BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk mengetahui, meniru dan menyusun cara-cara untuk mematahkan. terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan jasa perbankan tumbuh begitu pesat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa didalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

PERAN PERSEPSI SWITCHING COST MEMODERASI CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP CUSTOMER LOYALTY STUDI PELANGGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strateginya, perusahaan akan mengalami suatu kegagalan apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi didunia bisnis modern. Adapun perubahan yang terjadi ditandai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi mengenal

BAB II LANDASAN TEORI. kesetiaan. Secara umum loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di dunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam. memengaruhi pembangunan nasional demi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis dalam industri jasa semakin meningkat di Indonesia. Setiap

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini di Indonesia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun non verbal. Bentuk-bentuk komunikasi tersebut diwujudkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan terutama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bank pemerintah terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2005, Bank

BAB I PENDAHULUAN. memanjakan pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. perekonomian negara. Upaya Pemerintah terhadap pengembangan UMKM

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang memiliki karakteristik unik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial intermediary. berharga serta penanaman dana lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan dan loyalitas anggota dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB I PENDAHULUAN. harapan mereka, sehingga mampu memberikan kepuasan kepada para konsumen atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bisnisnya, bukan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

BABI PENDAHULUAN. Pemasaran adalah kegiatan manus1a yang diarahkan untuk memenuhi. kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis yang semakin ketat persaingannya belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian sangatlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1 pergeseran yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan, meningkat menjadi harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan perbankan saat ini semakin berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan dalam hal Dana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta lainnya. Pergantian undang-undang tersebut telah mengubah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan bank dan semakin

PT. : : : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan pasar yang tidak menentu dan tingkat persaingan antar bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bahkan hampir setiap transaksi ekonomi dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. peranan dan keikutsertaannya dalam membangun ekonomi negara, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam membantu tumbuh kembangnya perekonomian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya persaingan kompetitif antar pengusaha dalam segala sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman informasi dan globalisasi, kompetisi yang terjadi pada seluruh bidang usaha menjadi semakin ketat ditandai dengan semakin banyaknya lini produk yang ditawarkan oleh setiap perusahaan. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk harus mempunyai strategi dalam mempertahankan konsumen melalui kualitas produk dan jasa misalnya dengan memberikan pelayanan berkualitas kepada konsumen. Dalam kondisi ini pesaing tidak terlalu sulit untuk mengetahui, meniru dan menyusun cara-cara untuk mematahkan keunggulan strategi lawannya, disamping itu konsumen sudah semakin kritis terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Menurut Ma ruf (2005), sikap perusahaan sebagai penjual barang atau jasa mulai bergeser dari yang berorentasi pada penjualan menjadi perusahaan yang berorentasi pada konsumen. Hal ini berarti bahwa setiap perusahaan harus cermat menentukan kebutuhan konsumen bukan dari sudut pandang perusahaan melainkan dari sudut pandang kebutuhan konsumen. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam persaingan adalah bagaimana setelah konsumen menerima dan merasakan manfaat atau nilai dari suatu produk, konsumen tersebut telah memiliki perilaku loyal, rasa puas, dan komitmen terhadap produk tersebut. Costumer loyalty menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian dalam pemasaran suatu perusahaan. Pada umumnya kecenderungan perusahaan memakai

2 ukuran kepuasan konsumen sebagai standar untuk memantau perkembangan produk maupun jasa yang dimilikinya, hal ini didasari oleh kepercayaan bahwa bertahannya konsumen akan membuat pendapatan perusahaan meningkat. Beberapa perusahaan seringkali terjerumus dalam persepsi bahwa hanya kepuasan konsumenlah yang paling penting untuk diperhatikan, tanpa mementingkan kualitas jasa yang juga merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengetahui costumer loyalty. Perusahaan harus lebih berkonsentrasi sepenuhmya dan mengerti akan beberapa pendorong tercapainya loyalitas konsumen. Kepuasan konsumen merupakan salah satu prioritas utama yang harus selalu diperhatikan dalam suatu perusahaan, karena jika konsumen merasa puas maka dapat menciptakan loyalitas antara konsumen dengan perusahaan, yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Seperti yang telah diuraikan oleh Schanaars (Tjiptono dan Chandra, 2005) bahwa pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para konsumen yang merasa puas. Terciptanya kepuasan dapat memberikan manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumennya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas konsumen dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan. Menurut Irene (2009:61), kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (konsumen) setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (konsumen yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya.

