BAB I PENDAHULUAN. ke tempat kerja, tempat belanja, dan tempat hiburan (Shatnawi, 2010:42).

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAAN KEMBALI TATA LETAK FASILITAS PARKIR SEPEDA MOTOR DI STASIUN KERETA API LEMPUYANGAN YANG BERORIENTASI KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian dan jumlah penduduk di suatu daerah. fasilitas transportasi yang cukup memadai untuk membantu kelancaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwujud (intangible) seperti reparasi, akomodasi, transportasi, asuransi, tempat

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sorong merupakan salah satu kota di Provinsi Papua Barat yang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lalu lintas, khususnya di kawasan perkotaan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar.

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik-karakteristik parkir seperti kebutuhan parkir, volume parkir, durasi

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Yogyakarta terletak di Propinsi D. I. Yogyakrta mempunyai lokasi yang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. durasi parkir, akumulasi parkir, angka pergantian parkir (turnover), dan indeks parkir Penentuan Kebutuhan Ruang Parkir

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Sistem Pola Parkir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting, mengingat bahwa fasilitas ruang parkir merupakan bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit St. Antonius merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah parkir yang serius. Di kawasan pemukimannya, untuk setiap ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR KAJIAN PENGELOLAAN DAN PENGATURAN PERPARKIRAN DI KOMPLEK PERKANTORAN BANK INDONESIA JAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

BAB I PENDAHULUAN I.1

Analisis Perpakiran Di Stasiun Depok Lama

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

TINJAUAN PUSTAKA. Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya. kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kesehatan sehingga pengunjung

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Kendaraan di Kota Bandung pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

REGISTER TRANSAKSI JUAL BELI TIKET DI WIEN TOUR JL. RAYA GAMBIRAN-DAYU PARK KM 1 SRAGEN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : namun masih sering terjadi kemacetan di pintu masuk terminal terutama pada

EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Surakarta (Solo) ini, tentunya berusaha untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan di

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir (Ditjen Hubdat,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan kegiatan yang penting bagi masyarakat. Dari banyak hal, kualitas hidup masyarakat salah satunya dipengaruhi oleh transportasi dan akses ke tempat kerja, tempat belanja, dan tempat hiburan (Shatnawi, 2010:42). Transportasi menunjang terlaksananya berbagai kegiatan masyarakat sehingga kendaraan pribadi menjadi suatu kebutuhan. Banyaknya pendatang yang berada di kota Yogyakarta membuat kebutuhan transportasi meningkat. Seiring dengan berkembangnya daerah perkotaan, perlu disediakan jasa transportasi masal yang murah bagi masyarakat untuk bepergian sehingga dapat mengurangi dampak dari penggunaan kendaraan pribadi (Rowe, Chang dan Shen, 2010:20). Sarana transportasi masal yang sering digunakan masyarakat untuk menuju dan dari Yogyakarta antara lain pesawat terbang, bus, dan kereta api. Penunjang utama sarana transportasi masal ini disebut dengan prasarana (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2015). Terdapat banyak prasarana penunjang transportasi umum di wilayah Yogyakarta antara lain 1 bandara yang melayani penerbangan komersil, 3 terminal bus utama yang melayani kedatangan dan keberangkatan bus 1

2 antar provinsi, dan 5 stasiun kereta api yang melayani kedatangan dan keberangkatan kereta api. Stasiun Kereta Api (SKA) Lempuyangan merupakan salah satu stasiun yang melayani penumpang kereta api yang berada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Kegiatan operasional SKA merupakan kegiatan operasional yang bersifat jasa. Maka kegiatan operasional SKA yaitu bertujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan dalam bentuk pelayanan. Terdapat banyak bentuk pelayanan dalam kegiatan operasional jasa, fasilitas parkir merupakan salah satu yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan. Menurut sebuah penelitian, pengguna fasilitas parkir yang kapasitasnya tidak memenuhi kebutuhan menyarankan agar dibangunnya gedung parkir atau perluasan lahan fasilitas (Hirtanto, Ismiyati, Prabandiyani, 2006:56). Fasilitas parkir kendaraan yang baik di SKA akan menunjang kenyamanan dan rasa aman penumpang yang menitipkan kendaraannya di SKA ketika hendak menggunakan jasa transportasi kereta api. Tidak jarang tata letak yang kurang baik dan kapasitas parkir yang tidak memenuhi kebutuhan menyebabkan fasilitas parkir sempit dan membuat pengunjung kesulitan mencari lahan parkir kosong (Hirtanto dkk, 2006:58). Menyediakan lahan parkir lebih sedikit dari yang dibutuhkan membuat kenyamanan pengunjung terganggu dan berpotensi menimbulkan parkir liar. Sebaliknya, menyediakan lahan parkir lebih banyak dari yang dibutuhkan dapat meningkatkan biaya pembangunan lahan dan menurunkan nilai tanah (Rowe dkk, 2010:20).

