BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung ataupun tidak tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1981:3). Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

I. PENDAHULUAN. Zaman globalisasi ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model, pendekatan, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. surat) dengan tulisan melihat banyaknya manfaat yang akan diperoleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. yakni menulis karya sastra dan melisankan karya sastra. proses belajar mengajar, sehingga dapat mencapai hasil yang baik dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. menulis akan memudahkan siswa untuk mengkonsumsikan menuangkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

membuat siswa semakin malas dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling kompleks dan paling tinggi tingkatannya, sebab dalam kegiatan menulis seseorang menuangkan segala gagasan ke dalam bentuk tulisan. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung ataupun tidak tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1981:3). Dalam perkembangannya menulis tidak lagi dipahami sekadar proses pengungkapan gagasan atau cara berkomunikasi melalui tulisan. Menulis telah menjadi gaya dan pilihan untuk mengaktualisasi diri, alat untuk membebaskan diri dari berbagai tekanan emosi, sarana membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Morseydalam Tarigan, 2002:122), Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. (Morsey, 2002:122) dalam Tarigan. 1

2 Menulis cerpen merupakan salah satu kegiatan dari sastra. Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa.. Di dalam proses kreatif sastra, terdapat aktivitas berupa munculnya ide dalam benak penulis; menangkap dan merenungkan ide dengan mencatatnya; mematangkan ide agar lebih jelas dan utuh; membahasakan ide dan menatanya; menulis ide dalam bentuk karya sastra Purba (2008:70). Cerpen merupakan salah satu dari karya sastra yang merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan menulis, melalui cerpen siswa diberi kebebasan untuk menuangkan pikiran atau idenya dalam bentuk uraian dengan kalimat sederhana tetapi tidak menyimpang dari tema atau makna dan unsur-unsur yang membangun cerpen. Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen adalah cerita yang berbentuk proses yang relative pendek. Pengertian relatif tidak begitu jelas ukurannya. Ada yang mengartikan pendek dapat dibaca selagi duduk dengan waktu yang kurang dari satu jam. Ada yang melihat dari jumlah kata yang terdapat di dalamnya. Yang lebih tepat dalam mengartikan pendek adalah berdasarkan unsur-unsur intrinsik tertentu yang tidak kompleks. Dengan kata lain, cerpen memiliki karakter, plot dan latar yang terbatas. Menurut Nurgiyantoro (1995: 10), walaupun sama-sama pendek, panjang cerpen itu sendiri bervariasi. Ada cerpen yang pendek (short short story), bahkan mungkin pendek sekali, berkisar 500-an kata; ada cerpen yang panjangnya cukupan (middle short story), serta ada cerpen yang panjang (long short story), yang terdiri dari puluhan (atau bahkan beberapa puluh) ribu kata. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang tertuang di dalam silabus, dituliskan bahwa salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa kelas

3 Xdengan standar kompetensi menulis, yakni mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman cerita pendek. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen disebabkan oleh banyak faktor, yakni:kurang latihan, kurangnya minat siswa pada cerpen, keterbatasan waktu untuk meluangkan hasil pemikiran di dunia cerpen, dan yang lebih berpengaruh adalah kinerja guru sebagai pendidik. Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh system pembelajaran disekolah yang memang masih sangat teoretis dan proses belajar cenderung sepihak. Bagi siswa maupun guru, penulisan karya sastra merupakan kegiatan yang membosankan. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan seriana (2006: 38-40) dengan judul Kemampuan Mencerpenkan Lagu Bulan Karya Ian Kasela Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2005/2006, diperoleh nilai rata-rata siswa dari 36 orang siswa yaitu 2188 : 36 = 60, 77 dengan rincian nilai: siswa yang memeroleh nilai 80-100 berjumlah 2 orang (6%), memeroleh nilai 66-79 berjumlah 6 orang (17%), memeroleh nilai 56-65 berjumlah 20 orang (55%) dan memeroleh nilai dibawah 55 sebanyak 8 orang (22%). Berdasarkan nilai yang diperoleh, kemampuan siswa dalam menulis cerpen dikategorikan cukup. Menyikapi permasalahan tersebut diperlukan satu strategi pembelajaran yang dapat menjawab permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran menulis cerpen.salah satunya adalah strategi critical incident (pengalaman penting).strategi critical incident (pengalaman penting) adalah strategi untuk mengaktifkan siswa sejak dimulainya pembelajaran.strategi ini membuat siswa mengingat dan mendiskripsikan pengalaman masa lalunya yang sesuai dengan topik materi belajar. Penerapan strategi critical incident (pengalaman penting) dapat membantu siswa untuk mendapatkan ide untuk mengembangkan sebuah cerita pendek.langkah-langkah yang dilakukan

4 dalam kelas adalah siswa dengan pasangannya mengungkap sebuah cerita yang pernah dialaminya, mengingatnya secara kronologis kemudian ide-ide cerita itu dituangkan dalam sebuah cerita pendek.strategi ini memudahkan siswa dalam mengungkapkan ide cerita, karena cerita yang dituliskan adalah pengalaman yang pernah mereka alami dan diimajinasikan secara menarik. Untuk mengetahui apakah strategi Critical Incident (Pengalaman Penting) ini memang benar bisa menjawab permasalahan di atas.maka, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul Pengaruh Strategi Critical Incident (Pengalaman Penting) terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ditemukan beberapa masalah yaitu: 1. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen. 2. Kurangnya minat siswa dalam menulis cerpen. 3. Penggunaan strategi pembelajaran yang monoton. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi padapermasalahan pengaruh strategi critical incident (pengalaman penting) terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 3 Binjai tahun pembelajaran 2013/2014.

5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka terdapat tiga hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini. 1. Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen sebelum penerapan strategi critical incident (pengalaman penting) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Binjai? 2. Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen sesudah penerapan strategi critical incident (pengalaman penting) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Binjai? 3. Bagaimanakah pengaruh strategi critical incident (pengalaman penting) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Binjai dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar menulis cerpen? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen sebelum penerapan strategi critical incident (pengalaman penting) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Binjai 2. untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen sesudah penerapan strategi critical incident (pengalaman penting) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Binjai 3. untuk mengetahui pengaruh strategi critical incident (pengalaman penting) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Binjai dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar menulis cerpen.

6 F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian dapat diperoleh manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis Manfaat teoretis yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran dan referensi kajian penelitian lebih lanjut untuk dipertimbangkan dalam memperbaiki kualitas pendidikan. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa 1) Meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen. 2) Meningkatnya motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen. b. Bagi guru 1) Meningkatnya profesionalisme guru. 2) Sebagai salah satu strategi yang dapat digunakan bagi guru bahasa Indonesia pada materi menulis cerpen. 3) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan Strategi critical incident dalam pembelajaran menulis cerpen. 4) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan materi menulis cerpen pada siswa. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatnya kualitas pembelajaran menulis cerpen baik proses maupun hasil dalam pelajaran bahasa Indonesia.

7 2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah. d. Bagi peneliti Pedoman bagi penulis sebagai calon guru agar dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran.