BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai ketentuan yang ada dalam undang undang dasar 1945 negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengemis merupakan salah satu golongan masyarakat yang harus

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. telah berusia 17 tahun atau yang sudah menikah. Kartu ini berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya kejahatan dilakukan oleh orang yang telah dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman membawa dampak positif bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang. termuat dalam Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yaitu melalui peranan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan pencurian kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. menimbulkan kerugian bahkan membahayakan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

JURNAL ILMIAH PERAN DAN KEBIJAKAN KEPOLISIAN RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM PENANGGULANGAN PERJUDIAN DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

BAB I PENDAHULUAN. pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Fungsi kepolisian adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbedaan pandangan, suku, budaya, dan pergaulan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan tentang pelanggaran (overtredingen), kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

PERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN. (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB I. Hakim sebagai salah satu penegak hukum bertugas memutus perkara yang. diajukan ke Pengadilan. Dalam menjatuhkan pidana hakim berpedoman pada

I. PENDAHULUAN. Kebebasan dasar dan hak dasar itu yang dinamakan Hak Asasi Manusia (HAM), yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

I. METODE PENELITIAN. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan. berbagai macam permasalahan. Kehidupan bermasyarakat akhirnya

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tidak ada masyarakat yang sepi dari kejahatan. Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan pada kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukannya di dalam hukum (equality before the law). Pasal 27 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

I. PENDAHULUAN. dirasakan tidak enak oleh yang dikenai oleh karena itu orang tidak henti hentinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Negara Indonesia adalah negara bardasarkan hukum bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hukum yang diciptakan manusia mempunyai tujuan untuk. menciptakan keadaan yang teratur, aman, dan tertib, demikian pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai ketentuan yang ada dalam undang undang dasar 1945 negara kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara hukum. Hukum tersebut diyakini sebagai alat untuk memberikan kesebandingan dan kepastian dalam pergaulan hidup guna mencapai tujuan Negara Republik Indonesia yaitu untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila. Dalam hukum di Indonesia pemalsuan terhadap sesuatu merupakan salah satu bentuk tindak pidana yang telah diatur dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP). Memang pemalsuan sendiri akan mengakibatkan diatur dalam BAB XII Buku II KUHP, buku tersebut mencantumkan bahwa yang termasuk pemalsuan hanyalah tulisan-tulisan saja, termasuk di dalamnya pemalsuan surat yang diatur dalam pasal 263 ayat 1 KUHPidana yaitu yang berisi Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar atau tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun. Tindak pidana yang sering terjadi adalah berkaitan dengan pasal 263 KUHP (membuat surat palsu atau memalsukan surat). Hukum merupakan pewujudan dari nilai kepercayaan oleh karena itu wajar 1

2 apabila penegak hukum diharapkan sebagai orang yang sepatutnya dipercaya dalam menegakkan wibawa hukum yang pada hakikatnya berarti menegakkan nilai kepercayaan dimasyarakat. 1 Perbuatan membuat surat palsu adalah perbuatan membuat sebuah surat yang sebelumnya tidak ada/belum ada, yang sebagian atau seluruhnya palsu. Surat palsu yang dihasilkan dari perbuatan ini disebut dengan surat palsu. Sementara memalsukan, adalah segala wujud perbuatan apapun yang ditujukan pada sebuah surat yang sudah ada, dengan cara menghapus, mengubah atau mengganti salah satu isinya surat sehingga berbeda dengan surat semula. Surat ini disebut dengan surat yang dipalsukan. Salah satu jenis kejahatan yang sering terjadi saat ini yaitu pemalsuan surat kendaraan bermotor. Maraknya pencurian kendaraan bermotor khususnya di kota kota besar menyebabkan Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) dan bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB) yang di palsukan. Pelaku tindak kejahatan pemalsuan surat kendaraan bermotor ini dilakukan lebih dari satu orang dalam suatu kelompok dan dilakukan secara terorganisir dan bekerja sama dengan pelaku lainnya. Dalam kelompok tersebut masing masing memiliki tugas yang berbeda beda. Banyak masyarakat yang tertipu dengan membeli motor hasil curian karena Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) dan Bukti Kendaraan Bermotor (BPKB) yang dipalsukan bentuknya menyerupai dan mirip sekali dengan aslinya. 1 Barda Nanawi Arief,1998, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan pengembangan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 5

