III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Sugiyono,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen sumber daya manusia,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan Ex Post

agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang dan menjadi objek inferensi, Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cara belajar dan

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. Metodologi Penelitian. XI IPS SMA Negeri 01 Seputih Raman Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah kompetensi yang meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota

BAB III METODE PENELITIAN. independent dan sebagai variabel dependent nya adalah keputusan pembelian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh Hubungan Industrial terhadap

III. METODE PENELITIAN. organisasi pramuka di lingkungan SMP Kartika II-2 dalam menumbuhkan sikap

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh strategi celebrity endorser dari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bersifat eksplanatory

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut diperlukan suatu metode yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi.

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai variabel bebas (X) dan komitmen organisasi sebagai variabel terikat (Y).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif (hubungan)

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surakhmad (2001:139), metode deskriptif adalah ditujukan

III. METODE PENELITIAN. hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan mengenai rasionalitas perilaku konsumsi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peneliti ingin menguji bagaimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap loyalitas

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. adanya metode penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh antara beberapa

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui permasalahan tertentu dan mencari jawabannya yang

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh lingkungan kerja non fisik

Teknik Analisa Data yang diterapkan dalam penelitian ini. atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia (CJFI) Indramayu. Adapun objek yang menjadi variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive area. Menurut

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penyusunan proposal skripsi ini objek yang menjadi sasaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bebas X (independent variable) sedangkan yang menjadi variabel terikat Y

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian. Sedangkan yang dimaksud metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan bahwa, Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel penelitian yaitu variabel motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT Ultrajaya Tbk, yang terletak di Jln.

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu tujuan untuk memecahkan masalah. Menurut Sugiyono (2013: 3) metode

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh gaya kepemimpinan klasik

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Sugiyono, 2005: 54), penelitian kuantitatif merupakan penyelidikan tentang fenomena sosial yang berdasarkan pada pengujian sebuah atau beberapa teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka dan analisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah prediktif teori tersebut benar. Jenis kuantitatif digunakan untuk penyelidikan terhadap faktor yang mempengaruhi atau membentuk budaya organisasi (komunikasi dan lingkungan kerja) terhadap budaya organisasi. Fenomena yang terjadi akan diuji dengan kebenaran teori terhadap kenyataan empirik dari setiap variabel, untuk menggeneralisir dengan prosedur statistik hubungan dan pengaruh variabel sistem komunikasi (X 1 ) dan lingkungan kerja (X 2 ) terhadap variabel budaya organisasi (Y). Metode yang digunakan adalah metode survey. Metode survey pada umumnya lazim digunakan dalam penelitian sosial. Cirri khas penelitian ini adalah data dikumpulkan kuesioner. Penelitian survey digambarkan sebagai suatu proses untuk mentransformasikan komponen informasi ilmiah dengan menggunakan kontrol metodologis. Menurut Singarimbun dan Effendi (2003: 4), penelitian survei dapat digunakan untuk: penjajakan (eksploratif);

47 deskriptif (eksplanatory atau corfirmation), yaitu menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis; evaluasi; prediksi atau meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang; penelitian operasional; pengembangan indikator-indikator sosial. Metode kuantitatif ini juga ditujukan untuk menguji hipotesis, melakukan penjelasan hubungan kausal antara variabel sistem komunikasi dan lingkungan kerja terhadap budaya organisasi, memperoleh fakta dari gejalagejala yang ada, melakukan penyelidikan dan mencari keterangan faktual, kemudian menarik kesimpulan dari responden penelitian. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi dari responden adalah kuesioner sehingga yang cocok dengan penelitian ini adalah metode survei. Hasil scoring terhadap kuesioner yang dikumpulkan dari responden akan ditabulasi dan dianalisis dengan uji statistik regresi untuk menguji hipotesis penelitian. Kemudian dilakukan interpretasi dan pembahasan, membuat kesimpulan dan memberikan saran. B. Variabel Penelitian Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Kerlinger (dalam Sugiyono, 2005: 61), mengemukakan variabel adalah konstrak atau sifat yang akan dipelajari; suatu sifat yang diambil dari suatu nilai; yang merupakan suatu yang bervariasi dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan variasi nilai yang menjadi objek penelitian.

48 Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, sebagai berikut: 1. Variabel independen (variabel bebas), yaitu: variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas adalah lingkungan kerja dan sistem komunikasi. 2. Variabel dependen (variabel terikat), yaitu: variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat adalah budaya organisasi. C. Definisi Konseptual Menurut Azwar (1999: 76), konseptualisasi merupakan proses pemberian definisi teoritis atau definisi konseptual pada sebuah konsep. Pada penelitian kuantitatif sebenarnya kita sudah melakukan konseptualisasi pada bagian kerangka teori. Namun, disini akan dijelaskan mengenai beberapa definisi konseptual yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Lingkungan kerja adalah merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pegawai pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjanya saat bekerja. 2. Sistem komunikasi adalah suatu bagian dalam komunikasi organisasi yang terdiri dari sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam organisasi, struktur formal, pola interaksi informal, pola status dan peranan yang menimbulkan pengharapan-pengharapan yang saling berhubungan dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan.

49 3. Budaya organisasi diartikan sebagai sistem makna bersama yang dipegang oleh anggota organisasi. Sistem tersebut merupakan seperangkat karakteristik utama yang diterapkan, dikembangkan dan dihargai didalam organisasi. Karakteristik tersebut akan membentuk sikap, nilai, norma anggota organisasi dalam bertindak dan berprilaku. Oleh sebab itu, budaya organisasi terdiri seperangkat karakteristik utama yang mempengaruhi anggotanya sehingga memiliki pemahaman dan pemaknaan bersama mengenai organisasi tersebut, mampu menghadapi masalah dan berperilaku yang baik dan benar didalam organisasi. D. Definisi Operasional Singarimbun dan Efendi (2003: 46) mengartikan definisi operasional merupakan operasionalisasi dari konsep-konsep yang digunakan, sehingga memudahkan untuk mengaplikasikannya dilapangan. Berdasarkan definisi operasional suatu penelitian, maka seorang peneliti dapat mengetahui suatu variabel yang diteliti. Dapat diketahui juga indikator-indikator dalam variabel penelitian. Pada pembahasan variabel penelitian diketahui bahwa ada dua variabel independen dan satu dependen. Operasional dari variabel-variabel tersebut akan diuraikan mengidentifikasi indikator-indikatornya, sebagai berikut: 1. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah keadaan di mana tempat kerja yang baik meliputi fisik dan non fisik yang dapat memberikan kesan menyenangkan, aman, tentram, perasaan nyaman, dan lain sebagainya.

50 Lingkungan kerja yang digunakan dalam penelitian ini memiliki indikator sebagai berikut: 1) Lingkungan kerja fisik, seperti penerangan, keamanan, bau-bauan, keberadaan musik, dan dekorasi tempat kerja, yang terjadi pada Dinas Komunikasi dan Informatika merupakan hal yang menarik, dikarenakan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang baru berdiri, sehingga sarana dan prasarana fisik masih belum melengkapi, oleh karena itu perlu adanya tinjauan lebih dalam untuk lingkungan kerja fisik dalam rangka mempengaruhi budaya organisasi. 2) Lingkungan kerja non fisik seperti hubungan antar pegawai, kerjasama antar pegawai, dan rasa aman dan nyaman pegawai dalam bekerja. Kaitannya dalam hal tersebut di atas adalah, pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari orang-orang atau pegawai-pegawai yang masih menyesuaikan untuk melaksanakan tugas pokok fungsi yang baru, dengan dilakukannya penelitian lingkungan non fisik, harapannya dapat terlihat dengan SKPD baru serta pegawai yang masih menyesuaikan masing-masing pekerjaan apakah memiliki memiliki hubungan antar pegawai yang baik, kerjasama serta memiliki rasa aman dan nyaman dalam bekerja. 2. Sistem Komunikasi a. Individu dan kepribadian Adanya individu/orang dalam organisasi menyebabkan organisasi dapat beraktivtas. Individu mempunyai latar belakang, sikap, motivasi

