BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel. Uraian mengenai penelitian terdahulu adalah sebagai berikut.

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) atau perusahaan go public, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjalankan praktik bisnis. Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori yang menjelaskan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Kepatuhan (Compliance Theory) selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan terhadap laporan keuangan seperti manajemen, pemegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. informasi Leverage keuangan dan profitabililitas perusahaan. Para pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB 1 PENDAHULUAN. dan masyarakat yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2008: 2) adalah sebagai berikut: Auditing is the accumulation and evaluation of

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang. Hal ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. hingga tanggal diselesaikan laporan auditor independen. Apabila audit report

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Agency Theory). Dalam teori ini, pemilik diperlakukan sebagai principal dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. berpendapat bahwa harus dibutuhkannya aturan-aturan dalam akuntansi yang dibuat

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksesuaian penafsiran informasi yang disajikan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Go public merupakan salah satu strategic planning yang dapat diambil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan principal. Dalam teori keagenan, agen memilki peran sebagai pengambil keputusan menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal menutup kontrak untuk memberikan imbalan kepada agen. Menurut Jansen dan Meckling (1976) dalam teori keagenan mendefinisikan hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa, kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Inti dari agency theory adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan. Dalam penelitian ini, perusahaan bertindak sebagai principal, sementara auditor independen merupakan agen (Lestari, 2010). Ariyani dan Budiartha (2014) mengemukakan bahwa konflik kepentingan antara principal dengan agen disebut dengan agency problems. Agency problems biasanya terjadi karena agen dan 8

9 principal sama-sama memiliki kepentingan pribadi. Masalah keagenan dapat merugikan principal karena principal tidak terlibat langsung dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Laporan keuangan yang disampaikan dengan segera atau tepat waktu dapat mengurangi asimetri informasi yang menjadi penyebab dari agency problems. 2.1.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Kieso dalam Sutikno (2015) mengatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang berfokus pada pembuatan informasi keuangan yang relevan bagi pihak eksternal perusahaan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan juga dapat berguna sebagai sarana komunikasi yang digunakan entitas dalam mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pihak luar. 2.1.3 Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan di Indonesia Peraturan mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan di Indonesia diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Peraturan tersebut diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 1 tahun 2008 dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. X.K.7 keputusan Ketua OJK No. 40/BI/2007 yang menggantikan peraturan

10 sebelumnya yaitu Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, berisi tentang laporan keuangan tahunan yang harus disertai dengan laporan auditor dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang sekarang bernama Otoritas Jasa Keuangan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90) hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. X.K.7 keputusan Ketua OJK No. 40/BI/2007 berisi tentang jangka waktu penyampaian laporan keuangan berkala dan laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik yang efeknya tercatat di bursa efek di Indonesia dan di bursa efek di negara lain. Namun peraturan tersebut tidak berlaku bagi emiten yang terdaftar di bursa efek Negara lain. 2.1.4 Standar Auditing Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda dengan prosedur auditing, berkaitan degan tidak hanya kualitas dengan tidak hanya kualitas profesional auditor namun juga

11 berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dalam laporannya. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut : a. Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, konfirmasi

12 sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

13 2.1.5 Audit Report Lag Audit report lag yaitu jarak antara tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikan laporan auditor independen (Ashton et al, 1987 dalam Ariyani dan Budiartha, 2014). Sedangkan menurut Sutikno (2015), audit report lag dapat didefinisikan sebagai rentang waktu antara tanggal laporan keuangan perusahaan sampai pada laporan keuangan diumumkan ke public (laporan keuangan auditan). Menurut Togasima dan Christiawan (2014), audit report lag menunjukkan rentang penyelesaian audit, dengan tujuan menyeluruh dari laporan audit keuangan yaitu menyatakan pendapat akan laporan keuangan yang disajikan secara wajar dalam semua hal yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penyusunan atau pengauditan suatu laporan keuangan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Sehingga semakin panjang audit delay, maka semakin lama auditor menyelesaikan tugasnya (Ariyani & Budiartha, 2014). 2.1.6 Profitabilitas Menurut Sudarmadji dan Lana (2007), profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Sedangkan menurut Azlina (2009), profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit). Namun

14 Dewi (2008) berpendapat bahwa profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Rasio profitabilitas tinggi yang dimiliki oleh perusahaan berarti menghasilkan laba yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah berarti menghasilkan laba yang rendah, maka akan cenderung lama dalam pengauditan laporan keuangan. Menurut Christiawan dan Togasima (2014) profitabilitas pada umunya dapat diukur dengan rasio Return on Sales (ROS), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE). Rasio ROS diukur dengan cara membagi net profit dengan sales revenue (Christiawan dan Togasima (2014). Menurut Suharli (2006), ROA sering disebut dengan ROI yang merupakan tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada aktiva, sedangkan ROE merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Penelitian ini menggunakan rasio ROA sebagai pengukurannya. Hal ini didukung dengan penelitian Juanita dan Satwiko (2012) dan Lianto dan Kusuma (2010). Rasio ini dihitung dengan menggunakan satuan persen.

