PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Rubijanto ) ABSTRAK. Kata kunci : Perlakuan panas,proses pendinginan. ) Staf Pengajar Jurusan Mesin UNIMUS. Traksi. Vol. 4. No.

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

PENGARUH KARBURISASI RODA GIGI SPROCKET ASPIRA DENGAN AHM TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat.

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

Karakterisasi Material Sprocket

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH AKIBAT PENGARUH PROSES PENGARBONAN DARI ARANG KAYU JATI

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

PENELITIAN TENTANG PENINGKATAN KEKERASAN PADA PERMUKAAN BUSHING DENGAN HEAT TREATMENT METODE KONVENSIONAL

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) ,

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

STUDI PENINGKATAN SIFAT MEKANIS SPROKET IMITASI SUPRA 125 DENGAN SISTIM PACK KARBURISING

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

NASKAH PUBLIKASI. Disusun : YOGI KUNCORO NIM : D

ANALISIS PENGARUH WAKTU PERLAKUKAN PANAS TERHADAP NILAI KEKERASAN KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Disusun Oleh : WIDI SURYANA

Kata kunci : baja S45C, hardening, pendingin.

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Proses Temper:

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

PENGARUH PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Transkripsi:

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH Teguh Rahardjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Nasional Malang Telp.(0341) 417636-Pes 516, Fax.(0341) 417634 ABSTRAK Reaktor Fluidized Bed merupakan tungku untuk proses perlakuan panas yang mempunyai fungsi ganda, bisa untuk proses perlakuan panas biasa dan proses perlakuan panas nitrokarburisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik, kekerasan lapisan permukaan, komposisi kimia dan uji/foto makro dari baja karbon rendah setelah dilakukan nitrokarburisasi. Pada proses ini, dalam melakukan pengujian dengan memberikan gas doping yaitu gas Nitrogen dan gas LPG, yang masuk ke dalam tabung reaktor fluidized bed pada temperatur kerja 723 o C. Terdapat 4 perbandingan aliran gas masuk ke dalam reaktor, perbadingan pertama aliran gas Nitrogen 85% dan gas LPG 15%, pada perbadingan kedua aliran gas Nitrogen 80% dan aliran gas LPG 20%, untuk perbadingan ketiga aliran gas Nitrogen 75% dan gas LPG 25%, sedangkan perbandingan keempat aliran gas Nitrogen 70% dan gas LPG 30%. Untuk mengetahui sifat mekanis baja karbon rendah setelah dilakukan proses nitrokarburisasi yaitu dengan melakukan pengujian mekanis, diantaranya pengujian tarik, uji kekerasan mikro (vickers), uji komposisi, dan uji/foto makro. Dari hasil pengujian, hasil uji tarik sebelum perlakuan 57,54 (Kgf/mm 2 ) setelah perlakuan nilai rata-rata 68,20 (Kgf/mm 2 ), untuk hasil pengujian kekerasan sebelum perlakuan 275 (HRV) dan setelah perlakuan nilai rata-rata 353,33 (HRV). Sedangkan pada pengujian komposisi unsur C pada baja karbon rendah sebelum perlakuan 0,235 (%wt) setelah perlakuan nilai rata-ratanya 0,329 (%wt). Kata Kunci : Reaktor fluidized bed, Nitrokarburising, Baja karbon rendah, Pengujian. PENDAHULUAN Perlakuan panas adalah suatu perlakuan ( treatment) yang diterapkan pada logam agar diperoleh sifat-sifat yang diiginkan. Yang digunakan untuk melakukan proses perlakuan panas pada permukaan logam salah satunya adalah menggunakan Reaktor Fluidized Bed. Reaktor Jenis Fluidized Bed juga dapat digunakan pada proses perlakuan panas pada permukaan yang mana adalah suatu proses pemanasan logam dalam keadaan padat untuk mengubah sifat fisis / mekanik logam. Salah satu cara adalah dengan menggunakan proses karburasi yaitu dengan mengeraskan permukaannya saja. Karburasi adalah salah satu proses perlakuan panas untuk mendapatkan permukaan yang lebih keras dari sebelumnya. Reaktor Fluidized Bed adalah suatu reaktor yang berisi padatanpadatan yang bergerak. Fluidized Bed adalah salah satu proses perlakuan logam dengan menggunakan media fluida yang dalam hal ini berupa aluminium oxid atau pasir silica. Seperti pada gambar 1 dimana serbuk pasir silica digunakan pendistribusi panas pada logam ketika dapur dipanaskan, sehingga panas akan merata mengenai seluruh permukaan logam. 46