3 Perencanaan fasilitas parkir yang baik tidak akan menimbulkan konflik di ruas jalan sekitarnya (Hirtanto dkk, 2006). Dalam merencanakan fasilitas parkir diperlukan informasi mengenai karakteristik parkir seperti akumulasi parkir (Bates, Skinner, Scholefield, Bradly, 1997; Tong, Wong, Leung, 2004; Rowe dkk, 2010; Elmia, 2014), volume parkir, durasi parkir, pergantian parkir (Raharjo, 2011), Jam Sibuk, dan Okupansi (Hirtanto dkk, 2006). Permasalahan parkir pada dasarnya terjadi apabila jumlah kebutuhan parkir lebih besar daripada kapasitas parkir yang ada. Sehingga kendaraan yang tidak tertampung dalam tempat parkir akan mengganggu arus kendaraan pada ruas jalan sekitarnya (Hirtanto dkk, 2006:52). Adi (2015) berpendapat bahwa SKA Lempuyangan berada dalam status awas dalam sebuah artikel. Dalam artikel ini dibahas mengenai berbagai masalah yang sedang terjadi di area SKA Lempuyangan yang mengganggu kenyamanan pengguna jasa kereta api. Salah satu masalah yang dibahas adalah masalah parkir liar. Dampak dari munculnya parkir liar ini adalah berkurangnya lebar badan jalan utama di depan SKA Lempuyangan, sehingga tidak jarang terjadi kemacetan arus lalu lintas. Dampak lain dari masalah ini yaitu lingkungan menjadi kotor karena banyak sampah karcis parkir yang berserakan di pinggir jalan. Masalah ini muncul akibat dari tata letak fasilitas parkir yang kurang nyaman bagi pengguna jasa kereta api dan kurangnya kapasitas parkir kendaraan pada saat tertentu terutama pada saat musim libur.

4 1.2. Rumusan Masalah Inti permasalahan dari penelitian ini adalah kurangnya fasilitas lahan parkir kendaraan yang disediakan oleh pihak operasional SKA Lempuyangan. Pengguna jasa kereta api yang menggunakan kendaraan untuk menuju dan dari SKA pasti membutuhkan lahan parkir untuk memarkirkan kendaraan ketika berada dalam area SKA. Dengan meningkatnya jumlah pengguna jasa kereta api melalui SKA Lempuyangan maka perlu dilakukan pula perluasan fasilitas lahan parkir demi meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pengguna jasa kereta api dan pengguna jalan di sekitar SKA Lempuyangan. SKA Lempuyangan memiliki fasilitas parkir kendaraan baik roda dua maupun roda empat, dua fasilitas tersebut akan diteliti dalam penelitian ini. Dari inti permasalahan di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengatasi permasalahan sebagai berikut : a. Bagaimana karakteristik parkir dan perhitungan kapasitas parkir kendaraan sepeda motor di Stasiun Kereta Api Lempuyangan Menggunakan Tata Letak Stasiun Saat Ini? b. Bagaimana desain tata letak fasilitas parkir kendaraan sepeda motor yang ideal di Stasiun Kereta Api Lempuyangan?

5 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisis fasilitas lahan parkir yang disediakan oleh operasional SKA Lempuyangan. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui karakteristik parkir dan kapasitas parkir kendaraan sepeda motor di Stasiun Kereta Api Lempuyangan menggunakan tata letak stasiun saat ini. b. Membuat desain tata letak fasilitas parkir kendaraan yang ideal dengan tujuan agar dapat mengefektifkan ruang parkir kendaraan sepeda motor dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung Stasiun Kereta Api Lempuyangan. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian tentang analisis kapasitas lahan parkir kendaraan di Stasiun Kereta Api Lempuyangan diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : a. Memberi solusi bagi pihak operasional Stasiun Kereta Api Lempuyangan tentang lahan yang sebaiknya disediakan untuk fasilitas parkir kendaraan agar dapat memenuhi kebutuhan fasilitas parkir pengguna jasa kereta api. b. Memberi saran bagi pihak operasional Stasiun Kereta Api Lempuyangan tentang desain tata letak fasilitas parkir yang membuat nyaman pengguna fasilitas parkir. c. Bagi para pengendara sepeda motor dan mobil khususnya pengguna jasa kereta api agar mereka dapat memarkirkan kendaraan di dalam area parkir stasiun dan merasa nyaman dalam menggunakan fasilitas parkir.

6 1.5. Batasan Penelitian Terdapat beberapa batasan-batasan dalam melakukan penelitian ini, antara lain: 1. Penelitian dilakukan hanya pada operasional parkir kendaraan sepeda motor. 2. Studi ini dilakukan pada hari operasional biasa sehingga tidak valid apabila hasil penelitian digunakan pada operasional hari libur. 3. Penelitian ini menggunakan Pedoman Penyelenggaraan Fasilitas Parkir yang dikeluarkan oleh Direktur Jendral Perhubungan Darat Tahun 1996 sebagai pedoman penataan ulang tata letak fasilitas parkir. 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam 5 (lima) bab yang membahas tentang pengadaan lahan parkir kendaraan sepeda motor di Stasiun Kereta Api Lempuyangan. Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab Ini berisi tentang latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, batasan operasional, dan sistematika penulisan.

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang terkait tentang pengadaan serta kapasitas fasilitas parkir. Dasar teori dan referensi ini digunakan sebagai pendukung dalam melaksanakan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang lokasi riset, data, model, dan alat analisis yang digunakan dalam riset. Metodologi ini menggambarkan langkahlangkah yang dilakukan penulis dalam melaksanakan riset. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pelaksanaan observasi, pengolahan data, hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu tentang fasilitas parkir di lokasi riset. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran tentang hasil riset yang dinyatakan secara terpisah.