15 2.1.7 Ukuran Perusahaan Menurut Christiawan dan Togasima (2014) memaparkan bahwa ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Sedangkan menurut Apriliane (2015), ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur dengan menggunakan logaritma natural total aset. Namun menurut Damiari dan Ulupui (2014), ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan, yang dapat dilihat dari beberapa segi seperti total aset, total penjualan, total kapitalisasi pasar dan sebagainya. Dari beberapa pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu skala yang dapat dilihat dari berbagai segi total aset, total aktiva dan lain-lain yang berkorelasi tinggi. Perusahaan besar biasanya memiliki jumlah sampel yang lebih banyak jika dibandingkan dengan perusahaan menengah dan kecil. Ariyani dan Budiartha (2014) berpendapat bahwa perusahaan yang besar akan lebih cepat dalam proses penyelesaian audit karena diawasi oleh para investor, pengawas permodalan dan pemerintah jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Menurut Damiari dan Ulupui (2014), variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural (Ln) dari total aset. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan

16 berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total aktiva perlu di Ln kan. 2.1.8 Kompleksitas Operasi Perusahaan Kompleksitas organisasi atau operasi merupakan akibat dari pembentukan departemen dan pembagian pekerjaan yang memiliki fokus terhadap jumlah unit yang berbeda (Ariyani & Budiartha, 2014). Sedangkan menurut Damiari dan Ulupui (2014), kompleksitas operasi perusahaan menunjukkan jumlah cabang operasinya, keberadaan anak perusahaan, serta perbedaan jalur produknya. Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit dan akuntansi (Siuko, 2009 dalam Ningsih, 2013). Pengukuran kompleksitas operasi perusahaan dengan variabel dummy. Apabila perusahaan tersebut memiliki anak perusahaan maka diberi nilai 1, sebaliknya apabila perusahaaan tersebut tidak memiliki anak perusahaan maka diberi nilai 0. 2.1.9 Reputasi KAP Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), reputasi adalah perbuatan dan sebagainya sebagai sebab mendapat nama baik. KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha

17 dibidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik (Togasima dan Christiawan, 2012). Menurut Khrisna (2013), reputasi KAP merupakan reputasi pengaudit pada sebuah perusahaan yang dilakukan oleh auditor yang berkualitas tinggi. Namun Mada dan Laksito (2013) berpendapat bahwa reputasi KAP adalah faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan publik serta independensi auditor. Sedangkan menurut Simamora et al (2014) mengemukakan bahwa reputasi KAP menunjukkan seberapa luas dikenalnya nama suatu kantor akuntan publik dan seberapa baik nama suatu kantor akuntan publik dalam pandangan pengguna jasa audit. Perusahaan menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam mengaudit laporan keuangannya. Jasa KAP yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah KAP yang memiliki reputasi atau nama yang baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya (Darmiari & Ulupui, 2014). Menurut Lee dan Jahng (2011) menyatakan bahwa Big Four perusahaan akuntansi memiliki akses yang lebih baik ke teknologi canggih dan spesialis staf bila dibandingkan dengan Non-Big four. Berdasarkan data afiliasi KAP big four Indonesia yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 tercatat KAP big four meliputi Price Waterhouse Coopers (Tanudiredja, Wibisana & Rekan), Deloitte

18 Touche Tohmatsu (Osama Bing Satrio & Rekan), KPMG (Siddharta & Widjaja), dan Ernest & Young (Purwantono, Suherman & Surja). Namun pada tahun 2013-2014 ada sedikit perubahan nama KAP Indonesia yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meliputi Price Waterhouse Coopers (Tanudiredja, Wibisana & Rekan), Deloitte Touche Tohmatsu (Osman Bing Satrio & Eny), KPMG (Siddharta & Widjaja), dan Ernest & Young (Purwantono, Suherman & Surja). Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) mencatat daftar KAP Indonesia terbaru pada tahun 2015 meliputi Price Waterhouse Coopers (Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan), Deloitte Touche Tohmatsu (Osman Bing Satrio & Eny), KPMG (Siddharta Widjaja & Rekan), dan Ernest & Young (Purwantono, Sungkoro & Surja). Reputasi KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy melalui perbandingan penggunaan jasanya. Jika jasa KAP yang digunakan perusahaan memiliki afiliasi dengan KAP big four diberikan nilai 1, sedangkan jika KAP yang digunakan perusahaan tidak memiliki afiliasi dengan KAP big four diberikan nilai 0.