Gambar 1 Proses dalam tabung reaktor Judul, www.reactor fluidized bed.com/presentasions/ irham ruhandi/powerpoint Laju pemanasan benda kerja di dalam fluidized bed akan meningkat dengan menurunnya ukuran partikel dan bertambahnya kecepatan putaran gas. Akan tetapi partikel yang terlalu halus akan mengurangi putaran pasir dan peningkatan kecepatan putaran gas sehingga akan menambah biaya karena konsumsi gas juga bertambah tetapi pada reaktor fluidized bed tidak semua proses perlakuan panas permukaan menggunakan bahan tambah gas. Dapur fluidized bed merupakan suatu system atmosfir perlakuan panas untuk aplikasi komponen baja perkakas dan konstruksi. Reaktor fluidized bed digunakan untuk proses perlakuan panas ( heat treatment) pada pergeseran permukaan logam yang mana pada proses ini adalah menggunakan fluida gas Nitrogen dan LPG sebagai bahan tambah untuk proses pemanasan di dalam bejana dan juga untuk membentuk karbon pada permukaan logam baja dengan unsur tambahan pasir silica yang mana mengandung aluminium oxid sehingga dapat menambah ketebalan permukaan. Teknologi dikembangkannya reaktor fluidized bed pertama kali oleh institute of precision mechanics di polandia. Di dalam dapur reaktor fluidized bed terdapat ruang yang berbetuk plat (bed) sebagai wadah refraktori. Penggunaan dapur fluidized bed untuk perlakuan panas pada logam telah dipelajari oleh reynoldson R.W. (Heat treatment in fluidized bed, 1989), yang menjelaskan bagaimana pemakaian tekniologi fluidized bed dapat meningkatkan kualitas produk dan mengurangi biaya operasional. METODOLOGI Dalam pengujian proses nitrokarburising dengan menggunakan reaktor fluidized bed dimana pada proses ini pemanasan kembali baja sampai dengan suhu 750 C untuk mendapatkan struktur martensit yang telah mengalami heat treatment. Proses nitrokarburising pada reaktor fluidized bed umumnya optimalisasi proses difusi unsure (karbon dan nitrogen) terjadi pada temperatur tersebut. Adanya lairan gas N 2 : LPG partikel padat SiC yang sudah panas bersirkulasi mengelilingi spesimen. Dari gerak sirkulasi partikel akan menumbuk spesimen dan unsur gas nitrogen dan karbon akan masuk dalam spesimen dengan cara difusi. Setelah sesuai waktu yang ditentukan saluran gas masuk reaktor dihentikan, pengambilan benda kerja (gambar 3-14) dan tahap selanjutnya quenching dalam media pendingin, waktu total 2 jam 30 menit, dimana pada proses holding 47