51 yang berlainan dan bersama-sama, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Individu dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya. Dalam kaitannya dengan budaya organisasi, individu saling berinteraksi dan mempengaruhi, dengan klasifikasi sebagai berikut: sangat sering, sering, tidak terlalu, sesekali pernah, tidak pernah sama sekali. b. Struktur Formal Setiap organisasi selalu tersusun berdasarkan prinsip, peraturan, dan prosedur tertentu untuk dapat menjalankan fungsinya secara baik dan ini berkaitan dengan formalisasi organisasi. Dalam kaitannya dengan budaya organisasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan, struktur formal dilaksanakan dengan berbagai rapat/pertemuan yang bersifat formal, dengan klasifikasi: sangat sering, sering, tidak terlalu, sesekali pernah, tidak pernah sama sekali. c. Pola interaksi informal Interaksi sosial antar individu dalam organisasi menghasilkan berbagai bentuk hubungan sosial yang tidak selalu formal sifatnya. Perilaku sosial yang spontan ini kemudian memiliki pola tertentu sehingga memunculkan kelompok informal dalam organisasi untuk memenuhi kebutuhan sosialnya yang tidak dapat dipenuhi oleh organisasi.

52 Dalam kaitannya dengan budaya organisasi pola interaksi informal dilaksanakan dalam bentuk percakapan atau pertemuan informal dengan klasifikasi sebagai berikut: sangat sering, sering, tidak terlalu, sesekali pernah, tidak pernah sama sekali. d. Pola status dan peranan Setiap organisasi memiliki sistem hirarki/sistem berjenjang yang membentuk piramida yang dapat menunjukkan posisi sosial individu dalam organisasi dan memberikan peran dan status tertentu yang dapat menimbulkan pengharapan dari peran dan status yang dimilikinya. Dalam kaitannya dengan budaya organisasi, pola status dan peranan terlihat dari pembagian tugas dalam organisasi, pelimpahan kewenangan/delegasi yang dapat menimbulkan pengharapan berupa adanya promosi jabatan dan ketaatan/kedisiplinan dalam pelaksanaan tugas. Kualifikasinya adalah sangat sering, sering, tidak terlalu, sesekali pernah, tidak pernah sama sekali. e. Keadaan fisik Keadan fisik pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan turut mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan. Dalam kaitannya dengan budaya organisasi, keadaan fisik pegawai diukur dari kondisi fisik ketika melaksanakan pekerjaan. Kualifikasinya adalah sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik dan sangat tidak baik.

53 3. Budaya organisasi Budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang dipegang oleh anggota organisasi. Sistem tersebut merupakan seperangkat karakteristik utama yang diterapkan, dikembangkan, dan dihargai didalam organisasi. Berdasarkan pendapat dan teori yang dikemukakan pada Bab Tinjauan Pustaka, maka disusun indikator-indikator budaya organisasi didasari karakterisitik budaya organisasi, yaitu: inisiatif individu dan toleransi terhadap resiko, kebersamaan, pola komunikasi dan kontrol. Indikatorindikator tersebut diuraiakan sebagai berikut: a) Inisiatif individu dapat dilihat dari seberapa jauh inisiatif seseorang dikehendaki. Seberapa besar seseorang diberi wewenang dalam menjalankan tugasnya serta seberapa luas kebebasannya dalam mengambil keputusan dan bertindak. b) Integrasi yaitu adannya penyatuan visi dan pandangan serta pelaksanaan tugas dalam mencapai tujuan. c) Toleransi terhadap resiko dapat dilihat dari seberapa jauh sumber daya manusia didorong untuk lebih agresif dan inovatif. d) Kontrol dapat dilihat dari adanya peraturan-peraturan dan pengawasan langsung atasan yang digunakan untuk melihat secara keseluruhan dari perilaku pegawai. e) Pola komunikasi dapat dilihat dari pertukaran pesan di dalam organisasi baik yang bersifat vertikal maupun horizontal.