19 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1. 2. 3. 4. Peneliti Ariyani dan Budiartha (2014) Lianto dan Kusuma (2010) Juanita dan Satwiko (2012) Togasima dan Christiawan (2014) Variabel Penelitian yang Mempengaruhi Audit Report Lag - Profitabilitas - Ukuran Perusahaan - Kompleksitas Operasi Perusahaan - Reputasi KAP - Profitabilitas - Solvabilitas - Ukuran Perusahaan - Umur Perusahaan - Jenis Industri - Ukuran Perusahaan - Ukuran KAP - Profitabilitas - Struktur Kepemilikan - Pelaporan Laba Rugi - Debt to Equity Ratio - Debt to Total Asset - Profitabilitas - Ukuran Perusahaan - Reputasi KAP - Opini Audit - Jenis Industri - Solvabilitas - Company Ownership - Umur Perusahaan Hasil Penelitian Profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sedangkan kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi KAP berpengaruh positif terhadap audit report lag. Profitabilitas dan jenis industri berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran perusahaan, solvabilitas, dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report lag. Ukuran perusahaan, profitabilitas, DER, dan DTA berpengaruh positif terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran KAP, struktur kepemilikan, dan pelaporan laba rugi berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit, jenis industri dan reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sedangkan solvabilitas, company ownership, umur perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report lag.

20 5. Damiari dan Ulupui (2014) 2.3 Kerangka Pemikiran - Ukuran Perusahaan - Profitabilitas - Kompleksitas Operasi Perusahaan - Reputasi KAP - Jenis Industri - Umur Perusahaan Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan reputasi KAP berpengaruh positif terhadap audit report lag. Sedangkan kompleksitas operasi perusahaan, jenis industri, dan umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Kerangka pemikiran pada penelitian ini sebagaimana tampak pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1 Profitabilitas H 1 (-) Ukuran Perusahaan Kompleksitas Operasi Perusahaan Reputasi KAP H 2 (-) H 3 (+) H 4 (-) Audit Report Lag 2.4 Hipotesis Penelitian 2.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Report Lag Jika perusahaan menghasilkan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi maka audit report lag akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah (Lianto & Kusuma, 2010). Sedangkan Tiono (2013) berpendapat bahwa jika perusahaan yang mempunyai rugi atau tingkat profitabilitas rendah

21 nantinya akan membawa dampak buruk dari reaksi pasar dan akan menyebabkan turunnya penilaian kinerja suatu perusahaan, sehingga perusahaan akan cenderung mengulur waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Hasil penelitian Ariyani dan Budiartha (2014), Lianto dan Kusuma (2010), dan Togasima dan Christiawan (2014) membuktikan adanya pengaruh negatif profitabilitas terhadap audit report lag. Maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H 1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag 2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag Togasima dan Christiawan (2014) mengemukakan bahwa dalam mengukur suatu perusahaan dapat didasarkan pada nilai buku aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin rumit pula proses dalam melakukan auditnya. Terkait komponen dalam audit report lag, ukuran perusahaan mempengaruhi seluruh komponen baik scheduling, fieldwork, dan reporting lag. Hasil penelitian Ariyani dan Budiartha (2014) dan Togasima dan Christiawan (2014) menemukan adanya pengaruh negatif ukuran perusahaan terhadap audit report lag. Maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

22 H 2 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag 2.4.3 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Report Lag Tingkat kompleksitas operasi perusahaan yang bergantung pada cabang operasi atau perbedaan jalur produknya, dapat berpengaruh pada waktu penyelesaian audit (Owusu-Ansah, 2000). Perusahan yang memiliki anak perusahaan memiliki tingkat ketepatwaktuan lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan, begitu juga sebaliknya. Apabila perusahaan memiliki anak cabang perusahaan maka transaksi yang dimiliki klien rumit karena terdapat laporan konsolidasi yang perlu diaudit oleh auditor sehingga akan memerlukan waktu yang cukup lama bagi auditor untuk melakukan pekerjaan auditnya (Ariyani & Budiartha, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Ariyani dan Budiartha (2014) menemukan pengaruh positif kompleksitas operasi perusahaan dengan audit report lag. Maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H 3 : Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Report Lag

23 2.4.4 Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Report Lag Jasa KAP yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah KAP yang memiliki reputasi atau nama yang baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya. Menurut Juanita dan Satwiko (2012), KAP yang besar akan memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. KAP besar juga akan berusaha mempertahankan reputasinya dengan waktu audit yang lebih cepat. Di Indonesia terdapat empat kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan the big four, sehingga dapat memudahkan perusahaanperusahaan besar di Indonesia apabila perusahaannya ingin diaudit oleh kantor akuntan publik yang telah memiliki reputasi (Ariyani & Budiartha, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Juanita dan Satwiko (2012) serta Togasima dan Christiawan (2014) membuktikan adanya pengaruh negatif reputasi KAP dengan audit report lag. Maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H4 : Reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap Audit Report Lag.