3 Berkembangnya jenis kejahatan seperti pemalsuan surat kendaraan bermotor yang terjadi saat ini menuntut akan kemampuan hukum baik peraturan perundang-undangannya maupun aparat penegak hukum yang menjalankan fungsi perundang-undangan. Hukum merupakan tumpuan dan kepercayaan masyarakat untuk mengatur pergaulan hidup bersama. Hukum merupakan perwujudan dari nilai kepercayaan oleh karena itu wajar apabila kepolisian diharapkan sebagai orang yang dapat dipercaya dalam menegakkan wibawa hukum yang pada hakikatnya berarti menegakkan nilai kepercayaan di masyarakat. Salah satu kejahatan terhadap pemalsuan surat kendaraan bermotor akhir-akhir ini banyak di jadikan target adalah kendaraan roda empat. Angka kejahatan pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY adalah sangat tinggi maka dari itu, dengan adanya laporan mengenai tindak kejahatan pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah hukum POLDA DIY maka diharapkan kepolisian POLDA DIY dapat menegakkan hukum yang seadil-adilnya bagi pelaku kejahatan pemalsuan surat kendaraan bermotor, untuk dapat menindak lanjuti tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY, diperlukan upaya kepolisian dalam proses penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor. Pasal 30 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945, yang selanjutnya disebut UUD 1945, berisi ketentuan tentang tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat Negara yang menjaga keamanan dan ketertiban

4 masyarakat bertugas melindungi, menganyomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum. Pasal 30 ayat (4) UUD 1945, secara tidak langsung menyatakan bahwa kepolisian wajib mengambil peran dalam penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY. Berdasarkan pemaparan tersebut maka, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bemotor di wilayah POLDA DIY telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku? 2. Adakah kendala dalam mengungkap tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk memperoleh data dan menganalisis kepolisian dalam penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY. 2. Untuk memperoleh data dan menganalisis kendala kepolisian dalam mengungkap tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY.

5 D. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan tentang ilmu hukum khususnya ilmu hukum pidana tentang kepolisian di Indonesia yang diharapkan dapat memberantas pemalsuan surat-surat kendaraan bermotor khususnya di wilayah POLDA DIY. Manfaat Praktis Manfaat penelitian ini adalah bagi: 1. Kepolisian, agar kepolisian dapat memahami perannya dalam melakukan penyidikan untuk mengungkap tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor, serta dapat menanggulangi kendala kendala yang sering muncul dalam tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor. 2. Masyarakat, agar masyarakat berhati-hati terhadap tindak kejahatan tentang pemalsuan surat kendaraan bermotor. 3. Penulis, sebagai persyaratan dalam skripsi guna mencapai program sarjana hukum. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai upaya kepolisian dalam penyidikan tindak pidana pemalsuan surat-surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY merupakan karya asli penulis. Penulisan ini berbeda dengan judul penulisan yang dilakukan mahasiwa-mahasiwa lainnya.skripsi yang hampir menyerupai dengan tulisan saya, yakni sebagai berikut: 1. Daniel Kurnia Athuhema alumni fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, NPM 080509870 dengan judul Strategi Kepolisian Dalam

6 Menanggulangi Penipuan Yang Dilakukan Melalui online shop. Adapun tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi kepolisian dalam menanggulangi penipuan yang dilakukan melalui online shop. Dan untuk mengetahui dan menganalisiskendala kendala yang dihadapi polisi dalam mengatasi penipuan yang dilakukan melalui online shop. Dan rumusan masalah yang di buat saudara Kurnia adalah sebagai berikut: a. Bagaimana strategi Kepolisian dalam menanggulangi penipuan yang dilakukan melalui online shop? b. Apa kendala yang dihadapi Kepolisian dalam mengatasi penipuan yang dilakukan melalui online shop? Setelah beliau mengadakan penelitian, hasil penelitian yang di dapat beliau dapat di simpulkan bahwa tidak ada strategi khusus yang dijalankan kepolisian selain pelatihan yang diberikan kepada anggota kepolisian khusus dan juga pengawasan terhadap dunia usaha online shop, dengan kata lain kejahatan dunia maya ditangani seperti kejahatan biasa dimana strateginya antara lain adalah memperkuat polsek, membangun citra polisi, melembagakan polmas, membangun kemajemenan kepolisian, membangun sistem pengawasan dan pengendalian yang objektifdan edukatif dalam rangka mewujudan manajemen kepolisian sebagai sub sistem. Selain itu, dalam penanganan cyber crime, kepolisian tidak hanya mengandalkan alat pensari yang dimiliki Kepolisian, tetapi juga dilakukan secara manual, dengan cara turun langsung ke lokasi dimana pelaku

