BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA PEKERJA ANAK TERHADAP PENDIDIKAN DI MADUKARAN KELURAHAN KEDUNGWUNI BARAT KEC. KEDUNGWUNI KAB.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM MADUKARAN KELURAHAN KEDUNGWUNI BARAT KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

PERSEPSI TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan pengajaran dan pelatihan. 1 Pendidikan yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bimo Walgito. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar Edisi Ke Dua). Yogyakarta, 1999, Andi Offset hlm.57

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai individu yang hidup di tengah masyarakat, seseorang ingin diakui sebagai

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan untuk mengembangkan potensi tersebut harus dilakukan secara

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA BANJARTURI

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7

BAB IV ANALISIS PENYESUAIAN DIRI REMAJA DALAM ASUHAN IBU TIRI DI DESA KECEPAK BATANG. Diri Remaja dalam Asuhan Ibu Tiri di Desa Kecepak Batang.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pada kebijakan pendidikan. Jika pada awal-awal kemerdekaan. dasar, yaitu PendidikanAnak Usia Dini (PAUD).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

MASALAH-MASALAH INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA DI SEKOLAH

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah minat. Walgito (2010) menyatakan minat mempengaruhi proses hasil

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA KELAS I SDN 7 KUTE PANANG. Zaki Al Fuad 1 dan Zuraini 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber. prasekolah bagi anak-anak sebelum masuk sekolah

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN GURU PPL MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN TERHADAP MINAT BELAJARNYA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masa depan seseorang. Seperti yang dituturkan oleh Menteri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan belajar di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Ali Hamzah, dkk, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENCONTEK PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa

Pendekatan pendidikan yang benar bagi anak tunarungu sangat berpengaruh pada pemenuhan kompetensi belajar mereka. Santrock (2004: 222) menambahkan

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MENGERJAKAN TUGAS-TUGAS SEKOLAH

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KEAGAMAAN REMAJA IPNU-IPPNU RANTING DESA PECAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

Kita akan pergi untuk madu. Ayo, Beruang Kecil! Kita akan pergi untuk madu dan aku tahu ke mana.

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tulus Tu u (2004:81) faktor yang mempengaruhi motivasi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berperan sebagai pendengar saja, ketika guru menerangkan mereka justru

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan terpenting bagi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

2. Faktor pendidikan dan sekolah

PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP LAYANAN ARSIP STATIS DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOKERTO 01 KEC.BANDARKAB. BATANG

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi

BAB III METODE PENELITIAN

PELAYANAN SOSIAL BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

AWAS! JEBAKAN NUMERIK: PERINGKAT, NEM, DAN IPK

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, bidang

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PEDOMAN WAWANCARA. a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik?

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

PERSEPSI SISWA SMAN I LANGGUDU TERHADAP JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SYUKURMAN, M.Pd

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI. Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123

BAB I PENDAHULUAN. apa yang bagus, dan juga terhadap perkembangan belajarnya disekolah. Hal ini. yang sangat besar dalam perkembangan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SDN 185/VII KECAMATAN MANDIANGIN KABUPATEN SAROLANGUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa mempunyai kewajiban untuk belajar terutama bagi siswa kelas IX

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi kehidupan manusia. Banyak orang mengeluhkan dirinya merasa tidak

BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN USIA WAJIB AJAR SEMBILAN TAHUN

KORELASI ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah diatas, Penelitian ini di. penelitian yang menjelaskan tentang penelitian korelasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan seorang anak dipengaruhi oleh tiga lingkungan

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju rodapun akan berjalan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA PEKERJA ANAK TERHADAP PENDIDIKAN DI MADUKARAN KELURAHAN KEDUNGWUNI BARAT KEC. KEDUNGWUNI KAB. PEKALONGAN Analisis Persepsi Orang Tua Pekerja Anak terhadap Pendidikan di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan menguraikan tentang persepsi orang tua terhadap pendidikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua pekerja anak terhadap pendidikan. A. Analisis tentang Persepsi Orang Tua Pekerja Anak Terhadap Pendidikan Di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Analisis ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari fokus penelitian yang di ajukan, dengan cara mengelola hasil data observasi atau pengamatan langsung tentang persepsi orang tua pekerja anak terhadap pendidikan di madukaran kelurahan kedungwuni barat kecamatan kedungwuni kabupaten pekalongan, yang di jadikan sampel dalam penelitian. Proses persepsi tidak dapat terlepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengaran, hidung sebagai alat pembauan, lidah 65

