Laporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017 Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Ketua Delegasi Indonesia pada HLD RECI UN-ESCAP Bangkok, 21 April 2017
Penyelenggaraan HLD RECI UN-ESCAP High-level Dialogue on Regional Economic Cooperation and Integration (RECI) for Enhancing Sustainable Development in Asia and the Pacific, pada tanggal 20-21 April 2017: 1. dibuka secara resmi oleh Under-Secretary-General and Executive Secretary of UNESCAP; 2. dihadiri oleh Minister of Information and Communication dari Buthan, Minister for Disaster Management and Humanitarian Affairs dari Afghanistan, Vice-Chairman of National Planning Commission dari Nepal, dan Vice Minister of Commerce dari Thailand; 3. diikuti oleh para pejabat senior (eselon I) dari 32 negara dari Asia Pasifik, serta perwakilan dari lembaga multilateral seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, UN-ILO, UN-WHO, UN-Climate Change, UNEP, Sekretariat APEC, Eurasian Economic Commission. 2
Topik Bahasan pada HLD RECI UN-ESCAP 1. pengembangan integrasi pasar; 2. kelancaran konektivitas perhubungan, energi, dan teknologi informasi dan telekomunikasi; 3. penguatan kerjasama keuangan; 4. peningkatan kerjasama ekonomi dan teknis untuk mengatasi masalah kerentanan dan risiko bencana. Delegasi Indonesia yang diwakili Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menjadi salah satu narasumber pada sesi pembahasan topik keempat, terkait dengan peningkatan kerjasama ekonomi dan teknis untuk mengatasi kerentanan dan risiko bencana. 3
Rangkuman Pembahasan Topik HLD RECI (1) Pertama, dalam pengembangan keterpaduan pasar, diperlukan komitmen dari negaranegara di Asia dan Pasifik dalam melanjutkan berbagai kesepakatan perdagangan dan investasi yang telah ada, dengan mengupayakan pengurangan biaya transaksi perdagangan melalui penghapusan berbagai hambatan yang dihadapi, termasuk meningkatkan promosi regional untuk memperluas jaringan perdagangan di tingkat regional dan global. Kedua, dalam peningkatan kelancaran konektivitas perhubungan, energi, dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), diperlukan komitmen yang kuat dari negara-negara di Asia dan Pasifik di dalam meningkatkan ketersediaan infrastruktur pendukung konektivitas di sektor perhubungan, energi, dan TIK, tidak hanya secara internal di masing-masing negara, dengan sekaligus meningkatkan keterkaitannya dengan jaringan konektivitas dalam lingkup regional, seperti yang selama ini telah diinisasi UNESCAP melalaui Asian Highway, Trans-Asian Railway Network, Asian Energy Highway, dan Asia- Pacific Information Superhighway, yang memerlukan kesepakatan diantara negara-negara di Asia dan Pasifik untuk bersama-sama menetapkan kebijakan, peraturan, dan target di tingkat regional dan sub-regional. 4
Rangkuman Pembahasan Topik HLD RECI (2) Ketiga, dalam penguatan kerjasama keuangan, diperlukan komitmen dari negaranegara di Asia dan Pasifik dalam meningkatkan peran pemerintah dan swasta di dalam pembiayaan pembangunan, diantaranya melalui peningkatan penerimaan dari pajak, pengembangan pasar modal, serta penguatan skim kemitraan pemerintah dan swasta untuk pembangunan infrastruktur, yang diarahkan untuk dapat memperbaiki kondisi makroekonomi dan stabilitas finansial di tingkat regional dan sub-regional. Keempat, dalam peningkatan kerjasama ekonomi dan teknis dalam mengatasi kerentanan dan risiko bencana, diperlukan komitmen yang kuat diantara negaranegara di Asia dan Pasifik dalam rangka penanggulangan bencana alam, terutama terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, diantaranya melalui pembagian data dan informasi serta pengetahuan (knowledge management sharing) terkait pengurangan risiko dan kerentanan terhadap bencana, untuk dapat membagun ketahanan dan ketangguhan negaranegara di Asia dan Pasifik dalam penanggulangan bencana. 5