54 Berdasarkan uraian di atas maka dapat disusun operasionalisasi variabel penelitian, sebagaimana disajikan pada tabel berikut: Tabel 2. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Dimensi Skala Data Sistem Komunikasi (Variabel X) Sistem komunikasi adalah suatu bagian dalam komunikasi organisasi yang terdiri dari sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam organisasi, struktur formal, pola interaksi informal, pola status dan peranan yang menimbulkan pengharapan-pengharapan yang saling berhubungan dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan 1. Individu dan kepribadian 2. Struktur formal a. Perbedaan Latar Belakang b. Perbedaan Sikap c. Perbedaan Motivasi d. Saling Mempengaruhi e. Saling Berinteraksi a. Prinsip Organisasi b. Peraturan dan Prosedur c. Pelaksanaan Fungsi organisasi Soal No Ordinal 1-5 6-10 3. Pola interaksi informal 4. Pola status dan peranan a. Interaksi secara tidak formal b. Pola interaksi informal secara berkesinambungan c. Pemenuhan kebutuhan di luar organisasi a. Hirarki yang berjenjang dalam organisasi b. Peran dan status dalam organisasi 11-16 17-18 5. Keadaan fisik a. Keadaan fisik pegawai dalam melaksanakan pekerjaan b. Keterkaitan beban pekerjaan dengan perkembangan keadaan fisik pegawai 19-20

55 Lingkungan Kerja (Variabel Z) Lingkungan kerja adalah merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pegawai pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjanya saat bekerja. 1. Lingkungan Kerja Fisik a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum a. Fasilitas kerja tersedia secara memadai b. Fasilitas kerja berfungi dengan baik dalam mendukung pekerjaan pegawai a. Kenyamanan lingkungan kantor b. Suasana lingkungan kantor yang mendukung pelaksanaan pekerjaan Ordinal 21-24 25-28 2. Lingkungan Kerja Non Fisik a) Hubungan antar pegawai b) Kerjasama antar pegawai c) Rasa nyaman pegawai dalam bekerja a. Pegawai dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan sesama rekan b. Pegawai mampu menyelesaikan masalah yang terjadi antara sesama rekan a. Pegawai saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan yang bersifat tim/kolektif b. Pegawai saling bekerja sama dalam menyelesaikan target waktu dan sasaran dalam bekerja a. Pegawai merasa nyaman dalam bekerja di kantor b. Pegawai konsiten untuk menjaga kenyamanan dalam bekerja 29-33 34-36 37-40

56 Budaya Oganisasi (Variabel Y) Budaya organisasi diartikan sebagai sistem makna bersama yang dipegang oleh anggota organisasi. Sistem tersebut merupakan seperangkat karakteristik utama yang diterapkan, dikembangkan dan dihargai didalam organisasi. Karakteristik tersebut akan membentuk sikap, nilai, norma anggota organisasi dalam bertindak dan berprilaku. 1. Inisiatif individual 2. Integrasi a. Inisiatif pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi b. Inisiatif pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu c. Inisiatif pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan secara tepat sasaran a. Kemampuan pegawai dalam menyamakan visi dalam mencapai tujuan dinas b. Kemampuan pegawai untuk menyamakan kualitas pekerjaan Ordinal 41-46 47-50 3. Dukungan manajemen a. Pimpinan memberikan arahan kepada pegawai dalam bekerja b. Pimpinan menerapkan standar operasional prosedur dalam bekerja c. Pimpinan memberikan penghargaan pada pegawai yang berprestasi 51-56 4. Pengawasan atau kontrol a. Pimpinan melaksanakan pengawasan kepada pegawai dalam bekerja 57-58 b. Pengawasan yang dilaksanakan pimpinan berjalan secara efektif dan mendukung pelaksanaan pekerjaan 5. Pola komunikasi a. Pola komunikasi vertikal (atasan bawahan) b. Pola komunikasi horizontal (bawahan bawahan) 59-60

