Laporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015 Unit : Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

Deklarasi Dhaka tentang

Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan APMC on Public Private Partnerships, 15 April 2010 Kamis, 15 April 2010

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

Diskusi Post event Feedback G20 Summit. INFID, 3 Oktober 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERDAGANGAN INTERNASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

lebih banyak pihak yang akan hadir dalam General Assembly nanti. Mengenai materi presentasi juga mereka dapat diminta bantuannya untuk membawakan

Sambutan Presiden RI pada Asia Pasific Ministerial and Governors Conference, Jakarta,28 Agustus 2012 Selasa, 28 Agustus 2012

INDONESIA NEW URBAN ACTION

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

FAQ BADAN KEBIJAKAN FISKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68/PMK.011/2014 TENTANG

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

RENCANA KEGIATAN DESK REGIONAL BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN (Januari - Desember 2013)

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/M-DAG/PER/8/2010

AKSI BEIJING UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI ASIA (Beijing Action for Disaster Risk Reduction in Asia) 29 September 2005

Peran Kementerian ATR/BPN dalam Adaptasi Perubahan Iklim untuk Mencapai Tujuan NDC

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penguatan Kemampuan Perundingan Pejabat Pemerintah Dalam Perdagangan Sektor Jasa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

Peran dan Kontribusi K/L: Implementasi Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim

Implementasi SDGs di Tingkat Global dan Keterkaitannya dengan Isu Kekayaan Intelektual

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Perdagangan dan Pembangunan Infrastruktur Rabu, 23 November 2016

Gambaran Umum G20. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa kerja sarna perdagangan bebas (Free Trade

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

Pendekatan dan Tantangan Pengembangan Wilayah. Dr. Saut Sagala Perencanaan Wilayah dan Kota - Institut Teknologi Bandung

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.344, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Strategi Adaptasi. Perubahan Iklim. Kesehatan.

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI

No JABATAN TUGAS MEMBAWAHI UNIT

Kerja sama ekonomi internasional

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1018/MENKES/PER/V/2011 TENTANG

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

BADAN STANDARDISASI NASIONAL RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan.

MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN)

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

Bapak Mohamad Aliamsyah, Kepala Pusat Data dan

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

1) Sumber Daya Air, 2) Pertanian dan Ketahanan Pangan, 3) Kesehatan Manusia, 4) Ekosistem daratan,

Peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia

bajo dan perubahan iklim/ dan mereka memanen rumput/

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Emisi global per sektornya

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)

ECONOMIC COOPERATION XXI TAHUN 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

PENINGKATAN KAPASITAS PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Background Paper PEMBIAYAAN UNTUK PEMBANGUNAN

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/423/2017 TENTANG TIM TEKNIS ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN

PROYEK NSLIC/ NSELRED

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Laporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017 Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Ketua Delegasi Indonesia pada HLD RECI UN-ESCAP Bangkok, 21 April 2017

Penyelenggaraan HLD RECI UN-ESCAP High-level Dialogue on Regional Economic Cooperation and Integration (RECI) for Enhancing Sustainable Development in Asia and the Pacific, pada tanggal 20-21 April 2017: 1. dibuka secara resmi oleh Under-Secretary-General and Executive Secretary of UNESCAP; 2. dihadiri oleh Minister of Information and Communication dari Buthan, Minister for Disaster Management and Humanitarian Affairs dari Afghanistan, Vice-Chairman of National Planning Commission dari Nepal, dan Vice Minister of Commerce dari Thailand; 3. diikuti oleh para pejabat senior (eselon I) dari 32 negara dari Asia Pasifik, serta perwakilan dari lembaga multilateral seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, UN-ILO, UN-WHO, UN-Climate Change, UNEP, Sekretariat APEC, Eurasian Economic Commission. 2

Topik Bahasan pada HLD RECI UN-ESCAP 1. pengembangan integrasi pasar; 2. kelancaran konektivitas perhubungan, energi, dan teknologi informasi dan telekomunikasi; 3. penguatan kerjasama keuangan; 4. peningkatan kerjasama ekonomi dan teknis untuk mengatasi masalah kerentanan dan risiko bencana. Delegasi Indonesia yang diwakili Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menjadi salah satu narasumber pada sesi pembahasan topik keempat, terkait dengan peningkatan kerjasama ekonomi dan teknis untuk mengatasi kerentanan dan risiko bencana. 3

Rangkuman Pembahasan Topik HLD RECI (1) Pertama, dalam pengembangan keterpaduan pasar, diperlukan komitmen dari negaranegara di Asia dan Pasifik dalam melanjutkan berbagai kesepakatan perdagangan dan investasi yang telah ada, dengan mengupayakan pengurangan biaya transaksi perdagangan melalui penghapusan berbagai hambatan yang dihadapi, termasuk meningkatkan promosi regional untuk memperluas jaringan perdagangan di tingkat regional dan global. Kedua, dalam peningkatan kelancaran konektivitas perhubungan, energi, dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), diperlukan komitmen yang kuat dari negara-negara di Asia dan Pasifik di dalam meningkatkan ketersediaan infrastruktur pendukung konektivitas di sektor perhubungan, energi, dan TIK, tidak hanya secara internal di masing-masing negara, dengan sekaligus meningkatkan keterkaitannya dengan jaringan konektivitas dalam lingkup regional, seperti yang selama ini telah diinisasi UNESCAP melalaui Asian Highway, Trans-Asian Railway Network, Asian Energy Highway, dan Asia- Pacific Information Superhighway, yang memerlukan kesepakatan diantara negara-negara di Asia dan Pasifik untuk bersama-sama menetapkan kebijakan, peraturan, dan target di tingkat regional dan sub-regional. 4

