determined by the recommended dose of hemodialysis. Biological and psychological changes are often faced by patients undergoing hemodialysis, which can affect their quality of life. Family support is an important factor that serves as a support system for the patients to face the health problems. This study aimed to determine the association between hemodialysis adequacy, family support, and quality of life in chronic renal failure patients. Subjects and Method: This was an analitic observational study with cross sectional design. It was conducted at Kasih Ibu Hospital, Surakarta, Central Java. A total sample of 102 patients with chronic renal failure who underwent hemodialysis were selected for this study using random sampling. The dependent variable was quality of life. The independent variables were hemodialysis adequacy and family support. The quality of life was assessed using the WHOQoL questionnaire. The hemodialysis adequacy was measured by Ureum Reduction Rate (URR) formula. Family support was measured by family support questionnaire. The data were analyzed using Chi Square test, Mann Whitney test, and logistic regression Results: Patients with chronic renal failure had better quality of life if they underwent adequate hemodialysis (OR= 5.34 95% CI= 2.20 to 12.98 p= 0.001) and received strong family support (OR= 7.74; 95% CI= 3.13 to 19.13 p= 0.001). Conclusion: Quality of life of the patients with chronic renal failure is determined by hemodialysis adequacy and family support. Keywords: chronic renal failure, hemodialysis, adequacy, family support, quality of life Corespondence: Leo Chandra Wisnu Pandu Winata. Masters Programs in Family Medicine, Sebelas Maret University, Jl. Ir Sutami 36A, Surakarta. Email : leochandrawisnupw@gmail.com LATAR BELAKANG Angka kejadian gagal ginjal kronis di dunia masih tinggi. Berdasarkan data National Institute of Diabetes, Digestive and Kidney Diseases, jumlah pasien gagal ginjal kronis di Amerika pada akhir tahun 2009 sebanyak 871,000 pasien dan hanya 570,000 orang yang menjalani terapi dialisis atau tranplantasi ginjal. Sedangkan menurut data USDRS, prevalensi gagal ginjal kronis pada tahun 2011 di Amerika Serikat sebesar 1,901 per juta jiwa (United State Renal Data System, 2013). Menurut data Laporan Register Ginjal Indonesia yang ke 7, jumlah pasien gagal ginjal kronis baru yang menjalani hemodialisis pada tahun 2014 sebanyak 17.193 pasien (Perhimpunan Nefrologi Indonesia, 2014). Hemodialisis ditujukan untuk memulihkan cairan dan elektrolit tubuh senormal mungkin (Himmelfarb & Ikizler, 2010). Menurut Clinical Practice Guideline on Adequacy of hemodialysis, kualitas hemo- e-issn: 2549-0265 (online) 63

Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 63-72 dialisis salah satunya dipengaruhi oleh adekuasi hemodialisis, yang merupakan dosis yang direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang adekuat sebagai manfaat dari proses hemodialisis yang dijalani oleh pasien gagal ginjal (NKF-K/DOQI, 2006). Beberapa hasil penelitian menunjukkan pasien dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya (Bele et al 2012; Pakpour et al, 2010; Ayoub dan Hijjazi, 2013). Septiwi (2010) dalam penelitiannya di RS Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis (p value= 0.000; OR= 8.98; 95%CI: 3.5-23.08). Pourfarziani et al (2008) menyatakan bahwa ketidakadekuatan hemodialisis yang dapat dinilai dari bersihan urea yang tidak optimal akan mengakibatkan progresivitas kerusakan fungsi ginjal, sehingga morbiditas dan mortalitas pasien gagal ginjal makin meningkat. Dukungan keluarga merupakan faktor penting seseorang ketika menghadapi masalah (kesehatan) dan sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress dimana pandangan hidup menjadi luas dan mudah mengontrol kecemasan dan depresi yang timbul pada dirinya (Ratna, 2010). Saragih (2010) mengemukakan adanya hubungan yang bermakna (p=0,001) antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien hemodialisis. Istiqomah (2009) meneliti 35 pasien hemodialisis yang menerima perhatian, kehangatan, penghiburan dan pertolongan dari keluarganya lebih bersemangat menjalani hidup dan meningkatkan kualitas hidupnya. Penelitian ini menunjukkan hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri dan kualitas hidup pasien hemodialisis. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima pasien akan semakin meningkatkan penerimaan diri dan kualitas hidupnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan adekuasi hemodialisis dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien hemodialisis. SUBYEK DAN METODE Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan berdasarkan Ethical Clearance nomor 177/III/HREC/2017. Populasi dari penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin di RS Kasih Ibu Surakarta pada bulan Maret 2017 sejumlah 140 orang. Total sampel dalam penelitian ini 102 orang yang diambil secara systematic random sampling. Variabel bebas dalam penelitian adalah adekuasi hemodialisis dan dukungan keluarga. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas hidup pasien. Adekuasi hemodialisis dinilai dari hasil pengukuran URR dengan mengukur jumlah reduksi ureum pasien HD dari pre HD sampai post HD. URR = 100 x 1 (1- Ct/Co) Keterangan : Ct : Ureum post HD Co : Ureum pre HD Nilai hasil perhitungan kemudian di bagi menjadi 2 kelompok ; adekuasi baik (URR 65 % dan adekuasi kurang (URR < 65%). Instrumen penelitian pada penelitian ini berupa kuesioner WHOQoL-BREFF untuk menilai kualitas hidup responden. The World Health Organization Quality of Life-BREFF (WHOQOL-BREFF) merupakan pengembangan dan alat ukur 64 e-issn: 2549-0265 (online)

Chandra et al./ Association between Hemodialysis Adequacy WHOQOL - 100. Instrumen ini terdiri dan 26 item pertanyaan setiap item memiliki Skala 1-5, yang terdiri dari 4 domain. Dari 26 item pertanyaan tersebut 2 pertanyaan secara umum yang tidak diikutkan dalam perhitungan 4 domain, yaitu pertanyaan nomor 1 dan 2. Untuk domain kesehatan fisik 7 pertanyaan. Domain psikologis 6 pertanyaan. Domain hubungan sosial 3 pertanyaan. Domain lingkungan 8 pertanyaan. Responden diminta memilih satu angka dan skala 1-5 pada masing-masing pertanyaan. Kualitas hidup baik bila skor total 72 dan kualitas hidup kurang bila skor total < 72 (WHO, 2004). Kuesioner dukungan keluarga yang sudah teruji validasi dan realibilitasnya, terdiri dari 12 item pertanyaan dengan rentang nilai 1 sampai 4 dimana masing-masing komponen dukungan keluarga terdiri dari dimensi instrumental, dimensi informasional, dimensi emosional dan dimensi penghargaan. Koesioner ini bertujuan untuk Mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis. Skor dikategorikan atas kelas sebagai berikut: 12-23 = Dukungan keluarga kurang 24 35 = Dukungan keluarga cukup 36-48 = Dukungan keluarga baik Sebagai subyek penelitian, setelah menyetujui prosedur penelitian yang terdapat pada informed consent, pencatatan data diri masing-masing responden yang menjadi subyek penelitian, meminta responden untuk mengisi kuesioner WHOQol-BREFF, kuesioner dukungan keluarga, tabulasi data dan melakukan analisis data yang sesuai. Analisis data bivariat dan multivariat digunakan untuk melihat hubungan antar variabel dan menilai pengaruh paling bermakna dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji statistik dalam analisis bivariat menggunakan Uji Chi Square dengan tingkat signifikan 95% dan α 0.05 dan analisis multivariat dengan menggunakan analisis uji regresi logistik. Proses analisis data dengan SPSS (Statistical Program for Social Science) versi 16.0 for Windows. HASIL Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50 responden (49%) adekuasi baik dan 52 responden (51%) dengan adekuasi kurang. 