57 E. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer didapat dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan yang menjadi responden terkait tanggapan terhadap sistem komunikasi dan lingkungan kerja serta budaya organisasi. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan peneliti. Data sekunder juga diperlukan untuk melengkapi informasi. Data juga diperoleh dari dokumen-dokumen, seperti Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah-LAKIP), artikel-artikel maupun jurnal-jurnal dan sumbersumber lain yang relevan dan dapat diterima. F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Soleh (2005: 4) populasi adalah himpunan atau kumpulan dari semua objek yang akan diteliti. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan yang berjumlah 38 orang. 2. Sampel Selanjutnya, dari jumlah populasi tersebut maka akan diambil sampel penelitian. Sampel diartikan Bungin (2005: 106) adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel merupakan

58 bagian dari populasi yang akan diteliti, untuk menentukan besar sampel agar representatif atau benar-benar mewakili dari seluruh populasi (Nazir, 1998: 302). Adapun pengambilan sampel berpedoman kepada pendapat Arikunto, (2000: 104), bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah total dari keseluruhan populasi yaitu 38 orang, maka sampel yang diperoleh adalah sebanyak 38 orang dari jumlah pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan. Pengambilan sampel dari keseluruhan anggota populasi ini disebut total sampling. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Observasi, yaitu teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap objek penelitian

59 2. Kuesioner, untuk mengumpulkan data primer, dengan cara memberikan kuesioner kepada responden dan menyediakan alternatif jawaban. 3. Dokumentasi, untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai referensi seperti buku dan literatur lain yang berhubungan dengan penelitian. H. Skala Data dan Penentuan Skor Kuesioner menggunakan skala ordinal sebagai skala pengukuran. Sugiyono (2005: 134) menyebutkan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Kemudian, untuk jawaban setiap pernyataan yang menggunakan skala ordinal mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan menggunakan kata-kata sangat setuju, setuju, raguragu, tidak setuju dan sangat setuju. Guna pemberian skor maka peneliti mangacu pada pendapat Sugiyono (2005: 134), yakni: 1. Responden yang memilih jawaban sangat setuju, diberi skor 5 2. Responden yang memilih jawaban setuju, diberi skor 4 3. Responden yang memilih jawaban ragu-ragu, diberi skor 3 4. Responden yang memilih jawaban tidak setuju, diberi skor 2 5. Responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju. Diberi skor 1 Selanjutnya, Sugiyono (2005: 134) mengemukakan bahwa jika menggunakan skala ordinal dapat dibuat dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. Penelitian ini menggunakan sistem checklist.

60 I. Teknik Pengolahan Data Data penelitian yang telah didapat akan diolah menggunakan langkahlangkah, sebagaimana dikemukakan Nazir (1998: 218), sebagai berikut: 1. Tahap Editing Yaitu tahap memeriksa kembali data yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin keabsahannya yang kemudian dipersiapkan ketahap selanjutnya memeriksa hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. 2. Tahap Tabulasi Yaitu tahap mengelompokkan jawaban-jawaban yang serupa secara teratur dan sistematis. Tahap ini dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban-jawaban responden yang serupa. Melalui tabulasi data akan tampak ringkas dan bersifat merangkum. Data-data yang telah diperoleh dari lapangan kemudian disusun kedalam bentuk tabel, sehingga pembaca dapat melihat dan memahaminya dengan mudah. 3. Tahap Interpretasi Data Yaitu memberikan penafsiran atau penjabaran dari data yang ada pada tabel untuk dicari makna yang lebih luas dengan menghubungkan jawaban dari responden dengan hasil yang lain, serta dari dokumentasi yang ada. J. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Pengujian validitas instrument penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Setelah hasil perhitungan per item pertanyaan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh

61 maka angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Jika nilai hitung korelasi product moment lebih kecil atau dibawah angka kritik tabel korelasi nilai r maka pertanyaan tersebut tidak valid. Jika nilai hitung korelasi prdict moment lebih besar atau di atas angka kritik tabel korelasi nilai r maka pertanyaan tersebut valid (Singarimbun dan Effendi, 2003: 137). Untuk mencari reabilitas keseluruhan item adalah dengan mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh menggunakan rumus koefisien alfa (Cronbach) yaitu: Keterangan: k = Nilai reliabilitas = Jumlah item pertanyaan = Nilai varians masing-masing item Arikunto (2000: 93). Setelah hasil nilai koefisien alfa (Cronbach) didapatkan maka nilai tersebut dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Jika nilai alfa lebih kecil dari angka kritik tabel korelasi nilai r maka pertanyaan tersebut tidak reliabel. Jika nilai hitung korelasi product moment lebih besar dari angka kritik tabel korelasi nilai r maka pertanyaan realibel (Arikunto 2000: 93). K. Teknik Analisis Data Dengan mengingat bahwa data penelitian masih dalam ukuran ordinal maka harus dinaikkan menjadi interval. Untuk mengubah data dari ukuran ordinal menjadi ukuran interval digunakan Methode of Successive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

62 1. Menentukan banyaknya frekuensi (f i ) 2. Menghitung proporsi dengan rumus P i = Frekuensi Jumlah Frekuensi 3. Menghitung proporsi kumulatif (PK) = P i 1 + P 1 4. Menetapkan nilai Z yang diperoleh dari tabel normal baku 5. Menghitung Scala Value (SV) dengan rumus: SV = DaLL - DaUL AuUL AuLL Keterangan: SV = Scala Value DaLL = Density at Lower Limit DaUL = Density at Upper Limit AuUL = Area under Upper Limit AuLL = Area under Lower Limit (Sugiyono, 2005: 114) Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh variabel sistem komunikasi (X) dan lingkungan kerja (Z) terhadap budaya organisasi (Y). Analisis data yang digunakan adalah Analisis Jalur (Path Analysis), dengan model berikut: X Z Y Analisis jalur ini digunakan untuk menelaah hubungan antara model kausal yang telah dirumuskan peneliti atas dasar pertimbangan teoritis dan pengetahuan tertentu. Hubungan kausal selain didasarkan pada data, juga didasarkan pada pengetahuan, perumusan hipotesis dan analisis logis, sehingga dapat dikatakan analisis jalur dapat digunakan untuk menguji seperangkat hipotesis kausal serta menafsirkan hubungan tersebut. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan tingkat signifikansi 0,05 sebagaimana yang lazim dipakai dalam tradisi ilmu sosial. (Sugiyono, 2005: 201)

63 Untuk mengetahui kategori pengaruh maka nilai yang diperoleh kemudian diinterpretasikan pada koefisien sebagai berikut: Nilai 0,801 sampai dengan 1,000 Nilai 0,601 sampai dengan 0,800 Nilai 0,401 sampai dengan 0,600 Nilai 0,201 sampai dengan 0,400 Nilai 0,001 sampai dengan 0,200 Pengaruh Sangat Kuat Pengaruh Kuat Pengaruh Cukup Kuat Pengaruh Lemah Pengaruh Sangat Lemah (Sugiyono, 2005: 132) L. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Untuk menguji kebenaran hipotesis secara simultan (bersama-sama) menggunakan Uji F, dengan terlebih dahulu menentukan nilai F hitung, menggunakan rumus sebagai berikut, : R (n - k - 1) 2 Fhit 2 k (1 - R Keterangan : F hit = Nilai Uji F R = Korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel ) Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Kriteria pengujiannya adalah: a. Jika F hitung < F tabel maka tidak ada pengaruh signifikan b. Jika F hitung > F tabel maka ada pengaruh signifikan (Sugiyono, 2005: 141)

64 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Untuk menguji kebenaran hipotesis secara parsial (satu persatu) menggunakan Uji t, dengan terlebih dahulu menentukan nilai t hitung, menggunakan rumus: t hitung r n - 2 1 - r 2 Keterangan : t hit = Pengujian signifikansi koefisien korelasi product moment r 2 = Korelasi Product moment n = Jumlah anggota sampel Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengujiannya adalah: a. Jika t hitung < t tabel maka tidak ada pengaruh signifikan b. Jika t hitung > t tabel maka ada pengaruh signifikan (Sugiyono, 2005: 144)