BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor pemerintahan merupakan pihak yang sangat berperan dalam pengawasan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). untuk menjamin bahwa tujuan tercapai secara hemat, efisien, dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. membahas mengenai hasil yang ingin dicapai. Selanjutnya, dengan tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup orang banyak, maka sudah sepantasnya pemerintah dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat. Diumumkan dalam Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini, dunia bisnis semakin berkembang disertai

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terjadinya krisis multi dimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

BAB I PENDAHULUAN. menemukan temuan yang memuat permasalahan, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

KUESIONER Profil Responden KOMPETENSI Dimensi Pernyataan Alternatif Jawaban STS TS N S SS

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengunaan dana sehingga efektivitas dan efisien penggunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing auditor berbeda. Auditor pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB I PENDAHULUAN. keutamaan atau dikenal dengan istilah virtue ethics theory Ghilyer dalam Soraya

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas pengguna dana untuk. penyenglenggaraan pemerintah seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan reformasi di segala bidang.

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pengendalian mutu. Selanjutnya De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality

BAB 5 PENUTUP. diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang diberikan, profesionalisme menjadi syarat utama bagi. orang yang bekerja sebagai auditor. Ketidakpercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. governance dalam hal ini menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat terhadap Pengelolaan keuangan Negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal menitik beratkan pada pemerintah daerah. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB I PENDAHULUAN. Dari tema judul tesis tersebut diatas yaitu : Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. accountability dan performance accountability (Pusdiklat, 2010). Dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. strategis APIP tersebut antara lain: (i) mengawal program dan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan penggunaan keuangan negara yang dilakukan pihak-pihak. tertentu. Dengan adanya pengawasan ini, pemerintah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan baik di pusat maupun di daerah dengan berbasis kinerja. Tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor pemerintahan merupakan pihak yang sangat berperan dalam pengawasan dan pemeriksaan keuangan negara, auditor harus menunjukkan profesionalismenya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Dalam pelaksanaannya, yang menjadi salah satu tujuan pengawasan keuangan adalah untuk mendeteksi kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi dalam sebuah organisasi pemerintahan. Seorang auditor merupakan orang yang berkompeten dalam memeriksa laporan keuangan yang mana dalam tugas-tugasnya membutuhkan tingkat profesionalisme yang tinggi demi mencapai tingkat kinerja yang maksimal sehingga dapat berdampak pada kinerja dari instansi tempat auditor berada, dalam melaksanakan tugas-tugasnya auditor sering mengalamai tekanan-tekanan baik tekanan dari waktu yang dianggarkan dalam melakukan audit atau tekanan yang lainnya, yang dapat berdampak pada kinerja auditor tersebut. Di era globalisasi sekarang ini auditor dituntut untuk bekerja secara profesional dan anggaran waktu yang terbatas tentu saja menjadi tekanan tersendiri bagi auditor (Prasita dan Hari, 2007:2). Tekanan anggaran waktu yang dibebankan kepada auditor dalam proses pemeriksaan akan menuntut seorang auditor untuk melakukan proses audit dengan cepat dan diharapkan mampu mengerahkan kemampuannya secara profesional walaupun berada dalam tekanan, namun karena karakteristik auditor pasti berbeda-beda maka kinerja yang dihasilkan apabila dibawah tekanan juga berbeda, dalam beberapa situasi kadang kala auditor merasa waktu yang dianggarkan dalam proses audit adalah sebuah motivasi untuk melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya, namun ada juga auditor yang merasa tekanan dari waktu yang dianggarkan itu adalah sesuatu yang dapat menurunkan kinerja auditor itu sendiri. Dalam lingkungan kerja auditor tentu banyak bekerja sama serta berinteraksi dengan auditor-auditor lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan serta permasalahan-permasalahanpun sering terjadi dalam pelaksanaan tugas tersebut, maka seorang auditor selain harus memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, auditor juga harus memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, kecerdasan emosional merupakan kemampuan seorang auditor dalam mengelola emosional diri mereka, kemampuan auditor dalam menyikapi permasalahan yang ada, kemampuan auditor dalam menyelesaikan permasalahan, kemampuan auditor dalam mengendalikan diri mereka sendiri. Situasi kerja yang dirasakan auditor saat melaksanakan tugasnya tentu bermacammacam, dimana dalam kondisi-kondisi tertentu auditor harus dapat bekerja sendiri atau bekerja sama dengan rekan-rekan auditor lainnya sebagaimana mestinya, namun untuk menciptakan kerja sama yang solid, tentu seorang auditor harus mampu memahami kepribadian rekan-rekan satu tim, auditor harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, auditor harus mampu bertahan dalam situasi kerja yang berat sekalipun, agar dapat melakukan semua hal tersebut maka yang harus dimiliki oleh seorang auditor adalah kecerdasan emosional. Demi mencapai kinerja yang diharapkan tentu harus mengacu pada budaya organisasi/instansi itu sendiri, yang mana Budaya Organisasi adalah nilai-nilai yang dianut oleh organisasi tersebut yang nantinya akan menuntun auditor/pegawai pada pencapaian tujuan organisasi, dalam penelitian ini organisasi yang dimaksud adalah Inspektorat yang merupakan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP), baik tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota yang mempunyai peranan amat penting serta signifikan dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta diharapkan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/05/M.PAN/03/2008 menyatakan bahwa pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawassan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efesien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas peyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governace dan clean governance dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efesien, transaparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Agar tercipta kinerja audit yang baik, maka APIP harus memiliki kriteria tertentu dari setiap auditor yang diperlukan untuk merencanakan audit, mengidentifikasi keutuhan profesional auditor dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi audit. Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh setiap auditor pada umumnya adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hatihati (prudent) dalam setiap penugasan. Penggunaan keahlian secara cermat dan seksama(due profesional care) mewajibkan auditor untuk melaksanakan tugasnya secara serius, teliti, dan menggunakan kemampuan dengan mempertimbangkan profesionalnya dalam melaksanakan tugas audit (Pusdiklatwas BPKP, 2008). Kinerja auditor tidak hanya dilihat dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri mereka sendiri serta kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Martin 2000 (dalam Choiriah 2013:4). Dengan kata lain kualitas auditor tidak hanya dilihat dari kemampuan teknis dalam menjalankan proses pemeriksaan,