3 Selanjutnya, kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya (Dadang, 2010:38). Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh konsumen semakin tinggi. Bila kepuasan konsumen semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut, demikian pula sebaliknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan konsumen pindah pada produk lain. Konsumen yang puas akan terus melakukan pembelian pada badan usaha tersebut sehingga terciptanya sebuah loyalitas dengan produk yang dimiliki perusahaan tersebut. Dalam kepindahan pada produk lain konsumen juga sebenarnya dihadapkan dengan semacam biaya atau kegiatan tambahan yang bisa membuat keinginan berpindah itu berkurang atau menjadi semacam beban tambahan, hal ini disebut dengan switching cost. Menurut Aydin et al. (2005), switching cost menjadi semacam strategi ekstra dalam lingkungan persaingan dan beberapa perusahaan pun mengakui bahwa switching cost sebagai kunci dasar dalam pencapaian pengembangan persaingan (Ricki dan Raharso, 2008). Biaya ini dapat menunda atau membatalkan keinginan seorang konsumen untuk berpindah menggunakan barang atau jasa yang dimiliki kompetitor hal ini didefinisikan sebagai switching cost pada umumnya. Switching cost juga dapat diartikan sebagai semacam sikap emosional dan psikologikal tidak semata-mata sebuah motif ekonomi (Yang dan Paterson, 2004).

4 Perusahaan-perusahaan jasa maupun barang di Bali, seiring perkembangannya pasti akan membutuhkan dana untuk tambahan modal kerja yang nantinya digunakan untuk membiayai stock barang, menutupi piutang, memperluas prospek usaha, investasi asset, maupun untuk memperlancar cash flow mereka. Perbankan sebagai salah satu fungsi intermediasi berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi khususnya dalam dunia usaha tersebut, dana yang ditampung dari masyarakat akan disalurkan kembali kepada kegiatan perekonomian yang bersifat produktif dalam bentuk kredit modal kerja. Oleh karena itu, kredit modal kerja hingga saat ini masih merupakan komponen asset terbesar bagi perbankan Indonesia. Emiten bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2013 di tengah ekonomi Indonesia yang melambat. Total laba bersih dari empat emiten bank BUMN mencatatkan laba sekitar Rp 40,16 triliun sepanjang tahun 2013, selanjutnya Bank Mandiri akan disiapkan menjadi bank terbesar Nomor 1 di Asia karena telah mencatatkan laba tumbuh 17,4% menjadi sebesar Rp 18,2 triliun dan pertumbuhan asset menjadi Rp 733,1 triliun pada tahun 2013. Analisis PT Trust Securities bersama Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin menyatakan pertumbuhan kinerja sektor bank yang positif ini ditopang dari pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 21,5% pada akhir 2013 menjadi Rp 472,4 triliun dari Rp 388,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya dengan rasio Non Profit Loan (NPL) hanya 0,58%. Dilihat dari segmentasi, kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh bisnis, dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro mencapai 42,3% dengan jumlah

5 debitur kredit mikro juga meningkat menjadi 349,6 ribu nasabah dari 315,4 ribu nasabah di tahun 2012 sedangkan pada sektor produktif modal kerja hanya tumbuh sebesar 23,3% dibandingkan tahun 2012, maka tentunya berdasarkan rapor tahun 2013 ini, manajemen PT Bank Mandiri (Persero), Tbk harus melakukan strategi dan berbagai upaya lainnya untuk mempertahankan konsumen mengingat produk-produk bank sangat mudah untuk diduplikasi maka posisi tawar konsumen semakin tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan konsumen memiliki kesempatan untuk memilih bank dan beralih dari satu bank ke bank yang lain walaupun pada dasarnya ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan konsumen sebelum beralih ke pesaing salah satunya adalah biaya peralihan yang mencakup finansial maupun non finansial. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk untuk benar-benar melayani nasabahnya dengan baik khususnya pengguna kredit modal kerja PT Bank Mandiri (Persero), Tbk mempunyai unit usaha khusus yang dinamakan Business Banking Center. Sesuai dengan namanya, peruntukan kredit ini banyak dimanfaatkan oleh nasabah PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai barang tersebut terjual.