selama 2 jam 15 menit dan yang terakhir cooling selama 15 menit. Sebelum dimasukan kedalam tabung reaktor spesimen terlebih dahulu di ikat dengan kawat baja supaya memudahkan untuk mengambil spesimen setelah proses. Prosedur pengujian yang dilakukan dari reaktor fluidized bed untuk melakukan proses perlakuan panas pada permukaan baja karbon rendah. Dalam pengujian ini adalah proses nitrokarburising. Dalam proses ini media pendinginan dengan menggunakan oli yang bertujuan untuk mendapatkan kekerasan specimen selain itu juga untuk mendapatkan martensit. PEMBAHASAN Tanp a H.T 85:15 80:20 75:25 70:30 60,13 3460,00 40,07 57,54 47,33 63,62 4841,50 23,35 76,10 33,33 63,62 4327,50 21,50 68,02 33,33 63,62 5761,00 60,78 90,56 27,08 63,62 4467,50 69,55 70,22 47,58 63,62 1339.50 19.85 21.06 87.08 63,62 4911,00 54,77 77,20 36,50 63,62 5919.00 67.95 93.04 58.00 63,62 4570,00 50,23 71,84 35,83 63,62 4623,50 51,77 72,68 47,42 63,62 4632,00 19,47 72,81 41,92 63,62 4828,00 56,31 75,89 69,67 63,62 4574,00 20,15 71,90 36,58 63,62 5196,50 28,11 81,68 38,83 63,62 4313,00 23,88 67,80 74,33 63,62 4502,50 24,60 70,77 52,17 60,82 4114,50 28,67 67,65 35,45 63,62 3707,50 19,24 58,28 31,42 60,13 4265,00 53,00 70,93 46,17 63,62 4517,50 26,51 71,01 46,00 60,13 4073,50 24,02 67,74 29,17 Setelah dilakukan foto makro untuk mengetahui ketebalan lapisan karbon yang terbentuk pada 48pecimen uji, maka didapatkan seperti di bawah: Pada perbandingan gas Nitrogen 85% : gas LPG 15%. Tabel 1. Uji Komposisi Komp Tanpa Jenis Perbandingan (%) HT 85:15 80:20 75:25 70:30 C 0,235 0,447 0,267 0,281 0,322 Si 0,319 0,299 0,314 0,314 0,307 S 0,049 0,011 0,056 0,044 0,041 P 0,030 0,032 0,033 0,032 0,030 Mn 0,452 0,399 0,546 0,427 0,428 Ni 0,117 0,125 0,099 0,101 0,106 Cr 0,408 0,415 0,171 0,137 0,134 Mo < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 Ti < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 Cu 0,246 0,294 0,156 0,241 0,231 Nb < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 < 0,002 V < 0,002 0,002 0,004 < 0,002 < 0,002 Al < 0,002 < 0,001 < 0,001 < 0,001 < 0,001 Fe 98,122 97,952 98,335 98,401 98,381 Tabel 2. Kekerasan mikro vickers Perbandingan Kekerasan (HRV) 1 2 3 Rerata Tanpa HT 288 257 280 275 85 : 15 351 332 268 317 80: 20 299 308 276 294,33 75 : 25 475 292 369 378,67 70 : 30 462 404 404 423,33 Gambar 2. Ketebalan lapisan hasil nitrogen 85% dan gas LPG 15% Tabel 3. Pengujian kekuatan tarik Pada perbandingan gas Nitrogen 80% : gas LPG 20%. Perba nding an Area mm 2 Max. Force Kgf Yield Strength Kgf/mm 2 Tensile Strength Kgf/mm 2 Δ % 48

Gambar 3. Ketebalan lapisan hasil nitrogen 80% dan gas LPG 20% Pada perbandingan gas Nitrogen 75% : gas LPG 25%. Gambar 5. Ketebalan lapisan hasil nitrogen 70% dan gas LPG 30% Pada Spesimen Tanpa Perlakuan. Gambar 4. Ketebalan lapisan hasil nitrogen 75% dan gas LPG 25% Pada perbandingan gas Nitrogen 70% : gas LPG 30%. Gambar 6. Baja karbon rendah (raw material) PEMBAHASAN. Setelah dilakukan uji komposisi, dapat terlihat kandungan karbon dan unsurunsur yang ada di dalamnya. C (Karbon) pada spesimen sebelum diberi perlakuan panas 0,235 %wt sedangkan pada spesimen setelah perlakuan panas rata-rata 0,329 %wt. Setelah diberikanya gas Nitrogen dan LPG pada perbendingan 85%-15%, nilai karbon sebesar 0,322%wt. Semakin tinggi 49