akan tetapi harus diperhatikan juga kepribadian auditor itu sendiri, dalam hal ini adalah kecerdasan emosional auditor. pada praktiknya, tekanan anggaran waktu yang dibebankan kepada auditor di Dinas Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah menunjukkan dua hal yang berbeda, di satu sisi dengan adanya tekanan anggaran waktu, auditor merasa termotivasi untuk menyelesaikan audit dengan cepat, namun disisi lain auditor merasa tekanan dari anggaran waktu menjadi tekanan tersendiri bagi auditor hingga sering terjadi penyelesaian audit yang keluar dari waktu yang dianggarkan sehingga berdampak pada menurunnya kinerja auditor. Budaya organisasi menjadi patokan dalam pencapaian tujuan suatu organisasi, maka dalam meningkatkan kinerja auditor/pegawai tentu budaya organisasi harus dikembangkan dengan baik sehingga dapat dijalankan aturan-aturan atau nilai-nilai yang diyakini oleh organisasi dan anggotanya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Alwani (2007) tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Penelitian sebelumnya membagi kecerdasan emosional menjadi lima komponen sehingga dijadikan lima variabel yaitu, kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Sedangkan penelitian ini mengkaji kecerdasan emosional secara umum dan tetap menjadikan kecerdasan emosional menjadi satu variabel. Peneliti juga menambah dua variabel yaitu tekanan anggaran waktu dan budaya organisasi. 2. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2007, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. 3. Objek penelitian Alwani (2007) adalah kantor akuntan publik, sedangkan objek penelitian ini adalah Inspektorat yang merupakan auditor internal pemerintah.

Alasan peneliti memilih Inspektorat sebagai objek dalam penelitian ini adalah karena penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini lebih dominan dilakukan pada KAP (Kantor Akuntan Publik) sebagai objek penelitiannya, peneliti memilih Inspektorat yang merupakan instansi pemerintah menjadi objek penelitian juga agar nantinya dapat di bandingkan hasil penelitian yang dilakukan pada KAP dengan penelitian yang dilakukan di Inspektorat sebagai auditor internal pemerintah. Hal ini sesuai dengan saran yang dikemukakan oleh penelitian-penelitian sebelumnya yaitu, hendaknya dilakukan penelitian terkait pada instansi-instansi pemerintah seperti BPK, BPKP, dan Inspektorat. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kecerdasan Emosional Auditor, Tekanan Anggaran Waktu, Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka peneliti membuat identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah kecerdasan emosional dapat mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya? 2. Apakah kecerdasan emosional yang dimiliki auditor dapat meningkatkan profesionalisme auditor? 3. Apakah tekanan anggaran waktu yang diberikan kepada auditor dalam proses audit dapat mempengaruhi kinerja auditor dalam melaksanakan tugasnya? 4. Apakah tekanan anggaran waktu dapat meningkatkan kinerja auditor? 5. Apakah auditor mampu bertahan dalam situasi kerja yang berat dan tekanan anggaran waktu yang ketat dan kaku? 6. Apakah tekanan anggaran waktu dapat memotivasi auditor untuk bekerja lebih baik?

7. Apakah budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja auditor dalam melaksanakan tugasnya? 8. Apakah budaya organisasi dapat menuntun auditor untuk mencapai tujuan organisasi? 9. Apakah budaya organisasi dapat menjadi patokan pencapaian tujuan organisasi? 10. Apakah kecerdasan emosional auditor, tekanan anggaran waktu dalam proses audit, serta budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja auditor? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan indentifikasi masalah diatas, serta agar tidak bias dalam melakukan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh kecerdasan emosional auditor, tekanan anggaran waktu, budaya organisasi terhadap kinerja auditor (Studi Empiris Pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah), baik secara parsial maupun simultan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh kecerdasan emosional auditor terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah? 2. Apakah terdapat pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah? 3. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah? 4. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama antara kecerdasan emosional auditor, tekanan anggaran waktu, budaya organisasi terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh kecerdasan emosional auditor terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah. 2. Untuk mengetahui adanya pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah. 3. Untuk mengetahui adanya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah. 4. Untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama antara kecerdasan emosional auditor, tekanan anggaran waktu, budaya organisasi terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah. 1.6 Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis, serta meningkatkan kemampuan penulis dalam menelliti, serta dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kecerdasan emosional auditor, tekanan anggaran waktu dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor. 2. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan akuntansi atau leboh spesifik yaitu auditing (pemeriksaan akuntansi). Sehingga penelitian ini juga diharapkan nantinya dapat berguna bagi peneliti-peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan bahan referensi yang relevan. 3. Bagi Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah Dengan adanya penelitian ini diharapkan pada auditor agar senantiasa meningkatkan kecerdasan emosional untuk menunjang kinerja yang optimal meskipun berada dalam

tekanan waktu, demikian pula dengan budaya organisasi yang tentunya harus dapat menigkatkan kinerja auditor.