62 responden (59.8%) mempunyai dukungan keluarga yang baik, 30 responden (30.4%) mempunyai dukungan keluarga yang cukup dan 10 responden (9,8%) mempunyai dukungan keluarga yang buruk. 64 responden (63%) mempunyai kualitas hidup yang baik, dan 38 responden (37%) mempunyai kualitas hidup yang buruk. Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tipe akses vaskular, durasi hemodialisis, kadar Hb di RS Kasih Ibu Surakarta Bulan Maret 2017 (n = 102). Variabel Jumlah % Jenis Kelamin Laki-Laki 68 66.7% Perempuan 34 33.3% Pendidikan Pendidikan Tinggi 81 79.4% Pendidikan Rendah 21 20.6% Pekerjaan Bekerja 52 51.0% Tidak Bekerja 50 49.0% Kadar Hb Tidak Anemia 7 6.9% Anemia 95 93.1% Tipe Akses Vaskular Av Shunt 92 90.2% Bukan Av Shunt 10 9.8% Durasi Hd 4.5 Jam 84 82.4% 4 Jam 18 17.6% e-issn: 2549-0265 (online) 65

Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 63-72 1. ANALISIS BIVARIAT Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Adekuasi Hemodialisis dan Kualitas Hidup di RS Kasih Ibu Surakarta Bulan Maret 2017 (n = 102). Adekuasi HD baik Kualitas hidup buruk n % n % Baik 42 65.6 10 26.3 52 0.001 Kurang 22 34.4 28 7 3.7 50 N p Analisis lebih lanjut pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup (p=0,001, α=0,05). Nilai OR yang diperoleh adalah 5,34 yang artinya bahwa responden dengan adekuasi baik mempunyai peluang sebesar 5,34 kali untuk mempunyai kualitas hidup yang baik dibandingkan responden dengan adekuasi kurang. Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup di RS Kasih Ibu Surakarta Bulan Maret 2017 (n = 102) Dukungan Keluarga baik Kualitas hidup buruk n % n % Baik 50 78.1 12 31.6 62 0.001 Kurang 13 20.3 17 44.7 30 Buruk 1 1.6 9 23.7 10 N p Analisis lebih lanjut pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup (p= 0.001, α= 0.05). Nilai OR yang diperoleh adalah 7.74 yang artinya bahwa responden dengan dukungan keluarga yang baik mempunyai peluang sebesar 7.74 kali untuk mempunyai kualitas hidup yang baik dibandingkan responden dengan dukungan keluarga yang buruk. Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Tipe Akses Vaskuler dan Durasi Hemodialisis dengan Adekuasi Hemodialisis di RS Kasih Ibu Surakarta Bulan Maret 2017 (n = 102). Variabel Kualitas hidup baik buruk N p n % n % Tipe Akses Vaskuler AV Shunt 46 88.5 46 92 92 0.55 Bukan AV Shunt 6 11.5 4 8 10 Total 52 100 50 100 102 Durasi Hemodialisis 4-5 jam 44 84.6 40 80 84 0.54 4 jam 8 15.4 10 20 18 Total 52 100 50 100 102 66 e-issn: 2549-0265 (online)

Chandra et al./ Association between Hemodialysis Adequacy Analisis lebih lanjut pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna antara antara tipe akses vaskuler dengan adekuasi hemodialisis (p= 0.55, α= 0.05). Analisis lebih lanjut pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna antara durasi hemodialisis dengan adekuasi hemodialisis (p=0.54, α=0.05). Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Pendidikan, Pekerjaan, dan kadar Hemoglobin dengan Kualitas Hidup di RS Kasih Ibu Surakarta Bulan Maret 2017 (n = 102) Variabel Kualitas hidup baik buruk N p Jenis Kelamin Laki-laki 38 59.4 30 78.9 68 0.04 Perempuan 26 40.6 8 21.1 34 Pendidikan Tinggi 52 81.2 29 76.3 81 0.55 Rendah 12 18.8 9 23.7 21 Pekerjaan Bekerja 33 51.6 19 50.0 52 0.88 Tidak Bekerja 31 48.4 19 50.0 50 Kadar Hb Tidak Anemia 4 6.2 3 7.9 7 0.75 Anemia 60 93.8 35 92.1 95 Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup diperoleh bahwa 38 orang (59.4%) responden lakilaki mempunyai kualitas hidup yang baik, dan 26 orang (40.6%) responden perempuan mempunyai kualitas hidup yang baik. Analisis lebih lanjut pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kualitas hidup (p=0.04, α=0.05). Nilai OR yang diperoleh adalah 0,39 yang artinya bahwa responden lakilaki mempunyai peluang sebesar 0.39 kali untuk mempunyai kualitas hidup yang baik dibandingkan responden perempuan. Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas hidup diperoleh bahwa 52 orang (81.2%) responden yang berpendidikan tinggi mempunyai kualitas hidup yang baik, dan 12 orang (18.8%) responden yang berpendidikan rendah mempunyai kualitas hidup yang baik. Analisis lebih lanjut pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kualitas hidup (p=0.55, α=0.05). Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan kualitas hidup diperoleh bahwa 33 orang (51.6%) responden yang bekerja mempunyai kualitas hidup yang baik, dan 31 orang (48.4%) responden yang tidak bekerja mempunyai kualitas hidup yang baik. Analisis lebih lanjut pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kualitas hidup (p=0,88, α=0,05). Hasil analisis hubungan antara kadar Hb dengan kualitas hidup diperoleh bahwa 4 orang (6,2%) responden yang tidak anemia mempunyai kualitas hidup yang baik, dan 60 orang (93,8%) responden yang anemia mempunyai kualitas hidup yang baik. Analisis lebih lanjut pada alpha 5% e-issn: 2549-0265 (online) 67

Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 63-72 tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kualitas hidup (p=0,75, α=0,05). Tabel 6. Hasil Analisis Qb Responden Menurut Adekuasi Hemodialisis di RS Kasih Ibu Surakarta Bulan Maret 2017 (n = 102) Variabel Adekuasi N p Hemodialisis Qb Baik 52 0.001 Kurang 50 Hasil analisis pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara Qb dengan adekuasi hemodialisis (p= 0.001, α=0,05). Tabel 7. Hasil Analisis Usia dan Lama Menjalani Hemodialisis Responden Menurut Kualitas Hidup di RS Kasih Ibu Surakarta Bulan Maret 2017 (n = 102) Variabel Adekuasi N p Hemodialisis Usia Baik 64 0.98 Lama Mejalani HD Kurang 38 Baik 64 0.04 Kurang 38 Hasil analisis pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan kualitas hidup (p=0,98, α= 0,05). Hasil analisis pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup (p=0.04, α=0.05). 2. ANALISIS MULTIVARIAT Pada tahap ini, dilakukan penyeleksian variabel bebas (adekuasi hemodialisis dan dukungan keluarga) dan variabel pengganggu (lama menjalani hemodialisa, kadar hemoglobin, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan) yang berhubungan dengan kualitas hidup. Hasil analisis bivariat yang dilakukan adalah sebagai berikut. Tabel 8. Hasil Seleksi Bivariat Uji Regresi Logistik Variabel Bebas dan Variabel Pengganggu dengan Kualitas Hidup. Variabel P Adekuasi hemodialisis 0.001* Dukungan Keluarga 0.001* Kadar hemoglobin 0.751 Jenis Kelamin 0.043* Tingkat pendidikan 0.551 Pekerjaan 0.879 Berdasarkan tabel di atas variabel adekuasi hemodialisa, dukungan keluarga dan jenis kelamin mempunyai nilai p < 0.25 sehingga masuk dalam pemodelan multivariat. Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Logistik Adekuasi Hemodialisis, Dukungan Keluarga, dan Jenis Kelamin dengan Kualitas Hidup Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RS Kasih Ibu Surakarta Bulan Maret 2017 (n = 102) Variabel P OR Adekuasi 0.003 0.237 Hemodialisis Dukungan Keluarga 0.040 2.709 Jenis Kelamin 0.409 1.557 Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa dari 3 variabel terdapat 2 variabel yang mempunyai p value > 0.05 dan dikeluarkan variabel dengan p value terbesar (0,409) yaitu Jenis Kelamin. Analisis pada pemodelan diatas menunjukkan bahwa variabel adekuasi hemodialisis dan dukungan keluarga memiliki hubungan bermakna dengan kualitas hidup. Selanjutnya dua variabel tersebut akan dilakukan uji pada tahap berikutnya. 68 e-issn: 2549-0265 (online)