7 ditemukan oleh alat pencari dan tidak terpaku di tempat yang ditujukan oleh oleh alat tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, penelitian yang sudah dilakukan Daniel berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis. Penelitian yang dilakukan Daniel mengarah pada strategi Kepolisian dalam penanganan tindak pidana penipuan dalam online shop, sedangkan penelitian penulis mengarah pada upaya Kepolisian dalam penyidikan tindak pidana pemalsuan surat-surat kendaraan bermotor. 2. Bade Febriyan Dwi Yoga alumni fakultas Hukum Universitas Brawijaya, NPM 105010107111030 dengan judul Upaya POLRI Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua. Adapun tujuan penelitiannya adalah memproleh dan menganalisis kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua dan untuk memperoleh data dan menganalisis kendala kepolisian dalam mengungkap tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua. Dan rumusan masalah yang dibuat saudara Bade adalah: a. Apa upaya yang dilakukan Polres Madiun dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua? b. Apa kendala yang dihadapi Polres Madiun dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua? Setelah saudara Bade mengadakan penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor

8 roda dua yang dilakukan oleh Polres Madiun kota adalah sebagai berikut: 1) Upaya preventif a) Pihak Polres Madiun Kota mengadakan pengamanan terpadu bersama masyarakat kota Madiun dengan cara mengadakan ronda malam atau siskamling. b) Peningkatan kinerja Kepolisian dengan sistem evluasi berjangka yang diterapkan Polres Madiun Kota seperti lebih meningkatkan atau pengoptimalisasikan fungsi Samapta. c) Membuat spanduk di daerah-daerah rawan terjadi kejahatan yang berisi himbauan terhadap masyarakat di wilayah kota Madiun. d) Pihak Polres Madiun kota memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah Kota Madiun untuk lebih peka terhadap setiap kejahatan yang terjadi. e) Memberikan penyuluhan kepada para juru parkir mengenai tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. f) Pihak Polres Madiun Kota bekerja sama dengan pemerintah Kota Madiun untuk menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. 2) Upaya Repserif. a) Pihak Polres Madiun Kota melakukan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor.

9 b) Pihak Polres Madiun kota melakukan Razia secara rutin dan berkala ke tempat-tempat atau jalam-jalan yang dianggap rawan terjadi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. c) Melakukan penangkapan dan pengejaran terhadap jaringan pencurian kendaraan bermotor. d) Mengoptimalisasikan kinerja dan fungsi dari Reskrim itu sendiri dengan melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap para pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. Kendala yang dihadapi Polres Madiun kota dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. a) Masyarakat kurang tanggap dalam melapor 1x24 jam atau tidak segera melaporkan kepada Kepolisian setempat, sehingga kendaraan bermotor sudah berada jauh dari jangkauan. b) Barang hasil kejahatan atau barang hasil curian biasanya tidak dijual secara utuh akan tetapi dijual perbagian. c) Sulit untuk mencari bukti, karena pada umumnya pelaku menjual barang bukti ke suatu daerah-daerah terpencil atau jauh dari tempat kejadian perkara. d) Pihak Polres Madiun kota dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor mengalami kendala atau hambatan, karena jaringan pencurian yang luas menyulitkan pihak Polres Madiun kota untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan.

10 3. DERI EDWARD,alumni fakultas Hukum UNIVERSITAS ANDALAS, NPM 07940090 dengan judul Peranan Penyidik Polri Dalam Mencari Barang Bukti Hasil Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua Di Wilayah Hukum Polresta Padang. Adapun tujuan penelitanya adalah untuk mengetahui peranan yang dilakukan penyidik Polri dalam mencari barang bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di wilayah hukum Polresta Padang. Dan untuk mengetahui kendala kendala apa saja yang ditemukan penyidik Polri dalam mencari bukti bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di wilayah hukum Polresta Padang. Dan rumusan masalah yang di buat saudara DERI ada 3 yaitu: a. Bagaimana peranan penyidik Polri dalam mencari barang bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di wilayah hukum Polresta Padang? b. Apakah kendala-kendala yang ditemuan penyidik Polri dalam melakukan pencarian barang barang bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di wilayah hukum Polresta Padang? c. Bagimana upaya-upaya yang dilakukan penyidik Polri dalam mengatasi kendala-kendala dalam mencari barang bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di wilayah hukum Polresta Padang?