66 sebagai alat pengecapan, merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari individu dengan dunia luarnya. Stimulus yang di indera itu kemudian di organisasikan dan di interpretasikan, sehingga individu menyadari, mengetahui, mengerti tentang apa yang di indera itu, dan proses ini disebut persepsi. 1 Berdasarkan pada hasil wawancara dan penelitian secara langsung bahwa persepsi orang tua pekerja anak terhadap pendidikan di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Semua orang tua menginginkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan sampai tinggi, dengan harapan agar masa depan anaknya menjadi lebih baik dari kehidupan orang tuanya sekarang ini. 1. Suasana Sekolah Dari penelitian di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, orang tua dari anak yang putus sekolah mengatakan bahwa suasana sekolah kurang menyenangkan dan terkadang membuat frustasi, hal ini terjadi disebabkan sebagian besar anak putus sekolah menuturkan bahwa guru yang mengajarnya terlalu galak dan tegas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu HD yang menyatakan bahwa anak saya tidak mau masuk sekolah karena dimarahi tidak mengerjakan PR, dan itu membuat anak saya lebih memilih untuk dirumah sambil bekerja. 2 1 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 87 2 HD, Orang Tua Pekerja Anak, Wawancara Pribadi, Pekalongan 17 Maret 2015

67 2. Pendidikan melahirkan masyarakat yang siap bekerja Menurut Ary H. Gunawan dalam buku Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan, anak yang telah menamatkan suatu jenjang pendidikan diharapkan akan sanggup melakukan sesuatu pekerjaan sebagai mata pencarian memperoleh nafkah. 3 Dari penelitian yang dilakukan di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, persepsi orang tua pekerja anak yang menyatakan mereka yakin bahwa pendidikan dapat melahirkan masyarakat yang siap bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu HID..pendidikannya sampai lulus SMA biar bisa kerja di pabrik yang dekat, kan sekarang kalau mau melamar di pabrik pendidikan terakhir sampai SMA 4 hal ini di dukung dengan pernyataan Ibu SK bahwa Keinginan Pendidikan untuk anak saya sampai jenjang pindidikan SMA, biar mudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. 5 Ibu AM juga berpendapat bahwa Pendidikan yang saya inginkan iya supaya lulus sampai sekolah SMA, agar mudah buat melamar pekerjaan. 6 3 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 65 4 HID, Orang tua pekerja anak, wawancara pribadi, pekalongan 17 Maret 2015 5 SK, Orang tua pekerja anak, wawancara pribadi, pekalongan 19 Maret 2015 6 AM, Orang tua pekerja anak, wawancara pribadi, Pekalongan 25 Maret 2015

68 B. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Orang Tua Pekerja Anak terhadap Pendidikan di Madukaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap pendidikan di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat peneliti menggunakan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap orang tua yang mempunyai anak yang tidak melanjutkan sekolah atau anak yang seharusnya sekolah tetapi malahan bekerja. Berdasarkan pada hasil wawancara yang telah dilakukan kemudian informasi yang diperoleh tersebut dikembangkan berdasarkan fakta-fakta yang sebenarnya. Faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua pekerja anak terhadap pendidikan sudah tentu bemacam-macam dan kadang berbeda antara antara satu orang tua dengan orang tua yang lainnya. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua pekerja anak terhadap pendidikan khususnya di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. 1. Faktor Minat Faktor pertama yang menyebabkan anak putus sekolah adalah rendahnya atau kurangnya minat anak untuk bersekolah, rendahnya minat anak dapat disebabkan oleh perhatian orang tua yang kurang, jarak antara tempat tinggal anak dengan sekolah yang jauh, fasilitas belajar yang kurang, dan pengaruh lingkungan sekitarnya. Minat yang kurang dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan misalnya tingkat