Chandra et al./ Association between Hemodialysis Adequacy Tabel 10. Hasil Akhir Analisis Multivariat Adekuasi Hemodialisis dan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RS Kasih Ibu Surakarta Bulan Maret 2017 (n = 102) Variabel P OR Adekuasi 0,001 0,206 Hemodialisis Dukungan Keluarga 0,042 2,665 Berdasarkan analisis regresi logistik dapat disimpulkan bahwa responden yang mencapai adekuasi hemodialisis berpeluang 0.2 kali untuk memiliki kualitas hidup yang baik dibandingkan dengan responden yang tidak mencapai adekuasi hemodialisis dan responden yang memiliki dukungan keluarga baik berpeluang 2,6 kali untuk memiliki kualitas hidup yang baik dibandingkan responden yang memiliki dukungan hidup yang buruk. Dukungan keluarga mempunyai nilai OR paling besar sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kualitas hidup. PEMBAHASAN Keberhasilan proses hemodialisis ditentukan oleh terpenuhinya dosis HD sesuai dengan kebutuhan pasien. Menurut Clinical Practice Guideline on Adequacy of Hemodialysis, kecukupan dosis hemodialisis yang diberikan diukur dengan istilah adekuasi hemodialisis, yang merupakan dosis yang direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang adekuat sebagai manfaat dari proses hemodialisis yang dijalani oleh pasien gagal ginjal (NKF- K/DOQI, 2000). K/ DOQI merekomendasikan bahwa setiap sesi pelaksanaan hemodialisis diharapkan dapat mencapai adekuasi minimal dengan URR 65%. Hasil penelitian hubungan adekuasi hemodialisis dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis dari 102 responden, didapatkan 52 responden (51%) dapat mencapai adekuasi minimal dengan URR 65% sesuai rekomendasi dari K/DOQI. Berdasarkan analisis chi square pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup (p= 0.001). Nilai OR dari analisis Chi Square adalah 5.34 yang artinya bahwa responden yang mencapai adekuasi baik, mempunyai peluang sebesar 5,34 kali untuk mempunyai kualitas hidup yang baik dibandingkan responden yang memiliki adekuasi kurang (95% CI: 2.20; 12.98). Pourfarziani et al (2008) menyatakan bahwa ketidak adekuatan hemodialisis yang dapat dinilai dari bersihan urea yang tidak optimal akan mengakibatkan peningkatan progresivitas kerusakan fungsi ginjal, sehingga morbiditas pasien gagal ginjal makin meningkat. Sedangkan terpenuhinya adekuasi hemodialisis ditandai dengan pasien merasa lebih baik dan nyaman sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka. Kualitas hidup didefinisikan sebagai suatu kesejahteraan yang dirasakan oleh seseorang dan berasal dari kepuasan/ ketidakpuasan dengan bidang kehidupan yang penting bagi mereka. Persepsi subyektif tentang kepuasan terhadap berbagai aspek kehidupan dianggap sebagai penentu utama dalam penilaian kualitas hidup, karena kepuasan merupakan pengalaman kognitif yang menggambarkan penilaian terhadap kondisi kehidupan yang stabil dalam jangka waktu lama oleh Ferrans dan powers (1993). Proses hemodialisis yang adekuat akan memberikan dampak yang positif e-issn: 2549-0265 (online) 69

Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 63-72 terhadap peningkatan kualitas hidup pasien hemodialisis. Hal ini sesuai dengan penelitian Cleary dan Drennan (2005) juga meneliti 97 pasien hemodialisis di Irlandia, dan hasilnya menyatakan bahwa pasien dengan hemodialisis yang tidak adekuat kualitas hidupnya lebih rendah daripada pasien dengan hemodialisis yang adekuat. Rambod dan Rafii (2010) meneliti hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis di Iran, dan hasilnya ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel dengan nilai p= 0.00. Septiwi (2011) juga meneliti 101 pasien hemodialisis di RS Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan hasilnya ada hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak responden yang memperoleh dukungan baik dari keluarga 62 responden (59.8%), dibandingkan dengan 10 responden (9.8%) yang kurang mendapatkan dukungan keluarga. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang berhubungan paling dekat dengan pasien. Keluarga menjadi unsur penting dalam kehidupan seseorang karena keluarga merupakan sistem yang di dalamnya terdapat anggota keluarga yang saling berhubungan dan saling ketergantungan dalam memberikan dukungan, kasih sayang, rasa aman, dan perhatian yang secara harmonis menjalankan perannya masingmasing untuk mencapai tujuan bersama (Friedman et al., 2014) Hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup diperoleh bahwa sebanyak 50 orang (78.1%) responden dengan dukungan keluarga baik mempunyai kualitas hidup yang baik. Analisis Chi Square pada alpha 5% menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup (p= 0.001, α=0.05). Nilai OR pada penelitian diperoleh 7.74 yang artinya bahwa responden dengan dukungan keluarga yang baik mempunyai peluang sebesar 7,74 kali untuk mempunyai kualitas hidup yang baik dibandingkan responden dengan dukungan keluarga yang buruk (95% CI: 3.13; 19.13). Hasil dalam penelitian ini sesuai dengan Saragih (2010) yang mengemukakan adanya hubungan yang bermakna (p value= 0.001) antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien hemodialisis. Istiqomah (2009) juga meneliti 35 pasien hemodialisis di Surabaya, dan hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri dan kualitas hidup pasien hemodialisis (p = 0.000). Pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa dapat mengakibatkan perubahan-perubahan baik perubahan biologis maupun psikologis. Perubahan psikologis juga terjadi diantaranya tidak dapat tidur, cemas dan khawatir memikirkan penyakitnya, bosan dengan tindakan hemodialisa yang terus menerus dan waktu yang dibutuhkan dalam 1 kali tindakan yang memerlukan 4-5 jam. Klien juga dapat mengalami kecemasan, ketidakberdayaan, keputusasaan, bosan dan harga diri rendah serta gangguan citra tubuh (Black dan Hawks, 2005), Sehingga dukungan keluarga disini memilki peran penting. Iskandar (2008) menyebutkan bahwa dukungan yang dipersepsi dapat meramalkan keefektifan koping, penyesuaian diri, serta kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Hal tersebut terjadi oleh karena pada individu yang merasa dukungan yang ia butuhkan tersedia, akan lebih berpotensi untuk tidak mengalami stres yang berlebihan dan lebih termotivasi untuk menjaga derajat kesehatannya. Griffin et al (2001), pada sebuah studi longitudinal melakukan investigasi peran 70 e-issn: 2549-0265 (online)