11 Setelah saudara DERI mengadakan penelitian dapat disimpulkan bahwa peranan penyidik Polri dalam mencari barang bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di wilayah Polresta Padang, yaitu menerima laporan masyarakat dan langsung melakukan tindakan pertama dengan cara mendatangi TKP untuk selanjutnya dilakukan penyelidikan dan penyidikan. Peranan penyidik Polri dalam mencari barang bukti selanjutnya dilakukan dengan cara pengoptimalan setiap fungsi represif. Pengoptimalan fungsi preventif atau pencegahan dengan cara penyidik memberi informasi atau himbauan kepada masyarakat baik secara langsu ng maupun tidak langsung bagi masyarakat yang mengetahui ada kendaraan yang dicurigai hasil curian agar dapat memberi tahu penyidik Polri,sehingga membantu peranan penyidik dala mencari barang bukti kendaraan bermotor roda dua. Sedangkan pengoptimalan represif atau penindakan, penyidik Polri adalah melakukan upaya paksa untuk melakukan penyitaan terhadap barang bukti hasil pencurian kendaran bermotor roda dua yang ditemukan. Namun peranan tersebut masih kurang baik karena banyaknya kendala-jendala yang ditemukan. Dan kendala-kendala yang ditemukan penyidik Polri dalam mencari barang buktu hasil tidakan pidana tersebut adalah tidak adanya saksi yang melihat kejadian pencurian tersebut. Namun upaya-upaya yang dilakukan penyidik Polri dalam mengasi kendala-kendala tersebut adalah penyidik Polri melakukan sosialisasi dengan masyarakat untuk

12 memberikan pengetahuan tentang peningkatan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua, penyidik melakukan kerja sama denga satuan Polisi Lalu Lintas dengan cara meningkatkan operasi operasi lalu lintas atau razia kendaraan bermotor, penyidik berusaha meningkatkan kemampuan atau kinerja personil dalam mencari barang bukti kendaran bermotor roda dua dengan melakukan pendidikan dan pelatihan, membuat daftar pencarian orang (DPO), penyidik berupaya mendapatkan keterangan dan informasi yang jelas darin tersangka yang berhasil ditangkap, penyidik menggiginkan adanya peran dari masyarakat yang membantu kinerja penyidik dengan cara mau memberikan ketengan dan informasi mengenai tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, penelitian yang sudah dilakukan saudara DERI berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan penulis, penelitian yang di buat oleh saudara DERI mengarah pada upaya penyidik Polri dalam mencari barang bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di wilayah Polresta Padang, sedang kan penulis mengarah pada upaya Kepolisian dalam penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY.

13 F. BATASAN KONSEP 1. Penyidikan Penyidikan yang di maksud dalam penelitian ini menurut kamus Besar Bahasa Indonesia ialah serangkaian tindakan penyidik yang di atur oleh undang-undang untuk mencari dan mengumpulkan bukti pelaku tindak pidana; proses, cara, perbuatan menyidik 2 2. Tindak pidana Tindak pidana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menurut moeljatno Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut. 3 3. Pemalsuan Pemalsuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemalsuan yang terdapat dalam pasal 263 KUHP, yaitu : Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak,perikatan atau pembebasan hutang,atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan penjara paling lama enam tahun dan ayat (2) berisi diancam dengan pidana yang sama, 2 http://kbbi.web.id/sidik. Diakses pada 18 September 2016. 3 Moeljatno, 1987, Asas-Asas Hukum Pidana Bina Aksara, Jakarta, hlm 53

14 barangsiapa dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan selah olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian. 4. Surat kendaraan bermotor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa buku yang di keluarkan atau diterbitkan oleh satuan lalu lintas yang berupa buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dan surat tanda nomor kendaraan (STNK). 5. Wilayah POLDA DIY yang dimaksud dalam penelitian ini adalah satuan pelaksana utama kewilayahan yang berada di bawah Kapolri, kewilayahan propinsi atau Daerah istimewa dan yang beralamat di jln.lingkar Utara Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta. G. METODE PENELITIAN 1. Jenis penelitian Jenis penelitian hukum yang digunakan penulis adalah jenis penelitian hukum normatif. Yaitu jenis penelitian yang berfokus pada data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer (norma hukum) dan bahan hukum sekunder (pendapat hukum). Pada penelitian hukum normatif, seringkali hukum konsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in book) atau hukum yang dikonsepsikan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku masyarakat terhadap apa yang dianggap pantas. 4 2. Sumber data 4 Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, kesatu, CV. Mandar Maju, Bandung, hlm. 123.