69 pendidikan masyarakat rendah yang diikuti oleh rendahnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan, atau juga lingkungan yang kebanyakan anak telah bekerja sehingga mempengaruhi si anak sekolah untuk ikut berkerja dan meninggalkan sekolah.. Ada pula anak putus sekolah karena malas dan di lingkungan sosialnya terdapat banyak teman yang telah bekerja, hal ini juga sesuai dengan pendapat Ibu RH...anaknya itu sudah tidak mau karena pusing dan malas untuk berfikir dalam mata pelajaran. Jadi lebih memilih untuk bekerja di konveksi tetangga. 7 2. Faktor sekolah Masalah yang berkaitan dengan sekolah sering dihubungkanhubungkan dengan berhentinya siswa bersekolah. Dalam buku yang berjudul Adolescence: Perkembangan Remaja karangan John W. Santrock, menyatakan bahwa salah satu penelitian menyebutkan hampir 50 persen siswa yang putus sekolah menyebutkan alasan yang berkaitan sekolah seperti tidak menyukai sekolahnya, di-skors, dikeluarkan, memiliki lokasi sekolah yang berada di daerah pusat perkotaan, memiliki nilai yang rendah disekolah, bermasalah dengan peraturan disiplin, kurang rajin dalam mengerjakan pekerjaan rumah atau memiliki rasa percaya diri yang lebih rendah. 8 Dari hasil penelitian di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan faktor yang 265 7 SR, Orang tua pekerja anak, wawancara pribadi, Pekalongan 28 Maret 2015 8 John W. Santrock, Adolescence: Perkembangan Remaja, (Jakarta:Erlangga, 2003), hlm.

70 mempengaruhi persepsi orang tua pekerja anak terhadap pendidikan yang berkaitan dengan sekolah sepertin yang dialami oleh CTR, anak dari Ibu HID orang tua pekerja anak yang menyatakan bahwa CTR tidak mau lagi masuk sekolah karena pernah ditegur oleh gurunya karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah, padahal CTR pada saat ada tugas dari sekolah tidak berangkat sehingga tidak tahu kalau ada pr. 9 3. Faktor kondisi sosial ekonomi Banyak siswa berhenti sekolah dan kemudian bekerja untuk membantu memberi dukungan kepada keluarganya. Menurut John W Santrock dalam buku Adolescence: Perkembangan Remaja status ekonomi merupakan faktor utama dari latar belakang keluarga yang berkaitan sangat erat dengan putus sekolahnya seorang siswa. Dari penelitian yang peneliti lakukan di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat, anak yang putus sekolah disebabkan karena keadaan ekonomi. Hal ini sesuai pendapat Ibu SAM (orang tua pekerja anak):.pendidikan yang saya inginkan untuk anak saya, ya sampai tinggi. Tetapi mau bagaimana lagi kenyataannya uang untuk menyekolahkan tidak ada.... 10 dan didukung dengan pernyataan Ibu Farasmizu (orang tua pekerja anak) :..Pendidikan yang saya inginkan (PTR) itu pendidikan sampai minimal SMA lah. Tapi mau bagaimana lagi 9 HD, Orang tua pekerja anak, wawancara pribadi, Pekalongan 17 Maret 2015 10 SAM, Orang tua pekerja anak, wawancara pribadi, pekalongan 19 Maret 2015

71 dengan keadaan ekonomi keluarga yang tidak mampu untuk membiayai sekolahnya kejenjang yang lebih tingi... 11 4. Faktor teman sebaya John W Santrock dalam buku Adolescence: Perkembangan Remaja menuturkan bahwa kebanyakan remaja yang putus sekolah memiliki teman-teman yang juga putus sekolah. Pada suatu penelitian yang di tuturkan John W. Santrock, hubungan teman sebaya buruk pada masa anak-anak berkaitan dengan berhenti dari sekolah dan kenakalan pada masa remaja akhir. Pada penelitian lain, hubungan teman sebaya yang harmonis pada masa remaja berhubungan dengan kesehatan mental yang positif pada usia pertengahan. 12 Hal ini sesuai pendapat Ibu SK Orang tua pekerja anak Keinginan Pendidikan untuk anak saya sampai jenjang pindidikan SMA, biar mudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tetapi karena anak saya itu bilangnya: mak, aku mau bekerja saja, ikut teman, jadi ya mau bagaimana lagi anak saya mintanya mau kerja sama temannya. 13 Dari uraian di atas, dpat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua pekerja anak terhadap pendidikan di Madukaran Kelurahan Kedungwuni Barat Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang pertama yaitu disebabkan minat anak yang rendah untuk bersekolah, faktor kedua yaitu faktor yang berkaitan 11 FAR, Orang tua pekerja anak, wawancara pribadi, pekalongan 23 Maret 2015 12 John W. Santrock, Op.Cit.,hlm.268 13 SK, Orang tua pekerja anak, wawancara pribadi, Pekalongan 19 Maret 2015

72 dengan sekolah, yang ketiga karena faktor sosial ekonomi yang rendah, dan yang terakhir yaitu karena teman sebaya yang putus sekolah.