Chandra et al./ Association between Hemodialysis Adequacy keluarga terhadap status kesehatan pasien dengan penyakit kronis. Mereka menemukan hubungan yang kuat antara peran keluarga dengan status kesehatan, dimana dukungan yang negatif akan mengakibatkan rendahnya status kesehatan pasien. Keterbatasan dari penelitian ini adalah Pemilihan sampel dalam penelitian ini secara random sehingga belum mempertimbangkan frekuensi hemodialisisnya serta tidak mengobservasi berat badan pasien yang akan menentukan besaran putaran (Quick of blood) yang kemungkinan mempengaruhi pencapaian adekuasi hemodialisis dan Peneliti hanya mengobservasi bahwa semua responden menggunakan dialiser high flux tanpa membedakan dialiser baru atau dialiser reuse (pemakaian ulang). Peneliti juga mengabaikan pemakaian dialiser reuse yang keberapa saat penelitian berlangsung. Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, adalah sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin. 2. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin. 3. Ada hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin. DAFTAR PUSTAKA Ayoub AM, Hijjazil KH (2013). Quality Of Life In Dialysis Patients From The United Arab Emirates. Journal of Family and Community Medicine. Bele S, Bodhare T, Mudgalkar N, Saraf A, Valsangkar S (2012). Health Related Quality Of Life And Existential Concern Among Patients With End Stage Renal Disease. Indian Journal of Palliative Care. Black JM, Hawks JH (2005). Medical Surgical Nursing Clinical Management For Positive Outcome 7 Edition. Philadheiphia; W.B Saunders Company. Cleary J, Drennan J (2005). Quality of life of patients on hemodialysis for endstage renal disease. Journal of Advanced Nursing. Ferrans C, Powers M (1993). Quality of life of Hemodialysis Patients, Anna Journal, 20 (5), 575-581. Friedman M, Bowden, Jones EG (2014). Family Nursing: Research, Theory & Practise. USA. Conecticut: Appleton and Lange. Griffin KW, Friend R, Kaell A T, Bennet R. S (2001). Distress Disease Status among Patients with Rhematoid Arthritis: Role of Coping Styles and Perceived Responses from Support Providers. Annals of Behavioral Medicine, 23. Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 dari http://www.annals. org. Himmelfarb J, Ikizler TA (2010). Medical Progress Hemodialysis. Engl J Med. Iskandar T (2008). Studi Fenomenologi Stres dan Dukungan Sosial yang Dipersepsi oleh Pasien HIV/AIDS. Tesis. Fakultas Psikologi UI. Istiqomah N (2009). Hubungan antara Dukungan dan Penerimaan pada Pasien Hemodialisis di Surabaya. NIDDK (2012). Kidney Disease Statistics for the United States. U.S Departmentof Health And Human Services. USA. e-issn: 2549-0265 (online) 71

Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 63-72 NKF-K/DOQI (2006). Clinical Practice Guidelines and Recommendations. National Kidney Foundation. New York. Pakpour AH, Saffari M, Yekaninnejad MS, Panahi D, Harrison AP (2010). Health Related Quality Of Life In A Sample Of Iranian Patients On Hemodialysis. International Journal Kidney Disease. Perhimpunan Nefrologi Indonesia. 2014. 7 th Report of Indonesian Renal Registry. Jakarta. Pourfarziani V, Ghanbarpour F, Nemati E, S, Einollahi B (2008). Laboratory Variables and Treatment Adequacy in Hemodialysis Patient in Iran. Journal of Nursing Scolarship. Rambod M, Rafii F (2010). Perceived Social Support And Quality Of Life In Iranian Hemodialysis Patients. Journal Of Nursing Scholarship 42 (3): 242 249. Ratna W (2010). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Y ogyakarta: Pustaka Rihamma. Saragih DA (2010). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan. USU. Medan. Septiwi C (2010). Hubungan Antara Adekuasi Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis di Unit Hemodialisis RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta. United State Renal Data System (USRDS), 2013. Incident and Prevalent Count by Quarter. Available From: http:// www.usrds.org/qtr/default. World Health Organization (2004). The World Health Organization; Quality Of Life. Diakses pada 2 Januari 2016 dari http//www.whoqol.breff.org 72 e-issn: 2549-0265 (online)