Rangkuman Pembahasan Topik HLD RECI (2) Ketiga, dalam penguatan kerjasama keuangan, diperlukan komitmen dari negaranegara di Asia dan Pasifik dalam meningkatkan peran pemerintah dan swasta di dalam pembiayaan pembangunan, diantaranya melalui peningkatan penerimaan dari pajak, pengembangan pasar modal, serta penguatan skim kemitraan pemerintah dan swasta untuk pembangunan infrastruktur, yang diarahkan untuk dapat memperbaiki kondisi makroekonomi dan stabilitas finansial di tingkat regional dan sub-regional. Keempat, dalam peningkatan kerjasama ekonomi dan teknis dalam mengatasi kerentanan dan risiko bencana, diperlukan komitmen yang kuat diantara negaranegara di Asia dan Pasifik dalam rangka penanggulangan bencana alam, terutama terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, diantaranya melalui pembagian data dan informasi serta pengetahuan (knowledge management sharing) terkait pengurangan risiko dan kerentanan terhadap bencana, untuk dapat membagun ketahanan dan ketangguhan negaranegara di Asia dan Pasifik dalam penanggulangan bencana. 5

Kesepakatan Pokok HLD RECI (1) Pertama, untuk mengembangan keterpaduan pasar, diperlukan pengurangan hambatan non-tarif dan kesepakatan dalam mempermudah kerangka peraturan dan standarisasi, yang direkmendasikan dalam bentuk kesepakatan untuk cross-border paperless trade di Asia dan Pasifik. Kedua, untuk memperlancar konektivitas sektor perhubungan, energi dan TIK, direkomendasikan untuk menguatkan kesepakatan di tingkat bilateral dan multilateral, seperti yang telah dilakukan oleh Komite Perhubungan UNESCAP untuk peningkatan kerjasama di sektor perhubungan. 6

Kesepakatan Pokok HLD RECI (2) Ketiga, rekomendasi yang disampaikan untuk penguatan kerjasama keuangan, terutama terkait dengan perbaikan terhadap kapasitas pengelolaan krisis ekonomi, penguatan penetrasi pasar, dan mencari terobosan sumber pembiayaan khususnya untuk pembangunan infrastruktur. Keempat, disampaikan rekomendasi untuk dapat meningkatkan kerjasama selatan-selatan dalam lingkup Asia dan Pasifik untuk penguatan kapasitas penanggulangan bencana yang difokuskan pada pengurangan kerentanan dan risiko bencana di tingkat regional Asia dan Pasifik. 7

Penguatan Kerjasama Ekonomi dan Teknis dalam Mengatasi Kerentanan dan Risiko Bencana di Asia Pasifik Khususnya dalam penguatan kerjasama ekonomi dan teknis dalam mengatasi kerentanan dan risiko bencana di Asia dan Pasifik, dimana Pemerintah Indonesia dianggap sebagai champion dalam pengurangan risiko bencana, beberapa hal yang diharapkan dalam diskusi yang berkembang dalam high-level dialogue RECI yang difasilitasi UN-ESCAP, terkait dengan 3 (tiga) rekomendasi sebagai berikut: 1. perlu dibentuknya suatu forum pengurangan kerentanan dan risiko bencana di tingkat regional dan subregional di Asia dan Pasifik, dengan belajar dari pengalaman Indonesia dalam penanganan bencana tsunami Aceh dan gempa dan tanah longsor, serta adaptasi perubahan iklim khususnya pada wilayah kepulauan, yang diperlukan sebagai pembelajaran untuk negara-negara di wilayah Pasifik yang berbasis kepulauan; ( 2. perlu dibangun Pusat Data dan Informasi Kebencanaan di tingkat regional dan sub-regional Asia dan Pasifik, untuk menjadi knowledge management center dalam pengurangan kerentanan dan risiko bencana serta adaptasi perubahan iklim, disesuaikan dengan karakteristik kerentanan dan risiko bencana di masing-masing wilayah, seperti yang telah dibangun Pemerintah Indonesia di Aceh untuk Pusat Studi Tsunami dan di Yogyakarta untuk Pusat Studi Longsor serta di Bandung untuk Pusat Studi Gempa; dan 3. perlu ditingkatkan kapasitas dari negara-negara di Asia dan Pasifik melalui program kerjasama pelatihan kebencanaan yang berbasis karakteristik kerentanan dan risiko bencana yang spesifik diperlukan, yang bisa memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Pemerintah Indonesia, seperti Pusdiklat Kebencanaan di BNPB yang bertaraf internasional, untuk bisa menjadi center of excellence untuk pengurangan risiko bencana di wilayah Asia dan Pasifik. 8

Penutup dan Tindak Lanjut Hasil dan rekomendasi dari high-level dialogue dalam Regional Economic Cooperation and Integration for Enhancing Sustainable Development in Asia and the Pacific ini diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh masing-masing negara di Asia dan Pasifik, untuk: 1. segera mengkonsolidasikan berbagai kebijakan dan regulasi secara internal; 2. peningkatan dan penguatan kerjasama di tingkat regional dan subregional; 3. memperluas kerjasama dengan mitra pembangunan bilateral dan multilateral yang terkait, dalam mengupayakan pembangunan wilayah Asia dan Pasifik yang lebih baik dalam kerangka pembangunan berkelanjutan 2030. 9

Terima Kasih Untuk Penjelasan Lebih Lanjut, mohon dapat menghubungi: Suprayoga@bappenas.go.id dan yogahadi@gmail.com 10