6 Berikut ini adalah Tabel 1.1 mengenai jumlah kredit dan debitur pengguna kredit modal kerja dari tahun 2009 hingga 2013. Tabel 1.1 Jumlah Kredit dan Debitur Pada Business Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Tahun 2009-2013 Tahun Baki Debet (Rp.000) Pertumbuhan (%) Jumlah Debitur (Orang) Pertumbuhan (%) 2009 880.176.224,06-1.065-2010 1.024.176.224,06 16,36% 1.139 6,95% 2011 1.225.214.180,62 19,63% 1.233 8,25% 2012 1.470.789.447,78 20,04% 1.350 9,49% 2013 1.802.454.673,55 22,55% 1.479 9,56% Jumlah 6.402.810.750,08-6.266 - Rata-rata 1.280.562.150,01 19,65% 1.253 8,56% Sumber : PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. (Data olahan, 2014) Berdasarkan data Tabel 1.1 dapat dijelaskan dengan rata-rata peningkatan sejumlah 19,65% untuk jumlah kredit dan 8,56% dalam jumlah debitur. Keuntungan bank di dapat dari bunga dari jumlah baki debet atau saldo debet dari fasilitasi yang telah ditarik oleh debitur. Pada tabel diatas menunjukan minat konsumen untuk menggunakan produk kredit Business Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. semakin tahunnya semakin meningkat. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen dari pengguna kredit Business Banking Center Denpasar, berikut ini diuraikan tentang tingkat kepuasan konsumen Business Banking Center Denpasar PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Tahun 2012, seperti yang tersaji pada Tabel 1.2

7 Tabel 1.2 Jumlah Tingkat Kepuasan Pelanggan pada BBC Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Tahun 2013 Bulan Jumlah Komentar (Orang) Jumlah Keluhan Januari 75 2 Pebruari 94 1 Maret 85 4 April 100 3 Mei 125 3 Juni 97 1 Juli 78 4 Agustus 90 5 September 105 7 Oktober 115 9 November 140 9 Desember 150 9 Jumlah 1.254 57 Sumber: Quality Assurance BBC Denpasar (Data Olahan, 2014) Berdasarkan data pada Tabel 1.2 mengenai jumlah keluhan nasabah pada produk kredit yang ditawarkan oleh Business Banking Center Denpasar, dapat dilihat bahwa masih terdapat beberapa keluhan yang terjadi tentang pelayanan maupun produk yang ditawarkan atau dimiliki oleh Business Banking Center Denpasar selama tahun 2013, hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah keluhan yang terjadi terdapat 57 konsumen dari 1254 konsumen atau 4,45% yang merasa pelayanan maupun produk yang ditawarkan belum memenuhi keinginan konsumen, ketidakpuasan nasabah dalam penggunaan produk atau layanan bisa menyebabkan berpindahnya nasabah kepada penyedia jasa lainya. Hubungan baik dan kualitas layanan yang diusahakan oleh perusahaan dapat menciptakan kepuasan pada konsumen serta komitmen yang merujuk pada kepercayaan yang kuat sebagai ukuran untuk mengetahui pentingnya sebuah hubungan tetap dijaga.

8 Pada akhirnya, tercipta pula konsekuensi yang berupa perilaku untuk secara intensif berhubungan dengan perusahaan berupa customer loyalty. Prinsip dari modal kerja ini adalah penggunaan modal yang akan habis dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan atau bahan-bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi lalu dijual baik secara tunai atau kredit selanjutnya memperoleh uang tunai kembali. Jangka waktu pengembalian kredit modal kerja ditetapkan satu tahun sesuai perjanjian kredit awal dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan kemampuan debitur untuk melunasi. Untuk mengetahui bagaimana tingkat perputaran kredit Business Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, berikut ini data mengenai tingkat pelunasan kredit Tabel 1.3. Tabel 1.3 Jumlah Kredit Yang Lunas pada Business Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Tahun 2009-2013 Tahun Jumlah Pelunasan Pertumbuhan Debitur Pertumbuhan (Rp.000) (%) (Orang) (%) 2009 110.928.110,55 71 2010 118.332.664,29 6,68% 89 25,35% 2011 131.942.516,06 11,50% 103 15,73% 2012 152.671.428,01 15,71% 131 27,18% 2013 187.882.012,09 23,06% 159 21,37% Jumlah 513.874.718,90-553 - Rata-Rata 102.774.943,78 14,24% 111 22,41% Sumber: PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. (Data olahan, 2014) Melihat data pada Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa kinerja nasabah dalam melunasi atau menyelesaikan kredit cukup baik karena selama 5 tahun terjadi kenaikan rata-rata sejumlah 14,24% per tahunnya atau 111 orang debitur per tahunnya, pelunasan ini bisa menggambarkan usaha atau modal kerja yang