Kesepakatan Pokok HLD RECI (1) Pertama, untuk mengembangan keterpaduan pasar, diperlukan pengurangan hambatan non-tarif dan kesepakatan dalam mempermudah kerangka peraturan dan standarisasi, yang direkmendasikan dalam bentuk kesepakatan untuk cross-border paperless trade di Asia dan Pasifik. Kedua, untuk memperlancar konektivitas sektor perhubungan, energi dan TIK, direkomendasikan untuk menguatkan kesepakatan di tingkat bilateral dan multilateral, seperti yang telah dilakukan oleh Komite Perhubungan UNESCAP untuk peningkatan kerjasama di sektor perhubungan. 6
Kesepakatan Pokok HLD RECI (2) Ketiga, rekomendasi yang disampaikan untuk penguatan kerjasama keuangan, terutama terkait dengan perbaikan terhadap kapasitas pengelolaan krisis ekonomi, penguatan penetrasi pasar, dan mencari terobosan sumber pembiayaan khususnya untuk pembangunan infrastruktur. Keempat, disampaikan rekomendasi untuk dapat meningkatkan kerjasama selatan-selatan dalam lingkup Asia dan Pasifik untuk penguatan kapasitas penanggulangan bencana yang difokuskan pada pengurangan kerentanan dan risiko bencana di tingkat regional Asia dan Pasifik. 7
Penguatan Kerjasama Ekonomi dan Teknis dalam Mengatasi Kerentanan dan Risiko Bencana di Asia Pasifik Khususnya dalam penguatan kerjasama ekonomi dan teknis dalam mengatasi kerentanan dan risiko bencana di Asia dan Pasifik, dimana Pemerintah Indonesia dianggap sebagai champion dalam pengurangan risiko bencana, beberapa hal yang diharapkan dalam diskusi yang berkembang dalam high-level dialogue RECI yang difasilitasi UN-ESCAP, terkait dengan 3 (tiga) rekomendasi sebagai berikut: 1. perlu dibentuknya suatu forum pengurangan kerentanan dan risiko bencana di tingkat regional dan subregional di Asia dan Pasifik, dengan belajar dari pengalaman Indonesia dalam penanganan bencana tsunami Aceh dan gempa dan tanah longsor, serta adaptasi perubahan iklim khususnya pada wilayah kepulauan, yang diperlukan sebagai pembelajaran untuk negara-negara di wilayah Pasifik yang berbasis kepulauan; ( 2. perlu dibangun Pusat Data dan Informasi Kebencanaan di tingkat regional dan sub-regional Asia dan Pasifik, untuk menjadi knowledge management center dalam pengurangan kerentanan dan risiko bencana serta adaptasi perubahan iklim, disesuaikan dengan karakteristik kerentanan dan risiko bencana di masing-masing wilayah, seperti yang telah dibangun Pemerintah Indonesia di Aceh untuk Pusat Studi Tsunami dan di Yogyakarta untuk Pusat Studi Longsor serta di Bandung untuk Pusat Studi Gempa; dan 3. perlu ditingkatkan kapasitas dari negara-negara di Asia dan Pasifik melalui program kerjasama pelatihan kebencanaan yang berbasis karakteristik kerentanan dan risiko bencana yang spesifik diperlukan, yang bisa memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Pemerintah Indonesia, seperti Pusdiklat Kebencanaan di BNPB yang bertaraf internasional, untuk bisa menjadi center of excellence untuk pengurangan risiko bencana di wilayah Asia dan Pasifik. 8
Penutup dan Tindak Lanjut Hasil dan rekomendasi dari high-level dialogue dalam Regional Economic Cooperation and Integration for Enhancing Sustainable Development in Asia and the Pacific ini diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh masing-masing negara di Asia dan Pasifik, untuk: 1. segera mengkonsolidasikan berbagai kebijakan dan regulasi secara internal; 2. peningkatan dan penguatan kerjasama di tingkat regional dan subregional; 3. memperluas kerjasama dengan mitra pembangunan bilateral dan multilateral yang terkait, dalam mengupayakan pembangunan wilayah Asia dan Pasifik yang lebih baik dalam kerangka pembangunan berkelanjutan 2030. 9
Terima Kasih Untuk Penjelasan Lebih Lanjut, mohon dapat menghubungi: Suprayoga@bappenas.go.id dan yogahadi@gmail.com 10