PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Pengaruh Pelaksanaann Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Diah Eko Martini ...ABSTRAK...

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mengingat dampak yang buruk depresi postpartum yang diderita seorang

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

Siti Rohma Perbasya 1 dan Fitri Ekasari 2 ABSTRAK

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) ABSTRAK

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA KELAS IBU HAMIL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TERHADAP KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI TT DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG CARA MENGATASI MUAL MUNTAH DI BPS NY. WIDI ASTUTIK, Amd.Keb.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER II TENTANG FE DENGAN KEPATUHAN MINUM TABLET Fe DI DESA MOJOKARANG KECAMATAN DLANGGU MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KELAS IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGANJUK

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya


HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

MODEL KELAS IBU HAMIL UNTUK PEMETAAN RISIKO KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PERSALINAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Transkripsi:

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN Faizatul Ummah.......ABSTRAK....... Perawatan kehamilan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan serta meningkatkan status kesehatan ibu maupun janin, namun demikian masih banyak ibu hamil yang kurang baik dalam melakukan perawatan kehamilannya. Survei awal pada 6 Pebruari 2013 di Puskesmas Lamongan terhadap 6 ibu hamil yang periksa, 4 (66,67%) ibu hamil masih kurang baik dalam melakukan perawatan kehamilannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelas ibu hamil terhadap perilaku perawatan kehamilan. Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experiment (Non Randomized Control Trial). Populasi sumber adalah ibu hamil di Puskesmas Lamongan dan besar sampel 40 ibu hamil yang diambil secara purposive sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, 20 ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil dan 20 ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil. Variabel independen adalah kelas ibu hamil dan variabel dependennya perawatan kehamilan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, dan dianalisis menggunakan uji Mann Whitney dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden yang tidak mengikuti kelas ibu hamil memiliki perilaku perawatan kehamilan yang kurang baik yaitu 17 responden (85%) dan sebagian besar responden yang mengikuti kelas ibu hamil memiliki perilaku perawatan kehamilan yang baik yaitu 12 responden (60%). Hasil uji statistik terdapat pengaruh kelas ibu hamil terhadap perawatan kehamilan dan secara statistik signifikan ( Z = - 5,214, ρ=0,000). Ibu hamil yang mengikuti kelas hamil perawatan kehamilannya lebih baik dibanding dengan yang tidak mengikuti kelas ibu hamil. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan sosialisasi program kelas ibu hamil melalui promosi dan edukasi agar semua ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil sehingga mampu melakukan perawatan kehamilan dengan baik demi terwujudnya kesehatan ibu dan bayi yang optimal. Keywords: Kelas Ibu Hamil, Perawatan Kehamilan. PENDAHULUAN.. Program pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai proses fisiologis normal dengan hasil akhir sebagian besar kehamilan adalah baik. Walaupun demikian, semua kehamilan mengandung beberapa risiko baik untuk ibu maupun bayi. Oleh sebab itu penting sekali untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani komplikasi secara dini, sebelum komplikasi menjadi kedaruratan yang mengancam nyawa (WHO, 2003). The Millenium Development Goals for Health (MDGs) dibidang kesehatan merumuskan delapan tujuan utama, salah satunya menurunkan angka kematian ibu dan bayi (WHO, 2002). Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan kematian ketika persalinan, serta untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Dalam menjalankan perannya, ibu hamil diharapkan dapat melakukan perawatan kehamilannya dengan benar. Namun sayangnya, tidak semua ibu hamil SURYA 9 Vol.02, No XV Agustus 2013

dapat melaksanakan perawatan kehamilan secara benar. Hasil survei awal di Puskesmas Lamongan pada 6 Februari 2013 kepada 6 ibu hamil yang periksa, 4 (66,67 %) ibu hamil masih kurang baik dalam melakukan perawatan kehamilannya dan 2 (33,33%) ibu hamil sudah cukup baik dalam melakukan perawatan kehamilannya. Melihat data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak ibu hamil yang belum melakukan perawatan kehamilan dengan baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam merawat kehamilannya, meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah usia dan paritas, sedangkan faktor eksternal meliputi pengetahuan, sikap, ekonomi, sosial budaya, geografis, dan dukungan orang terdekat. Pengetahuan ibu hamil tentang perawatan kehamilan dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, usia, pendidikan (formal dan non formal), minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi. Kelas ibu hamil merupakan salah satu contoh pendidikan non formal yang sangat baik untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan kehamilan. Pengetahuan tentang perawatan kehamilan merupakan dasar untuk terbentuknya perilaku perawatan kehamilan yang baik.oleh sebab itu peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang bagaimana merawat kehamilan yang benar sangat penting untuk dilakukan. Salahsatunya melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan kehamilan melalui penyuluhan merupakan langkah yang cukup efektif untuk merubah perilaku ibu hamil dalam melakukan perawatan kehamilan yang baik. Penyuluhan kesehatan ibu dan anak umumnya dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang di berikan pada waktu ibu melakukan pemeriksaan kehamilan atau pada waktu kegiatan posyandu. Penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus dan memiliki kelemahan antara lain: 1)Pengetahuan yang diperoleh terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat konsultasi, 2) Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang dibe rikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas, 3) Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemanta uan atau pembinaan secara lintas sektor dan lintas program, 4) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan. Untuk mengatasi beberapa kelemahan di atas, program kesehatan ibu dan anak (KIA) sebagai program prioritas melalui fokus strategi making pregnancy safer (MPS) salah satu kebijakannya adalah memberikan fasilitas kesehatan yang ditujukan kepada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan. Kegiatan yang direncanakan ada lah pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Peserta kelas ibu hamil yaitu ibu hamil yang berusia 5 8 bulan. Kelas ibu hamil dilakukan tiga kali tatap muka, dalam satu bulan dilakukan satu kali tatap muka (Depkes RI dan JICA, 2008). Pembelajaran kelompok atau cooperative learning, seperti kelas ibu hamil ini memiliki keunggulan, diantaranya peserta didik yakni dalam hal ini ibu-ibu hamil dapat belajar secara berkelompok bersama temantemannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan ide atau gagasannya, mereka juga berfikir untuk memecahkan masalah yang dihadapinya serta membuat keputusan yang bijak dalam menghadapi pelbagai kemungkinan masalah yang muncul (Isjoni, 2010). Pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu dan efisien SURYA 10 Vol.02, No XV Agustus 2013