9 digunakan terserap dengan baik dan memberikan modal yang baik dalam menjalankan usahanya sehingga bisa melakukan pelunasan bagi kredit yang di pinjamnya sesuai perjanjian kredit awal. Dalam bisnis perbankan, loyalitas suatu nasabah bisa diukur dari kenaikan jumlah nasabah, berikut ini adalah alasan mengapa para pengguna kredit pada Bussiness Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. melakukan pelunasan kreditnya. Tabel 1.4 Alasan Pelunasan Kredit pada Business Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Tahun 2013 Alasan Jumlah Pelunasan (Rp) Jumlah Debitur (Orang) Persentase Lunas jatuh tempo/angsuran 96,195,590,191 80 51,20% Take Over Bank Lain 46,031,092,962 41 24,50% Exit strategi (usaha menurun) 45,655,328,938 38 24,30% JUMLAH 187,882,012,091 159 100,00 % Sumber : BBC Denpasar, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. (Data olahan) Tabel 1.4 menunjukan bahwa terdapat beberapa alasan nasabah kredit Bussiness Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk melakukan pelunasan kreditnya, sejumlah 51,2% data pelunasan menunjukan bahwa kredit tersebut telah jatuh tempo tepat pada waktu yang ditetapkan pada saat penandatanganan perjanjian kredit selanjutnya sejumlah 24,3% menunjukan pelunasan dikarenakan alasan exit strategy dimana bidang usahanya mengalami penurunan performa sehingga manajemen Business Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk sengaja melakukan cara untuk melunasi kredit debitur agar tidak menunggak kewajiban bunga dan pokok dikemudian hari biasanya dengan melakukan pelelangan agunan debitur dan 24,5% menunjukkan

10 pelunasan dikarenakan adanya dana pelunasan yang diberikan oleh bank lain (take over). Pelunasan yang dikarenakan jatuh tempo dan exit strategy merupakan hal yang wajar dalam dunia perbankan, tetapi yang sangat perlu diperhatikan oleh pihak manajemen Business Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. adalah angka 24,5% dari data pelunasan yang dikarenakan take over bank lain. Data ini bisa menunjukan loyalitas nasabah telah mengalami penurunan sejumlah 24,50% atau sejumlah 41 nasabah pindah menggunakan produk bank lain. Angka tersebut menunjukan terjadi suatu masalah dalam pelayanan atau produk yang ditawarkan Business Banking Center Denpasar PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Berdasarkan pada kondisi tersebut sangatlah penting bagi perusahaan untuk mengetahui mengapa konsumen beralih ke pesaing, selain itu juga penting bagi penyedia jasa perbankan untuk memperhatikan alasan-alasan yang menjadi pertimbangan konsumen beralih ke pesaing dengan tujuan agar perusahaan perbankan dapat mempertahankan konsumen eksisting mereka. Perusahaan harus mencari dan membangun inisiatif tentang kepuasan spesifik yang bertujuan meningkatkan hambatan beralih dalam kondisi seperti ini (Edward dan Sahadev, 2011). Studi menunjukkan bahwa ketika konsumen menginvestasikan waktu, uang dan usaha, semua item ini didefinisikan sebagai switching costs yang dapat menghasilkan persepsi untuk mengalami kesulitan untuk beralih. Penelitian juga menunjukkan bahwa hambatan beralih mungkin memiliki efek baik dan interaksi

11 pada loyalitas konsumen, semakin tingginya persaingan khususnya di sektor perbankan, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha mempertahankan pangsa pasar dengan berfokus pada mempertahankan konsumen yang sudah ada (Lee et al, 2001). Jika perusahaan terus hanya berusaha menarik konsumen baru untuk menggantikan konsumen yang sudah berpindah, tidak mungkin perusahaan dapat tumbuh dan meraih pangsa pasar. Mengembangkan hubungan jangka panjang, kini memiliki nilai yang lebih baik serta dianggap sebagai metode yang lebih efektif untuk pertumbuhan perusahaan dan peningkatkan profitabilitas. Berdasarkan fenomena diatas, penelitian ini akan mencoba mengungkap apakah dengan semakin tingginya biaya peralihan suatu produk/jasa akan memperkuat hubungan kepuasan terhadap loyalitas konsumen ataupun sebaliknya. 1.2 Rumusan Masalah Pada uraian dalam latar belakang masalah telah dijelaskan bahwa customer loyalty dapat dipengaruhi oleh dua factor yaitu customer satisfaction dan switching cost, sehingga rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty pada konsumen pengguna kredit modal kerja di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 2) Bagaimanakah peran persepsi switching cost memoderasi pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty konsumen pengguna kredit modal kerja di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.

12 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara rinci dijabarkan sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty pada konsumen pengguna kredit modal kerja di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 2) Untuk mengetahui peran switching cost memoderasi pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty pada konsumen pengguna kredit modal kerja di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperjelas hubungan atau konsep dari peran moderasi switching cost dalam pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty. 2) Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. untuk merumuskan kebijakan dalam menentukan strategi untuk meningkatkan customer loyalty dan customer satisfaction.