15 Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari mengamati, mempelajari, membaca bahan-bahan hukum maupun kepustakaan dan dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini, yang dapat di bedakan menjadi 2 (dua) yaitu: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang upaya Kepolisian dalam penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY, yaitu: 1) Undang-undang dasar 1945. 2) Kitab undang-undang hukum pidana pasal 263 ayat (1) tentang pemalsuan 3) Pasal 13 undang-undang no 12 tahun 2002 tentang kepolisian mengenai tugas dan wewenang Kepolisian. 4) Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Penyidikan Polri. b. Bahan hukum sekunder merupakan : 1) Pendapat hukum dan pendapat bukan hukum yang diperoleh dari buku, jurnal, hasil penelitian, majalah, surat kabar, internet, makalah. 2) Dokumen tentang penyidikan tindak pidana pemalsuan surat-surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY, yang selanjutnya disebut POLDA DIY.

16 3) Nara sumber adalah subjek/seseorang dengan jababatannya, profesi atau keahliannya yaitu: Kepala Kepolisian DIY c. Bahan Hukum Tersier merupakan bahan bahan hukum yang digunakan untuk memperjelas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Hukum. 3. Pengumpulan Data a. Studi kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk mempelajari bahan hukum primer yang berupa peraturan perundang-undangan, bahan hukum sekunder yang berupa pendapat hukum dan pendapat non hukum dari buku dan internet. b. Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung dengan mengajukan pertayaan yang sudah disiapkan selanjutnya ditujukan Kepada Ibu Iptu. Ni Diaratih S.H. dan Bapak Brigadir Iwan Aryanto, selaku narasumber. Pertayaan secara terstruktur tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY. 4. Analisis data. Analisis data dilakukan terhadap : a. Bahan hukum primer

17 Dianalisis sesuai dengan lima tugas hukum normatif: Deskripsi peraturan perundang-undangan sesuai hukum primer tentang penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY. b. Bahan hukum sekunder 1) Deskripsi hukum positif sesuai dengan bahan hukum primer tentang judul penelitian. 2) Sistemasi Hukum Positif: Adanya antinomy pasal 13 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan fakta sosial. 3) Analisis Hukum Positif Bahwa norma itu open system, terbuka untuk dievaluasi, dikritiki. 4) Interpretasi Hukum Positif. a) interpletasi Gramatikal mengartikan termasuk bagian kalimat menurut bahasa seharihari. b) Interpetasi Sistematisasi Mendasarkan sistem aturan mengartikan suatu ketentuan hukum c) Interpetasi Teleologis Setiapa aturan pada dasarnya teleologi. 5) Menilai hukum positif

18 Menilai hukum positif merupakan gagasan yang ideal tentang upaya Kepolisian dalam penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY. 6) Proses berpikir Langkah terahir dalam menarik kesimpulan dilakukan dengan proses berpikir atau prosedur bernalur deduktif. Proses berpikir dekuktif berawal dari proposisi umum yang telah diketahui kebenarannya yaitu tentang penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY yang berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat khusus yaitu untuk mengetahui penyidikan tindak pidana pemalsuan surat-surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY. H. SISTEMATIKA SKRIPSI BAB I Pendahuluan Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Batasan Konsep, Metode Penelitian, serta Sitematika penulisan. BAB II Pembahasan Bab ini mengenai pembahasan, yang menguraikan tentang : 1. penyidikan tindak pidana, yang meliputi : Polisi, Fungsi Kepolisian, Peran Kepolisian, Penyidikan. 2. Tindak pidana pemalsuan surat-surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY, yang meliputi : Tindak Pidana, Pemalsuan Surat Kendaraan

19 Bermotor Di Wilayah POLDA DIY, Penyidikan Tindak Pidana Pemalsuan Surat Kendaraan Bermotor Di Wilayah POLDA DIY. 3. Hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni penyidikan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor di wilayah POLDA DIY. BAB III PENUTUP Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.