melalui proses kerjasama dan saling membantu (sharing) seperti ini akan tercapai proses dan hasil belajaryang produktif (Djahiri, 2004; dalam Isjoni,2010).. Dengan mengikuti kelas ibu hamil ini diharapkan ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan kehamilan sehingga terbentuk perilaku perawatan kehamilan yang baik pula. METODE PENELITIAN.. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental (Non Randomized Control Trial) dengan desain post test only controlled group desain. Sampel penelitian diambil dari ibu hamil yang periksa di Puskesmas Kecamatan Lamongan sebanyak 40 orang dengan teknik Purposive Sampling yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang mengikuti kelas hamil 20 orang dan kelompok yang tidak mengikuti kelas hamil 20 orang (kelompok kontrol). Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan diuji menggunakan uji Mann- Whitney U-Test. HASIL.PENELITIAN 1. Data Umum 1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas Kecamatan Lamongan No. Umur Frekuensi Prosentase 1. < 20 thn 8 20,0 2. 20 34 thn 28 70,0 3. >35 thn 4 10,0 Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden berusia antara 20 35 tahun yaitu sejumlah 24 orang atau 80,0 %. 2) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Kecamatan Lamongan No. Pendidikan Frekuensi Prosentase 1. SD/sederajat 0 0.0 2. SMP/sederajat 9 22.5 3. SMA/sederajat 24 60.0 4. Perguruan Tinggi 7 17.5 Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien berpendidikan SMA yaitu 24 orang atau 60 %. 3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Kecamatan Lamongan No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase 1. Tidak 15 37.5 bekerja 2. Petani 0 0.0 3. Wiraswasta 20 50.0 4. PNS 0 0.0 5 Swasta 5 12.5 Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa separoh dari responden bekerja wiraswasta yaitu 20 orang atau 50.0%. 4) Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di Puskesmas Kecamatan Lamongan No. Hamil ke Frekuensi Prosentase 1. 1 (primigravida) 19 47.5 2. 2-3 21 52.5 (multigravida) 3. 4 atau lebih (grandemultigrvida) 0 0.0 SURYA 11 Vol.02, No XV Agustus 2013