masukan gas LPG maka kandungan karbon semakin besar terlihat pada pemberian gas perbandingan Nitrogen 70%-LPG 30%. Besi (Fe) lebih dominan dikarenakan bahan utama pada spesimen awal, setelah mangan (Mn) kemudian karbon (C) disamping unsur-unsur lainya. Dan juga setelah dilakukan penambahan masukan gas LPG terlihat peningkatan pada karbon. Menurut tata surdia [1] adanya kandungan karbon yang semakin meningkat akan menyebabkan pengerasan permukaan pada spesimen sehingga lebih kuat dan tahan aus, karena mempunyai kekerasan yang tinggi. Setelah melakukan penelitian proses nitrokarburising pada baja karbon rendah dengan menggunakan alat reaktor fluidized bed didapatkan hasil, bahwa kekuatan baja setelah di uji tarik, kekuatan tariknya meningkat jika dibandingkan pada baja tanpa perlakuan. Nilai kekuatan sebelum perlakuan 57,54 Kgf/mm 2, nilai setelah perlakuan panas rata-rata 70 Kgf/mm 2. Terjadinya perlakuan panas dengan proses nitrokarburising pada temperatur 723 o C membuat sifat kekuatan tarik menjadi tinggi. Berikut ini tabel 4-5 rekapan hasil perhitungan ketelitian pengujian. Dari analisa data yang didapatkan setelah pengujian kekerasan Rockwell, nilai kekerasan tanpa perlakuan 275 HRV. Sedangkan pada proses perlakuan panas mengalami kenaikan pada perbandingan 85% : 15% dengan nilai 317 HRV, pada perbandingan 80% : 20% nilai kekerasa 294,33 HRV, perbandingan 75% : 25% nilai kekerasan 378,67 HRV, sedangkan pada perbandingan 70% : 30% nilai kekerasanya 423,33 HRV. Nilai kekerasannya mengalami kenaikan dengan dinaikanya aliran gas LPG. Tampak bahwa kekerasan tiap spesimen pada perbandingan berbeda-beda. Nilai kekerasan pada spesimen tanpa perlakuan 275 HRV. Nilai kekerasan setelah perlakuan nitrokarburising lebih tinggi dari yang tanpa perlakuan dan nilai itu semakin tinggi dengan diberikanya kenaikan gas LPG. Nilai kekerasan paling tinggi pada perbandingan gas Nitrogen 70% dan gas LPG 30% dengan angka 423,33 HRV. Dilakukan uji foto makro dapat dilihat ketebalan lapisan karbon yang diperoleh dari hasil perlakuan panas dengan proses nitrokarburising pada baja karbon rendah dengan memberikan masukan gas doping (gas N2 dan LPG) dan juga merupakan hasil difusi dari pasir silika. Perlakuan panas sampai temperatur 723 o C membuat terjadinya perubahan fasa austenit pada spesimen sehingga media tambahan dari gas dan juga pasir silika akan terbentuk senyawa carbon dapat masuk dilapisan tersebut. Sehingga setelah dilakukan test foto makro dapat terlihat lapisan kandungan karbon yang terdapat pada permukaan spesimen tersebut. KESIMPULAN. 1. Semakin tinggi masukan gas LPG maka kandungan karbon semakin besar terlihat pada pemberian gas perbandingan Nitrogen 70% - LPG 30%. 2. Nilai kekerasan paling tinggi pada perbandingan gas Nitrogen 70% dan gas LPG 30% dengan angka 423,33 HRV. 50

3. Perlakuan panas sampai temperatur 723 o C membuat terjadinya perubahan fasa austenit pada spesimen sehingga media tambahan dari gas dan juga pasir silika akan terbentuk senyawa carbon dapat masuk dilapisan tersebut DAFTAR PUSTAKA 1. Djaprie Sriati, 1992, Ilmudan Teknologi Bahan, Erlangga; Jakarta 2. http://www.fluidized Bed Process.com/Technology/acc img/reaktor proses jpg. (20 juli 2010; 20:00 WIB) 3. Prosiding, 2006, Seminar Nasional Ilmu Dan Teknologi Material (SNITM), ITS; Surabaya 4. [Tata Surdia, 2000, Pengetahuan Bahan Teknik, PT Pradnya Paramita, Jakarta. 5. Van Vlack, Lawrence, 2004, Elemenelemen Ilmu dan Rekayasa Material, Erlangga; Jakarta 6. Wiryosumarto Harsono, 1998, Teknologi Teknologi Pengecoran Logam, Bandung 51