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa lebih dari sebagian responden adalah hamil yang ke-2 dan ke-3 (multiprimigravida) yaitu 21 orang atau 52.5%. 2. Data Khusus 1) Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Ibu Hamil Tabel 5. Perilaku Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Lamongan No. Perawatan Kehamilan Frekuensi Persen tase 1. Baik 12 60 2. Cukup Baik 8 40 3. Tidak Baik 0 0 Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang mengikuti kelas ibu hamil melakukan perawatan kehamilan dengan baik yaitu sebanyak 12 orang atau 60 %, dan tidak ada satupun yang tidak baik dalam melakukan perawatan kehamilan ( 0 % ). 2) Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil yang Tidak Mengikuti Kelas Ibu Hamil Tabel 6. Perilaku Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil yang Tidak Mengikuti Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Lamongan No Perawatan Kehamilan Frekuen si Persen tase 1. Baik 0 0 2. Cukup Baik 3 15 3. Tidak Baik 17 85 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden yang tidak mengikuti kelas ibu hamil perilaku perawatan kehamilannya tidak baik yaitu 17 orang atau 85%, dan tidak satupun yang melakukan perawatan kehamilan dengan baik (0%). 3) Pengaruh Kelas Hamil terhadap Perawatan Kehamilan Tabel 7. Tabulasi Silang Pengaruh Kelas Ibu Hamil terhadap Perawatan Kehamilan di Puskesmas Kecamatan Lamongan No 1 2 Kelas Hamil Tidak ikut Ikut Perawatan Kehamilan Kurang Cukup Baik 17 85% 0 0% 3 15% 8 40% 11 27.5% 0 0% 12 60% 12 30% Total 20 100% 20 100% 40 100% Total 17 42.5% Mann Whitney test: Z= -5.214 p=0.000 Berdasarkan tabel 7 didapatkan bahwa responden yang mengikuti kelas ibu hamil sebagian besar melakukan perawatan kehamilan dengan baik yaitu 60 %, sedangkan responden yang tidak mengikuti kelas ibu hamil hampir seluruhnya tidak baik dalam melakukan perawatan kehamilan yakni 85 %. Hasil Uji Mann Whitney (U Test). dengan bantuan perangkat lunak computer program Statistical Product and Service Solution ( SPSS ) 16.0 for window dengan nilai kemaknaan 0.05 didapatkan nilai Z = - 5,214 (ρ = 0,000). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kelas ibu hamil terhadap perawatan kehamilan. Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil, perilaku perawatan kehamilannya semakin baik dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil. PEMBAHASAN.. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan bahwa hampir seluruh (85%) ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil memiliki perilaku perawatan kehamilan yang kurang baik dan sebagian besar (60%) ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil memiliki perilaku perawatan kehamilan yang baik. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kelas ibu hamil terhadap perawatan kehamilan di Puskesmas Lamongan SURYA 12 Vol.02, No XV Agustus 2013

kabupaten Lamongan (Z= -5.214, p= 0.000). Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil memiliki perilaku perawatan kehamilan yang lebih baik dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil. Kelas hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Kelas ibu hamil di peruntukkan bagi ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009). Isjoni (2010) menyatakan bahwa model pembelajaran kelompok atau cooperative learning saat ini banyak diterapkan karena salah satu keungulannya adalah peserta didik atau pebelajar dapat belajar secara berkelompok bersama temantemannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan ide atau gagasannya, mereka akan berfikir untuk memecahkan masalah, mengeluarkan ide dan membuat keputusan yang bijak dalam menghadapi pelbagai kemungkinan masalah yang muncul. Model pembelajaran kelompok, seperti kelas ibu hamil ini akan memungkinkan pebelajar (dalam hal ini ibuibu hamil) dapat meraih keberhasilan dalam belajar, dan melatih mereka untuk memiliki ketrampilan berpikir (thinking skill) maupun ketrampilan sosial (social skill). Dengan demikian, pengetahuan tentang materi yang diberikan pada saat tatap muka di kelas ibu hamil akan semakin baik dan akan berupaya untuk menerapkannya dalam perilaku perawatan kehamilannya. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan dasar terbentuknya sikap yang kemudian diaplikasikan dalam tindakan nyata sehingga hal ini yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku dan dengan pengetahuan yang baik dapat digunakan sebagai dasar untuk bertindak. Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil melalui kelas ibu hamil. Petugas kesehatan harus meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada ibu hamil agar mengikuti kelas ibu hamil. Karena meskipun dalam setiap pemeriksaan ANC bidan selalu memberikan konseling secara perorangan, namun hal ini masih mempunyai banyak kekurangan diantaranya; pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat konsultasi, konseling yang diberikan tak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas, tidak ada rencana kerja sehingga tidak ad a pemantauan atau pembinaan secara lintas sector dan lintas program, pelaksanaan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan. KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Sebagian besar ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil melakukan perawatan kehamilan dengan baik. 2. Sebagian besar ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil melakukan perawatan kehamilan dengan tidak baik. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kelas ibu hamil terhadap perawatan kehamilan di Puskesmas Kecamatan Lamongan (p=0.000). Dengan melihat kesimpulan hasil penelitian diatas, maka disarankan setiap institusi yang memberikan pelayanan antenatal care mengadakan program kelas ibu hamil serta meningkatkan upaya promosi dan edukasi agar semua ibu hamil dapat mengikuti kelas ibu hamil yang diharapkan dapat meningkatkan perawatan kehamilan yang baik sehingga kesehatan ibu dan bayi optimal. SURYA 13 Vol.02, No XV Agustus 2013

...DAFTAR PUSTAKA... Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC Depkes RI. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia tahun 2001 2010. http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 15.30 WIB. Depkes RI. 2008. Sistem Kesehatan Nasional. http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 16.30 WIB. Depkes RI. 2010. Visi Misi Indonesia Sehat. http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 02 Februari 2013 pukul 18.32 WIB. Depkes RI dan JICA.2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Depkes RI dan JICA. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Isjoni. 2010. Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penerapan Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Siahaan, Santi. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Perawatan Kehamilan (Ante Natal Care (ANC) Diakses pada tanggal 11 Februari 2013 pukul 16.40 WIB. Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Varney, Helen dkk. 2007. Buku asuhan kebidanan volume 1. Jakarta : EGC SURYA 14 Vol.02, No XV Agustus 2013